Home / Mafia / Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu / Bab 1: Dia Mencintai Kakakku

Share

Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu
Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu
Author: KarenW

Bab 1: Dia Mencintai Kakakku

Author: KarenW
POV Sienna.

Aku tidak pernah menyangka pria yang sangat aku cintai menjadi orang yang paling membenciku.

Bahkan setelah aku mati demi dirinya, saat aku mengadang peluru yang seharusnya mengenai Axel, dia tetap saja memilih wanita lain untuk menggantikan posisiku.

Kini, aku telah terlahir kembali. Kembali ke momen kehidupan lamaku, momen di saat aku memilih Axel menjadi suamiku.

"Axel," panggil Tuan Donni, suaranya tenang dan terlatih. "Kamu sudah tahu sedari awal, kalau kamu ingin menjadi kepala Keluarga Valerio, istrimu harus berasal dari para gadis yang sudah kami siapkan. Dia bukan hanya jadi pasanganmu, tapi juga perisaimu serta garis pertahanan terakhirmu. Seseorang yang akan berani mati demi melindungimu, kalau sampai terjadi. Itulah sebabnya kami memilih gadis-gadis seusiamu dan melatih mereka dari awal."

Tuan Donni berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Sekarang saatnya bagimu untuk mewarisi Keluarga Valerio. kamu harus memilih di antara dua gadis ini."

Dua orang yang dimaksud Tuan Donni adalah Estella dan aku.

Kami dulu berjumlah dua puluh. Satu per satu yang lain tersingkir, ada yang karena tidak cukup cantik, ada juga yang gagal dalam strategi atau pertarungan. Hingga akhirnya, tersisa Estella dan aku.

Nyonya Tiana tersenyum. "Sienna adalah kandidat yang sempurna," ujarnya dengan lembut.

"Dia nggak cuma cantik, tapi juga cerdik dan dia adalah salah satu petarung terkuat kita."

"Aku setuju," jawab Tuan Donni mengangguk.

Di kehidupanku sebelumnya, aku berdiri di tempat ini dengan sangat yakin akan takdirku. Aku adalah pilihan yang sempurna. Aku punya nilai terbaik, pelatihan terbaik, usaha terbaik dan yang paling penting, aku mencintai Axel. Semua orang bisa melihatnya. Cinta itu membuatku rela menghadapi mara bahaya tanpa takut sedikitpun.

Namun, kini aku menoleh untuk melihat Axel dan menangkap sesuatu yang tidak pernah kulihat. Sepintas aku melihat sorot jijik di kedua matanya. Sorot matanya dingin dan juga penuh peringatan. Seolah aku sudah melewati batas dengan hanya berdiri di sini.

Apakah dia memang sangat membenciku? Atau aku yang terlalu buta untuk menyadarinya?

Entah Axel membenciku atau tidak, kali ini, aku tidak akan membiarkan diriku berjalan di jalan yang sama lagi.

"Nyonya Tiana," ujarku pelan. "Aku yakin Estella adalah pilihan terbaik. Dia melampauiku dalam banyak hal. Kalau mau memilih pasangan ideal untuk Axel … orang itu sudah pasti Estella."

Kalau dugaanku benar, Estella dan Axel pasti sudah saling terlibat.

Mata Axel sempat terbelalak, terlihat terkejut tapi hanya sekejap. Lalu, ekspresinya kembali tenang, acuh tak acuh dan terlatih seperti biasa.

"Aku setuju," katanya pelan seraya berdiri. "Ayah, Ibu, maaf, aku harus pergi. Ada urusan yang harus kuselesaikan."

Dia pun berjalan keluar tanpa menoleh sedikitpun.

Mungkin dia terburu-buru untuk menemui Estella.

Dan aku masih berdiri di sana. Napasku tercekat, seolah peluru dari kehidupan lamaku kembali menemukanku. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tetap tenang, tapi ternyata aku terlalu mengagungkan kekuatan hatiku. Karena, di saat pria itu berkata setuju, hal yang kulihat hanyalah gambaran kehidupan lamaku yang terkapar di hadapannya dengan bersimbah darah hanya demi pria yang bahkan tidak bersedia mengubur diriku di tanah Keluarga Valerio.

