Home / Thriller / Velvet Bloodline / Part 05 : Cangkang Tanpa Telur

Share

Part 05 : Cangkang Tanpa Telur

Author: Cloudberry
last update Last Updated: 2025-11-05 18:39:53

Ingatannya kembali ke masa lima belas tahun silam. Dimana ia mengusir putra sulungnya dari Northumberland. Bukan tanpa alasan ia mengusir putranya dan melepaskan haknya sebagai pewaris gelar Duke of Northumberland.

Ia tak ingin putranya tersesat dengan wanita yang salah. Dulu saat putranya memasuki usia dewasa awal. Putranya jatuh cinta kepada seorang gadis desa.

"Ayah aku mohon restui kami. Dia benar-benar mencintaiku,yah. Dia berbeda dari gadis lain nya. Dia mencintaiku tanpa melihat gelarmu sebagai Duke of Northumberland. Dia tidak melihat kekayaan keluarga kita, yah!" Bentak pria muda berusia 20 tahun itu, pada ayahnya Duke of Northumberland.

"Tidak!" Tegas Duke of Northumberland.

"Ayahhhhhhh.......!!" Sentak pria muda itu menaikkan nada bicaranya, dua oktaf.

"Baiklah!! Jika dia benar-benar mencintaimu apa adanya!? Keluar dari kediaman keluarga Percy sekarang!! Dan jangan pernah kembali lagi Ke Alnwick Castle! Kamu bukan lagi pewaris Northumberland!" Bentaknya mengayunkan tangannya kesamping, kearah pintu utama Alnwick Castle. Mengusir putranya dari kediamannya.

"Baiklah" suaranya getir, menatap nanar sang ayah, melangkahkan kakinya keluar Castle.

Kenangan itu menghilang dalam sekejap mata. Ketika para pengunjung berteriak kecewa, mendapati Kesia mundur dari permainannya. Padahal mereka menginginkan permainan yang lebih menantang dan menguras harta.

"Dia berbeda dari gadis lainnya" nadanya datar membuka kembali pembicaraannya dengan sang putra, setelah lima belas tahun tidak pernah bertatap muka.

"Hhhh......" tersenyum tipis meremehkan perkataan sang daddy. Ia sungguh tak bisa percaya jika ayahnya akan mendukungnya menikahi gadis desa dimeja judi tersebut. Ia tak pernah lupa alasan kenapa ayahnya mengusir dirinya dahulu.

"Dia bukan wanita biasa. Dia bisa membantumu menjaga kekuasaan keluarga kita di Northumberland. Dia berbeda dari wanita lainnya, nak. Dia punya ambisi dan kekuasaan muthlak dibawa kaki dan tangannya." Ujar pria setengah baya dibalik kegelapan lantai dua itu mantap meyakinkan putranya.

"Hina sekali nalar ayah" celah pria dewasa berusia 35 tahunan itu, pada ayahnya.

"Hhhkkkk....jangan kamu pikir aku tidak tahu! Kekasih yang kamu bangga-banggakan itu meninggalkanmu! Setelah satu hari kamu meninggalkan keluarga PERCY!" Tuturnya mencibir sang putra, menekan nama keluarga mereka diakhir.

Sang putra diam membisu ia sudah kalah telak oleh ayahnya. Masa lalu kelam yang membuat nya masih melajang diusianya. Tidak bisa dipungkiri sama sekali.

Perkataan sang ayah seratus persen benar. Gadis desa yang ia kira polos dan tidak matrealistis. Ternyata mencampakkan dirinya setelah ia diusir oleh ayahnya.

Padahal saat itu sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang lumayan besar. Andai hanya ingin tinggal dirumah sederhana seluas 300 m². Ia masih bisa membelinya sendiri meski harus menabung selama satu atau dua tahun. Tapi gadis itu malah mencampakkanya begitu saja.

"Aku tidak menyukainya" dingin, membalikkan badan, melangkahkan kakinya berniat meninggalkan sang ayah.

"Jangan bohong!" Cetus Duke of Northumberland. "Aku tahu kamu menyukainya sejak pandangan pertama. Kamu tidak berhenti menatapnya sejak berada club petarung tadi." Katanya mencegah kepergian sang putra.

