Seorang pria dengan tinggi sekitar 178 cm. Memiliki tubuh tegap atletis, bentuk dagu tegas. Netranya hitam pekat dan dihiasi alis yang tersusun tebal. Pria ini memiliki sorot mata yang tajam. Wajah paripurnanya juga dihiasi dengan jambang tipis yang dicukur rapi. Tubuh atletisnya diselimuti dengan setelan jas berwarna cream dan celana senada sedang berjalan tergesa sambil membawa sebuah map. Terlihat dia sedang berbicara dengan seseorang menggunakan eraphone yang sudah terpasang di telinganya.
"Aku kembali sebentar karena ada yang ketinggalan. Tenang saja aku tidak akan terlambat sampai disana. Kau tahu tidak ada kata terlambat dalam kamus hidup seorang Mahendra," ucapnya sebelum mengakhiri telponnya.
Seseorang bernama Mahendra itu kemudian keluar dari pintu masuk basement apartemen menuju basement tepat disaat mobil yang membawa kru salah satu stasiun televisi turun dan lari terburu-buru. Memasuki pintu lobi.
Mahendra sempat melirik sekilas dan tersenyum sinis. Hidup dengan mengusik kehidupan orang lain. Benar benar mengganggu. Siapa yang bisa betah dengan para pencari berita itu. Pikir Mahendra sambil menuju mobilnya yang sedang terparkir.
Ketika menekan kunci hendak membuka kunci mobil. Mahendra menyadari kalau dia lupa mengunci mobilnya. Untunglah kawasan Apartemennya termasuk kawasan mewah yang dijamin aman dengan CCTV yang terpasang hampir disemua bagian bahkan di basement. Selain itu untunglah dia tidak meninggalkan barang berharga di mobil.
Dia segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan basement. Dia sedang tergesa-gesa. Dia harus segera mengambil jalur bebas hambatan untuk dapat segera sampai ke tempat pertemuan.
***
Alexa yang berjongkok di dalam sebuah mobil menyadari kalau tempat persembunyiannya sedikit bergerak tapi dia belum bisa keluar sekarang, dia harus keluar dari kawasan apartemennya lebih dahulu untuk memastikan kalau dia aman. Begitu aman, dia akan keluar, dia akan sangat berterima kasih pada penyelamatnya ini.
Sambil berjongkok Alexa masih dapat memperhatikan jalanan yang dilewati si pengendara yang tidak diketahuinya. Begitu mobil memasuki kawasan bebas hambatan secara perlahan Alexa mulai mengangkat kepalanya. Dia masih menutup kepalanya dengan hoodie miliknya
“Permisi Mas…,” ucap Alexa dengan sangat pelan dan sopan.
Mobil mengerem mendadak membuat kepala bagian depan Alexa terbentur dengan kursi yang ada didepannya. Karena tidak memiliki pijakan yang tepat, tubuh Alexa terpelanting ke belakang dan kepalanya lagi-lagi membentur bagian belakang mobil.
Brengsek… aku akan menuntutnya karena sudah membuat kepalaku cedera. Umpat Alexa dalam hati.
Alexa segera bangun dan membenarkan posisinya. Ketika kepalanya muncul seorang yang mengendarai mobil itu sedang menatapnya tajam.
“Kamu Mau Maling,” ucap pria itu dengan sangat kasar.
Alexa terkejut. Apa?? Dia bahkan hampir membuat kepala seorang artis terkenal cedera. Bukannya minta maaf malah menuduhnya maling. Umpat Alexa. Alexa merasa darahnya mendidih dia siap memarahi si empunya mobil karena tidak becus mengendarai mobilnya sampai membuat penumpangnya hampir cedera.
Alexa menatap Mahendra dan merasa terpesona dengan penampilannya.
Seorang pria dengan hidung tinggi dan mata tajam yang dilindungi alis tebalnya dengan sempurna membuat ketampanan pria itu menjadi paripurna. Boleh juga nih cowok. Batin Alexa begitu memperhatikan penampilan Mahendra. Rasa marahnya tiba-tiba menghilang. Dia merapikan hoodienya dan memberikan senyuman manisnya pada Mahendra.Mahendra seorang pria berumur 32 tahun. Memiliki wajah tampan dengan rahang tegas dan hidung tingginya dihiasi netra hitam pekat. Alisnya yang tebal membuat perawakannya nampak sedikit tegas. Membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh hati.
“Bukan Mas,,, saya bukan maling, tapi saya seseorang yang butuh bantuan,” Ucap Alexa kemudian.
“Bantuan apa? Kamu hampir membuat saya celaka,” ucap Mahendra Emosi.
Bukannya aku yang seharusnya bicara begitu? Kepalaku bahkan terbentur cukup keras. Untung saja dia tampan kalau tidak aku pasti akan menuntutnya. Batin Alexa. Dia masih berusaha mengendalikan perilakunya karena sadar kalau dia yang salah naik ke dalam mobil itu tanpa permisi. Jadi dia tetap menampilkan wajah penuh senyuman dengan sedikit memohon.
“Kamu siapa?” Tanya Mahendra ketus.
