Share

Pembuktian

Dengan geram aku mendorong tubuh Pak Bagas hingga terpental menjauhiku.

"Plakk, plakk!" Dua tamparan mendarat dipipi pria itu kanan dan kiri.

Pak Bagas terlihat shock dan terdiam dengan apa yang aku lakukan padanya. Tangannya memegangi pipinya yang mungkin saja terasa sakit.

Aku pun tidak menyangka dengan reaksiku baru saja. Ya Allah aku menampar pria itu, ibu bilang semarah apapun jangan pernah mendaratkan pukulan pada wajah seseorang. Wajah adalah bagian tubuh yang dimuliakan, jika hendak memukul pilihlah bagian tubuh yang lain.

"Ma-maaf," lirihku. "Aku akan turun disini."

Saat aku hendak membuka pintu mobil lagi-lagi pria itu menarik tubuhku, membawaku dalam dekapannya.

"Aku yang harusnya minta maaf. Lakukan apapun padaku, kamu boleh memukulku dan meluapkan amarahmu tapi jangan menangis. Aku tidak suka melihatnya, aku juga sedih jika melihatmu seperti ini."

Aku malah semakin ingin menangis, meluapkan semua beban yang ada didalam hatiku. Badanku terguncang dalam dekapannya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status