Share

Bab 4

Suara dering ponsel milik Bayu begitu keras terdengar. Terhitung sudah lebih dari tiga kali, panggilan ponsel yang dilakukan oleh Raihan, belum juga diangkatnya.

Hingga pada akhirnya Bayu pun tergoda, untuk melirikkan mata ke arah ponselnya. Semakin lama panggilan itu, terlalu mengganggu konsentrasinya.

Samar-samar mata Bayu melihat nomor ponsel milik sahabatnya itu, seperti sedang melakukan teror kepada dirinya. Ketika panggilan itu Bayu terima, selanjutnya yang terdengarlah suara teriakan dari Raihan, yang sangat memekikkan telinganya.

“MASBAY ... KE MANA SAJA, SIH? BURUAN KE LOBI PABRIK SEKARANG!" pekik Raihan.

Bayu sengaja masih belum memberikan respon apa-apa. Sebab Bayu tahu sekali, detik itu Raihan masih belum selesai berbicara kepadanya.

Tidak lama kemudian, Raihan kembali melanjutkan ucapannya, "Kita harus berangkat saat ini juga. Kalau sampai terlambat, Mas, tahu kan kita pasti tidak akan lolos dari hukuman yang mereka berikan.”

Kepala Bayu yang masih terasa pening, segera memberikan jawaban yang paling sederhana kepada Raihan. “Iya Maaf, Han. Mas, turun ke bawah sekarang, ya.” Setelah itu Bayu pun segera menyudahi panggilan tersebut.

Sehabis merapikan penampilannya, Bayu segera pergi meninggalkan ruang kerjanya. Lift pabrik yang tersedia di ujung lorong dekat ruangannya, segera membawa tubuh Bayu turun ke lantai dasar.

Namun, sebelum Bayu pergi meninggalkan pabrik Kaisha Enterprise, dia harus menemui Mega di ruangan sekretarisnya terlebih dahulu. Tujuan Bayu ke sana, adalah untuk mengambil beberapa berkas yang dia perlukan. Selain itu Bayu juga berniat, untuk menitipkan sebuah tugas penting, dan rahasia kepada Mega.

Sambil melangkahkan kaki-kakinya, Bayu sengaja menuliskan beberapa kalimat di selembar kertas catatan, dan kemudian menyimpan kertas itu di saku bajunya.

Mungkin saat ini adalah waktu yang paling tepat, untuk mencari tahu fakta yang sebenarnya, tentang sebuah rumor yang sedang beredar luas di kawasan pabrik Kaisha Enterprise. Sebagian karyawan yang bekerja di sana, pasti mengetahui selentingan kabar yang mengatakan, bahwa terdapat sekelompok orang yang ingin mengacak-acak reputasi pimpinan mereka, yaitu Bayu.

Ketika Bayu tiba di ruangan sekretarisnya, dia melihat Mega sedang merapikan tumpukan berkas, yang ada di atas meja kerja miliknya. Mega yang lagi fokus pada pekerjaan itu, mau tidak mau harus menghentikan semua aktivitasnya. Saat Mega menyaksikan tangan Bayu sedang meletakkan selembar kertas catatan, dengan posisi tertelungkup di samping tumpukan berkas itu.

Selanjutnya dengan sengaja Bayu mendekatkan posisi tubuhnya ke hadapan Mega, dan matanya tiba-tiba memandang tajam ke arah mata Mega.

Kemudian terdengarlah sebuah kalimat yang diucapkan oleh Bayu. “Mega, saya ada satu tugas penting yang harus kamu kerjakan!”

Ekspresi wajah Bayu semakin terlihat serius. Sedangkan, Mega hanya bisa mengunci perhatiannya rapat-rapat.

“Tugas itu saya catat di kertas ini. Tolong jangan sampai ada karyawan lain yang tahu, kecuali Anita. Kamu cuma boleh minta bantuan darinya. Dan, ingat, berhati-hatilah saat mengerjakannya.” Sebuah instruksi penting, tiba-tiba meluncur deras dari mulut Bayu.

Mega yang merasa terkejut segera menjawab, “Ba–bapak enggak bercanda, kan? Saya harus melakukan apa?”

