Share

Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku
Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku
Penulis: Jingga Amelia

Penemuan

Penulis: Jingga Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-13 20:56:01

"Dek, tolong keluarkan semua baju kotorku dari dalam tas, ya. Aku buru-buru, nih. Sudah ditunggu bos di kantor." Teriak Mas Naufal ketika baru saja sampai dari dinas luar kota dan langsung pergi ke kantor.

Aku yang masih memotong sayuran di dapur lantas menghampirinya yang telah berlalu meninggalkan rumah sebelum aku menyapanya. Segera kuambil tas kerja yang tergeletak di lantai dan mengeluarkan baju-baju kotor miliknya untuk segera kucuci.

Plukk

Sebuah benda kecil jatuh saat aku tengah mengeluarkan semua isi yang ada di tas Mas Naufal. Kemudian aku lantas memungutnya dan melihat benda apa yang telah aku jatuhkan.

Bagai dihujam pisau tajam ketika aku melihat sebuah buku nikah dengan wajah suamiku terpampang jelas di dalamnya. Senyum manisnya mengembang sempurna bersama wanita yang juga tak kalah manis dengannya.

Dalam buku nikah yang kutemukan tersebut tertulis sebuah nama Atha Hafidz Alfarezy dengan Kirani Cahya Dewi.

Namun, bukankah nama suamiku adalah Ghibran Naufal Rizal. Tapi kenapa wajahnya sangat mirip? Dan kenapa pula buku nikah ini bisa ada di dalam tas kerja Mas Naufal?

Kepalaku sedikit pening ketika melihat benda yang tengah kupegang ini. Aku menghirup aroma parfum yang ditinggalkan oleh Mas Naufal beberapa saat yang lalu ketika ia singgah di rumah untuk menurunkan baju kotornya.

Dengan segala upaya aku menjernihkan pikiranku lagi. Barangkali hanya wajahnya saja yang mirip, buku ini tidak mungkin milik Mas Naufal. 

Tapi kalau buku ini bukan miliknya, kenapa bisa ada di dalam tasnya? Bukankah itu adalah sebuah kejadian yang sangat aneh?

Tanpa pikir panjang, aku lantas menghubungi Vina, sekertaris Mas Naufal di kantor. Satu kali panggilan, dua kali, hingga tiga kali Vina tak juga menjawab teleponku. Hingga akhirnya aku geram dan membanting buku itu kasar. Sebenarnya semua ini ada apa? Kenapa seperti ada sebuah sandiwara di sini?

Untuk keempat kalinya aku mencoba menghubungi Vina hingga akhirnya ia mengangkat teleponku. Aku memilih untuk terus terang padanya agar tak ada kesalahpahaman ketika aku bertanya lebih tentang Mas Naufal.

"Vin, Pak Naufal sudah sampai di kantor?" tanyaku basa basi.

"Em ... Belum, Bu."

Aku mengernyitkan dahi. Bukankah ini sudah lewat setengah jam sejak kepergian Mas Naufal, kenapa ia belum juga sampai di kantor? Katanya ia sedang buru-buru karena sudah ditunggu oleh bosnya.

"Belum? Ia mengatakan kalau sedang buru-buru karena ditunggu bosnya, bahkan tak sempat masuk ke dalam rumah setelah pulang dari dinas luar kotanya,"

"Dinas, Bu? Bukankah dua bulan ini Pak Naufal tidak ada dinas luar?

Duarrr

Bagai disambar petir ketika Vina mengatakan hal itu. Satu persatu puing-puing kebohongan mulai kutemukan. Aku yang terlalu mempercayai Mas Naufal ini tiba-tiba saja menaruh curiga yang sangat tinggi padanya.

"Bahkan Pak Naufal tengah mengambil cuti selama satu minggu ini, Bu," lanjut Vina membuat dadaku semakin bergemuruh. Kebohongan apa lagi ini?

"Benarkah semua yang kamu katakan, Vina? Tolong jangan katakan kalau aku sudah meneleponmu pagi ini ketika ia datang nanti,"

"Pak Naufal mungkin tidak akan datang, Bu. Cutinya masih seminggu lagi. Kemungkinan minggu depan baru akan masuk kerja," jawabnya.

