Share

WEDDING ON PAPER
WEDDING ON PAPER
Penulis: Alna Selviata

Pertengkaran

Penulis: Alna Selviata
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-21 13:11:37

Rumah mewah yang meriuhkan lagi amarah, pasangan suami-istri masih kukuh pada pendapatnya sendiri, tak ada yang ingin kalah dan mengalah, tak ada yang pula yang jadi pemisah diantara kelelahan, keluarga hanya berdiam diri menutup kuping dengan lakon itu setiap hari.

"Perempuan tidak di untung! Syukur kau ku nikahi! Kalau tidak, kau lahir kan anakmu tanpa ayah!" Hardik pria bertubuh gempal itu padanya.

Yatri mengepal tangan, suaminya acap kali mengungkit masa lalu mereka yang hamil sebelum menikah, padahal anak Yatri adalah anaknya kandung pria itu, yang tak suaminya, Galang.

"Jadi kau menyesali mereka hadir di dunia ini?" tanya Yatri yang makin tersulut emosi.

"Aku menyesal menikahi mu! Keluargaku memang benar, mencari perempuan harus dari kalangan berpendidikan, bukan dari keluarga sepertimu!" ​​Galang mengumpat lagi, kalimat itu dilontarkan ke Yatri bila sedang marah.

"Aku yang sangat menyesal masuk di keluarga yang penuh kesombongan ini!" Yatri lengkapnya pula.

Plak! Plak! 

Tamparan dia layangkan ke wajah Yatri, tubuh wanita itu terpental ke lemari pakaian mereka. Setiap pertengkaran itu akan berujung pada kekerasan fisik. Entah di bagian mana lagi tubuh Yatri, dia hanya berusaha menutupi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif, telinga, kepala, mata, juga perut, meskipun kakinya diinjak-injak pria arogan itu.

"Rasakan kamu! Berani membentak suami!" Kecam Galang dengan hentakkan kaki yang tak henti.

Kedua anak mereka menangis, melihat itu Galang aksi brutal pada istrinya itu.

"Kamu berhak mendapat ini, dasar istri tidak tahu kasih, cuih!" Galang meludahinya lalu keluar dari kamar dengan membawa amarah yang di pendam.

Yatri menangis tersedu-sedu, yang kedua anaknya yang masih berusia lima tahun dan tiga tahun itu menggunakan ibunya, mereka bertiga menangis dalam kemalangan nasib menjadi makmun dari pria seperti suaminya.

Orang yang memiliki sifat tempramental, bila tak bisa mengendalikan emosinya maka pukulan dan cacian secara bersamaan ia lakukan pada Yatri. Meski masalah itu hanya sepele,

hanya tak bisa mengiyakan segala perintahnya, sebab Yatri terlalu lelah kedua anaknya yang dibatasi oleh rewel.

Perempuan berusia 25 tahun itu sudah biasa demikian, dia sudah tidak menginginkan pernikahan ini, namun wajah anak-anak selalu jadi penghalang. Apakah dia harus membuat anak-anaknya mengulang sejarah? sejarah hidup dengan orang tua yang bercerai sejak kecil. Oh Tuhan, Yatri menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Pernikahannya sudah berjalan 5 tahun, tetapi kebahagiaan yang dirasakan tidak sebanding luka batin dan memar di tubuhnya, tidak hanya mulut Galang yang mencacinya, Ibu mertua yang tak pernah menginginkan kehadirannya sebagai menantu buat Yatri tertekan, itu semua karena perbedaan kasta, belum lagi ipar-ipar yang tak sungkan mengutarakan kata sinis di telinganya, lengkap sudah penderitaan Yatri sebagai istri.

Yatri berbaring dilantai bersama anaknya, matanya terpejam membawa perih di pipi bekas stempel kasar Galang. Kali ini dia harus lebih banyak bersabar dulu, jika waktu yang sudah tepat, dia akan meninggalkan Galang dan keluarga angkuhnya itu.

"Lihat saja nanti, aku akan membuat kalian menyesal sudah membuatku seperti ini," gumam Yatri.

Yatri belum bisa berbuat apa-apa, dia belum punya pegangan untuk pergi meninggalkan Galang, bila harus pergi dia akan membawa Difa dan Kesan, dan itu harus memiliki tabungan yang cukup, setidaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa menghidupi mereka bertiga.

Sejak kecil dia dirawat oleh Uwa nya, Yatri sudah memiliki ibu, dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya sudah memilik istri pula, sementara itu sudah menikah lagi dan memiliki kehidupan baru.