Sebagai seorang wanita dengan kepribadian yang lemah lembut, tentu saja perintah itu membuat detakan jantung Mega berdegup lebih cepat. Bahkan, sekarang ekspresi di wajahnya pun menunjukkan perasaan batinnya, yang mulai merasa cemas.

“A–apakah pekerjaan ini cukup berbahaya, Pak, untuk kami berdua?” sambung Mega.

Seperti yang sudah Bayu perkirakan, Mega pasti akan mempertanyakan hal-hal seperti itu.  Bayu memang sengaja memilih mereka berdua, untuk mengerjakan tugas ini.

Kelebihannya, adalah karena selain wajah mereka yang terlihat cukup menarik, lagi pula sebagian karyawan di pabrik Kaisha Enterprise juga sangat mengenali siapa diri mereka. Sehingga penyamaran dan tujuan mereka, menjadi sulit diketahui oleh orang-orang yang bekerja di sana.

Ketika mendengar beragam pertanyaan itu, Bayu harus menunjukkan ketenangannya sebagai pemimpin. Dia harus membuat sangat Mega percaya kepada dirinya.

Oleh karena itu, Bayu harus mengatakan, “Kamu tenang saja. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya yang akan menjamin keselamatan diri kalian. Yang penting tugas ini berhasil kamu selesaikan.”

Setelahnya sebuah senyuman hangat merekah di bibir Bayu. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang menggembirakan. Selanjutnya Bayu mengatakan, “Oh, iya besok pas jam makan siang kita akan bahas hasil dari tugas ini, ya.”

Kemudian Bayu langsung mengambil berkas yang sudah disiapkan, dan memilih untuk segera melangkah pergi meninggalkan Mega, tanpa menolehkan kepalanya lagi. Ketika kaki atasannya itu sudah bergerak beberapa langkah, Mega yang sudah tidak sabar lagi, segera mengambil kertas catatan itu, dan melihatnya.

Di kertas itu tertulis sebuah perintah, "TOLONG AWASI GERAK-GERIK PAK RONI. DAN, SEBISA MUNGKIN DAPATKAN NAMA-NAMA KARYAWAN LAIN YANG MENJALIN HUBUNGAN DENGANNYA.”

Mega terdiam sehabis membaca tulisan itu. Sambil menyandarkan tubuhnya, pikiran Mega terus berputar mencari petunjuk apa yang harus dia lakukan, untuk menuntaskan misi ini. Dan, hanya perlu waktu sekitar beberapa menit, sekarang senyum manis di wajah Mega kembali bercahaya.

*****

Saat ini Bayu sedang berambisi, ingin membuktikan, bahwa dirinya mampu menjadi pemimpin yang baik, untuk para karyawan yang bekerja di perusahaan yang dikelolanya. Tapi, sedari awal Bayu pun menyadari, bahwa tidak segampang itu mengendalikan salah satu perusahaan terbesar, yang bergerak di industri penyedia bahan baku makanan dan minuman.

Setahu Bayu, sampai detik ini, kekuasaan pasar yang dimiliki oleh Kaisha Enterprise, terbentang luas di 2 kota besar, yaitu di kota Sematih dan kota Kelates. Masing-masing dari kota itu, memberikan penghasilan sekitar 20 miliar rupiah setiap tahunnya.

Selain itu, Kaisha Enterprise juga memiliki sebuah pabrik yang selama ini membantu mereka, dalam pengoperasian bisnisnya. Jika dihitung secara rinci, pabrik itu bisa menampung sekitar 5 ribu karyawan yang bekerja, dalam waktu yang bersamaan. Dan, lokasi pabrik itu, berada di bagian pinggir kota Sematih.

Setelah menemui Mega, Bayu langsung pergi meninggalkan pabrik Kaisha Enterprise. Siang itu, Bayu dan Raihan harus menggunakan waktu sebanyak 20 menit, untuk bisa sampai di gedung Kaisha Enterprise BC. Gedung itu terletak di bagian tengah kota Sematih. Dan, kali ini mereka memilih, untuk menggunakan motor mewah merek Triump tipe Rocket 3 GT milik Bayu, agar lebih cepat sampai ke sana.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status