Share

Bab 2

last update Last Updated: 2022-10-19 05:41:01

Namaku Selena Selly, sama sekali tidak ada nama keislamannya. Aku bahkan belum bisa berjilbab seperti orang-orang yang tidak pernah dilepas selain di rumah.

Ketika menikah denganku, Mas Nizam memintaku untuk memakai jilbab dan pakaian yang lebih tertutup, tapi aku belum bisa. Rasanya masih berat dan sangat gerah. Paling aku hanya menggunakannya kalau ada pengajian. Kalau hal lain, aku tidak bisa.

Enam tahun yang lalu, kita bertemu di sebuah restoran. Saat itu dompet Mas Nizam ketinggalan di rumah dan dia tidak memegang uang kas. Aku yang duduk tidak jauh darinya menawarkan diri dan dia pun menerimanya.

Waktu itu Mas Nizam berjanji akan segera mengganti uangku, tapi ternyata setiap bertemu denganku, Mas Nizam malah selalu tidak membawa dompet ketika bertemu denganku.

Tidak lama dari itu, kita menjadi dekat, lalu memutuskan untuk menikah. Hingga sekarang, aku tidak pernah mendengar Mas Nizam berbicara kasar atau bertingkah aneh.

Baru sekarang aku curiga padanya setelah membaca pesan dari Rania. Kira-kira maksudnya apa. Aku mengetik beberapa kata dan mengirimkannya kepada Rania.

"Ada apa, Sayang?" Mama mendekat padaku dan menatap heran.

"Eh, gak ada apa-apa, Ma. Ini tadi katanya Mas Nizam transfer, aku mau cek aja," jawabku cepat sambil menyimpan ponsel kembali ke dalam saku celemek yang masih kupakai.

"Padahal tadi kamu enggak usah masak, Mama sudah membawa banyak makanan," ucap mama lesu.

"Aku masih tukang makan seperti dulu kok, Ma. Jadi jangan takut tidak habis. Aku pasti akan menghabiskan semuanya," hiburku dan mama kembali bersemangat.

Aku berpamitan ke kamar ketika mama bermain dengan anakku kamar utama bawah, sama papa mertua juga. Jadi aku tenang meninggalkan anakku di sana.

Setelah sampai di kamar, aku langsung mengeluarkan ponsel.

(Aku mau bertemu rekan bisnis besok.) Rania membalas singkat.

Aku semakin curiga kalau kepergian dia ada hubungannya dengan Mas Nizam yang tiba-tiba pergi ke Bogor. Kalau kecurigaanku terbukti benar, sepertinya aku tidak akan sanggup untuk hidup lagi. Bagaimana tidak, mereka berdua adalah orang yang sangat penting untukku.

Kalau mereka sama-sama mengkhianati aku, kepada siapa aku pulang?

Orang tua? Aku sudah kehilangan mereka sejak dulu. Lebih tepatnya aku tidak pernah tahu siapa orang tuaku. Selama ini aku hanya tinggal bersama Nenek yang beberapa bulan lalu ikut meninggalkan aku sendirian. Jadi, aku memilih bekerja, lalu dipindahkan ke Jakarta hingga bertemu dengan Mas Nizam.

Karena tidak sabar ingin mendengar penjelasannya, aku segera meneleponnya.

"Halo, Sel, ada apa?" tanyanya cepat setelah mengangkat teleponku.

"Kamu di Bogor mau ketemu siapa?" Aku bertanya tanpa menutupi kecurigaanku.

"Ada, deh, Sel. Tumben kamu mau tahu pekerjaanku. Kenapa?" Dia kembali bertanya.

"Seriusan masalah kerjaan?"

"Iyalah, memangnya apalagi. Cuman akhir-akhir ini bicaranya dia itu agak beda gitu, Sel," ucapnya membuatku semakin penasaran.

"Iya, beda aja. Kaya tanya apa aku sudah siap nikah atau belum. Pokoknya pertanyaan semacam itu." Rania menjelaskan dengan nada riang, seolah dia juga tertarik dengan rekan bisnisnya itu.

"Masa sih? Mungkin kamu salah paham aja. Bagaimana kalau ternyata pria itu sudah menikah?" Aku berusaha bercanda.

"Kalau aku sudah cinta, pria beristri pun tidak masalah," desisnya membuatku marah.

"Kenapa bicaramu seperti itu, Rania? Kamu juga wanita, kenapa tega menyakiti perasaan wanita yang lain?" cecarku geram.