"Kamu mungkin bisa membohongi dirimu dan orang lain. Tapi kamu tidak bisa membohongi ayahmu ini!" Sambungnya mencegah kepergian sang putra, rasa bersalahnya mengusir sang putra masih ada. Tapi egonya jauh lebih besar dari kekuasaannya atas Northumberland. Ia tidak akan mengatakan permintaan maafnya. Terkecuali sang putra yang mengutarakannya terlebih dulu.

"Aku bisa melakukannya sendiri" nadanya datar, tanpa rasa.

"Dia memang bukan wanita matrealistis atau wanita yang gila akan kekuasaan," pujinya pada gadis desa asal nusantara itu, menyilangkan kakinya, menyenderkan kedua sikutnya pada besi pembatas. "Jika dia penggila harta dan kekuasaan. Dia sudah menikah dari dulu," lanjut nya pelan.

"Dengan pekerjaanmu sebagai konsultan bisnis di perusahaan kecil, milikmu itu. Mungkin cukup untuk membiaya hidup kalian berdua nanti. Orang tuanya yang berasal dari desa juga mungkin akan mudah memberikan restu pada kalian," tuturnya panjang." Tapi bagaimana dengan para bangsawan dan elit global yang menginginkannya? Mereka tidak akan melepas kan kalian!" Sarkasnya, mengingatkan sang putra pada satu kenyataan pahit di dunia ini.

Persaingan antar keluarga bangsawan tidaklah mudah diselesaikan. Terlebih lagi bila itu adalah persoalan cinta dan kekuasaan. Mereka yang tidak punya naungan dari keluarga yang kuat, akan kalah dalam persaingan.

"Jangan menekanku, ayah!" Hardiknya tak setuju dengan perkataan sang ayah.

"Aku tidak sedang menekanmu. Aku hanya mengingatkan satu kenyataan pahit di dunia ini. Tanpa perlindungan keluarga Percy! Kamu hanyalah cangkang tanpa telur!" Kelakarnya.

"........." diam tak bergeming. Mengakui ucapan sang ayah ada benarnya.

"James Viscount Severn juga mendambakan gadis itu," melirik sekilas kearah sang gadis yang telah menjauh, menuju pintu keluar kasino.

Krrrrkkkk......

Ia meremas jari-jarinya kuat. Mendengar sepupunya juga menginginkan wanita yang sama dengannya.

"Kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu. Sebelum kamu benar-benar kembali ke castle Northumberland. Bukan cuma James yang mendambakannya. Gabriel of brussels juga mendambakannya baru-baru ini. Kepala Inspektur pasti sudah memberitahumu soal ini, tadi. Jika kamu mendukung william dalam suksesi tahkta. Paman kakekmu tidak akan sungkan membantumu melamarnya ke istana kremlin. Kamu pasti tahu sudah mendengar rumor para bangsawan dan elit global baru-baru ini?" Tukasnya, pelan berjalan melewati sang putra perlahan menuruni anak tangga.

"Sejak dulu aku tidak pernah berencana meneruskan tahktaku, pada Alex. Dan sedari dulu juga ia tidak pernah menginginkan gelar Duke of Northumberland. Dia hanya ingin hidup dalam ketenangan dan kedamaian. Bersama istri dan anak-anaknya," ia menimpali perkataan nya sendiri, sebelum benar-benar menjauh dari putranya. Mendengus pelan melihat putranya yang begitu keras kepala.

Sementara hubungan dingin ayah dan anak itu berakhir. Kesia menyusuri lorong bangunan hotel mewah itu bersama Callum, cepat. Mengayun mantap menuju lobby hotel.

Memandangi selembar check senilai 150 juta dollar ditangannya, sumringah. Menipu gadis konglomerat dengan ego tinggi memang mudah.

"Bagaimana? Mau langsung pulang ke moskow atau mau tarik tunai dulu?" Callum menarik check senilai 150 juta dari tangan Kesia. Memastikan check itu asli atau tidak, jangan sampai mereka dibohongi oleh Nayla Wilson.

"Tentu saja, tarik tunai dulu!!" Merebut kembali checknya dari tangan Callum. "Jangan sampai dia berubah pikiran lalu membatalkan check nya!" Seru Kesia menggerakkan tangannya memutar di udara, memamerkan check senilai 150 juta, di depan wajah sang kakak.

