Dean bergegas mencari dan menghubungi pengacara yang tepat serta mumpuni untuk menangani kasus perceraian antara Rengga dan adiknya Dina. Setelah mencari tahu bagaimana cara menghubungi sang pengacara kondang, Dean pun langsung menghubunginya. Dia siap jika pengacara tersebut meminta bayaran yang fantastis, asalkan dia bisa membuat Rengga membagi hartanya kepada Dina dalam tuntutan harta gono gini.
Misinya kali ini adalah untuk memiskinkan Rengga dan itu harus tercapai bagaimanapun caranya. Dean tidak ingin waktu yang telah dikorbankan Dina menunggu Rengga mencintainya menjadi sia-sia, adiknya harus mendapatkan ganti rugi yang sesuai dari Rengga karena Dina selama ini telah menyia-nyiakan umurnya hanya untuk Rengga. Selain itu Dean juga harus mencegah agar jangan sampai Rengga kembali mengganggu Mirela. Dengan kondisi keuangan yang pailit, Dean yakin Rengga tidak akan memiliki keberanian untuk mendekati Mirela lagi.
Sang pengac
Mirela terperangah ketika mendengar apa yang telah diungkapkan oleh Dean soal pernikahan antara Rengga dan Dina yang akan berakhir.Gadis itu mengulangi pertanyaan Dean kembali di dalam hati, apakah dia akan mau untuk kembali kepada Rengga setelah dia bercerai dari Dina?Mirela menggelengkan kepalanya. "Tidak!" katanya tegas membuat Dean merasa lega.Yah Dean merasa lega ketika mengetahui bahwa gadis yang ditaksirnya sudah tidak ingin kembali kepada Rengga namun, dia tetap tidak akan bersikap lunak, dia tetap akan memberikan pelajaran kepada Rengga atas apa yang telah dia lakukan kepada adiknya Dina dan untuk berjaga-jaga jangan sampai dia menghalangi jalannya lagi untuk bersama dengan Mirela."Apakah kamu yakin?""Tentu saja, aku tidak mungkin akan kembali pada pria yang telah meninggalkan aku di pesta pertunangan yang bukan saja telah mem
Mirela terkejut mendengar ajakan bertemu dari Dean. Dia bimbang apakah meluluskan atau menolak ajakan tersebut. Entah mengapa Mirela merasa ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Dean dan ini menyangkut dirinya juga.'Apakah aku terlalu berprasangka?' Pikir Mirela galau."Halo?" sapa Dean, memastikan bahwa mereka masih tersambung."Ya, halo," sahut Mirela."Apakah kamu keberatan untuk bertemu denganku saat ini?" tanya Dean pelan ada juga terselip rasa kecewa di sana yang membuat Mirela menjadi semakin tidak enak.Dean memang merasa kecewa mendapati keheningan Mirela di saat dia ajak bertemu. Pria itu berpikir apakah semua ini terlalu cepat? Tapi kalau dia terlambat lagi dia khawatir akan ada Rengga lain yang akan merampas gadis yang sudah lama dicintainya secara diam-diam ini.Apalagi tampilan Mirela saat ini tidak kalah dari penampilan artis-artis papan atas yang sangat cantik dan glowing."Bukan begitu
Mirela hanya diam menanggapi perkataan Dean. Tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan datang. Mereka menikmati makan dalam diam, sesekali Dean ikut membantu mengambilkan lauk yang jauh dari jangkauan Mirela untuk dicoba oleh gadis tersebut.Mirela menerima saja perlakuan Dean tanpa banyak kata dan mencicipi lauk yang diberikan Dean kepadanya. Dia mengerutkan kening ketika mencoba makanan tersebut. Makanan ini terbuat dari brokoli yang ditumis, rasanya gurih airnya kental dengan aroma bawang yang pekat."Apa ini?" tanya Mirela bingung."Itu brokoli," sahut Dean sambil tersenyum menggoda.Mirela cemberut, dia bukan anak kecil yang tidak tahu kalau lauk yang dia makan itu adalah brokoli. Bukan itu maksud pertanyaannya ..."Itu tumis brokoli bawang putih," kata Dean pada akhirnya."Kenapa airnya kental sekali?" tanya Mirela heran.