"Kalau sudah cinta, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah, ya, aku mau nyetir dulu. By." Rania menutup sambungan teleponnya begitu saja, sementara aku malah semakin meradang.

Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan kalau bukan Rania yang ditemui Mas Nizam?

***

Aku kembali turun untuk melihat anakku yang sedang bermain dengan mama.

"Iya, Zam. Gapapa kalau sekadar suka. Itu wajar. Asal jangan kelewatan. Kalau mau pun gapapa, kamu bisa bawa ke rumah," ucap mama kepada seseorang di telepon.

Mendengarnya aku mendadak kesal dan mendekat ke arah mama. "Apa yang sudah Mama katakan?"

"Kamu kenapa?" Mama langsung menatapku dengan wajah merah padam.

"Aku tidak sengaja mendengar percakapan Mama barusan. Siapa yang disukai Mas Nizam?" Aku berusaha menahan emosi dan bertanya dengan dingin.

"Ikan, katanya ada yang jual di koi di dekat rumah dinasnya," jawabnya membuatku semakin yakin kalau Mas Nizam dan Rania janjian untuk bertemu.

"Mas Nizam baru saja berangkat, Ma. Tidak mungkin sudah sampai lagi di Bogor," ucapku tidak percaya.

Mama terlihat kebingungan, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bisa aku pastikan kalau mama juga tengah berbohong.

Segera aku berlari kembali ke kamar, lalu mengambil sebuah kertas dari temanku yang tinggal di Bogor. Kebetulan beberapa hari lalu kita bertemu lagi dan dia memberikan aku nomor barunya.

Aku akan memergoki perselingkuhan kalian dan memberikan mereka pelajaran yang tidak bisa mereka lupakan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   Bab 35

    NizamHari-hari terlah berlalu, tanpa terasa kini sudah waktunya lagi aku datang ke pernikahan yang bahkan tidak aku inginkan. Karena bukan hanya cinta yang masih ada dalam dada, juga ketidakrelaan melihatnya bersanding dengan pria lain."Ikhlas enggak ikhlas, kamu tetap garis merelakannya, Zam." Papa masuk begitu saja ke kamarku yang pintunya memang sudah terbuka. "Mungkin ini sudah takdir yang Allah siapkan untukmu."Aku membenarkan kata-katanya dengan memberikan sedikit anggukan kepala. "Yang Papa herankan, kenapa dia masih belum juga melahirkan? Bukankah seharusnya bulan ini?" tanyanya lagi dan aku juga mempunyai pertanyaan yang sama."Entahlah, Pa. Aku juga bingung, enggak tahu apa yang harus dilakukan." Aku duduk di samping papa sambil menatap layar ponsel yang memperlihatkan foto sebelum pernikahan Selena dan Hanif.Mereka berfoto secara terpisah dengan Naya berada di pangkuannya. Meski duduk mereka tidak berdekatan, tetap saja ada ada luka yang menjalar di tubuhku seakan aku

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   Bab 34

    Nizam"Mama enggak mau punya menantu seperti itu. Mama mau Selena kembali." Mama kembali berteriak setelah sadarkan diri. Aku sungguh tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apalagi anak ustazah Nurjanah secara terang-terangan melamar Selena untuk menjadi istrinya."Nizam, lakukan sesuatu!" Mama kembali mengguncang tubuhku. "Rebut dia selagi janur kuning belum melengkung!""Istighfar, Ma, istighfar," bisikku di telinganya.Dari sejak kejadian di hari itu, mama menjadi suka berteriak dan memanggil nama Selena. Yah, aku sendiri tidak ingin kehilangan dia, tetapi apalah dayaku yang sama sekali tidak bisa melakukan apa pun. Sekarang di antara kita sudah tidak ada hubungan apa pun lagi."Kamu adalah pria yang tidak becus menjaga istri, Nizam. Mama sungguh kecewa sama kamu yang tidak bisa menjadi suami siap siaga," makinya lagi dan selama beberapa hari ini mama selalu mengeluarkan kata-kata kasar.Meskipun demikian, aku masih tetap mengucap syukur karena mama masih menahan emosinya ketika ber

