“Apa mencintaimu? Apa aku tidak salah mendengar? Jangan bermimpi kamu, Mas. Aku tidak akan pernah mencintaimu seumur hidupku,” sahut Anggun.
“Bagus kalau begitu, lalu kenapa kamu ingin bercerai?” tanya Rico mengintimidasi.
“Kenapa kamu ingin bercerai?” ucap Anggun sebal. “Halooo … aku tidak mau menjadi seorang pelakor yang menjadi orang ketiga di pernikahanmu dengan Nisa. Bahkan, aku adalah korban dari kebohongan kalian!” ketus Anggun dengan kesal.
“Oke, kita akan bercerai setelah aku menerima seluruh harta warisanku. Keturunan bukan masalah bagiku, aku bisa mengadopsi seorang anak. Yang penting aku bisa bersama dengan wanita yang aku cintai.”
“Hahaha, kamu memang memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri. Enak saja, memangnya aku akan menerima begitu saja perkataanmu.”
“Apa yang kamu inginkan?” Rico mencoba bernegosiasi agar Anggun tidak menceraikannya.
Terbit senyum licik dari wajah Anggun mendengar penuturan Rico. Dia pun sebenarnya kesulitan untuk mencari alasan bercerai dengan Rico. Mana mungkin dia menceritakan yang sebenarnya kepada orang tua dan mertuanya. Dia tidak akan tega jika harus memisahkan Rico dengan Nisa. Nisa sudah terpuruk dengan kondisinya, masa iya dia harus membuat madunya itu lebih terpuruk lagi. ‘Bisa bunuh diri Nisa, dan bagaimana jika dia menjadi hantu pasti yang pertama akan didatanginya adalah aku,’ racaunya dalam hati.
Anggun bergidik ngeri, dan kemudian melihat lagi ke arah Rico. “Oke, dengarkan aku baik-baik. Jika kamu ingin aku tetap bersamamu maka kamu harus menyetujui persyaratan yang aku berikan.”
“Baik, katakanlah!” ujar Rico dengan wajah serius.
“Biasa saja lihatny,Bos. Kamu malah menakutiku.”
“Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran,” tutur Rico yang mulai kesal.
“Aduduh, hei suamiku yang punya dua istri,” sindirnya dengan halus. “Aku tidak masalah jika kamu berubah pikiran. Aku tinggal pulang ke rumah kedua orang tuaku dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Otomatis orang tuaku tidak akan terima anaknya yang cantik jelita ini diperlakukan semena-mena. Daaan …, pastinya orang tuaku akan berbicara dan membuat perhitungan kepada kedua orang tuamu. Pada akhirnya, apa yang terjadi? Yang pertama, kamu akan gagal menjadi pewaris tunggal harta keluargamu yang melimpah ruah dan enggak akan habis tujuh turunan lalu yang kedua kamu akan berpisah dengan istri sirimu,” ancam Anggun menakut-nakuti di depan wajah Rico yang berjarak hanya beberapa sentimeter.
Deg!
Tiba-tiba jantung Rico berdetak kencang pada saat melihat wajah cantik Anggun dengan sangat dekat. Rico mengerjap-ngerjapkan mata dan berusaha menetralkan dirinya kembali.
“Menjauhlah dari wajahku, atau kamu mau aku cium?” tuturnya dengan sedikit salah tingkah.
“Mengapa wajahmu memerah? Cieee … jangan-jangan kamu yang jatuh cinta padaku. Jangan sampai itu terjadi karena cintamu akan bertepuk sebelah tangan,” ucap Anggun dengan tegas.
“Jadi apa persyaratannya?” tanya Rico untuk mengalihkan pembicaraan.
“Yang pertama, jika kamu sudah mendapatkan warisan kamu harus membaginya denganku fifty-fifty. Yang kedua, kamu tidak boleh menyentuhku sedikitpun. Yang ketiga, kamu tidak boleh mengaturku bahkan tidak boleh mencampuri urusan pribadiku. Yang keempat, tidak ada yang boleh mengetahui perjanjian kita. Yang kelima jika ada salah satu perjanjian kamu langgar maka hartamu semuanya akan menjadi milikku. Dan satu lagi, aku tidak akan mengganggu hubunganmu dengan Nisa. Terserah kalian saja!”
“Baiklah, aku setuju. Akan tetapi, aku ada satu permintaan.”
“Apa?”
“Izinkan Nisa tinggal di sini!”