Mirela menatap Dean penuh selidik, mencari-cari kebohongan di matanya. Namun, yang dilihatnya hanyalah sorot mata jujur dari pria yang saat ini duduk di hadapannya."Sejak kapan kamu mengikuti aku?" tanya Mirela ingin tahu.Dia benar-benar heran ketika mengetahui bahwa Dean sudah lama menguntit dirinya tanpa dia sadari sedikitpun. Lucunya itu dia lakukan sebelum Mirela memiliki hubungan dengan rengga. Jadi kapan itu tepatnya? Apakah saat MIrela di sekolah menengah atas? Atau justru malah saat dia di sekolah menengah pertama.'Astaga? Apakah Dean seorang pecandu anak-anak?' tanya Mirela daam hati merasa terkejut dengan pemikirannya sendiri.Dia telah menjalin kasih dengan rengga sudah sejak di sekolah menengah atas pada tahun ke dua. Apakah pria di hadapannya ini menjadi penguntit di tahun-tahun pertamanya masuk sekolah menengah atas?"Aku pertama kali melihatmu dan mulai mengikutimu ketika kamu memakai pita warna-warni dengan kuncir y
Dean menjadi gelisah karena Mirela hanya diam saja, tidak juga memberikan jawaban apakah menerima atau menolak perasaannya. dia berusaha untuk sabar menunggu jawaban gadis yang saat ini berada di hadapannya dan sedang meremas-remas kedua telapak tangannya sendiri seperti sedang berpikir jawaban apa yang akan dia berikan kepadanya.Dean deg-degan menyadari bahwa Mirela mungkin saja merasa tidak siap mendengar pernyataan cintanya yang terlalu mendadak ini."Kamu tidak harus menjawabnya sekarang jika kamu tidak siap untuk memberikan jawaban, aku akan menunggu dengan sabar apa yang akan menjadi jawabanmu," kata Dean sambil menatap Mirela dengan penuh kelembutan."..."Malam yang semakin merangkak naik, angin yang berhembus semilir mengitari mereka dan tatapan mata Dean yang begitu mengasihi membuat Mirela merasa seperti berada di dunia mimpi."Tidak perlu menunggu
Di saat Dean dan Mirela sedang mengecap kebahagiaan, tiba-tiba Pras yang saat ini sedang nongkrong bersama Rengga di tempat yang sama dari ujung matanya menangkap bayangan Mirela dan Dean.Pras menjadi tidak fokus pada apa yang diceritakan oleh sahabatnya itu. Dia hanya menangkap intinya saja bahwa sahabatnya itu akan bercerai dari wanita yang saat ini menjadi istrinya. Selebihnya perhatian Pras terpecah pada apa yang terjadi di tempat adiknya dan Dean.'Apa yang mereka lakukan di sini? Mengapa mereka duduk begitu dekat?' pikir Pras penuh tanda tanya.Dalam sekejap semua pertanyaannya langsung terjawab dengan munculnya sebuah cincin dari tangan Dean dan setujunya Mirela untuk disematkan cincin di jari manisnya oleh Dean.Pras mengepalkan tangannya geram. Apa-apaan? Pikirnya marah. Apakah Mirela telah melupakan bahwa pria itulah dalang di balik batalnya pesta pertunangannya dengan
Dean mengantar MIrela yang kini telah menjadi kekasihnya pulang ke rumah yang dia tempati bersama kakaknya, Pras. Mirela mengajak Dean masuk ke dalam rumahnya.Dean memandang berkeliling, rumah itu memiliki desain yang sangat manis. Siapa pun akan betah jika berada di dalam rumah tersebut. Dean bertanya-tanya di dalam hati dari mana Mirela mendapatkan arsitek yang begitu pandai membuat rumah ini jadi terasa sangat nyaman saat seseorang berada di dalamnya. Dean jadi ingin merubah suasana rumahnya menjadi seperti ini.Mirela memerhatikan Dean yang sibuk memandang berkeliling di dalam rumahnya, dia tersenyum dan membiarkan saja pria yang kini telah menjadi kekasihnya itu meneliti seluruh isi rumahnya."Apakah itu bagus?" tanya Mirela sambil duduk di sofa dan menyuruh Dean melakukan hal yang sama."Sangat, ini sangat nyaman, apakah kamu dapat memperkenalkan arsitek itu kepadaku?" tanya Dean
Dean menatap Rengga sambil tersenyum miring, menertawakan betapa terkejutnya calon mantan iparnya ini ketika mendengar bahwa dirinya dan Mirela telah berpacaran.Pras menatap Dean dengan pikiran yang rumit. Jujur Pras benar-benar tidak menyukai adik perempuannya berhubungan dengan pria berbahaya seperti Dean. Dia berniat akan menanyakannya kepada Mirela jika semua orang-orang ini telah pulang.Rengga menatap sahabatnya Pras seolah bertanya apakah yang di katakan Dean itu adalah sebuah kebenaran. Namun, dia juga melihat sahabatnya itu tampak memandang Dean dengan tatapan yang sulit untuk ditebak."Kamu pasti bohong! Kalau kamu memang telah menjalin kasih dengan Mirela, kakaknya ini pasti akan tahu," kata Rengga sambil tertawa percaya diri.Dia ingat saat dia ingin mendekati Mirela sahabatnya ini adalah orang pertama yang dia mintai persetujuan karena Pras berkata siapapun yang ingin mendekati adiknya itu harus melalui persetujuannya."