Share

2. Noda di Seprei

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-22 10:58:31

Ada b3rcak krem di seprei, padahal seprei baru diganti. Aku mengangkat seprei dan membauinya.

Uek!

Aromanya seperti milik pri4.

Part2

Aku masih harus meeting hingga jam sembilan malam, tetapi pikiranku tidak tenang karena ob4t ku4t yang disebutkan Esti sebagai vit4min dan ob4t kolesterol. Untuk apa ob4t itu diminum Esti? Tidak mungkin Esti yang begitu patuh dan baik berani m4in belakang. Apa dia punya pacar?

"Oke, terima kasih untuk hari ini semuanya. Sampai jumpa hari Senin. Selamat berakhir pekan." Kepala divisi menutup rapat malam ini. Aku menyalami sebelum beliau keluar dari ruangan. Tak sabar rasanya ingin segera aku ceritakan pada suamiku.

Aku menelponnya, tetapi tidak juga diangkat. Aku mengecek jam terakhir W******p-nya aktif, tadi sore jam lima. Aku menghela napas karena tidak juga bisa menghubungi suamiku. Kantor sudah sepi. Aku menunggu di lobi depan, masih ditemani dua petugas keamanan.

"Malam, Bu Kikan, nunggu dijemput ya, Bu?" tanya David berbasa-basi. Satpam senior di kantor yang begitu ramah padaku. Usianya mungkin baru empat puluh tahun, tetapi wajahnya terlihat seperti tiga puluh tahun. Masih segar dan juga sangat bersih. Aku bisa katakan, satu-satunya satpam kantor yang kulitnya kuning langsat adalah Pak David.

"Ah, iya, Pak David, suami saya mau jemput. Ini sedang saya telepon."

"Baik, Bu Kikan. Ibu tunggu di dalam saja, nanti jika mobil bapak masuk lobi, saya kabari Bu Kikan."

"Oh, gitu ya, makasih Pak David." Aku pun masuk kembali ke lobi depan sambil terus menghubungi Mas Galih, tetapi sudah setengah jam menunggu, panggilanku tidak juga diangkat.

"Halo, Esti, apa suamiku udah pulang?"

"Halo, Ibu, sudah, Bu. Bapak tidur sejak sore. Belum ada keluar k4mar untuk makan. Apa lagi kurang seh4t, saya gak tahu juga, Bu. Mau saya tanyakan, saya sungkan."

"Ya Allah, makasih kamu udah info ke aku. Aku nunggu di kantor, katanya dia mau jemput. Ya sudah, aku pulang sekarang. Siapkan aja minyak urut ya, Es, biar nanti suamiku langsung aku kerik."

"Baik, Bu. Saya siapkan juga tolak angin nanti di meja ya, Bu."

"Iya, makasih." Langsung aku memesan taksi online untuk pulang. Pikiran soal ob4t ku4t menguap begitu saja mendengar Mas Galih sakit.

"Bu, taksinya udah di depan." Aku tersenyum pada Pak David.

"Makasih, Pak." Aku bergegas masuk ke dalam mobil.

"Agak lebih cepat ya, Pak. Suami saya lagi sakit," kataku pada sopir taksi online.

"Baik, Bu." Mobil melaju dengan cepat menuju rumah. Jalanan sudah agak lengang di jam sepuluh malam. Esti sudah di teras menungguku. Ia membuka pagar setelah mengetahui aku yang turun dari mobil.

"Suamiku masih belum keluar kamar?"

"Iya, Bu. Bapak di kamar terus."

"Udah makan sore?"

"Belum, Bu. Apa mau saya ambilkan?"

"Gak usah, saya tanya dulu saja. Sini minyaknya!" Aku setengah berlari naik ke kamarku yang berada di lantai dua.

"Mas, kamu kenapa?" aku menghampiri Mas Galih yang tengah berbaring miring sambil memegang ponsel.

"Sayang, maaf, aku baru bangun dan baru baca pesan kamu. HP aku silent karena kepalaku sakit. Vendor cecar aku terus bikin tambah mumet. Jadinya aku silent. Kamu pulang sama siapa?" aku memeriksa keningnya dengan punggung tanganku. Suhunya biasa saja, bahkan suamiku menggunakan baju tidur piyama bahan satin warna hitam.

"Aku kira kamu ke mana. Untung aku telepon Esti, kalau nggak, aku gak tahu kamu sakit, Mas. Sebentar aku bersih-bersih dulu ya. Setelah itu biar aku kerik. Kamu pasti masuk angin."