“Baiklah dengan satu syarat, aku yang tetap menjadi Nyonya di rumah ini dan aku juga boleh mengajak teman-temanku main ke rumah. Terus, foto pernikahan kita kamu pajang di kamarmu agar kamu tidak lupa bahwa istrimu bukan hanya Nisa. Lalu—”
“Mengapa banyak sekali persyaratan yang kamu ajukan,” ketus Rico.
“Kamu marah? Ya sudah aku pulang saja ke rumah kedua orang tuaku,” gertaknya sembari membawa koper.
“Oke-oke,” tutur Rico sembari menahan koper Anggun. “Ayo lanjutkan persyaratanmu!”
“Hehe, gitu donk! Semua orang tidak ada yang tahu masalah pernikahan kita. Hanya keluarga dan kerabat dekat kita saja yang tahu. Jadi jika aku sedang bersama teman-temanku. Kamu dan Nisa harus berpura-pura menjadi Kakakku dan kakak iparku. Aku takut masalah ini tersebar. Dan terdengar oleh kedua orang tua kita. Jadi tolong sampaikan kepada Nisa. Ya Tuhan, kenapa sih aku diciptakan menjadi orang yang sangat baik!”
Rico terperangah oleh perkataan Anggun yang terakhir dia ucapkan. Dan Rico tiba-tiba tertawa dengan keras mendengar hal itu.
“Oke terserah padamu. Jangan lupa kamu ketik dan kasih materai kemudian kita tanda tangani bersama.”
“Oke suamiku. Ya sudah, aku ngantuk. Pergi sana ke kamarmu!”
“Tidak ada persyaratan, jika aku harus tidur terpisah denganmu. Jadi malam ini aku mau tidur denganmu!”
“Apa? Hei tidak bisa begitu!”
Rico mendahului Anggun berbaring di tempat tidur. Tubuhnya berposisi miring dengan kepala yang bertumpu di kepalanya. Dia menepuk-nepuk bantal di sampingnya dan mengajak Anggun untuk tidur bersama.
“Sini, Istriku!” godanya dengan tatapan nakal.
“Kamu akan menyesal, Mas Rico. Ingat jangan menyentuhku!”
“Baiklah, ayo sini!” Rico masih ingin bermain-main dengan istri syahnya itu. Entah mengapa dia ingin sekali menjahili, Anggun.
Anggun pun dengan terpaksa menuruti perintah Rico. Dia membatasi jarak antara dia dan Riko dengan guling. Setelah itu Anggun berbaring di sampingnya. Untuk pertama kalinya, mereka berdua tidur di ranjang yang sama. Mereka berdua berposisi terlentang dan menatap langit-langit kamar tersebut.
Riko sengaja menindih kaki Anggun dengan sebelah kakinya. Dan Anggun pun tidak mau kalah, dia merentangkan tangannya dengan keras ke dada Rico. Bugh!
“Euh,” ucap Rico yang kesakitan.
Terbit senyuman kecil di bibir Anggun yang merah dan dia merasa telah menang. Rico mengatahui hal itu, dan dia mengubah posisi tidurnya menjadi melintang dan kini kedua kakinya berada di perut Anggun.
Anggun mulai kesal dan dia bangkit dari tempat tidurnya.
“Istriku kamu mau kemana?” tutur Rico dengan senyuman menggoda.
“Ishh, senyuman apa itu? mengerikan sekali. Aku mau genti baju dulu. Aku tidak biasa tidur dengan pakaian kotor.”
“Cari pakaian seksi, Ya!” titahnya.
“Oke, tapi ingat jangan menyentuhku, Suamiku!”
“Baiklah!” tuturnya dengan wajah tengil.
Bruk!
Anggun menutup pintu kamar mandi dengan sangat kencang. “Brengsek Si Rico! Dia menantangku, siapa takut!”
Tak lama Anggun keluar dari kamar mandi dengan lingeri warna merah yang terbuat dari bahan brukat. Terpampang jelas seluruh lekukan tubuh Anggun yang indah.
Gleg!
Rico menelan saliva berkali-kali karena dia tidak menyangka bahwa tubuh Anggun sangat indah. Matanya tidak berhenti menatap bahkan untuk mengedip satu detik saja dia enggan.
Anggun berjalan dengan santai sembari menyibakkan rambutnya yang panjang dan terurai indah. Dia sengaja melakukan itu semua agar Rico merasa risih dan keluar dari kamarnya.
Anggun pun berbaring di samping Rico. Dan tiba-tiba celana bahan yang Rico kenakan terasa sempit. Sang Junior sudah meronta-ronta ingin bernapas dengan bebas.
‘Shit,’ umpatnya dalam hati.
