Share

Bab 3 - Menikah Tanpa Cinta

last update Last Updated: 2023-08-02 16:00:07

'Kalaupun aku menolak, tidak akan bisa, 'kan. Lagipula perjodohan ini sudah di atur Mamaku.'

Naila hanya dapat melontarkan kata-kata itu di dalam hatinya. Dia mengangguk pelan, sebagai tanda mengiyakan perkataan Ali. Setelah bergelut dengan pikirannya tadi. Naila memutuskan menerima perjodohan tersebut. Lebih baik serumah dengan orang tak di kenal, daripada harus tinggal di rumah Mama tirinya yang seperti neraka.

"Baguslah, kamu akan tinggal di rumah kecilku nanti, dan aku tak bisa menjanjikan cinta untukmu," lanjut Ali lagi.

'Iya, aku tahu itu. Laki-laki mana yang mau mencintai wanita jelek sepertiku ini.'

Sekali lagi Naila menganggukkan kepala. Ingin sekali ia bertanya, mengapa Ali mau menikah dengannya. Namun, Naila mengurungkan niatnya ketika melihat sorot mata Ali yang menyeramkan, menurutnya. Padahal Ali tak menunjukkan ekspresi sama sekali saat ini.

"Apa ada lagi yang mau kamu tanyakan?"

"Tidak ada." Naila menggeleng cepat dan menatap dalam bola mata Ali. Walau rambut Ali panjang dan rahangnya ditutupi sebagian bulu-bulu lebat. Tapi, Naila dapat merasakan jika Ali memiliki wajah yang tampan.

***

Esok paginya, kini status Naila dan Ali sudah berubah menjadi pasangan suami-istri. Tadi pernikahan telah diadakan dengan sangat sederhana di rumah Mirna dan hanya dihadiri Mirna, Rani dan beberapa orang saja.

Naila sempat bertanya pada Ali ke mana orangtuanya. Namun, Ali tak memberi jawaban. Setelah itu, Naila tak lagi bertanya. Dia tak mau sampai membuat Ali kesal. Walau tampang Ali menyeramkan, tapi, sampai saat ini Ali memperlakukannya dengan baik.

"Selamat ya! Kami harap kamu segera punya anak, Nai," ucap Mirna, melempar senyum palsu.

Rani tertawa remeh. "Ma, jangan aneh-aneh deh." Lalu berbisik pelan di telinga Mirna. "Memangnya mereka bisa berhubungan badan. Aku yakin Ali pingsan melihat tubuh jelek Naila."

Mirna tertawa sejenak, menanggapi perkataan Rani. "Shftt, diamlah," balasnya kemudian.

Naila enggan menanggapi perkataan mama dan saudara tirinya itu. Dia malah melirik Ali di samping. Ali pun tak mengubris perkataan mereka. Pria itu hanya melayangkan tatapan datar seperti biasanya.

"Ayo, kita pulang ke rumahku," sahut Ali seketika. Saat sudah berada di luar rumah Mirna.

"Apakah rumahmu jauh, Ali?" Naila amat penasaran dengan letak rumah Ali. Pasalnya kemarin Mamanya mengatakan rumah Ali di ujung desa.

"Hm, lumayan. Ayo." Ali melangkah maju ke depan. Meninggalkan Naila yang masih mematung sejenak di tempat.

Melihat punggung Ali bergerak menjauhi, Naila buru-buru mengangkat tasnya kemudian mengekori Ali dari belakang. Dia sedikit kesusahan berjalan karena harus mengikuti gerakan langkah kaki Ali yang lebar itu.

Selang beberapa menit, Naila sudah sampai di gubuk bambu berukuran kecil. Naila menghentikan gerakannya kaki seketika. Dengan napas tersengal-sengal ia meletakkan tasnya ke tanah, lalu memandangi rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya nanti.

Seulas senyum mengukir indah di wajah Naila. Walau kecil, tapi setidaknya tak ada lagi suara cacian orang-orang berdengung di telinganya. Dia berharap dapat menjadi istri yang baik. Meski menikah tanpa dasar cinta. Tapi, Naila tak peduli sama sekali.

"Naila, masuklah! Kenapa kamu berdiri di situ?" Ali berdiri di dekat pintu rumah. Sedari tadi, secara diam-diam memperhatikan tingkah laku Naila.

"Eh i—iya, maaf, Al!" Lamunan Naila membuyar. Satu tangannya menyambar cepat tas hitamnya itu dan melangkah tergesa-gesa, memasuki rumah kecil milik Ali.

*

*

*

Malam pun tiba. Rumah Ali sudah disinari lampu-lampu temaram. Kini, pria itu tak lagi tinggal seorang diri.

Saat ini, pengantin baru itu tengah menyantap makan malam. Baik Naila dan Ali tak ada yang membuka suara sedari tadi. Hanya terdengar bunyi cicitan serangga-serangga munggil bersenandung kecil dari luar rumah.