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   Bab 33

    "Wah, denger aku mau ke sini, ternyata langsung membuat hatimu panas, ya. Padahal di Jakarta banyak tempat hiburan yang enggak kalah jauh dari tempat ini," celetukku sambil melihat Siska dari atas sampai bawah.Sekarang dia bahkan tidak menggunakan kerudung dan pakaiannya benar-benar sangar terbuka. Jauh dengan Siska yang dulu. Meski tidak menutup aurat secara sempurna, tetapi tidak separah sekarang."Kau!" Siska mengarahkan telunjuknya sambil menatapku dengan penuh amarah.Padahal, aku hanya menyapa dengan bahasa yang lembut, tetapi dia sudah marah seperti sekarang dan mengeluarkan suara yang keras hingga membuat kita menjadi pusat perhatian.Mas Nizam dan Mama yang ada di sampingnya menatapku lekat. Kaget mungkin karena melihatku menutup aurat dan ini adalah kali pertama."Kamu Selena?" tanya Mas Nizam sambil membulatkan mata."Selena, kamu pakai gamis dan jilbab?" Mama mertua terlihat lebih syok lagi."Iya, Ma. Sama seperti yang Umi katakan, aku akan menutup aurat kalau suamiku mem

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   Bab 32

    Selena"Aku ke sini mau memperingatkan wanita yang tidak tahu malu yang sukanya menggoda suami orang lain," ucapnya lantang.Aku yakin suaranya itu terdengar ke beberapa tetangga dan sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk ke sini. Apalagi ada beberapa orang yang memang suka bergosip dan suka membesar-besarkan masalah.Duh, Siska. Kalau ngomong gak pernah lihat ke diri sendiri dulu. Padahal dia yang begitu, tetapi malah lempar batu sembunyi tangan."Apa?" Rania terbahak-bahak ketika mendengar perkataan Siska. "Kebalik. Ada juga Lo yang merebut suami Selena sampai Naya enggak punya seorang ayah. Dasar teman enggak ada akhlak, Lo!"Kali ini Rania benar-benar emosi dan aku juga demikian. Hanya saja sekarang belum waktunya untukku bicara, biarkan Rania mengungkapkan kekesalannya dulu. Aku yakin Umi juga mau bicara. Siska sudah menebar kebencian kepada beberapa orang. Jadi, wajar saja kalau dia sekarang bukan hanya dijauhi, tetapi dimusuhi.Kita memang tidak boleh membenci makhluk Allah

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   BB 31

    Selena"Tidak! Selena tidak akan pernah rujuk dengan pria egois sepertimu!"Dari luar, terdengar umi berteriak sangat keras. Padahal, beliau tidak pernah berbicara seperti itu.Bergegas aku mendekat ke arah pintu dan melihat siapa yang memancing amarah umi sampai seperti itu. Kedua tanganku terkepal ketika melihat Mas Nizam. Untuk apa malam-malam di ada di sini?"Enggak mungkin! Dia pasti mau rujuk denganku," tegas Mas Nizam yakin.Segera aku membuka pintu dan melipat kedua tangan di dada. "Aku tidak mau rujuk!" teriakku lantang.Semua orang yang ada di luar langsung melihat ke arah sini, tetapi aku masih berdiri kokoh dengan tatapan tajam ke arah Mas Nizam. Sungguh pria yang tidak tahu malu dan tidak bisa menjaga harkat dan martabat istrinya sendiri."Pergilah dari sini, Mas, karena aku tidak akan pernah mau kembali padaku," tegasku lagi."Enggak, kamu pasti mau kembali padaku!" teriaknya penuh percaya diri.Karena emosi, umi mendekat padanya. "Mas Nizam," tanyanya lembut, tetapi mar

  • WANITA YANG DIRAHASIAKAN SUAMIKU   Bab 30

    Nizam"Hari ini Mama benar-benar kehilangan muka." Mama mulai menggerutu setelah masuk ke mobil dan tepat duduk di sampingku. "Lagi pula kenapa kamu mengatakan semuanya tadi?""Aku tidak mau menjadi pembohong, Ma." Aku berucap lirih."Tetap saja harusnya kamu bisa menjaga mulut kamu itu. Walau bagaimanapun Siska adalah istrimu, dia adalah bagian dari hidupmu," bentaknya, tetapi aku tetap bergeming.Entah sejak kapan mama berubah menjadi orang yang menilai segala sesuatu dari penampilannya, yang jelas aku tidak suka mama seperti ini. Ditambah sikapnya terhadap Siska dan Selena sangar jauh berbeda.Padahal, jelas-jelas yang sejak dulu menjadi istriku adalah Selena, bukan Siska. Membuatku marah saja."Ma, Selena sudah menikah denganku selama enam tahun. Sementara Siska ... kita baru menikah beberapa bulan, tetapi dia sudah hamil." Aku berucap pelan karena takut emosi mama akan kembali meluap.Memang benar, hanya aku dan papa yang paling tahu seperti apa sikap wanita yang tengah duduk di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status