"Apa, kerik? Gak usah, Sayang, aku gak papa. Tidur dari sore kepalaku udah gak sakit lagi. Apalagi setelah lihat kamu pulang ke rumah dalam keadaan sehat, cuma kayaknya lelah banget ya. Sana, m4ndi dulu! Setelah itu biar aku pijitien kamu." Tentu saja aku merasa aneh dengan su4miku. Sebentar terlihat l3m4s, sebentar lagi sudah berubah semangat.

"Kenapa, udah sana, mandi! Bau asem nih! Kamu dari luar dan langsung duduk di kasur. Pasti banyak kum4n yang nempel." Ucapan Mas Galih benar juga. Aku langsung berjalan masuk kam4r m4ndi untuk membersihkan diri. Pakaian kot0r aku masukkan ke dalam keranjang cucian depan kamar m4ndi yang hampir penuh. Bukannya Esti selalu mengosongkan keranjang cucian pagi hari? Kenapa sudah penuh lagi? Aku mengangkat pakaian kerja yang suamiku pakai tadi pagi. Loh, seprei yang baru dua hari diganti Esti, kenapa sudah sudah dicuci lagi? Aku mengangkat kain putih besar itu, belum bau apek. Aku mendekatkan ke hidungku untuk membauinya.

Uek!

Aku merasa mu4l karena ada aroma khas lel4ki menempel di seprei putihku. Ada nod4 berwarna pucat. Aku menggeser posisi kain dan aku kembali menemukan tiga titik nod4 pucat, tetapi tidak banyak. Ini seperti nod4

"Mas, ini apa ya? Kenapa seprei ini bawu milik lelaki?" tanyaku sambil menunjukkan seprei bernod4 pada Mas Galih dengan tangan gemet4r.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   138. Keputusan Alma

    Part 34.Pagi hari sebelum berangkat bekerja Brian menyempatkan diri untuk berbicara dengan Baim. Di meja makan kini hanya tinggal mereka berdua sementara yang lain sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Mas?" Brian menyapa. Baim menoleh, seraya menaikkan alisnya menatap Brian. "Kenapa?" Pria itu menyahut, kemudian menyendok sarapan miliknya. "Aku harus tahu di mana Alma sekaran. Mama minta aku cari dia." Brian mengatakan alasan dari pertanyaannya. Baim menatap sekilas, memperhatikan sang adik dengan seksama. "Jadi kamu nyari cuman karena Mama nyuruh kamu?""Ya nggak gitu, aku kan tetap harus tahu karena Alma itu juga istri a—" "Mantan istri kamu." Baim mencoba mengingatkan. "Aku cuman mau Mas kasih tahu dia di mana sekarang?" Brian menekankan, karena ia tak mau lagi berbasa-basi. Yang ditanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan piring makan dan mencuci. "Lagian kamu ngapain nyari dia? Lagian rasanya, Alma juga lebih bahagia tanpa kamu." Sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   137. Diusir

    Pasti anak yang dikandung Alma adalah anak Brian. Gak mungkin anak orang lain. Siap! Aku benar-benar dibohongi! Felisa pulang dengan keadaan hati yang panas. Disaat ia baru berbaikan dengan suaminya, meskipun belum seperti dulu, tapi ia berusaha sabar. Pikiran Felisa sama sekali tidak bisa tenang. Terkejut juga, ternyata hubungan Alma dan Brian bukan seperti apa yang ada dalam pikirannya. Hubungan mereka berdua sudah lebih jauh dari itu, apalagi ada benih Brian dalam kandungan Alma."Lo kenapa sih Fel? Habis balik dari toilet kok kayaknya nggak tenang banget?" Bella bertanya pada Felisa. "Nggak apa-apa sih, Kita balik aja yuk. Gue bener-bener lagi bad mood nih."Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali pulang. Rencana untuk bersenang-senang dan berbelanja sirna sudah. Felisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Hari sudah cukup sore dan sepertinya Brian juga sudah tiba. "Udah pulang kamu?" Brian bertanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. "Iya," jawab Felisa ke

