Share

BAB 47. Perjalanan Reni.

“Iya, Mbak enggak apa-apa. Kita ngobrol di sini saja. Oh, iya, bajuku ada yang basah karena tadi hujan di jalan. Boleh saya masuk kamar mandinya lagi untuk cuci bajuku?” Kulihat dia gelisah, tangannya meraba-raba kantong celananya. Aku tahu pasti dia enggak ada uang untuk membayarkan sewa kamar mandiku.

“Tenang saya bayar sendiri, Mbak. Saya kalau duit recehan ada tadi sebelum berangkat aku bongkar celengan,” kataku lagi seraya tertawa sumbang. Tiga kali sudah aku berbicara pada gadis baik hati ini.

“I—iya, bukan maksudku begitu. Anu, saya ternyata enggak ada uang,” katanya lagi seraya menggaruk pipinya yang kurasa tak gatal.

Aku segera masuk ke kamar mandi mencuci bajuku yang basah karena kehujanan semalam. Untung tadi aku beli perlengkapan mandi sekaligus sabun cuci jadi aman.

“Mbak, jemurnya di mana?” tanyaku lagi. Aku berasa jadi orang paling merepotkan hari ini.

“Di sana aja Mbak, bawah pohon mangga tadi. Aman kok,” jawabnya ramah.

Aku istirahat di teras masjid Pertamina ini m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status