Setelah Axel pergi, Nyonya Tiana berbalik ke arahku. Alisnya mengerut penuh kekhawatiran.

"Sienna." Dia berkata dengan lembut, "Kamu sudah dilatih di Keluarga Valerio sejak kamu berusia empat tahun. Aku belum pernah melihat gadis yang lebih cocok menjadi Nyonya Valerio selain kamu. Dan aku tahu bagaimana perasaanmu saat kamu melihat Axel. Kenapa kamu menyerah?"

Beliau selalu baik padaku. Di kehidupan lamaku, beliaulah yang membantuku mendekati Axel. Mengatur misi bersama dan memasangkan kami dalam pelatihan. Dia selalu berbisik memberi semangat saat aku mulai goyah.

"Nyonya Tiana …." Aku sejenak ragu, lalu memaksakan diri untuk tersenyum kecil. "Aku nggak yakin Axel juga menyukaiku."

"Omong kosong," katanya dengan tegas, ketegasan yang belum pernah kudengar sebelumnya. "Dia menyukaimu. Kamu adalah segalanya yang kami harapkan. Kamu berlatih lebih keras dari siapapun, datang lebih awal dan pulang paling akhir, nggak pernah sekalipun mengeluh. Kamu sudah membuktikan kesetiaan dan kekuatanmu."

Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tidak bisa bilang bahwa itu karena aku sudah mengorbankan seluruh hidupku. Aku terluka karenanya, mencintainya dan mengubur diriku sendiri agar menjadi wanita idamannya, tapi dia tidak pernah memilihku. Jadi, kali ini aku akan memilih diriku sendiri...

Sebagai gantinya, aku berkata, "Kalau Axel menghabiskan hidupnya dengan orang yang dia nggak cintai … kehidupan itu nggak akan adil untuk keduanya. Dan Estella, dia juga kompeten. Bahkan mungkin lebih kompeten dariku. Aku nggak mau halangi mereka."

Nyonya Tiana menghela napas pelan dan tidak lagi berdebat akan keputusanku.

Tuan Donni yang sedari tadi diam akhirnya berkata, "Jangan gegabah mengambil keputusan. Tapi, Sienna, apa pun yang terjadi nanti, Keluarga Valerio akan selalu menjagamu. Kami telah melihat pengabdian kamu dan hal itu nggak bisa diabaikan."

Aku mengemas sedikit barang yang memang milikku. Sisanya kutinggalkan, seperti pakaian, perhiasan dan buku-buku. Semua barang itu dibeli oleh Keluarga Valerio dan rasanya agak kurang nyaman kalau aku membawa barang-barang itu sekarang.

Hidupku menjadi lebih … ringan, dan ini terasa aneh. Tidak ada lagi latihan tempur pukul lima. Tidak ada lagi giliran mengawasi kasino di tengah malam. Untuk pertama kalinya, aku bebas dari bayang-bayang menjadi Nyonya Valerio.

Kupikir aku akhirnya berhasil melepaskan sisa-sisa kehidupanku yang lama, sampai sebuah amplop menghancurkan ilusi itu.

Sebuah undangan pertunangan. Axel dan Estella.

Cepat sekali? Dia berhasil meyakinkan Tuan Donni dan Nyonya Tiana secepat itu? Apa mereka sebenarnya sudah berada di pihak Axel?

Undangan itu menampilkan Estella yang sedang bersandar di dada Axel. Keduanya tersenyum sumringah menghadap kamera, seolah mereka tidak perlu menghancurkan perasaan orang lain untuk sampai ke tahap ini.

Lalu, telepon saling berdatangan. Teman-teman bertanya apakah aku benar-benar mundur dalam 'perebutan' posisi Nyonya Valerio. Bisikan dan kasak-kusuk, semuanya terdengar heran. Axel pasti sudah mengirim undangan hampir ke semua orang yang kami kenal.

Di saat aku memasuki kasino Keluarga Valerio, aku bisa merasakan pergantian suasana di sana.

Tatapan-tatapan mereka tajam dan menyudutkan. Mereka terlihat iba, penuh penilaian dan rasa ingin tahu. Aku mengenali tatapan-tatapan itu karena aku sudah pernah mengalaminya selama bertahun-tahun di dunia mafia ini.

Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan berjalan menuju kantorku, tapi langkahku terhenti ketika mendengar suara percakapan dari dalam.

Suara Axel dan Tuan Donni.

"Ayah," ujar Axel, suaranya tenang namun acuh. "Estella akan merasa nggak adil kalau Ayah masih saja membiarkan Sienna sedekat ini dengan bisnis keluarga. Dia bukan istriku, dia orang luar sekarang. Bagaimana Ayah masih bisa memercayakan bisnis inti Keluarga Valerio padanya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 8: Kehidupan Baru

    POV Sienna.Tentu saja, Keluarga Valerio pasti sudah mendengar kabar itu.Jadi, aku tidak terkejut ketika melihat Axel di kasino Keluarga Kavindra beberapa hari kemudian.Hal yang mengejutkanku adalah, dia terlihat terpuruk.Dia tidak lagi memancarkan aura seperti saat di kehidupanku dulu, bahkan sangat jauh dari sosok yang dulu kukenal.Aku berjalan melewatinya tanpa sedikit pun menoleh.Namun, saat aku hendak lewat di depannya, dia meraih pergelangan tanganku dengan lembut."Sienna."Aku langsung menarik tanganku. "Jangan sentuh aku."Dia tersentak, seolah aku baru saja menamparnya. Matanya terlihat sedih juga terkejut."Lama nggak bertemu," gumamnya, suaranya lebih lembut dari yang kuingat. "Bagaimana kabarmu?"Aku menatapnya lurus, tenang dan tak tergoyahkan.Bagaimana kabarku? Lebih baik, lebih kuat dan akhirnya bisa bebas."Aku baik," jawabku datar, menaikkan alis. "Kamu?"Rahangnya menegang. "Baik. Keluarga Valerio … mereka juga baik. Ayah dan ibu juga."Lalu hening. Suasananya

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 7: Aku Mencintaimu

    POV Sienna.Erlang tidak menyia-nyiakan waktu."Nona Sienna," katanya sambil menampilkan senyum tipisnya yang khasnya yang membuat banyak wanita tergila-gila dalam sekejap. "Kerja kerasmu bersama Keluarga Valerio tidak hanya membuat mereka nomor satu di Noria, tapi juga di seluruh Amarta."Pria itu sedikit mencondongkan tubuhnya, suaranya rendah dan penuh percaya diri. "Aku sedang membangun sesuatu di sini. Sebuah kerajaan kasino dan aku butuh seseorang yang tahu apa yang harus dilakukan. Seseorang sepertimu, aku ingin tahu apakah kamu bersedia bergabung denganku … Aku rasa kita bisa menciptakan kerjasama yang menakjubkan."Erlang memintaku bekerja dengannya. Kalau aku menolak, berarti aku bodoh.Belum lagi, dia punya aura itu. Aura berbahaya sekaligus menarik serta sekelam dosa. Pria yang terlahir untuk urusan gelap dan permainan kekuasaan yang penuh tipu daya.Di akhir pertemuan itu, aku menyetujuinya.Pria itu menawariku tiga kali lipat dari apa yang pernah diberikan Keluarga Valeri

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 6: Dia Nggak Salah

    POV Axel.Mata Estella berkaca-kaca. "Kenapa kamu berteriak padaku hanya karena hal sepele seperti ini? Axel, kita baru saja bertunangan dan beginikah caramu memperlakukanku?""Dia hanya... hanya Sienna," ucapnya, suaranya meninggi. "Dia bukan siapa-siapa. Kenapa aku nggak boleh membuang barang milik seseorang yang bukan siapa-siapa? Aku tunanganmu. Aku Nyonya Valerio. Bukankah itu yang penting?"Aku menatapnya lama, getir. "Bukan siapa-siapa?" kataku pelan, kata itu terasa seperti abu di mulutku. "Sienna telah berjasa lebih besar untuk keluarga ini dibanding sebagian besar orang yang menyandang marga Valerio. Dia bukan hanya 'bukan siapa-siapa' bagi Keluarga Valerio. nggak sekarang maupun nanti, jelas?"Estella berkedip cepat, seolah tidak bisa sepenuhnya memahami apa yang baru saja kuucapkan. Suaranya sempat bergetar pelan … kemudian dia menemukan kembali ketegasannya."Axel, kamu yang memilihku. Kamu sendiri yang menyuruh ayahmu mengeluarkan Sienna dari kasino Keluarga Valerio sepen