Sadar diri dengan pendidikannya yang hanya tamat di SMP, dari dulu dia sulit mendapat pekerjaan, semua pekerjaan yang pernah ia lakoni hanya sebagai pelayan rumah makan juga sebagai buruh pabrik.

Bukan tak ingin bersekolah, melainkan keuangan Uwa nya tak memadai, akhirnya Yatri tidak bisa menamatkan sekolahnya di jenjang menengah atas.

'Ah, apakah sehina ini garis hidupku?'

Mengapa pria yang ia cintai malah membuat hidupnya semakin tak berarti. Pria yang ingin dijadikan tempat sandaran malah buat diri ya terluka oleh ucapan dan ringan.

Yatri tertidur melihat mimpi kekejaman pasangan dan keluarga mertuanya.

************

Perempuan yang sedang selonjoran di kursi santai mengangkat bibir sebelah.

"Kan, apa ibu bilang, perempuan itu tidak baik. Kamu yang ngotot mau nikahin dia, terimalah buah durhakamu pada ibu," ketus Ibu Rena pada Galang.

Beginilah sikap Galang bila sedang bermasalah dengan Yatri, semua keluh kesahnya akan diberikan pada Ibunya. Tetapi hal itu membuat wanita yang terkenal kaya Raya di kotanya tahu menantunya.

Dia sangat tidak suka Yatri dan kedua cucunya, bukan Yatri yang ia inginkan jadi menantu, perempuan biasa dari keluarga yang segudang masalah sangat tidak layak untuk anaknya.

Galang pria yang menyelesaikan studinya di perguruan tinggi swasta terbesar di kotanya, di mereka tak ada yang menikah dengan keluarga yang berekonomi rendah kecuali Galang, sangat kecewa terhadap putra bungsunya itu.

“Kalau menurut ibu, jangan lagu bertahan di rumah tanggamu, lagipula kamu masih muda Galang, jangan bodoh!” Imbuhnya pada anaknya.

Galang menghela nafas. Itu memang memang jadi rencananya namun selalu terkendala bila kedua anaknya.

"Tapi bagaimana dengan anak-anakku, Bu? Mereka masih kecil," keluh Galang memelas.

"Ck, selalu saja itu alasanmu, kalian pisah anak-anak itu akan tetap hidup, sesekali kau menjenguknya."

Galang diam berpikir, Ah, ini cara yang tidak benar, dia sangat menyayangi kedua anaknya, tapi Yatri selalu memancing emosinya bila istrinya tidak menuruti kemauannya, Yatri selalu menolak bila perintah kakak ipar dan mertuanya, Yatri tak mau mengalah dan coba bersabar bila kritik kan itu datang padanya. Sebagai anak bungsu dan adik bungsu dia merasa harus patuh pada keluarganya, dan itu juga harus dijalankan oleh Yatri, sekalipun cemoohan itu pedas.

"Ya, sakit saja terus sampai kau anak lima lagi." Ibu Rena mulai kesal bila anaknya dirundung kebimbangan.

Dia meninggalkan Galang yang merenung di teras, pria yang terdidik sejak kecil itu bingung mengambil langkah karena didikan Ibu dan Ayahnya. Dia tidak pernah didik menjadi pria yang tegas namun tetap lembut, kedua orangtuanya hanya sibuk bekerja, mengedepankan kecukupan finansial untuk anak-anaknya yang membangun karakter.

"Kau mau menginap dimana?" tanya Ibunya yang nampak dibalik pintu.

"Disini saja, Bu. Aku malas pulang ke kontrakan," sahut Galang.

Ibu Rena senang bila Galang tidak kembali ke kontrakan sempit itu. Dia akan sedikit demi sedikit mendoktrin anaknya agar segera menceraikan tidak menantu tidak berguna itu.

Setelah itu dia akan membawa Galang ke luar kota, menata masa depan anaknya untuk menjadikan pria yang pantas untuk wanita yang pantas pula.

Sedangkan Yatri harus kembali ke tempatnya semula, membawa kedua anaknya yang tak pernah ia anggap sebagai cucu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Serli Marlina
Keren sih cerita nya!
goodnovel comment avatar
YUYUN WIDANARTI
Pusing sama susunan kata2nya…
goodnovel comment avatar
Muhammad Ghazy Arsenio Bangsawan
menarik ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • WEDDING ON PAPER   Akhir derita

    Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda

  • WEDDING ON PAPER   Keputusan menyeramkan

    Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku

  • WEDDING ON PAPER   Awal mula kebahagiaan

    Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p

  • WEDDING ON PAPER   Pernikahan

    Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min

  • WEDDING ON PAPER   Dilema

    Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah

  • WEDDING ON PAPER   Lamaran gelap

    Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status