"Dasar mata duitan," cibir Callum mengangkat sudut bibirnya, menyeringai. Jujur ia masih tak percaya gadis kecil disampingnya bisa menguras harta putri keluarga Wilson begitu banyak.

"Bantu aku mencairkannya! Lalu kita bagi 75-75 " tutur Kesia membuka penawaran awal.

"Benarkah?"

"Tentu saja!" Mantap.

"Kamu benar-benar murah hati" ledek Callum pada adiknya, tidak biasanya ia mau membagi uangnya. Yang ada gadis kecil itu akan memeras rekeningnya habis-habisan.

"Tentu saja," mengulang kalimat yang sama. "Jika bukan karenamu Tuan muda, Tuan besar tidak akan memberikan 10 juta dollar untuk kita pergi bersenang-senang diluar," memainkan check ditangannya, membalikkan tubuhnya sambil berjalan mundur. Menatap Callum lekat penuh ketertarikan tersembunyi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Velvet Bloodline   Part 25 : Aneh?

    Pukul 18:00 Kesia berdiri di tepih jalanan kota Oxfordshire, Inggris. Menunggu supir dari Blenheim Palace menjemput dirinya. "Nona Kesia," sebuah mobil merek terkenal menepih. Supir menurunkan kaca. Melirik Kesia sekilas. Memastikan. "Iya" Kesia mengangguk pelan. Pintu mobil terbuka otomatis. Kesia mengangkat koper 20 Inchi miliknya masuk. Duduk di kursi penumpang. Mobil melaju lurus ke depan. Entah kemana tujuannya. Yang pasti bukan Blenheim Castle. Kesia tahu anjing yang dibesarkan oleh keluarga Churchill bertahun-tahun, menggigit majikannya sendiri. Dua jam lalu Kesia sengaja meminta nomor telepon supir yang akan menjemputnya. Lalu ia memberikan nomor tersebut kepada salah satu kenalannya. Dalam hitungan menit kenalannya menemukan pengkhianatan tersebut. Guna mencegah ular keluar dari sarangnya. Ia berpura-pura bodoh. Padahal ia telah merencanakan banyak hal untuk menyelematkan orang paling penting dalam konferensi politik malam ini. Malacy Percy. Kepala keluarga Percy. Or

  • Velvet Bloodline   Part 24 : Aku Tahu Dia

    Thom melangkah masuk. Menyusuri setiap lorong Alnwick Castle. Berjalan menuju ruang makan pribadi keluarga Percy. Di sana ibunya Vivienne tampak sedang menikmati camilannya sambil menonton acara televisi, bersama ipar dan keponakannya. "Paman___kamu mau tidak anggur yang di tanam Oma sendiri?" Sapa gadis kecil berusia sepuluh tahun itu saat melihat kedatangan Thom.Thom mengutipnya sebutir. Mengunyah sebutir anggur tanpa sepatah katapun. Mengambil remote televisi di atas meja. Duduk di sofa tepat di sebelah ibunya. Mengganti siaran televisi menjadi saluran berita internasional. Mengamati seksama setiap berita yang ditampilkan oleh penyiar. Nona Berry. Sepenggal nama yang mengguncang dunia pers selama beberapa tahun ke belakang muncul di layar sepanjang 100 Inchi tersebut. Membawa gosip baru dalam dunia konglomerasi dan elit Global. Berita tentang penembakan massal di Kota Saint Petersburg. Disusul dengan berita perjudian Nayla Wilson. Serta pelecehan sexual yang dilakukan Nath

  • Velvet Bloodline   Part 23 : Tessen

    Tingg____ Peluru yang harusnya menembus kepala Theodor Percy. Berbalik. Terlempar menjauh jatuh ke danau di halaman depan Blenheim Palace. Brukkkkk____ Seorang pria berpakaian serba hitam jatuh dari lantai atas Blenheim Palace ke lantai dasar. Mengejutkan para pelayan yang telah tertidur lelap. Srakkkkk_____ Desingan tessen yang menutup rapat kembali ke tangan pemiliknya. Memekakan telinga semua orang yang berada di sana. Termasuk para pelayan yang berada di lantai berbeda dengan para darah-darah istimewa di lantai utama. Mereka mau protes. Tetapi gadis pemilik tessen itulah yang menyelamatkan nyawa mereka malam ini. Andai ia tidak tiba tepat waktu. Nyawa mereka dapat dipastikan akan hilang sia-sia. Srrrr____ Kipas berbahan dasar besi dari negeri matahari terbit itu kembali terbuka. Tapi dengan suara yang lebih halus dan tidak menyakitkan gendang telinga kali ini. Gerakan mengayunnya lembut, terukur, dan pasti. Menciptakan suara yang lembut dan menenangkan. Sekali

