Share

Ups! Salah Suami
Ups! Salah Suami
Author: Dacytta Peach

PROLOG

"Bagaimana Bapak-bapak? Apakah sah?"

"Sah!" Para lelaki yang terdiri dari pria paruh baya serta sesepuh menjawab dengan lantang dan juga keras hampir bersamaan.

"Alhamdulillah, mari kita berdoa untuk mempelai bersama-sama." Sang penghulu lantas menengadahkan tangan, bersiap untuk mendoakan sang mempelai yang kini tengah berbahagia di hadapannya karena telah sah menjadi pasangan suami istri sekarang.

Setelah beberapa menit berlalu dengan mendoakan sang pengantin, sang penghulu mengakhiri doanya dengan bacaan hamdalah. "Nah Anak-anakku, sekarang kalian telah resmi menjadi suami istri sekarang. Selamat ya?! Semoga dengan bersatunya kalian, rejeki yang ada di langit maupun di bumi bisa menjadi berkah untuk kalian semua. Aamiin. Ingat, jangan saling menyakiti, kalian harus saling menerima dan berbagi satu sama lain dengan perasaan ikhlas dan juga legowo."

Sang penghulu memberikan nasehat, tidak banyak namun cukup meresap ke dalam hati. Siapa pun yang menikah pasti akan diberi nasehat kecil untuk mulai menyebrangi lautan kehidupan mereka kelak.

Anggun tersenyum bahagia, ia melirik pria yang berada di sebelahnya lalu meraih tangan serta menciumnya. Layaknya seorang pengantin, hari ini adalah hari spesial bagi Anggun Clarissa dimana ia telah memutus status lajangnya yang abadi menjadi seorang istri. Dengan adanya cincin yang tersemat di jari manis Anggun, gadis itu kini tidak sendirian lagi.

"Baiklah, karena acara sudah selesai maka ijinkan saya pamit undur diri. Masih ada tugas yang sama di kampung sebelah, permisi." Sang penghulu lalu bangkit dari duduknya, menyalami kedua mempelai dan beberapa orang yang hadir dalam acara akad nikah tersebut lantas pergi meninggalkan tempat resepsi yang lumayan mewah.

"Wah, selamat ya Nak Anggun, Nak Vicky, kalian sudah resmi jadi suami istri sekarang. Sudah jangan malu-malu lagi toh kalian sudah saling cinta dari dulu bukan?!" Seorang pria paruh baya tengah menggoda mempelai pria yang terlihat kikuk dan tegang.

"Pak, tapi saya ini bukan—"

"Maaf, apakah acaranya sudah selesai?" Seseorang mendadak hadir, memecah suasana hangat yang kini terjadi diantara para tamu undangan. Semua orang memandang ke arah pria ini dan mereka terperangah. "Maaf, mobil saya mogok jadi baru bisa datang dan kasih kabar. Apakah kita bisa mulai acara akad nikahnya?"

Hah? Mata Anggun dan seluruh tamu undangan terbelalak, mereka terkejut dengan sosok yang wajahnya mirip seratus persen dengan sosok mempelai pria yang kini berdiri di sebelah Anggun. Ditambah lagi pakaian yang dikenakan pria itu mirip dengan baju pengantin yang Anggun pakai sekarang.

Mendapati hal yang kurang mengenakkan, Anggun segera menoleh ke arah pria yang duduk di sebelahnya. "Vicky, ada apa ini? Siapa pria ini? Kenapa wajahnya mirip denganmu? Apakah-apakah kalian membelah diri?"

"Anggun, Vicky itu saya. Dia saudara kembar saya, Vickal namanya." Pria itu menjelaskan langsung, membuat semua tamu undangan kembali terperangah dan mulai gaduh. "Saya memang menyuruhnya datang duluan agar bisa mengabarkan perihal mobil saya yang mogok karena sedari tadi saya mencoba menelponmu tapi sama sekali tidak bisa."

"A-apa?" Anggun mendadak syok, ia langsung menoleh ke arah pria yang berdiri di sampingnya. Tidak! Tidak mungkin dia salah suami. "Beneran kamu bukan Vicky? Kenapa tidak bilang dari tadi? Kamu-kamu ingin mengacaukan pernikahanku ya?!"

Pria yang Anggun duga sebagai Vicky menghela napas, ia memutar bola mata dengan tatapan ringan. "Tadi saya mau bicara tapi pria-pria di sini menodong saya agar cepat melaksanakan akad nikah ya sudah saya laksanakan saja apa perintah mereka."

"Hah? Jadi—" Anggun tak mampu lagi memprediksi apa yang telah terjadi saat ini. Fix, ini pasti gara-gara e'ek cicak tadi malam nih! Ketika sugestinya berfungsi, inilah yang ia terima dari berkah e'ek cicak tadi malam.

"Iya, saya Vickal dan bukan Vicky. Saya yang sudah menikahi kamu barusan, maaf saya melakukannya karena desakan orang-orang yang tidak mau mendengarkan saya. Sekali lagi maaf, ini bukan salah saya." Vickal mengangkat tangan, bergaya seolah tidak memiliki salah.

Tubuh Anggun bergetar, rasa malu, kesal, dan amarah kini bercampur jadi satu. Bisik-bisik tetangga yang hadir dalam pesta itu terdengar sangat jelas di telinganya. Kejadian memalukan seperti ini bukankah jelas terlihat bahwa Anggun-lah yang kebelet minta nikah?!

Ketegangan serta suasana hati yang mencengkeram itu melanda dengan cepat membuat Anggun tidak sanggup lagi untuk berpikir jernih. Tatapan gadis itu berkunang, semua pandangannya menghitam dan akhirnya ...

Bruk.

"Anggun... Ya Allah, Anggun! Bangun Nak, jangan pingsan. Anggun, anakku.... bangun!"

*****

Hallo semuanya, salam kenal.

Jika kalian menyukai kisah cerita ini, jangan lupa untuk tambahkan cerita ini dalam library kalian ya. Beri rating bintang lima sebagai tanda cinta dan apresiasimu terhadap penulis. Terima kasih.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status