Rumah mewah yang meriuhkan lagi amarah, pasangan suami-istri masih kukuh pada pendapatnya sendiri, tak ada yang ingin kalah dan mengalah, tak ada yang pula yang jadi pemisah diantara kelelahan, keluarga hanya berdiam diri menutup kuping dengan lakon itu setiap hari.
"Perempuan tidak di untung! Syukur kau ku nikahi! Kalau tidak, kau lahir kan anakmu tanpa ayah!" Hardik pria bertubuh gempal itu padanya.Yatri mengepal tangan, suaminya acap kali mengungkit masa lalu mereka yang hamil sebelum menikah, padahal anak Yatri adalah anaknya kandung pria itu, yang tak suaminya, Galang."Jadi kau menyesali mereka hadir di dunia ini?" tanya Yatri yang makin tersulut emosi."Aku menyesal menikahi mu! Keluargaku memang benar, mencari perempuan harus dari kalangan berpendidikan, bukan dari keluarga sepertimu!" Galang mengumpat lagi, kalimat itu dilontarkan ke Yatri bila sedang marah.
"Aku yang sangat menyesal masuk di keluarga yang penuh kesombongan ini!" Yatri lengkapnya pula.
Plak! Plak! Tamparan dia layangkan ke wajah Yatri, tubuh wanita itu terpental ke lemari pakaian mereka. Setiap pertengkaran itu akan berujung pada kekerasan fisik. Entah di bagian mana lagi tubuh Yatri, dia hanya berusaha menutupi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif, telinga, kepala, mata, juga perut, meskipun kakinya diinjak-injak pria arogan itu."Rasakan kamu! Berani membentak suami!" Kecam Galang dengan hentakkan kaki yang tak henti.Kedua anak mereka menangis, melihat itu Galang aksi brutal pada istrinya itu."Kamu berhak mendapat ini, dasar istri tidak tahu kasih, cuih!" Galang meludahinya lalu keluar dari kamar dengan membawa amarah yang di pendam.Yatri menangis tersedu-sedu, yang kedua anaknya yang masih berusia lima tahun dan tiga tahun itu menggunakan ibunya, mereka bertiga menangis dalam kemalangan nasib menjadi makmun dari pria seperti suaminya.
Orang yang memiliki sifat tempramental, bila tak bisa mengendalikan emosinya maka pukulan dan cacian secara bersamaan ia lakukan pada Yatri. Meski masalah itu hanya sepele,
hanya tak bisa mengiyakan segala perintahnya, sebab Yatri terlalu lelah kedua anaknya yang dibatasi oleh rewel.Perempuan berusia 25 tahun itu sudah biasa demikian, dia sudah tidak menginginkan pernikahan ini, namun wajah anak-anak selalu jadi penghalang. Apakah dia harus membuat anak-anaknya mengulang sejarah? sejarah hidup dengan orang tua yang bercerai sejak kecil. Oh Tuhan, Yatri menutup wajahnya dengan telapak tangan.
Pernikahannya sudah berjalan 5 tahun, tetapi kebahagiaan yang dirasakan tidak sebanding luka batin dan memar di tubuhnya, tidak hanya mulut Galang yang mencacinya, Ibu mertua yang tak pernah menginginkan kehadirannya sebagai menantu buat Yatri tertekan, itu semua karena perbedaan kasta, belum lagi ipar-ipar yang tak sungkan mengutarakan kata sinis di telinganya, lengkap sudah penderitaan Yatri sebagai istri.
Yatri berbaring dilantai bersama anaknya, matanya terpejam membawa perih di pipi bekas stempel kasar Galang. Kali ini dia harus lebih banyak bersabar dulu, jika waktu yang sudah tepat, dia akan meninggalkan Galang dan keluarga angkuhnya itu."Lihat saja nanti, aku akan membuat kalian menyesal sudah membuatku seperti ini," gumam Yatri.
Yatri belum bisa berbuat apa-apa, dia belum punya pegangan untuk pergi meninggalkan Galang, bila harus pergi dia akan membawa Difa dan Kesan, dan itu harus memiliki tabungan yang cukup, setidaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa menghidupi mereka bertiga.Sejak kecil dia dirawat oleh Uwa nya, Yatri sudah memiliki ibu, dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya sudah memilik istri pula, sementara itu sudah menikah lagi dan memiliki kehidupan baru.