“Bisakah aku menumpang sampai ke GGM entertainment. Kulihat arah kita sama," ucap Alexa bersikap sopan walaupun dia sangat ingin marah sekarang. Tapi dia sadar bahwa dia yang salah masuk mobil orang sembarangan.
Mahendra nampak mengerutkan keningnya. Dia tidak tahu tempat apa itu.
"Glint Gold Manajemen?" Ucap Alexa memperjelas tujuan yang dimaksud.
Ohhh.. kalau itu aku tahu. Apa yang dilakukan wanita ini di mobilku? Pikir Mahendra.
"Aku sungguh bukan maling. Aku bisa menjelaskannya bila kau bersedia mengantarku," ucap Alexa.
"Aku bukan sopir pribadi," ucap Mahendra ketus.
"Apa kau akan menurunkanku di jalanan," tanya Alexa panik. “aku mohon bantu aku," lanjut Alexa. Dia takut pria ini akan menurunkannya di jalan bebas hambatan. Akan sangat sulit mencari tumpangan lain. Selain itu dia takut wajahnya akan terekspos.
"Aku bukan sopir pribadimu, jadi pindahlah ke depan," ucap Mahendra mulai membuka kunci mobilnya.
Mendengar itu Alexa tersenyum dan langsung keluar dari mobil untuk pindah ke sisi pria yang tidak dikenalnya. Setidaknya sekarang dia aman dari paparazi berkat pria itu. Mungkin mereka bisa berkenalan nanti.
Untuk beberapa lama hanya alunan lagu milik Maroon 5 yang terdengar di dalam mobil. Baik Mahendra dan Alexa hanya bisa membisu.
"Mungkin kau tidak mengenalku karena penampilanku yang biasa ini, tapi aku seorang artis yang cukup sering tampil di televisi," ucap Alexa membuka kebisuan sambil merapikan rambutnya ke belakang telinga.
"Aku baru tahu ada artis yang bahkan harus menumpang mobil orang lain untuk ke agensinya, mungkin sebaiknya kamu ganti agensi," ucap Mahendra memberikan saran namun terkesan tidak peduli. Entah mengapa ucapan itu seperti sebuah sindiran ditelinga Alexa membuatnya tanpa sadar menggertakkan giginya. Dia harus sabar karena dia yang membutuhkan pertolongan saat ini.
Dasar sombong. Batin Alexa. Sepertinya kesan tampan dan terpesonanya saat pertama kali bertemu Mahendra tadi berkurang setelah mendengar ucapan pria itu barusan.
"Kamu sungguh tidak mengenaliku?" Tanya Alexa berusaha tetap ramah sambil merubah posisinya menghadap Mahendra dan memberikan senyuman termanisnya.
"Televisi di apartementku hanya hiasan, aku tidak pernah menggunakannya. Jadi tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mempublikasikan penampilanmu saat ini," ucap Mahendra tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya dari jalan. Bahkan dia melajukan mobil itu sedikit kencang karena dia harus mengantar penumpang gelapnya dulu sebelum akhirnya pergi ke rapat. Dia harus tiba di rapat perusahaan tepat waktu.
Alexa cukup terkejut mendengar jawaban pria disampingnya. Ternyata manusia dari zaman batu masih belum punah. Pikir Alexa
"Aku Alexa,,, karena kau tidak mengenalku. aku merasa perlu memperkenalkan diri. Maybe someday kita ketemu lagi," ucap Alexa sambil mengulurkan tangannya.
"Mahendra," jawab Mahendra tanpa melepaskan tangannya dari kemudi. Dia membelah jalanan dengan kecepatan maksimal yang diperbolehkan di jalanan bebas hambatan. Dia sedang terburu-buru sehingga memilih untuk tidak peduli.
Alexa yang sadar tangannya hanya dicuekin mengeluarkan muka masam dan menatap tangannya dengan kesal. Tiba-tiba mobil yang ditumpanginya itu berhenti. Sontak membuat Alexa terkejut. Dia hampir saja menabrakan kembali kepalanya pada dashboar mobil Mahendra.
"Turunlah… tujuanmu sudah sampai," ucap Mahendra mengusirnya tanpa menatapnya sedikitpun.
Alexa yang tersadar kemudian menatap gedung menjulang tinggi yang ada di hadapannya dan pria di sampingnya bergantian.
Walaupun sangat kesal dengan perlakuan penyelamatnya ini tetapi dia juga sangat berterima kasih. Tanpa bantuan Mahendra mungkin dia akan tertangkap oleh awak media tadi. "Terimakasih banyak sudah mengantarku, semoga kita bisa bertemu lagi," ucap Alexa sambil membuka pintu mobil dan turun dari mobil Mahendra.
"Sebaiknya jangan," ucap Mahendra begitu Alexa turun dari mobilnya dan langsung tancap gas meninggalkan Alexa yang hanya bisa menganga mendengar jawaban dan perlakuan Mahendra kepadanya.
Harga dirinya sedikit terluka karena pria itu. Bagaimana bisa pria itu tidak mengenali artis nasional yang memiliki lebih dari 15 juta pengikut di i*******m. Alexa yakin kalau pria itu hanya pria aneh dan kurang gaul.
Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng
Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya
"Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s
"Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare
“katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t
Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be