Home / Mafia / Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu / Bab 2: Siapa yang Bisa Kupercaya?

Share

Bab 2: Siapa yang Bisa Kupercaya?

Author: KarenW
POV Sienna.

Bisnis inti yang dimaksud adalah kasino yang sudah kujalankan selama tiga tahun terakhir, bisnis penting Keluarga Valerio. Apalagi, saat ini kasino ini sedang berada di situasi yang sangat krusial, yaitu kolaborasi paling menguntungkan sekaligus beresiko tinggi dalam sejarah kami.

Aliansi rahasia dengan mafia utara. Kami melakukan pencucian uang mereka melalui kasino, menyamarkan itu dengan sangat rapi sampai pihak berwenang tak akan mencium sedikitpun jejaknya. Jika semuanya berjalan lancar, Keluarga Valerio pasti akan mendapatkan keuntungan miliaran ditambah dengan dominasi dunia bawah tanah di Kota Noria yang tak tergoyakan.

Dan aku adalah orang yang membuat kesepakatan ini dari nol, dari setiap rapat, setiap kondisi, setiap celah hukum dan tanda tangan palsu.

Suara Tuan Donni terdengar frustrasi. "Kalau aku nggak memercayainya, lalu siapa yang kupercayai? Kamu?!" bentak Tuan Donni pada Axel. "Apa kamu bisa mengelola kasino sebesar ini sendirian?!"

Tuan Donni tidak menunggu jawaban Axel.

"Sienna telah melakukan lebih banyak hal untuk keluarga ini daripada kamu. Kalau kamu benar-benar menyukai Estella, silahkan, jadikan dia pacarmu atau simpananmu aku nggak peduli. Tapi, untuk posisi Nyonya Valerio? Gelar itu hanya pantas untuk seseorang yang penuh dedikasi serta setia dan Sienna adalah kandidat paling sempurna."

"Aku nggak peduli!" teriak Axel, matanya nyalang. "Aku akan menikahi Estella. Nggak ada yang lain."

Aku menunggu sampai Axel pergi, langkahnya masih bergema di sepanjang koridor, sebelum akhirnya aku mengetuk pintu kantor itu.

"Masuk," jawab Tuan Donni.

Aku melangkah masuk dengan dagu terangkat. "Tuan Donni," sapaku dengan mengangguk sopan.

Matanya sedikit berbinar saat melihatku, meski ada sesuatu yang berbeda di balik senyumnya kali ini, yaitu rasa iba. "Sienna."

"Aku datang untuk menyerahkan surat pengunduran diriku," kataku terus terang.

"Pengunduran diri?" Suaranya tercekat. "Dari kasino?"

"Ya. Aku sudah memikirkannya matang-matang." Aku tersenyum lembut, memberikan alasan paling sopan yang bisa kusampaikan. "Dengan Axel dan Estella yang akan menikah, rasanya nggak pantas lagi aku ada di sini. Aku tahu aku diberi kepercayaan mengelola kasino Keluarga Valerio karena dulu Tuan Donni berharap aku akan menjadi istri Axel. Tapi sekarang … aku bukan siapa-siapa dan aku merasa nggak pantas untuk terus mengawasi bisnis sepenting ini."

Tuan Donni terdiam lama. "Aku mengerti apa yang kamu maksud," gumamnya akhirnya. "Tapi kamu yang memimpin kerja sama dengan pihak Utara. Operasi ini sangat sensitif dan terlalu berisiko, bagaimana kalau penggantimu nggak bisa …"

"Axel lebih dari mampu," potongku dengan lembut. "Dan menurutku, ini kesempatan sempurna baginya untuk membuktikan itu padamu. Biarkan dia selesaikan apa yang sudah aku mulai."

Tuan Donni menatapku lama. Dia mengamati postur tubuhku yang penuh keyakinan dan rahangku yang teguh. Akhirnya beliau mengangguk singkat, alisnya berkerut. "Baiklah, kalau itu yang kamu mau."

Aku berbalik hendak pergi, merasakan beban di pundakku menjadi lebih ringan sekaligus lebih berat pada saat yang sama.

Sebelum aku sempat melangkah keluar, pintu kembali terbuka.

Itu Axel bersama Estella dalam pelukannya.

Dia berhenti di ambang pintu, sorot bingung melintas di matanya. "Ngapain kamu di sini?"