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 5: Jangan Percaya Siapapun

    POV Axel.Keheningan lebih lama kali ini, lalu … "Ya. Itu memang dia."Aku terpaku tak bergerak."Ayah juga nggak tahu bagaimana dia bisa menyelamatkanmu," lanjutnya dengan suara rendah, hampir seperti pengakuan. "Saat dia menemuiku, dia nyaris nggak bisa berdiri. Kakinya berlumuran darah. Tapi dia memaksaku berjanji untuk nggak memberitahumu.""Kenapa?" tanyaku, meski dalam hati aku sudah tahu jawabannya."Karena dia ingin semuanya adil," kata Ayah pelan. "Dia tahu bagaimana gadis-gadis di sekitarmu saling bersaing, bahwa satu momen simpati saja bisa mengubah segalanya. Dia nggak ingin penyelamatan itu menjadi kartu kemenangannya. Dia bilang, jika dia terpilih, dia harap alasannya adalah karena siapa dirinya, bukan karena dia telah menyelamatkan hidupmu."Ayah terdiam sejenak sebelum menambahkan dengan suara nyaris berbisik, "Ibumu dan aku … selalu percaya Sienna-lah orang yang tepat. Bukan hanya karena apa yang dia capai di kasino keluarga kita. Tapi karena bahkan sejak kecil, dia su

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 4: Terlahir Kembali

    POV Axel.Aku telah terlahir kembali. Entah bagaimana. Satu saat aku sekarat dan di saat berikutnya, aku membuka mata dan mendapati diriku kembali ke tubuhku saat berusia dua puluhan.Dan di sanalah ayahku, menatapku persis seperti dulu. Ucapannya pun sama persis."Pilih antara Sienna atau Estella. Siapa pun yang kamu pilih … dia akan menjadi istrimu."Dulu, aku menuruti keinginannya dan memilih Sienna. Dia pilihan yang masuk akal, tajam, tegas dan baik.Namun … hatiku sudah menjadi milih Estella.Di kehidupan lamaku, aku setiap hari menyesalinya. Estella meninggal dalam sebuah misi sebelum aku sempat memperbaiki segalanya.Kali ini, aku bersumpah akan melakukannya dengan benar. Aku tidak akan lagi menuruti kehendak siapa pun. Aku akan memilih Estella. Aku akan memberinya akhir bahagia yang dulu tak sempat dia dapatkan.Namun yang mengejutkanku, Sienna juga tidak sama seperti dulu.Di masa lalu, dia selalu tersenyum padaku. Bahkan ketika kami bertengkar, kami sih memang sering bertengk

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 3: Apa Kau Nggak Keberatan?

    POV Sienna.Makan malam telah usai. Tuan Donni sudah menyelesaikan acara bersulang . Lalu, seperti yang sudah kuduga, Estella menatapku dan memberi anggukan singkat.Waktunya tiba. Dia menyerahkan mikrofon padaku dengan senyum yang begitu terang, sampai nyaris bisa membakar.Aku melangkah ke atas panggung. Menegakkan punggung dan menghadap kerumunan yang berkilau di bawah cahaya lampu kristal."Aku merasa terhormat bisa berdiri di sini malam ini." Aku mulai berbicara, suaraku tenang. "Aku sudah mengenal Axel dan Estella hampir sepanjang hidupku. Melihat mereka akhirnya menemukan jalan pertemuan satu sama lain … itu keajaiban yang langka. Estella, nggak perlu diragukan lagi, adalah wanita yang sempurna untuk Axel. Mereka saling tertarik dan nggak terelakkan. Seolah memang sudah ditakdirkan."Aku baru saja menyelesaikan kalimat itu ketika suara mengejek terdengar dari antara tamu."Kalau begitu kenapa kamu masih di sini, Sienna? Nggak usah cemburu deh."Tawa lain menyusul lebih keras. "B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status