Naila mengunyah pelan nasi dan kangkung yang di masaknya tadi. Sambil sesekali curi-curi pandang ke arah Ali. Dia ingin bertanya, apakah rasanya enak atau tidak masakannya. Namun, Naila tak berani bertanya karena Ali tampak serius menyantap makanannya.

"Nai, selesai makan malam, ada yang mau aku sampaikan padamu nanti." Ali menatap Naila tiba-tiba.

Naila gugup kala matanya bertemu dengan mata Ali. Secepat kilat ia menundukkan pandangan dan membenarkan syal di atas kepala.

"I-ya, Ali. Tapi, aku mencuci piring dulu ya," Naila berkata tanpa menatap lawan bicara.

"Hm, iya, habiskanlah dulu makananmu, agar kamu cepat beristirahat juga." Ali meletakkan piringnya yang sudah kosong ke lantai lalu bangkit berdiri.

"Iya, Ali," sahut Naila.

Setelah membersihkan piring. Naila menghampiri Ali, yang duduk di ruang depan menghadap ke pintu rumah, tengah menunggu kedatangan Naila sedari tadi.

Saat melihat kedatangan Naila, Ali mematikan rokoknya seketika dan melempar puntung rokok melalui jendela rumah.

Dari jarak beberapa jengkal, Naila duduk perlahan berhadapan dengan Ali.

"Sudah selesai mencuci piringnya?" Ali membuka suara terlebih dahulu.

"Sudah Al," kata Naila sambil melihat lantai gubuk bambu itu. Dia tak berani menatap Ali.

"Karena kita sudah menjadi pasangan suami-istri sekarang, aku memiliki rahasia dan kamu perlu tahu itu, Nai."

Anggukan pelan sebagai balasan Naila. Dengan sabar dia menunggu apa yang ingin diutarakan Ali.

Sebelum menggerakkan bibirnya, Ali menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan. "Nai, sebenarnya aku ini CEO terkenal di ibu kota."

Naila reflek mengangkat wajahnya, menatap Ali dengan mata berkedip-kedip pelan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 124 (AA) - Membuktikan Padamu

    "Jangan pergi! Jangan mengucapkan kata-kata pergi, Anna!" Adnan memeluk erat Anna dari belakang. Mendengar kata pergi yang terucap dari bibir Anna, membuatnya resah. Adnan tak akan mau hal itu terjadi.Anna membalik cepat. Lalu menatap tajam. Tampaknya kekesalan Anna belum mereda. "Iya, kalau kamu tidak membuktikan perkataanmu, maka aku akan pergi!"Adnan langsung mendekap tubuh Anna dengan sangat erat. "Tidak, tidak Sayang, percayalah padaku, aku akan membuktikannya, kamu lihat saja nanti," ucapnya sambil berkali-kali melabuhkan kecupan di kening Anna."Iya, awas saja kamu berulah, bukan hanya Damar yang akan aku remukkan, tubuhmu pun aku akan hancurkan dengan teflon!" kata Anna, ketus.Adnan malah terkekeh-kekeh. Teringat dengan malam di mana Anna memukul-mukul sang wanita malam dengan teflon. "Iya, iya Sayang, itu kan kalau berulah, aku akan membuktikannya padamu, lihat saja nanti."Anna mendengus lantas melirik tajam Adnan. Namun, di mata Adnan, wajah Anna nampak menggemaskan."Say

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 123 (AA) - Aku Mencintaimu

    Mata Anna melebar kala Adnan menangkup kedua pipinya dan membungkamnya dengan sebuah kecupan. Dia hendak memberontak. Namun, tubuhnya mendadak lumpuh. Anna tak mengerti dengan situasi saat ini. Tadi, Adnan memarahinya. Tetapi, sekarang malah menciumnya. Dengan mata masih terbuka, Anna dapat merasakan Adnan menjelajahi isi mulutnya dengan melilitkan lidahnya perlahan-lahan. Dalam hitungan detik, Adnan menurunkan tangan lalu mendekap tubuh Anna. Anna terdiam, sambil mendongak, menatap Adnan dengan air mata masih mengalir pelan di pipi. "Siapa nama pria yang menyentuhmu, Anna? Apa kamu sangat mencintainya?" Kali ini suara Adnan terdengar lebih lembut, sinar matanya pun tak berapi-api seperti tadi.Anna hendak memberitahu namun sebenarnya dia pun tidak tahu siapa nama asli pria tersebut. "Apa nama samarannya Mr. D?" tanya Adnan lagi sambil menempelkan keningnya ke kening Anna.Dahi Anna langsung mengerut kuat. "Bagaimana kamu bisa tahu nama samarannya? Iya, aku sangat mencintainya, di