"Maaf, Bu. Apa Pak Naufal tidak memberitahu anda?"

Kedua kakiku serasa tak bertulang, ketika Vina mengatakan beberapa hal yang membuatku begitu terkejut. Mungkinkah aku terlalu bodoh, hingga sama sekali tak tahu kalau suamiku telah berbohong padaku. Bahkan aku selalu mendoakannya ketika usai solat sebagau bukti baktiku padanya. Akupun juga rela meninggalkan profesi yang sangat diharapkan oleh kedua orang tuaku untuk menikah dengannya, yaitu sebuah perawat dalam rumah sakit ternama di kota ini.

"Oh, yasudah. Terimakasih, Vin." Aku menekan tombol merah pada layar ponsel dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaanya yang terakhir.

Sepertinya ada sesuatu yang Mas Naufal sembunyikan dariku. Dan aku harus tahu sekarang juga, sebelum semuanya terlambat dan akan membuatku semakin sakit lagi.

Untuk kedua kalinya aku membaca surat nikah itu, memandangi kedua foto yang terpasang di halaman delannya. Sepertinya gadis ini umurnya masih jauh di bawahku, terlihat wajah segar dan imutnya. Sangat beda denganku yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

***

"Zi, lihat! Sepertinya aku mengenali mobil itu," ucap Aira dengan menunjuk sebuah mobil Honda Jazz abu-abu di seberang jalan. Tepatnya di depan sebuah penjual martabak manis. Membuatku memicingkan mata agar dapat melihatnya dengan jelas.

"Sepertinya aku juga mengenalinya, Ra."

"Lihat ... Itu lihat. Itu Mas Naufal!" Teriak Aira dari dalam mobil dan membuatku harus membungkam mulutnya.

Usai kepergian Mas Naufal, aku lantas menghubungi Aira dan mengajaknya bertemu untuk mendengar segala keluh kesahku. Ia pun juga mengajakku untuk mencari kemana Mas Naufal pergi, dengan melacak sinyal GPS yang ada di ponsel Mas Naufal.

Mobil kami terhenti ketika Aira melihat seseorang yang sangat mirip dengan Mas Naufal di ujung jalan sana. Ia begitu mirip dengan Mas Naufal, hanya saja kini ia telah memakai kaos polo biru dan celana pendek selutut. Sangat beda jauh dengan penampilannya waktu meninggalkan rumah tanpa menengokku terlebih dahulu.

"Kamu salah lihat kali, Ra. Mas Naufal tadi pakai setelan kemeja dan celana hitam,"

"Tapi lihat saja, ia begitu mirip dengan suamimu. Mana mungkin ada orang yang sangat mirip tanpa adanya ikatan darah?"

Mulutku menganga ketika laki-laki yang menyerupai Mas Naufal itu membukakan pintu mobil sebelah kiri, dan turunlah seorang wanita yang wajahnya sangat tidak asing untukku.

Dia ... Dia adalah orang yang sama dengan foto pada buku nikah yang aku temukan pagi tadi. Aira menepuk pundakku keras ketika aku menganga tak percaya.

Jika saja Mas Naufal benar-benar mengkhianatiku, itu semua karena apa? Aku dengan tinggi seratus enam puluh sentimeter, berat badan enam puluh lima kilogram, kulit yang sangat putih dan mulus, serta hijab kekinian yang selalu bertengger di kepalaku. Aku juga telah membantu perekonomian keluarga dengan cara jualan online dari rumah.

Tapi kenapa Mas Naufal masih tega mengkhianatiku jika saja semua itu memang benar adanya? 

"Zi, menunduk! Orang yang mirip suamimu itu melihat kemari." Bentak Aira membuyarkan lamunanku.