“Tidurlah, dan ingat jangan menyentuhku, oke!” bisiknya dengan suara menggoda.
Rico tersenyum dengan kesal. Dia tahu bahwa Anggun balik mengerjainya. Namun, dia tidak mau kalah. Rico tiba-tiba menindih tubuh Anggun.
Deg!
Jantung Anggun berdegup dengan kencang. Mata mereka saling bertemu satu sama lain.
“Aku tidak akan menyesal kehilangan semua hartaku. Lagi pula, kita belum menandatangani surat perjanjian tersebut. Aku suamimu dan berkewajiban memberikan nafkah batin kepadamu. Aku mau meminta hakku malam ini kepadamu, Istriku!”
“Aku tidak akan menyesal kehilangan semua hartaku. Lagi pula, kita belum menandatangani surat perjanjian tersebut. Aku suamimu dan berkewajiban memberikan nafkah batin kepadamu. Aku mau meminta hakku malam ini kepadamu, Istriku!”***“Mas, Mas, woi Mas nyebut!” tutur Anggun dengan wajah tegang karena takut.“Nyebut apa, Sayang!” bisik Rico dicampur desahan di telinga Anggun.“Mama …,” teriak Anggun dengan mata berkaca-kaca. “Ampun Mas, cepatlah bangun dari tubuhku. Badanmu itu berat sekali,” racaunya sembari meronta-meronta agar terbebas dari kurungan tubuh Rico.Rico menahan kedua lengan Anggun dengan kencang, kemudian dia memajukan wajahnya untuk meraih bibir ranum wanita yang berada di bawahnya itu.Mata Anggun membulat dan tanpa aba-aba dia meniup mata Rico dengan kencang. “Pait, pai
Anggun menghampiri Rico, dan tak sengaja mata Rico membelalak melihat puncak dada Anggun yang tercetak dengan jelas di daster yang sedang dikenakan oleh istrinya itu.Plak! Tiba-tiba pipi Rico terasa perih oleh tamparan Anggun.“Kenapa kamu menaparku?” tanya Rico heran.***“Ups, ada nyamuk hinggap di pipimu, Suamiku,” tutur Anggun sembari mendelikkan matanya.Anggun pun pergi ke dapur untuk menyimpan dan mencuci piring kotor yang telah mereka gunakan. Namun, sembari membersihkan piring tersebut dia berkeluh kesah karena kesal.“Anggun, masakanmu bau busuk takut aku sakit perut jika memakannya, tahu-tahu satu piring penuh habis. Sudah gitu, matanya nakal harus di colok pakai koas. Berani sekali dia melihat aset kembar berharga milikku. Kenapa juga aku harus lupa tidak menggunakan bra? Rugi aku!” tutur Anggun bermonolog pada
Setiba di kantor, Nisa sudah menyambutnya dengan senyuman manis yang menentramkan kalbu. Rico pun membalas senyuman itu sembari mengecup kening Nisa dengan penuh cinta dan kasih sayang.“Selamat pagi, Sayang. Bagaimana persoalanmu dengan Anggun?” tanya Nisa dengan tatapan nanar dan penuh ke khawatiran.“Semua sudah selesai, aman!” sahut Rico sembari memeluk Nisa.“Syukurlah, aku semalaman tidak bisa tidur. Aku teringat kepadamu dan Anggun. Kita juga tidak bisa menyalahkan dia, karena dia tidak tahu apa-apa. Dan wajar saja apabila dia kecewa atau marah kepada kita,” papar Nisa menjelaskan.“Tidak, dia tidak marah. Dia mengerti bahkan kamu mulai hari ini bisa tinggal di rumahku. Dan apabila ada teman-temannya datang ke rumah, kita harus berpura-pura menjadi kakak dan kakak iparnya. Dia tidak mau kita berdua berpisah, untuk sementara waktu dia masih bisa bermain
“Anggun!” panggil seseorang dari kejauhan.Anggun menolehkan kepala ke sumber suara dan ternyata Rico sudah datang ke kampusnya. Semua mahasiswi berteriak melihat Rico yang keluar dari mobil dengan menggunakan kaca mata hitam.Sengaja sebelum menemui Anggun, dia merapikan diri di dalam mobil agar terlihat lebih tampan daripada pria yang sedang berbincang dengan Anggun. Rico pun melangkahkan kaki ke arah Anggun sembari membuka kaca mata hitamnya.“Anggun, kamu sedang berbicara dengan siapa?” tanya Rico dengan posesif.“Perkenalkan ini—”Belum selesai Anggun melanjutkan perkataannya dosen killer itu sudah mengulurkan tangannya kepada Rico untuk berjabat tangan.“Saya Vino Dosennya Anggun. Anda?” tanya Vino dengan tegas.Deg! Tiba-tiba jantung Anggun berdegup kencang pasalnya dia takut Ri