Sadar diri dengan pendidikannya yang hanya tamat di SMP, dari dulu dia sulit mendapat pekerjaan, semua pekerjaan yang pernah ia lakoni hanya sebagai pelayan rumah makan juga sebagai buruh pabrik.
Bukan tak ingin bersekolah, melainkan keuangan Uwa nya tak memadai, akhirnya Yatri tidak bisa menamatkan sekolahnya di jenjang menengah atas.
'Ah, apakah sehina ini garis hidupku?'
Mengapa pria yang ia cintai malah membuat hidupnya semakin tak berarti. Pria yang ingin dijadikan tempat sandaran malah buat diri ya terluka oleh ucapan dan ringan.
Yatri tertidur melihat mimpi kekejaman pasangan dan keluarga mertuanya.************Perempuan yang sedang selonjoran di kursi santai mengangkat bibir sebelah.
"Kan, apa ibu bilang, perempuan itu tidak baik. Kamu yang ngotot mau nikahin dia, terimalah buah durhakamu pada ibu," ketus Ibu Rena pada Galang.Beginilah sikap Galang bila sedang bermasalah dengan Yatri, semua keluh kesahnya akan diberikan pada Ibunya. Tetapi hal itu membuat wanita yang terkenal kaya Raya di kotanya tahu menantunya.
Dia sangat tidak suka Yatri dan kedua cucunya, bukan Yatri yang ia inginkan jadi menantu, perempuan biasa dari keluarga yang segudang masalah sangat tidak layak untuk anaknya.Galang pria yang menyelesaikan studinya di perguruan tinggi swasta terbesar di kotanya, di mereka tak ada yang menikah dengan keluarga yang berekonomi rendah kecuali Galang, sangat kecewa terhadap putra bungsunya itu.“Kalau menurut ibu, jangan lagu bertahan di rumah tanggamu, lagipula kamu masih muda Galang, jangan bodoh!” Imbuhnya pada anaknya.Galang menghela nafas. Itu memang memang jadi rencananya namun selalu terkendala bila kedua anaknya."Tapi bagaimana dengan anak-anakku, Bu? Mereka masih kecil," keluh Galang memelas.
"Ck, selalu saja itu alasanmu, kalian pisah anak-anak itu akan tetap hidup, sesekali kau menjenguknya."
Galang diam berpikir, Ah, ini cara yang tidak benar, dia sangat menyayangi kedua anaknya, tapi Yatri selalu memancing emosinya bila istrinya tidak menuruti kemauannya, Yatri selalu menolak bila perintah kakak ipar dan mertuanya, Yatri tak mau mengalah dan coba bersabar bila kritik kan itu datang padanya. Sebagai anak bungsu dan adik bungsu dia merasa harus patuh pada keluarganya, dan itu juga harus dijalankan oleh Yatri, sekalipun cemoohan itu pedas."Ya, sakit saja terus sampai kau anak lima lagi." Ibu Rena mulai kesal bila anaknya dirundung kebimbangan.
Dia meninggalkan Galang yang merenung di teras, pria yang terdidik sejak kecil itu bingung mengambil langkah karena didikan Ibu dan Ayahnya. Dia tidak pernah didik menjadi pria yang tegas namun tetap lembut, kedua orangtuanya hanya sibuk bekerja, mengedepankan kecukupan finansial untuk anak-anaknya yang membangun karakter.
"Kau mau menginap dimana?" tanya Ibunya yang nampak dibalik pintu."Disini saja, Bu. Aku malas pulang ke kontrakan," sahut Galang.
