Share

21. MENGENANG

Mata memejam, kepala bersandar di dinding, memeluk kedua lutut, tanpa peduli akan dinginnya lantai yang menusuk kulitnya. Velin tetap pada posisi duduk di lantai tanpa alas.

Ia menangis dalam diam.  

Saat berbicara dengan Natasya beberapa waktu yang lalu, Velin berusaha menahan air matanya agar tak jatuh meskipun setetes. Ia tidak ingin Natasya menyaksikan air matanya. Lebih baik terlihat kuat dan tegar, walau hati rapuh sekalipun. Namun, kini cairan kristal itu mengalir tanpa bisa ia bendung lagi. Alasannya, karena saat ini ia tengah kembali masuk ke dalam bait-bait kenangan masa lalu.

“Ya Tuhan,” monolog Velin.

Velin semakin terisak. Penderitaan yang ia alami saat masa SMA adalah neraka yang ia ciptakan sendiri.

****

Velin menatap wajahnya di cermin kecil yang selalu dibawa ke mana pun dan selalu berada dalam tas.. Menyaksikan kesempurnaan setelah mengoles pelembab di wajah putih mulusnya, dan liptink di bibir ranum.

Di atas meja terdapat kotak kecil bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status