Aku menatapnya lurus, suaraku tenang dan santai. "Hanya menyelesaikan urusan yang tertinggal."

"Sienna, aku ingin tanya sesuatu …."

Tuan Donni memotong cepat, suaranya datar, "Nggak perlu. Sienna sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya. Sekarang, lebih baik kamu fokus mengamankan kerja sama dengan pihak Utara."

Alis Axel terangkat, dia jelas terkejut. Mungkin dia pikir aku akan bertahan, berjuang untuknya, atau setidaknya untuk kasino yang telah aku bangun dengan tanganku sendiri.

Tapi aku sudah melepaskan gelar Nyonya Valerio dan kini, aku melepaskan Keluarga Valerio itu sendiri.

Estella mencondongkan tubuh sedikit ke depan, senyumnya manis dan penuh kepura-puraan yang sudah terlatih. "Aku … kami menghargai kompromimu. Nggak perlu mundur dari semuanya. Meskipun kamu bukan Nyonya Valerio, kita tetap keluarga, 'kan? Kita tumbuh bersama. Axel dan aku bisa menganggapmu seperti adik."

Manis sekali, sangat murah hati.

Aku membalas senyumnya dengan sama palsunya. "Jangan konyol. Margaku nggak akan pernah, menjadi Valerio. Aku nggak lagi layak menjadi bagian dari bisnis keluarga. Tapi .…"

Tatapan Axel menajam. "Tapi apa?"

Aku menatap matanya dengan tenang. "Tapi orang-orang Utara nggak seperti kita. Mereka kasar dan brutal. Kalau kamu berencana bermain licik atau mencoba mengambil sedikit keuntungan diam-diam, jangan. Mereka nggak suka dibohongi."

Rahangnya menegang. "Apa kamu menuduhku akan mencuri seperti tikus yang kumuh?"

"Nggak," jawabku pelan. "Aku memberimu peringatan. Jangan bohongi mereka, jangan coba-coba bermain licik. Itu saja."

Lalu aku menoleh pada Tuan Donni dan mengangguk sopan. "Aku sudah selesai di sini. Terima kasih atas semuanya. Aku pamit."

Aku baru saja berbalik ketika suara Estella kembali menahanku.

"Sienna, minimal datanglah ke pesta pertunangan kami." Suaranya lembut, penuh harapan. "Kamu adalah sahabat terdekatku selama ini. Aku ingin kamu datang."

Aku terdiam sejenak, lalu mengangguk sekali.

Oke. Biarlah pesta itu menjadi akhir untuk segala sesuatu yang dulu pernah kuharapkan.

Pesta pertunangan Axel dan Estella diadakan di Grand Mulia, hotel paling megah di Kota Noria. Saat aku tiba, aula dansa itu sudah penuh sesak. Para politikus, pemimpin mafia dan miliarder kaya raya ada di sana. Hampir seribu orang berkumpul di bawah gemerlap lampu kristal yang berkilau seperti bintang.

Semuanya tampak mewah, memukau.

Jika dibandingkan dengan makan malam kecil dan pribadi yang dulu pernah kulakukan bersama Axel, sebuah acara privat nan tenang berisi sepuluh orang, pesta ini terasa seperti penobatan.

Aku menunduk menatap gaunku. Gaun terbaik yang kumiliki. Meski begitu, aku tetap merasa asing. Seperti melangkah ke dunia yang bukan milikku.

Namun, aku tetap tersenyum, lalu melangkah masuk ke dalam ruangan yang terang itu.

Estella langsung melihatku dan melambai. "Sienna!" serunya, menarik perhatian seluruh orang di ruangan. Kepala-kepala menoleh ke arahku. Aku menangkap beberapa ekspresi mereka, ada yang penasaran, iba, bahkan jijik.

"Aku senang sekali kamu datang," kata Estella dengan senyum bersinar. "Aku sudah bicara dengan Axel dan kami berdua sepakat kalau kamu harus memberikan pidato untuk merayakan pertunangan kami."

Aku tertegun.

Pidato? Serius? Apa dia pikir memberiku mikrofon di depan ratusan orang ini adalah langkah yang bijaksana, ketika semua yang hadir tahu sejarah di antara kami bertiga?