  • Velvet Bloodline   Part 22 : Pewaris Bayangan

    Waw! Satu kata yang berhasil Theo ucapkan saat helikopter tipe Airbus H225 Super Puma tiba di Blenheim Palace Castle. Kekaguman, hanya itu yang bisa di gambarkan dari wajah Theo saat ini. Kemarin malam ia telah terpesona oleh indah dan megahnya Castle of Edinburgh.Hari ini ia dibuat terperangah oleh rumah pedesaan mewah berarsitektur Barok di Oxfordshire, Inggris, yang dibangun untuk Duke of Marlborough pertama setelah kemenangan militernya. Dan masih menjadi rumah keluarga Churchill hingga hari ini, menampilkan arsitektur megah, taman luas, dan berbagai acara serta atraksi. Theo tak pernah mengira jika dalam hidupnya ia memiliki kesempatan berkunjung ke Blenheim Palace, yang merupakan Situs Peninggalan Warisan Dunia UNESCO, dan tempat kelahiran Sir Winston Churchill. Bukan sebagai turis melainkan sebagai tamu terhormat keluarga Churchill pada pertemuan konferensi politik suksesi takhta Prince William of Wales. Saudara jauh keluarga Percy. Malacy mengenalkannya pada orang-oran

  • Velvet Bloodline   Part 21 : Janji

    Thom merogoh ponselnya di saku celana linennya. Mencari kontak Beni disana. Menekan tombol telepon. Melakukan panggilan kepada bawahan kepercayaannya. "Kapan kamu tiba di Britania Raya, Ben?" ucap Thom lemas, tak berdaya. "Pak, anda gila yah? Baru dua hari mustahil tiang tiba di laut utara. Paling cepat tiang bisa sampai di sana 8 hari lagi, itu kalau Opa atau Tuan Liem tidak membelokkan arah kapal." Jelas Beni, mengamati samudra memperhatikan ketinggian gelombang. "Ben, putar balik. Kita ke pelabuhan Sunda Kelapa!" Terdengar dari seberang telepon Opa berteriak memerintahkan bawahan cucunya putar balik ke Sunda Kelapa. Mengubah arah kapal secepat kilat. "Tapi pak?" "Anak itu? Biarkan saja, ayahnya punya banyak kapal pesiar di pelabuhan." Serkah Opa mengabaikan Thom yang tengah menelepon dari seberang sana. "Opa" terdengar suara cicitan, jeritan Thom yang tak jelas dari balik telepon memprotes tindakan semena-mena Opa-nya Mingzhe. Sweater lengan panjang full neck de

  • Velvet Bloodline   Part 20 : Kembali

    Beni menarik napasnya dalam. Mengatur sirkulasi udara di paru-parunya sebaik mungkin. Pak bosnya itu memang diluar nalar. Baru saja ia tiba di pelabuhan Makau. Thom sudah memintanya kembali berlayar ke pelabuhan Sunda Kelapa.Pada awalnya kapal pesiar ini akan dibawa ke pelabuhan Sunda Kelapa. Tapi karena Opa, Om Liem, dan satu sosok penting yang meminta kapal dibelokkan ke perairan laut cina selatan.Maka ia hanya dapat mengikuti perintah sesuai arahan saja. Berlabuh ke perairan laut Cina Selatan guna menjemput bosnya secara langsung. "Sudahlah! Thom! Berhenti bertengkar dengan ayahmu!" sungut Opa yang mulai bosan menasehati cucunya. "Hanya karena perempuan jahanam itu! Kamu bertengkar dengan ayahmu sampai selama ini!" Tuding Opa mengacungkan cari telunjuknya ke wajah cucunya, Thom."Salahnya!" Kilah Thom membela dirinya. "Tidak peduli siapa yang salah! Akhiri keributan ini sekarang juga!" Tukas Opa menghentakkan kakinya, kelantai kabin. Menggeser kaki kanan nya lalu duduk di sof

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status