Dengan dada berdegup kencang aku lantas mengikuti instruksi Aira untuk menunduk agar lelaki itu tak mengenali kami. Namun bagaimana dengan buku nikah yang aku temukan tadi pagi? Benarkah bahwa lelaki yang tengah memesan martabak manis itu adalah suamiku? Atau orang lain yang hanya kebetulan mirip? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei tolol, dg tinggi kau 160 dan berat 65 kau merasa udah sempurna wanita gendut yg tolol. cuma istri goblok dan dungu yg g punya feeling sedikitpun ketika suami selingkuh. matilah kau dg semua ketololan mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    END

    Kuatur nafasku berulang kali, ketika aku telah sampai di pelataran kantor pengadilan agama. Sudah kuputuskan sejak pertengkaran hebatku dengan Mas Naufal beberapa waktu yang lalu, kalau aku akan mengajukan perceraian dengannya.Segala sabar dan baktiku selama ini sudah tak mampu lagi kutahan, bahkan kini aku sudah mengubur dalam-dalam anganku untuk bisa bersama-sama dengan Mas Naufal hingga akhir hayat.Aku tersenyum kecut, mengingat begitu banyak janji-janji dan harapan yang telah kami buat bersama-sama. Namun nyatanya, tak satupun yang bisa tercapai hingga hari ini.Dan hari ini, dengan langkah pasti aku memasuki ruangan sidang perceraianku dengan Mas Naufal. Dengan segala pertimbangan, akhirnya aku kini mantab untuk berpisah dari Mas Naufal.Di pojok sana, kulihat Mas Naufal tengah bercengkerama dengan gundiknya. Sedang aku berdiri disisi pintu dengan ditemani oleh Fahmi.Ya, Fahmi. Lelaki yang selalu siap siaga ketika aku membutuhkan bantuan. Entah apa anggapan orang, bagaimana me

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    Mengambil Barang

    Jantungku berdegub kencang, panas menjalar di sekujur tubuhku ketika melihat dengan mata kepalaku sendiri Mas Naufal memanjakan istri mudanya. Dan juga ia telah berani mengkhianatiku untuk kedua kalinya dengan mencuri kartu yang selama ini kupegang.Rasanya sudah tidak ada lagi air mata yang menetes di kedua pipiku, karena dengan begitu banyaknya luka yang Mas Naufal torehkan di dalam hatiku. Mungkinkah ini harus menjadi akhir dari sebuah pengorbanan yang telah aku berikan selama ini."Hei ... Liatin apa?" ucap Fahmi mengagetkanku.Aku terperanjat, lantas menoleh kearahnya dengan tatapan sayu."Loh, kamu kenapa?" lanjutnya lagi, membuatku semakin terluka."Lihat," kataku sembari menunjuk Kirani yang tengah memeluk erat lengan Mas Naufal."Mas Naufal sudah mengkhianatiku berulang kali, bahkan kali ini dia berani mencuri tabungan kita untuk memanjakan istri mudanya itu," pungkasku.Entah harus bagaimana lagi menyikapinya, rasanya hatiku sudah mati rasa dengan semua perlakuan Mas Naufal

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    Pencuri

    Entah kenapa aku bisa menikah dengan seorang lelaki serakah sepertinya. Seperti tak punya dosa ia menikah tanpa sepengetahuanku, namun ketika aku punya seorang sahabat laki-laki ia dengan tegas melarangku. Apa ini adil?Ketika aku berusaha ingin mempertahankan pernikahan kami, ia tak pernah sedikitpun berusaha untuk memperbaiki sikap. Hingga Fahmi datang dan seakan merubah seluruh isi hatiku yang sedang porak poranda ini.Hatiku begitu tenang ketika sedang bersama Fahmi, entah karena sebelum ini memang kami sudah kenal atau karena memang dia adalah orang yang pandai mengambil hati."Zi, kamu kenapa?" ucap Fahmi ketika di perjalanan.Aku tersentak, seketika itu juga sadar dari lamunanku."Oh ... Tidak, tidak ada apa-apa,""Suamimu marah, ya, gara-gara aku jemput kamu?"Aku tersenyum miring."Biarkan, dia sudah cukup menyakiti hatiku. Sekarang tak ada lagi alasannya untuk melarangku dalam setiap perbuatanku. Jika dia memang keberatan, aku tidak takut jika harus bercerai dengannya,"Fahm