Ibu Rena senang bila Galang tidak kembali ke kontrakan sempit itu. Dia akan sedikit demi sedikit mendoktrin anaknya agar segera menceraikan tidak menantu tidak berguna itu.Setelah itu dia akan membawa Galang ke luar kota, menata masa depan anaknya untuk menjadikan pria yang pantas untuk wanita yang pantas pula.Sedangkan Yatri harus kembali ke tempatnya semula, membawa kedua anaknya yang tak pernah ia anggap sebagai cucu.Malam sudah larut, Yatri sudah menidurkan kedua anaknya. Dia merilik ke jam dinding di kamarnya, menujukkan pukul satu malam, namun Galang belum juga kembali ke kontrakan mereka. 'Dia pasti ke rumah ibu lagi,' gumam Yatri. Dia ke dapur membuat teh, badannya masih nyeri akibat pukulan Galang. Dia juga membuatkan kopi untuk suaminya, bila dia pulang nanti merek tak perlua saling bicara meminta sesuatu yang Galang butuhkan darinya. Setalah itu,Yatri memilih berbaring di samping anaknya sembari mengatak-atik ponselnya, dia menyelidik semua sosial media sumainya, kebetulan password sosial.media Galang diam-diam mencarinya dengan membajak semua email pria itu di kala sedang tidur. Betapa terkejutnya Yatri mendapati chatingan Galang dengan perempuan lain, menjurus mesra hingga kata cinta penuh hasrat terselip pula di kalimat mereka. Dengan perasaan yang campur aduk, Yatri membaca perkapan suaminya dengan wanita
Tiga bulan kemudian .. Di Desa yang masih kental dengan hawa asrinya, rumah Uwa Nawi itu keadaannya masih tetap seperti sewaktu Yatri kecil, rumah papan dengan atap seng jadi bahan utamanya. Di usianya yang masih berusia 25 tahun, Yatru sudah menyandang status janda beranak dua. Kendati demkian, dia sudah cukup bahagia dengan keadaannya yang sekarang. Anak-anaknya pun demikian, lebih ceria meski tanpa Ayah. Di tempat lain, terdengar kabar bahwa mantan suaminya sudah menikah lagi dengan Sinta. Dia tak mempedulikan itu, kebebasan dari kungkungan pria seperti Galang adalah anugerah terbesar. Selama melewati masa iddah, Yatri tak pernah mendapat nafkah adri Galang, bahkan pria itu tidak pernah menggubris kedua anaknya. Tok! Tok! Tok! "Yatri!" Ada suara menyeru dari luar. Yatri sedari tadi membuat kue pesanan dari temannya, bergegas membuka pintu. Di balik pintu itu, ada Bu RT memasang wajah panik.
Rexa sangat menikmati malam indahnya bersama wanita one stand night, segala suguhan kenikmatan yang diberikan perempuan itu ia terima seperti wanita-wanita sebelumnya. Benihnya ia tumpahkan begitu saja di dada perempuan berambut coklat itu, seakan benihnya hanyalah sampah tak berharga. Rexa hanya akab menumpahkan bibit cintanya pada wanita yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Pria sukses sepertinya, belum memiliki niatan untuk menikah, selain tak mempercayai adanya cinta yang tulus, Rexa jga menganggap pernikahan hanyalah beban. Dia tak ingin di kekang oleh istri atau pacar untuk melakukan hal-hal yamg dia inginkan. "Kau keluar dari sini, asistenku diluar akan membayar mu," kata pada wanita bayaran itu. Sebenarnya si cantik penjajah malam itu masih ingin berlama-lama dengan Rexa, tak diberikan tip pun tak apa, hanya ingin menikmati kebersamaan dengan pria tampan itu, tetapi Rexa malah mengusirnya setel
Di balik pintu kaca, Yatri masih menatap Difa yang terbaring dangan puluhan kabel tertancap di dadanya. Perban terlilit di kepala anak yang berusia 5 tahun itu.Apa yang harus ia lakukan? dengan cara apa dia mendapatkan uang sebanyak itu? meminjam pun tak ada harapan, tak ada harta benda yang bisa ia jaminkan? oh, Tuhan, aku lelah ..batin Yatri mulai mengeluh.Dari belakang ada salah satu suster yang menyeru padanya."Bu Yatri, ibu di minta ke bagian administrasi."Dengan langkah kuyuh, Yatri segera memenuhi panggilan pihak rumah sakit tersebut. Ia tahu, ini tentang pembayaran uang muka kali ini.Setelah tiba disana, pihak administrasi melempar senyum padanya. Dia dipersilahka duduk untuk mendengar total biaya dan uang muka yang harus segeran di bayar."Semuanya 50 juta, Bu. Tapi untuk uang mukanya 10 juta terlebih dulu. Ini sudah peraturan rumah sakit, Bu. Kami berikan waktu hingga esok lusa.
