Share

S2~151

Kacau.

Intan tidak pernah menduga, masalahnya dengan sampai bisa menimbulkan perkelahian seperti sekarang. Karena panik, Intan tidak hanya menghubungi Lintan, tetapi ia juga menelepon Widi. Hanya dua hal tersebut yang bisa Intan lakukan, karena sebagai wanita hamil, ia juga tidak bisa berbuat banyak.

Karena bimbingan belajar berjarak tidak sampai satu kilometer dari kafe yang didatangi Intan, maka Widi bisa datang lebih dulu ke tempat kejadian.

“Saya, minta maaf, Bu,” ujar Intan tertunduk di depan Widi. Merasa bersalah, karena semua hal ini terjadi gara-gara Intan.

Widi menghela. Beralih dari Intan tanpa mengucapkan satu patah kata. Ia menatap Fajar dengan luka, dan lebam di wajah sembari menggeleng. “Sejak kapan, kamu jadi preman seperti ini?”

Fajar yang duduk di sudut kafe, hanya terdiam. Sementara Safir, sudah pergi entah ke mana seusai orang-orang di sekitar melerai mereka.

“Sekarang, pulanglah ke rumah.” Karena tidak mendapat respons apa pun dari Fajar, maka lebih baik Widi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita yg terlalu bertele2. kalangan atas bermoral dan keras sama anaknyq adakah? klu bermoral dan mengasih contoh yg baik tentu si safir g akan jadi petualang wanita
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
kyaknya Safir kudu jadi orang kismin dulu biar sadar
goodnovel comment avatar
Lia Helita
aku koq capek ya baca UW lama2..padahal cerita lain aku ikutin semua.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status