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   136. Bertengkar

    "Mana istri kamu itu?" tanya Kikan kesal pada Brian yang baru saja kembali dari kantor polisi. Felisa benar-benar menguji dirinya. Malam tadi ternyata Felisa ditangkap dan ditahan oleh kepolisian setelah berpesta dengan beberapa temannya di klub. Dan Brian yang bertanggung jawab untuk itu. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor kepolisian, Brian meminta Felisa untuk kembali ke apartemen. Sementara itu harus kembali ke rumah. "Dia ada di apartemen Ma." Brian menjawab malas. Kikan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan Felisa seperti itu. "Ada-ada aja, nggak ada yang benar dari istri kamu itu. udah pakaian nggak sopan, tingkah lakunya juga kayak gitu. Kamu itu suka dia dari mananya sih?"Brian sudah cukup kesal dan lelah dengan kelakuan Felisa hari ini. Dia juga rasanya sangat malas untuk menanggapi perkataan sang mama. "Udah ya ma, aku mau ke kamar."Brian kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Pria itu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang seharusnya dilakukan setelah ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   135. Pakaian Terbuka Felisa

    “Aku ke bawah duluan. Kamu nyusul aja kalau udah selesai,” kata Brian dari luar pintu toilet.Di dalam kamar mandi Felisa sedang membersihkan dirinya. Selesai mandi, ia berjalan keluar menggunakan pakaian daster midi super seksi, menunjukkan lekuk tubuh dan juga potongan yang pendek.Saat Felisa melangkahkan kakinya menuju meja makan membuat Baim, Maura, dan Batara— ayah mertuanya menatap dengan tatapan tak enak. Untung saja saat ini Kikan sedang berada di luar entah bagaimana reaksinya ketika melihat pakaian Felisa.“Maaf terlambat, aku habis mandi.” Felisa mengatakan dengan tak enak. Semua yang berada di sana mencoba mengalihkan pandangannya dari Felisa. Baim awalnya biasa saja, tapi akhirnya dia memutuskan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Lalu disusul oleh Batara, yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan. Keduanya merasa tak nyaman sebagai laki-laki. “Makanya, kamu tuh kalau di sini pakai bajunya yang lebih sopan gitu loh.” Itu adalah suara Maura. Maura kemudi

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   134. Rasakan!

    Setelah kemarin mengucapkan talak, Brian merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Felisa kini tidak perlu ditutupi lagi. Pagi ini bahkan bersiap untuk ke pengadilan, akan mengajukan gugatan cerai kepada Alma.Sarapan pagi di meja makan terasa sunyi. Semua diam tak ada yang berbicara dengan Brian. Mereka semua kesal dengan kelakuan Brian, sementara Brian memilih tak peduli dan makan sarapan paginya seperti biasa. "Kalau kalian semua mau musuhin aku nggak apa-apa. Aku anggap ini sebagai pembayaran dosa Aku karena sudah bersikap seenaknya." Brian bertutur. Baim dan Maura sama-sama berdecak dan menggelengkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka kalau Brian berani berkata seperti itu."Kamu tuh bener-bener nggak ada rasa bersalahnya ya?" Maura bertanya kesal kepada sang adik. Saat itu ia mendapatkan senggolan dari Baim meminta Maura untuk diam saja"Jangan lupa habis makan semua cuci piring sendiri, ingat lagi nggak ada bibi." Itu suara Baim yang memberitahu kepada yang lain.Saat ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   133. Baim Mencari Alma

    Setelah bertemu dengan Pak Rahmat membuat Brian sedikit kesal karena dia dipukuli oleh pria itu. Meskipun ada perasaan lagi karena telah menolak dalam perjalanan beliau memutuskan untuk mampir ke sebuah klinik, mengobati luka-luka yang ia dapatkan lagi bolgem mentah dari Pak Rahmat"Emangnya habis berantem sama siapa Pak?" tanya dokter yang menangani Brian. Brian tentu saja akan malu jika dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. bahwa mukanya babak belur karena dihajar oleh ayah mertuanya . "enggak, ini saya tadi jatuh, kepleset di tangga."Sang dokter hanya tersenyum saja melihat apa yang dikatakan oleh Brian. tentu saja dia sudah mengetahui, kalau Brian itu biji dipukuli dan bukan terjatuh.Bryan sedikit menjerit ketika sudut bibirnya yang robek diobati oleh dokter. Agak sedikit malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi luka itu benar-benar sakit saat sedang dibersihkan oleh dokter."Aduh, hati-hati dok, itu tadi kena meja waktu saya jatuh."Sang dokter menganggukan kepalanya "sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status