"Maaf, Estella," kataku lembut. "Aku nggak berencana memberi pidato malam ini. Hari ini adalah milikmu dan Axel."

Dia memiringkan kepala, menatapku dengan mata besarnya yang polos. "Benarkah? Tapi aku pengen dengar. Axel juga sama."

Ada momen sejenak, sekejap saja, di mana aku ingin berdiri di sini malam ini dan menghancurkan pria itu. Membuatnya merasakan sedikit saja rasa sakit yang pernah dia tanamkan di kehidupanku sebelumnya.

Tapi aku tahu batasku.

Aku mana mungkin bisa melawan Keluarga Valerio?

Mungkin ini bisa menjadi akhir yang kuberikan untuk kami berdua, akhir yang bersih dan baik.

Setelah malam ini, aku akan lenyap dari dunia dan membangun hidupku sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 8: Kehidupan Baru

    POV Sienna.Tentu saja, Keluarga Valerio pasti sudah mendengar kabar itu.Jadi, aku tidak terkejut ketika melihat Axel di kasino Keluarga Kavindra beberapa hari kemudian.Hal yang mengejutkanku adalah, dia terlihat terpuruk.Dia tidak lagi memancarkan aura seperti saat di kehidupanku dulu, bahkan sangat jauh dari sosok yang dulu kukenal.Aku berjalan melewatinya tanpa sedikit pun menoleh.Namun, saat aku hendak lewat di depannya, dia meraih pergelangan tanganku dengan lembut."Sienna."Aku langsung menarik tanganku. "Jangan sentuh aku."Dia tersentak, seolah aku baru saja menamparnya. Matanya terlihat sedih juga terkejut."Lama nggak bertemu," gumamnya, suaranya lebih lembut dari yang kuingat. "Bagaimana kabarmu?"Aku menatapnya lurus, tenang dan tak tergoyahkan.Bagaimana kabarku? Lebih baik, lebih kuat dan akhirnya bisa bebas."Aku baik," jawabku datar, menaikkan alis. "Kamu?"Rahangnya menegang. "Baik. Keluarga Valerio … mereka juga baik. Ayah dan ibu juga."Lalu hening. Suasananya

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 7: Aku Mencintaimu

    POV Sienna.Erlang tidak menyia-nyiakan waktu."Nona Sienna," katanya sambil menampilkan senyum tipisnya yang khasnya yang membuat banyak wanita tergila-gila dalam sekejap. "Kerja kerasmu bersama Keluarga Valerio tidak hanya membuat mereka nomor satu di Noria, tapi juga di seluruh Amarta."Pria itu sedikit mencondongkan tubuhnya, suaranya rendah dan penuh percaya diri. "Aku sedang membangun sesuatu di sini. Sebuah kerajaan kasino dan aku butuh seseorang yang tahu apa yang harus dilakukan. Seseorang sepertimu, aku ingin tahu apakah kamu bersedia bergabung denganku … Aku rasa kita bisa menciptakan kerjasama yang menakjubkan."Erlang memintaku bekerja dengannya. Kalau aku menolak, berarti aku bodoh.Belum lagi, dia punya aura itu. Aura berbahaya sekaligus menarik serta sekelam dosa. Pria yang terlahir untuk urusan gelap dan permainan kekuasaan yang penuh tipu daya.Di akhir pertemuan itu, aku menyetujuinya.Pria itu menawariku tiga kali lipat dari apa yang pernah diberikan Keluarga Valeri

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 6: Dia Nggak Salah

    POV Axel.Mata Estella berkaca-kaca. "Kenapa kamu berteriak padaku hanya karena hal sepele seperti ini? Axel, kita baru saja bertunangan dan beginikah caramu memperlakukanku?""Dia hanya... hanya Sienna," ucapnya, suaranya meninggi. "Dia bukan siapa-siapa. Kenapa aku nggak boleh membuang barang milik seseorang yang bukan siapa-siapa? Aku tunanganmu. Aku Nyonya Valerio. Bukankah itu yang penting?"Aku menatapnya lama, getir. "Bukan siapa-siapa?" kataku pelan, kata itu terasa seperti abu di mulutku. "Sienna telah berjasa lebih besar untuk keluarga ini dibanding sebagian besar orang yang menyandang marga Valerio. Dia bukan hanya 'bukan siapa-siapa' bagi Keluarga Valerio. nggak sekarang maupun nanti, jelas?"Estella berkedip cepat, seolah tidak bisa sepenuhnya memahami apa yang baru saja kuucapkan. Suaranya sempat bergetar pelan … kemudian dia menemukan kembali ketegasannya."Axel, kamu yang memilihku. Kamu sendiri yang menyuruh ayahmu mengeluarkan Sienna dari kasino Keluarga Valerio sepen

