Share

Bab 3

Pekerjaan yang Bayu miliki sebenarnya sudah sangat baik. Bayu mengawali karier di Khaisa Enterprise, ketika dirinya masih berusia 24 tahun. Dan, hanya butuh 3 tahun dari masa itu, sekarang Bayu sudah menduduki posisi sebagai Direktur di Kaisha Enterprise.

Mungkin karena saat itu para petinggi perusahaan, sangat menyukai kinerja yang diberikan oleh Bayu. Sehingga mereka memberikan tawaran kenaikan jabatan itu kepadanya.

Kalau boleh jujur, sampai sekarang Bayu tidak pernah menyangka, bahwa dirinya mampu memegang amanah sebesar itu. Karena Bayu pun sangat menyadari, bahwa kadang dia masih belum bisa mengolah rasa takut, dan kelemahan lain yang tersimpan dalam dirinya. Terutama mengatasi ketidakpercayaan pada dirinya sendiri, yang sering kali muncul mengganggu pikirannya.

Bayu mengakui dibalik kesuksesannya kariernya itu, ada Pak Rafi, dan Raihan yang selalu membantunya selama ini. Jika bukan karena kejujuran yang Bayu katakan, dan pesan berharga yang disampaikan oleh Pak Rafi, mungkin dia tidak akan pernah mengambil kesempatan itu.

Malam itu mereka sedang bersantai di teras depan rumah Pak Rafi. Saat itu Bayu yang sedang melamun tiba-tiba ditepuk pundaknya oleh Pak Rafi.

Kemudian dengan jelas Pak Rafi mengatakan, “Mas, pemimpin kita itu akan merasa senang kalau kita bekerja dengan jujur dan tuntas. Meskipun terkadang hasilnya enggak sesuai, ya, paling tidak kita sudah berusaha sebaik mungkin. Apalagi kalau kamu selalu memberikan kinerja yang terbaik, mudah-mudahan saja masa depanmu semakin cerah.”

“Iya, Pak aku paham. Kalau pun nantinya aku gagal, aku bisa cari pekerjaan lain, kok. Setidaknya aku sudah punya sedikit pengalaman dari kesempatan ini,” ucap Bayu sambil menganggukkan kepalanya.

“Betul itu, Mas. Yang penting berusaha saja untuk memberikan pekerjaan yang terbaik pada mereka,” kata Pak Rafi sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Terhitung sudah 2 tahun ini Bayu menduduki jabatan sebagai Direktur di Khaisa Enterprise. Seperti biasanya sekitar jam 6 pagi, dia sudah berdiri di depan pintu ruangan yang diberi tulisan, Ruangan Direktur Bayu Setyo Nugroho.

Ketika Bayu masuk ke dalam ruangan, dia melihat sebuah surat tergeletak di atas meja kerjanya. Dari jarak jauh Bayu bisa melihat, surat itu dibungkus dengan amplop khusus berwarna emas, dan dilengkapi dengan lambang kehormatan, yang tergambar di bagian depan amplop tersebut.

Bayu tahu sekali dari mana surat itu berasal. Mungkin sebulan ini dia sudah mendapatkan 2 kali kiriman surat berbeda, yang dibungkus dengan amplop yang sama. Pengirim surat itu berasal dari Komite Dewan Pengawas Kaisha Enterprise.

Setahu Bayu hanya ada 4 orang yang mempunyai hak untuk bergabung ke dalam Komite itu. Dan, mereka semua adalah para petinggi perusahaan yang memiliki saham di Kaisha Enterprise. Dari keempat orang itu hanya ada satu orang yang Bayu kenal cukup dekat, dialah Paman Hendra, Ayah kandung Raihan.

Bayu segera mengambil surat itu. Dengan nada kesal Bayu berbisik, “Keputusan apa lagi yang ingin kalian perbincangkan? Kenapa jadi pemimpin tidak pernah menggunakan otak, sih?”

Kemudian dengan perlahan Bayu baca setiap kalimat yang tertulis di surat itu.

Kepada Yth.

Direktur Bayu Setyo Nugroho

di tempat.

Dalam rangka mempererat tali persaudaraan, Komite Dewan Pengawas Kaisha Enterprise Grup mengundang Anda untuk menghadiri jamuan makan siang pada hari ini yang berlokasi di Ruang Platinum Khaisa Enterprise BC.

Atas perhatian dan kedatangannya, kami sampaikan terima kasih.

“Kenapa harus tiba-tiba begini, sih. Seenaknya saja kalian itu,” gumamnya kesal.

Penilaian negatif yang Bayu berikan kepada para petinggi perusahaan, seharusnya menjadi sebuah hal yang sangat wajar. Siapa pun yang mengalaminya, secara cepat atau lambat, pasti akan merasa muak juga pada akhirnya.

Karena setiap kali pertemuan itu diadakan, lebih sering waktunya dihabiskan hanya untuk, mempertontonkan hal-hal yang tidak berguna. Mulai dari saling adu pukul karena perbedaan pendapat, sampai hadirnya wanita-wanita nakal, yang diberi perintah untuk memuaskan mereka.