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    Pembalasan

    Sudah tiga malam ini Mas Naufal tidak pulang, dan aku juga tidak berusaha menghubunginya. Pun dia juga tidak berusaha menghubungiku sendiri. Terserahlah dia mau berbuat apa, hatiku sudah terlanjur sakit.Aku memilih tidur lebih awal agar tak terlalu memikirkan Mas Naufal. Entah apa maunya, hingga tak mengabariku selama tiga malam ini. Kata teman kerjanya selama tiga hari ini dia juga tidak masuk kerja.'Tenang, Zi. Kamu masih muda, wajahmu juga tak terlalu jelek, masih banyak lelaki yang mau denganmu. Hapus air matamu itu, tidak berguna'Gumamku dalam hati yang membuat hatiku semakin teriris. Aku menengadahkan kepalaku, agar buliran bening ini tidak meluncur di pipiku.Aku menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhku, berusaha memejamkan mata agar bisa lupa dengan rasa sakit yang kian menelusup dalam dada. Mas Naufal yang dulu sangat perhatian dan sayang padaku kini telah berpaling dengan wanita lain. Seharusnya aku juga bisa bangkit dan lekas melupakannya.Jika memang pernikaha

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    Alunan Musik

    Sudah dua hari ini Mas Naufal jadi lebih pendiam, tak banyak bicara jika bukan aku yang mengajaknya bicara. Entahlah, karena apa dia bisa bersikap demikian denganku. Mungkin karena kejadian Fahmi tempo hari. Aku tersenyum licik, biarlah dia merasakan apa yang sudah aku rasakan."Sarapan, Mas." Aku melongokkan kepalaku ke dalam kamar, karena sudah pukul setengah tujuh lewat tapi Mas Naufal tak juga keluar dari kamar.Kulihat ia masih terduduk diam di atas ranjang lengkap dengan baju kerjanya."Mas ...." Panggilku lagi.Ia menoleh dan tergagap, sepertinya ia baru saja melamun."Ayo sarapan," kataku mengulangi.Mas Naufal beranjak dan berjalan mengikutiku ke depan meja makan, ia duduk dengan gontai. Tatapannya kosong, sudah dua hari ini juga Kirani tak datang kemari. Mungkin dia malu karena kebohongannya telah kubongkar."Mau sarapan nasi goreng atau roti, Mas?"Dahiku mengkerut, Mas Naufal kembali terdiam melamun."Mas!" Bentakku geram."Oh, ah iya? Terserah kamu saja, Dek,"Aku mendeng

  • Wanita Lain Di Buku Nikah Suamiku    Terbongkar

    Wajah Kirani terlihat merah, mungkin ia geram dengan kepulanganku."Dengar, ya. Ada janin Mas Naufal di dalam perutku. Kamu tak berhak mengusirku!" kata Kirani yang membuatku tertawa terbahak-bahak."Baiklah, mari kita buktikan saja. Mas, siapkan mobil, kita ke dokter kandungan sekarang juga.""Apa?!" pekik Kirani keras."Kenapa? Kamu takut?" ledekku lagi.Sedang Mas Naufal hanya diam membisu tak berani menengahi pertengkaran kami."Tidak! Aku tidak takut, hanya saja ....""Hanya saja apa? Sudah tidak perlu banyak bicara. Ayo kita buktikan." Kuseret kasar tubuhnya keluar rumah, Mas Naufal terlihat mengacak rambut kasar. Mungkin keputusannya memasukkan gundik tak tahu diri ini ke dalam rumah saat aku tak ada adalah suatu kesalahan yang fatal untuknya.Kuseret tubuh kecil Kirani masuk ke dalam mobil, lalu menyuruh Mas Naufal untuk menyetir. Sedang aku ikut duduk di belakang bersama Kirani, agar ia tak berbuat macam-macam lagi.Aku sengaja mengarahkan Mas Naufal untuk mengunjungi Dokter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status