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 5: Jangan Percaya Siapapun

    POV Axel.Keheningan lebih lama kali ini, lalu … "Ya. Itu memang dia."Aku terpaku tak bergerak."Ayah juga nggak tahu bagaimana dia bisa menyelamatkanmu," lanjutnya dengan suara rendah, hampir seperti pengakuan. "Saat dia menemuiku, dia nyaris nggak bisa berdiri. Kakinya berlumuran darah. Tapi dia memaksaku berjanji untuk nggak memberitahumu.""Kenapa?" tanyaku, meski dalam hati aku sudah tahu jawabannya."Karena dia ingin semuanya adil," kata Ayah pelan. "Dia tahu bagaimana gadis-gadis di sekitarmu saling bersaing, bahwa satu momen simpati saja bisa mengubah segalanya. Dia nggak ingin penyelamatan itu menjadi kartu kemenangannya. Dia bilang, jika dia terpilih, dia harap alasannya adalah karena siapa dirinya, bukan karena dia telah menyelamatkan hidupmu."Ayah terdiam sejenak sebelum menambahkan dengan suara nyaris berbisik, "Ibumu dan aku … selalu percaya Sienna-lah orang yang tepat. Bukan hanya karena apa yang dia capai di kasino keluarga kita. Tapi karena bahkan sejak kecil, dia su

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 4: Terlahir Kembali

    POV Axel.Aku telah terlahir kembali. Entah bagaimana. Satu saat aku sekarat dan di saat berikutnya, aku membuka mata dan mendapati diriku kembali ke tubuhku saat berusia dua puluhan.Dan di sanalah ayahku, menatapku persis seperti dulu. Ucapannya pun sama persis."Pilih antara Sienna atau Estella. Siapa pun yang kamu pilih … dia akan menjadi istrimu."Dulu, aku menuruti keinginannya dan memilih Sienna. Dia pilihan yang masuk akal, tajam, tegas dan baik.Namun … hatiku sudah menjadi milih Estella.Di kehidupan lamaku, aku setiap hari menyesalinya. Estella meninggal dalam sebuah misi sebelum aku sempat memperbaiki segalanya.Kali ini, aku bersumpah akan melakukannya dengan benar. Aku tidak akan lagi menuruti kehendak siapa pun. Aku akan memilih Estella. Aku akan memberinya akhir bahagia yang dulu tak sempat dia dapatkan.Namun yang mengejutkanku, Sienna juga tidak sama seperti dulu.Di masa lalu, dia selalu tersenyum padaku. Bahkan ketika kami bertengkar, kami sih memang sering bertengk

  • Untuk Diriku yang Pernah Mencintaimu   Bab 3: Apa Kau Nggak Keberatan?

    POV Sienna.Makan malam telah usai. Tuan Donni sudah menyelesaikan acara bersulang . Lalu, seperti yang sudah kuduga, Estella menatapku dan memberi anggukan singkat.Waktunya tiba. Dia menyerahkan mikrofon padaku dengan senyum yang begitu terang, sampai nyaris bisa membakar.Aku melangkah ke atas panggung. Menegakkan punggung dan menghadap kerumunan yang berkilau di bawah cahaya lampu kristal."Aku merasa terhormat bisa berdiri di sini malam ini." Aku mulai berbicara, suaraku tenang. "Aku sudah mengenal Axel dan Estella hampir sepanjang hidupku. Melihat mereka akhirnya menemukan jalan pertemuan satu sama lain … itu keajaiban yang langka. Estella, nggak perlu diragukan lagi, adalah wanita yang sempurna untuk Axel. Mereka saling tertarik dan nggak terelakkan. Seolah memang sudah ditakdirkan."Aku baru saja menyelesaikan kalimat itu ketika suara mengejek terdengar dari antara tamu."Kalau begitu kenapa kamu masih di sini, Sienna? Nggak usah cemburu deh."Tawa lain menyusul lebih keras. "B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status