Jika hal seperti itu sedang terjadi, Bayu memilih untuk tidak bersuara atau segera pergi meninggalkan mereka.

Meskipun begitu, Bayu sadar sebagai bawahan dia tidak punya pilihan lain, selain memenuhi permintaan dari para atasannya itu. Jika itu tidak dia lakukan, keesokan harinya sudah pasti surat peringatan akan segera dikirim ke mejanya.

Setelah membaca surat itu, Bayu berpikir bahwa, dia harus mendapatkan ide supaya bisa merasa nyaman, saat menghadiri pertemuan nanti. Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja otaknya mendapatkan satu buah ide segar. Tanpa perlu membuang waktu lagi, Bayu pun segera menghubungi Paman Hendra.

Bayu sangat berharap permintaannya kali ini, dikasih izin untuk dilakukan. Kalau sampai ditolak, dia bersumpah, tidak akan datang ke pertemuan itu. Dan, masa bodo dengan surat peringatan yang akan mereka berikan. Silakan saja kalau ingin memecatnya.

Ketika panggilan ponselnya sudah terhubung dengan ponsel Paman Hendra, Bayu segera mengutarakan niatnya.

“Om, kalau boleh jujur beberapa hari ini badan Bayu lagi kurang sehat. Mengenai acara nanti siang, Bayu akan ajak Raihan ke sana boleh kan, ya?”

Paman Hendra hanya diam saja. Bayu pun tahu, jika Paman Hendra butuh waktu sebentar untuk berpikir terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian, dengan alunan suara yang sedikit terbata-bata, Paman Hendra mengatakan, “Ba–bagaimana, ya Bay? Se–seharusnya sih enggak boleh. Ka–karena pertemuan nanti akan sangat jauh berbeda. Tapi, kasih waktu buat, Om, 5 menit-an lagi deh. Nanti, Om, hubungi kamu lagi.”

Bayu merasa terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. Saat kesadarannya mulai membaik, dengan tergesa-gesa Bayu menjawab, “Iya sudah, Om. Bayu tunggu, ya, kabar baiknya nanti.”

Entah kenapa pembicaraan tadi sangat menarik perhatiannya. Dan, yang membuat Bayu semakin penasaran, adalah karena baru kali ini dia melihat Paman Hendra berbicara, dengan terbata-bata seperti itu. Seakan ada sesuatu yang sedang ditakuti oleh Paman Hendra.

Sekarang akal dan pikiran Bayu malah terhenti di pertanyaan, “Sepenting apa, ya, pertemuan nanti?"

Saat pikiran Bayu sedang asyik menganalisis, suara dering ponselnya tiba-tiba membangunkan ingatannya. Bayu segera membaca sebuah pesan, dari Paman Hendra yang masuk ke ponselnya itu.

Isi pesan itu mengatakan, “Bay, Om sudah membicarakan permintaan kamu itu. Karena Raihan anaknya Om, jadi mereka mengizinkan permintaan kamu tadi. Asal Raihan bisa mengikuti syarat-syarat yang sudah mereka tentukan. Kamu kabari Raihan sekarang juga, ya.”

Bayu hanya membalas pesan itu dengan kalimat, “Oke beres, Om. Sampai ketemu nanti, ya.”

Setelahnya Bayu langsung menghubungi Raihan. Ketika panggilan ponselnya sudah terhubung, Bayu segera mengatakan, “Han, kamu mau, kan, tolongin aku? Nanti siang ikut aku kr acara Kaisha, ya. Sekalian nanti ada bahasan yang mau aku diskusikan sama kamu.”

Di seberang sana Raihan yang sedang sarapan dengan cepat menjawab, “Iya, Masbay. Aku tahu, kok, Mas, bakal minta bantuan ke aku sekarang. Kemarin sudah dikasih kode langsung tuh sama atasan. ”

“Oh, berarti kamu sudah tahu dong jawaban dari teka-teki yang ada di pikiranku sekarang?” serang Bayu.

Raihan segera mematikan ponselnya. Dia tahu betul ke mana arah tujuan dari pembicaraan yang disampaikan oleh sahabatnya itu. Raihan tidak bisa menceritakan apa yang dia ketahui kepada Bayu. Karena perintah dari Paman Hendra, dia harus menyembunyikan seluruh informasi yang sesungguhnya dari Bayu.

Sedangkan, disisi lain Bayu malah merasa heran, kenapa Raihan sekarang jadi lebih peduli, dengan informasi yang dia ketahui. Biasanya Raihan pasti akan menceritakan kabar terbaru, tentang rencana apapun yang akan dilakukan oleh para petinggi perusahaan.

Di dalam hati kecilnya, Bayu ingin sekali melanjutkan analisisnya, agar dia bisa mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi nanti. Tapi, sialnya ada masalah lain yang jauh lebih penting, yang harus Bayu temukan solusinya saat ini.

Lagi pula Bayu perlu membagi sedikit waktunya, untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Supaya dia bisa lebih berkonsentrasi, saat menghadiri pertemuan nanti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status