"Siapa anda berani-beraninya melarang saya? Maaf Anggun adalah kekasih saya, jadi saya berhak membawanya dari kalian berdua," tutur pria asing tersebut."Kamu hanya kekasihnya sedangkan saya—”Belum menyelesaikan ucapannya, Anggun memotong perkataan Rico."Dia adalah kakakku, jadi Mas Rico lebih berhak terhadapku. Ayo, Mas!" ajak Anggun sembari memegang tangan Rico dengan posesif.Rico pun melambaikan tangannya dan tersenyum mengejek kepada dua orang pria yang sedari tadi ingin mencuri perhatian Anggun.Pada saat tangan Rico dipegang sangat erat oleh Anggun, bibirnya tak berhenti tersenyum. Dia tidak menyangka bahwa Anggun akan memilihnya. Jiwa yang sedang diselimuti amarah perlahan berangsur mereda.Anggun membawa Rico masuk ke dalam mobil. "Mas dengankan aku! demi Tuhan aku tidak memiliki hubungan apapun dengan pria barusan maupun dengan pria la
“Aduh!” teriak Anggun dari dalam mobil. Anggun mengerem mendadak dan kemudian menolehkan kepalanya ke arah Rico. “Kamu apa-apaan sih, Mas? Kepalaku difitrahin tahu. Enak saja main toyor kepala orang sembarangan.” Anggun tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Rico, dia pun keluar dari mobil dengan mata yang berkaca-kaca.***“Mau kemana kamu?” tanya Rico menyusul Anggun keluar dari mobil.Anggun tidak meghiraukan perkataan Rico, dia terus melangkahkan kakinya dengan cepat. Dia sangat kesal dan sakit hati dengan tingkah laku Rico yang memperlakukannya sangat kasar. Dari kecil dia sangat di manja oleh kedua orang tuanya sedangkan oleh seorang Rico dia diperlakukan semena-mena.“Berhenti!” bentak Rico.Anggun pun menghentikan langkahnya dengan berderai air mata. Dan, Rico berjalan dengan cepat untuk menghampiri Anggun. Dia membalikk
Anggun hanya tersenyum sinis mendengar pernyataan Rico. Perkataan Rico memang benar tetapi terdengar konyol olehnya. Dia beranjak dari kursinya dan pergi ke dapur sembari membawa piring kotor. Setelah mencuci piring, Anggun tidak melihat keberadaan pria yang sangat menyebalkan itu di meja makan. Dia lantas masuk ke dalam kamarnya dan betapa terkejutnya ketika Rico sudah berada di tempat tidurnya.“Sayang, sini! Ini aku sedang video call dengan mamah,” ujar Rico kepada Anggun.***Anggun mendekat ke arah Rico dan kemudian duduk di tempat tidur di samping suaminya. Awalnya dia tidak percaya bahwa Rico sedang melakukan video call dengan mertuanya. Namun, setelah dia lihat ternyata perkataan Rico benar.“Hai, Ma!” sapa Anggun ramah kepada mertuanya.“Sayang, bagaimana keadaanmu? Apakah sudah ada tanda-tanda kehadiran cucu Mamah di rahimmu?” tanya sang mertua.
~Keesokan harinya~Rico dan Nisa sudah berada di meja makan sedang menikmati sarapan pagi. Anggun datang dengan membawa koper dan berpakaian casual style menggunakan celana dan jaket jeans dipadukan dengan kaos, topi dan sepatu sneaker berwarna putih. Rambut yang dikuncir seperti ekor kuda dan make up natural menambah kesan fresh pada wajah cantik Anggun.Rico tidak berkedip saat melihat Anggun. Nisa mengetahui hal itu dan kemudian mengambil perhatian Rico.“Sayang, lihatlah aku!” titah Nisa kepada Rico.Rico pun melihat ke arah Nisa kemudian tanpa aba-aba Nisa lantas mencumbu bibir Rico. Sejujurnya Rico tidak enak kepada Anggun hanya saja dia tidak mungkin menolak ciuman Nisa yang membuat darahnya berdesir.“Heuh,” tutur Anggun bergidik melihat adegan mereka. Akan tetapi, dia sama sekali tidak menghiraukan apa yang sedang pasangan suami istri siri itu lak