Alexa sudah berada di ruang pak WIliam. Begitu berita mengenai Alexa yang diantar seorang pria beredar di media, Pak Wiliam langsung memintanya untuk datang ke kantornya. Alexa sudah bisa menebak dengan pasti pak tua ini akan mengomeli habis-habisan.
Alexa menceritakan kejadian kemarin secara detail pada manajernya. Namun Alexa kebingungan, karena bukannya mengomel, pak William sejak tadi hanya duduk di kursinya sambil mengatupkan kedua tangannya di atas meja. Seperti sedang berpikir keras. Meski begitu Alexa cukup lega daripada harus mendengar omelan manajernya sepagi ini.“Aku sudah menceritakan semuanya pak Wil,, Aku sungguh tidak mengenal pria itu,” Ucap Alexa berusaha meyakinkan Pak William.Pak Wiliam merubah posisinya dengan menundukkan kepalanya berpikir keras. Meski terlihat seperti tidak mendengar tapi William tetap memperhatikan setiap ucapan Alexa dan berusaha mencernanya.“Aku justru ingin berterima kasih kepadanya. Bila bukan karena dia, para awak media pasti sudah memakanku kemarin. Ini juga karena salah Toby. Dia bahkan telat menjemputku,” lanjut Alexa karena pak Wiliam hanya diam saja.“aku sudah memintamu bersembunyi sebentar Alexa sayang,” ucap Toby merasa tidak enak.“karena itu aku meminta bantuan pria itu,” ucap Alexa sambil menampakkan ekspresi kesal pada Toby.Pak William masih diam saja. Membuat Alexa Sedikit takut. Apa akhirnya Manajernya ini akan lepas tangan menangani masalahnya? Alexa tampak gelisah melihat wajah William yang nampak datar“Apa kau tak percaya padaku,” ucap Alexa kemudian yang masih belum mendapatkan jawaban apapun dari pak William.“Tidak... Bukan begitu, aku hanya sedang berpikir, kau sungguh tidak mengenalnya bukan berarti dia tidak mengenalmu?" Ucap William menyelidik.Alexa menggelengkan kepalanya. "Dia bahkan tidak mengenalku pak, dia bilang televisinya hanya pajangan. Awalnya aku tersinggung, tapi setelah ku pikir lagi, ada bagusnya dia tak mengenalku. Untunglah dia kurang update," balas Alexa mengingat ucapan Mahendra sebelumnya."Benarkah begitu? Kalau begitu sepertinya dia aman. Tampilan dan perawakannya juga sangat cocok untuk mendampingi dan menjagamu,” ucap Pak William sambil memperhatikan lagi foto yang ada di media online.“mendampingi dan menjaga? Maksudnya?” Tanya Alexa tidak paham.“apa kau pernah berpikir untuk memiliki pengawal pribadi, Artis Nasional multi talenta sepertimu harus memiliki pengawal yang menjaga keamanan dan keselamatanmu, sayang,” ucap William dengan senyum yang merekah.Alexa nampak berpikir mendengar ucapan William.“Hal itu akan membuatmu merasa aman, agar kejadian seperti kemarin juga tidak terulang lagi,” lanjut William mengutarakan idenya."Bagaimana bisa kau menyarankan orang asing yang tidak update menjadi pengawalku. Dia bahkan tak tahu siapa aku," ucap Alexa kesal."Justru itu sayang. Aku katakan dia aman. Dia tidak akan mencoba mengulik kehidupan pribadimu. Dia hanya akan fokus dengan tugas untuk memastikan kamu aman dan selamat," ucap William lagi mencoba membujuk Alexa agar menyetujui idenya.Alexa nampak berpikir untuk saran yang dikeluarkan pak William. Memang tidak ada salahnya, tapi dia khawatir dengan ada pengawal justru akan membuat jarak antara dirinya dari para penggemarnya.“Apa dia butuh pekerjaan? Kamu bisa mengangkatnya menjadi pengawal pribadimu. Sebaiknya kau temui dia dan memintanya menjadi pengawalmu,” ucap William penasaran.Alexa masih berpikir. Benar juga, aku butuh seorang pengawal pribadi. Dia memang keliatan cocok menjadi pengawal pribadiku. Batin Alexa.“tapi aku bahkan tidak mengenalnya, bagaimana kalau nanti dia tersinggung dan menuntutku,” ucap Alexa.“Siapa yang bisa tersinggung bila 'malaikat nasional' kita meminta bantuan? Dia seharusnya bersyukur, karena artis terbaik negeri ini menginginkan dirinya menjadi pengawal pribadi,” sanjung William membuat pipi Alexa memerah karena malu.Alexa masih nampak berpikir. Pria itu terlihat cukup mapan untuk bekerja sebagai seorang pengawal, tapi di sisi lain, bila dia tidak mengambil tindakan maka kariernya di dunia hiburan akan hancur.“kau hanya perlu mengatakan kepada media ketika konferensi pers nanti bahwa dia adalah pengawal yang kau gaji khusus untuk menjagamu,” saran William.