Siap tidak siap, mau tidak mau, tetap harus ia jalani. Yatri sudah terikat utang puluhan juta pada bos Gerald. Tekadnya harus bulat. Meski hati meronta, batin tersiksa, jiwa merana, akan tetapi ini suatu kewajiban pelunasan utang, menjadi istri lalu mengandung anak setelah itu cerai. Pagi itu, Yatri akan bersiap-siap bertemu Rexa, ada pakaian dan berbagai jenis alat rias untuk Yatri pakai. Kata Gerald, dia harus tampil menawan dan cantik, di mata Pak Rexa. Wajahnya memang Ayu, sesuai standar kecantikan Indonesia, kulitnya kuning langsat, bentuk tubuhnya termasuk ideal 55 kg dengan tinggi 158 cm. Yatrimerasa agak gemuk, karena saat menikah dengan Galang dia tak henti mengonsumsi pi KB. Yatri menunggu sopir yang akan menjemputnya di rumah sakit. Dia akan menitipkan Difa dan Kesang pada Uwanya. Sementara di kantor Global Indo, ada Rexa yang melihat biodata diri Ya
Yatri sudah di bawa oleh Risa. Mereka berdua menuju salon termahal di kota itu. Risa yang mengetahui bahwa wanita yang ia temani adalah calon istri direkturnya merasa iri.'Dia udik, gak terlalu cantik. Tapi kenapa bisa dipilih Pak Rexa? Yatri sungguh beruntung, mendapatkan Pak Rexa,' batin Risa.Di salon, Yatri menjalani beberapa treatment, bahkan Rexa meminta Risa untuk membawa Yatri ke klinik untuk perawatan Miss V. Rexa sangat ingin menikmati masa nikah kontraknya dengan janda beranak itu.Yatri hanya menuruti semuanya, hal yang tak pernah ia lakukan di suguhkan oleh pria yang akan menikahinya itu. Meskipun, ini akan berat sebab hari-harinya, dia akan berpisah dengan Difa dan Kesang.************Malam telah larut, Yatri sudah pulang ke rumah sakit kembali. Setelah melakukan berbagai perawatan, tubuhnya justru merasa lelah. Di putarnya knop pintu, di dalam ruangan perawatan, ada Difa dan Uwanya.Sementara Ke
Pukul tujuh malam, Rexa sudah pulang ke rumah. Baru kali ini dia pulang secepat itu. Biasanya dia malah kelayapan minum bersama koleganya. Tapi karena kontrak hanya setahun, dia harus memanfaatkan waktu pada Yatri, dia harus segera menghamili Yatri agar janda beranka dua itu segera mengandung anaknya.Rexa melihat Bu Yun sedang menyiapkan makan malam."Dia dimana Bu Yun?" tanya Rexa."Nona Yatri ada di kamarnya, Tuan," sahut Bu Yun."Panggil dia makan," titah Rexa.Bu Yun segera ke atas menuju kamar Yatri. Rexa melonggarkan dasinya, melepas dua kancing kemejanya. Dia duduk menanti Isteri kontraknya itu tiba.Tidak lama berselang, ada Yatri sudah turun bersama Bu Yun, dia memakai gaun casual yang sudah disediakan Gerald dan Risa sesuai kemauan Rexa.Rexa tak menoleh padanya. Pria itu sudah bosan melihat wanita berpakaian seksi. Jadi penampilan Yatri hanya hiburannya saja melepas penat dari kantor.
Suara Rexa mendengus, sementara Yatri mendesah. Tempo mainnya makin cepat. Hentakkan tubuh mereka yang bertabrakan menimbulkan bunyi yang mungkin saja terdengar oleh Bu Yat.Rexa mengganti posisi lagi. Dia menyeka rambut Yatri yang mulai basah oleh keringat. Posisi Yatri membelakanginya. Yatri bertumpu di kedua paha Rexa. Kedua tangan Yatri ia tarik ke ke belakang. Dari arah belakang, Rexa menghujam lagi tubuh Yatri.Desahan makin binal keluar dari mulut Yatri. Kenikmatan ini baru pertama kali ia rasakan. Bila di bandingkan dengan Galang, mantan suaminya itu hanyalah pemain pemula di banding Rexa yang menduduki rangking teratas sebagai pria terkuat.Rexa juga menikmatinya. Yatri memang janda, tapi barang yang di milikinya lebih berkualitas di banding gadis. Tetapi kenapa Galang masih saja selingkuh dari dia? pria tidak bersyukur, hardik Rexa.Posisi ketiga, Rexa menyuruh Yatri memegang kendali. Dengan caranya, Yatri memainkan