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 122 (AA) - Murka

    Lima menit sebelumnya, Adnan mendapat panggilan dari Bruno, sang sekretaris, bahwa akan diadakan rapat di restaurant. Adnan pun bergegas turun ke bawah, melihat sosok yang amat dia kenali bersama seorang pria. Saat ini, Adnan dapat merasakan dadanya terbakar membara, menahan cemburu, melihat tangan Anna disentuh oleh seorang pria. 'Siapa pria itu? Apa dia yang menyentuh tubuh Anna!' Tanpa pikir panjang, Adnan melangkah cepat hendak melihat apa yang dilakukan Anna. Dengan jarak aman, Adnan melirik-lirik ke depan. Memandang Anna dan sosok itu berjalan cepat ke bangunan di samping. Adnan terpaksa bersembunyi di balik pilar sambil sesekali menyembulkan kepala hendak mengintip.'Apa yang mereka bicarakan?'Di ujung sana, Adnan dapat melihat Anna dan pria tersebut terlibat pembicaraan serius. Adnan menajamkan pendengaran tapi karena suara kendaraan di jalan raya, menghalanginya. 'Sial, hampir saja!'Dengan buru-buru Adnan menggerakkan kepala kala matanya sedikit lagi bertemu dengan mata

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 121 (AA) - Cemburu

    Anna begitu ketakutan, melihat ayahya berdiri dengan raut wajah merah padam. Sementara Adnan mundur beberapa langkah kala mendengar Anna memanggil pria paruh baya di belakang dengan sebutan ayah. Anna berdiri sambil mengusap pelan bibirnya sesaat."Mengapa Ayah ada di sini?"Sebuah pertanyaan bodoh meluncur bebas dari bibir Anna tiba-tiba. Wanita itu lupa bila ayahnya terkadang akan datang ke apartment sekadar menengok keadaannya. "Kamu belum menjawab pertanyaan ayah barusan! Siapa yang hamil dan siapa pria ini hah!" tanya Ramdan sambil melirik Anna dan Adnan secara bergantian.Anna tak langsung menjawab tengah mencari kata-kata untuk bisa berkilah. Akan tetapi, belum sempat dia menanggapi, Adnan terlebih dahulu membuka suara hingga membuat mata Anna terbelalak."Saya suami Anna, Pak. Tadi saya hanya memberi pendapat saja jika Anna siapa tahu saja sedang hamil," jelas Adnan, dengan raut wajah datar. "Apa?!"Ramdan amat terkejut. Kedua tungkai kakinya mulai lemah. Lantas dengan perl

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 120 (AA) - Kedatangan Seseorang Tak Terduga

    Adnan semakin mendekat hingga membuat Anna panik setengah mati. Bagaimana tidak, tatapan pria itu seakan ingin memangsanya. Tanpa sadar Anna meneguk ludah berulang kali kala melihat otot-otot perut Adnan terlihat menggoda saat ini. 'Astaga, apa kamu sudah gila, sadarlah dia pria brengsek yang suka celap-celup!' Anna menggeleng cepat, mengusir pikiran nakalnya sesaat. Lalu, menyilangkan tangan di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang tak mengenakan dalaman sama sekali. "Hei, pria mesum! Berhenti atau aku akan menendang burungmu itu!" seru Anna tiba-tiba. Adnan mengindahkan perkataan Anna, malah menyeringai tajam. "Jangan sok jual mahal, Anna. Kamu yang membuat aku seperti ini. Lagipula aku ini suamimu, jadi wajar-wajar saja jika aku menyentuh tubuhmu.""Cih! Aku tak sudi tubuhku disentuh oleh pria mesum sepertimu, tubuhku hanya boleh disentuh oleh pria yang pertama kali menjamah tubuhku!" Perkataan Anna membuat dada Adnan bergemuruh. Langkahnya terhenti seketika. "

  • Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO   Bab 119 (AA) - Seatap

    Anna membuka mata seketika saat tak dapat merasakan tamparan mendarat di pipinya barusan. Ia langsung melirik ke samping, melihat Naila malah berdiri tepat di hadapan Adnan. Adnan terlihat sangat terkejut dengan pergerakkan Naila yang menurutnya sangat cepat dan tidak dapat diprediksi itu. Dengan wajah menahan kesal, ia menatap Naila. "Kenapa kamu menamparku?" tanya Adnan sambil mengusap pipinya yang pedas. "Itu karena kamu sudah menyentuh tubuh temanku, Adnan!" seru Naila.Adnan ingin menyahut. Namun, tatapan tajam Ali yang berada di belakang, membuat Adnan bungkam. Ali baru saja tiba bersama Anya.Dalam hitungan detik, Naila mengalihkan pandangan kepada Anna lalu mendekat. Anna merasa bersalah, tatapan Naila menyiratkan kekecewaan. "Naila, maafkan aku karena tidak memberitahu kamu tentang permasalahanku, aku benar-benar minta maaf."Naila membuang napas kasar kemudian memegang kedua tangan Anna. "Kamu membuatku kecewa, Anna. Padahal kita bisa mencari bersama-sama solusinya, tapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status