“baiklah aku rasa saran itu cukup bagus, bagaimana Toby?” Ucap Alexa setelah lama terdiam dan dibalas anggukan tanda setuju oleh Toby.Sesuai kesepakatan yang telah disetujui bersama pak William, saat konferensi Pers, Alexa mengenai keberadaannya di kelab dan pria misterius yang mengantarnya, akhirnya Alexa mengakui bahwa keberadaannya di kelab adalah untuk menghadiri pesta ulang tahun temannya, dan pria yang ada di kelab adalah seorang teman lama yang kebetulan bertemu dan mememaninya menunggu asistennya menjemput. Tidak lupa juga Alexa mengklarifikasi mengenai pria yang mengantarnya ke kantor agensi yang tidak lain adalah pengawal pribadinya. dia berharap dengan mengatakan hal itu kepada media semua masalah menjadi cepat selesai.***Mahendra sedang sibuk berkutat dengan laptopnya ketika seseorang mengetuk pintu dan wajah Gio muncul dari balik pintu. Mahendra yang melihat kedatangan Gio hanya mengangkat kepalanya sebentar dan kembali menatap laptopnya.Gio masuk menghampiri meja Mahendra sambil senyum-senyum sendiri. Dia memiliki informasi menarik yang sangat ingin dibicarakan dengan Mahendra.“Boss kau tahu gosip yang beredar di antara karyawan kita baru baru ini,” Ucap Gio memancing pembicaraan.“apakah itu penting? Berhentilah bergosip dan fokus bekerja saja," ucap Mahendra tidak peduli."Tapi berita ini menyangkut reputasi pimpinan perusahaan kita," balas Gio memancing.Mahendra menghentikan pekerjaannya, "Berhenti menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya,” ucap Mahendra menatap Gio lalu kembali menatap laptop didepannya.“Karena itu aku ingin mewawancarai sumbernya langsung,” ucap Gio sambil tersenyum. Ucapan Gio mau tidak mau membuat Mahendra menghentikan aktivitasnya dan memandangnya.“Apa maksudmu,” Tanya Mahendra.“kau tahu, Karyawan kita menyebutmu sebagai Boss Bucin sekarang semenjak fotomu yang mengantar artis GGM itu Beredar, kau tahu maksudku bukan? Alexa,” ucap Gio dengan senyum sumringah.Mahendra hanya menggelengkan kepala. Kenapa temannya ini begitu ingin tahu mengenai hubungannya dengan wanita itu. Berapa kali harus dia katakan kalau kejadian itu hanya kebetulan. Seandainya saja Gio tahu kalau dia sebenarnya ingin membawa gadis itu ke kantor polisi karena sudah masuk mobilnya tanpa izin dan hampir membuatnya mengalami kecelakaan. mungkin gossip yang ada di kantornya sekarang tidak akan ada.“Tapi apa itu sebuah cinta bertepuk sebelah tangan?" Tanya Gio sambil senyum-senyum.“bertepuk sebelah tangan? Jangan mengada,” ucap Mahendra sambil tertawa sumbang karena tidak menyangka sahabatnya akan berpikir seperti itu.“tapi Alexa mengatakan bahwa kau pengawal pribadi di konferensi persnya. Kau ingin melihat cuplikannya,” ucap Gio sambil mengangkat ponselnya.Mahendra segera meraih ponsel tersebut dan memutar video yang berisi konferensi pers Alexa. Dia mendengarkan isi pembicaraan Alexa baik baik. Wajah Mahendra seketika mengeras dan tatapannya berubah dingin.“dasar tidak tahu terima kasih,” ucap Mahendra lirih.“bagaimana ini, seorang pengusaha terkenal hanya dianggap sebagai pengawal pribadi, aku benar-benar kasihan padamu,” ucap Gio sambil tertawa.Mahenda tidak memperdulikan ucapan Gio. Dia masih sangat marah dan tidak menyangka artis yang sudah dia bantu ini sungguh tidak tahu membalas budi. Beraninya dia menyebut seorang Mahendra sebagai pengawal pribadi.“buatkan kontrak eksklusif untuk mengikatnya menjadi brand ambassador kosmetik perusahaan kita. Pastikan mencantumkan penalty yang tinggi bila kontrak berakhir sebelum waktunya. Aku akan menunjukkan kepadanya siapa pengawal pribadinya ini sebenarnya,” ucap Mahendra dengan tatapan tajam sambil masih menatap ponsel Gio yang sedang menampilkan konferensi pers yang dilakukan Alexa untuk mengklarifikasi skandal yang menimpanya.Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng
Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya
"Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s
"Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare
“katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t
Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be