Share

58

Author: KARTIKA DEKA
last update Last Updated: 2025-05-21 22:47:23

Sampai larut malam Bastian tak bisa tidur. Setelah keluarga istrinya pulang, Bastian langsung masuk ke kamar dan tak menegur Ratna.

Ratna terbangun, dan melihat Bastian yang berdiri di depan jendela memandang bulan yang tak seberapa terang sinarnya.

“Pa, kok belum tidur?” tanya Ratna.

Bastian diam, tak menjawab pertanyaan istrinya. Ratna bangkit dari tidurnya lalu menggulung rambutnya ke atas. Kakinya ditapakkan ke lantai yang dingin, lalu jalan mendekati Bastian.

“Papa masih mikirin omongan Om Handoko?” tanya Ratna.

Hembusan nafas Bastian terdengar kasar, menyiratkan ada rasa sesak yang menghimpit dadanya.

“Kenapa Mama berubah pikiran?” tanya Handoko. Terselip rasa kecewa di nada suaranya.

Ratna tak langsung menjawab. Dia tahu suaminya kecewa karena dia mengurungkan niat membuka status Alya yang sebenarnya.

“Tak perlu lah keluarga besar tau soal Alya, Pa. Kasihan Alya,” kata Ratna.

“Tapi seharusnya mereka tau, biar Om Handoko tak selalu merendahkan Papa!” Suara Bastian agak ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Wanita Lain di Hati Papa   66

    “Maaf, kalau saya lancang,” ucap Gatot, lalu menunjuk warung kecil yang tak jauh dari rumah Reza. “Semalam saya tanya di warung itu.”“Kenapa Bapak mencari tahu soal Ibu saya?” tanya Reza lagi. “Apa sebelumnya Bapak sudah pernah bertemu Ibu?” “Oh, tidak. Saya baru bertemu Ibu kamu tadi siang. Jujur, saya tertarik. Kamu tak perlu curiga sama saya. Di usia segini, saya tak ada lagi niat untuk mempermainkan orang lain, apalagi perempuan. Saya ini, belum pernah menikah karena terlalu fokus mengejar karir. Tapi saat melihat Ibu kamu, saya merasa ada sesuatu yang lain. Makanya saya cari tahu tentang dia. Saya juga tak mau mengganggu seorang wanita yang memiliki suami,” beber Gatot panjang lebar. Laras dan Reza tetap mendengarkan. Laras mulai merasa, lelaki dihadapannya serius, begitu juga dengan Reza. Baru kali ini, ada laki-laki yang berani datang dan terus terang. Akan tetapi, usia Laras tak muda lagi, untuk memikirkan tentang asmara. “Dengan jabatan dan profesi yang saya miliki, bisa

  • Wanita Lain di Hati Papa   65

    Laras jalan keluar dari mini market. Gatot yang sengaja mengikuti, menggegas langkah kakinya.“Maaf,” seru Gatot membuat Laras reflek menoleh. Dahi Laras mengernyit melihat lelaki itu memanggil dirinya. “Saya masih merasa bersalah dengan yang tadi,” kata Gatot. Dahi Laras mengernyit, menurutnya Gatot terlalu berlebihan. Tak ada yang salah perihal yang baru saja terjadi. Biasa saja, kalau kebetulan orang mengambil benda yang sama di sebuah mini market. “Nggak papa. Nggak ada masalah,” kata Laras, lalu segera berlalu. Gatot justru merasa tertantang melihat sikap Laras. Lagipula, meski sudah berumur paruh baya, Laras masih sangat menarik. Meski tubuhnya dari atas hingga ke bawah tertutup, daya tariknya tak pudar. Laki-laki itu berlari kecil mengejar Laras. “Boleh kita berkenalan, saya Gatot,” kata pria itu sambil mengulurkan tangan. Laras melihat tangan Gatot, lalu hanya meletakkan sebelah tangannya di dada sambil sedikit menunduk. Tangannya yang satu sedang menenteng barang belanj

  • Wanita Lain di Hati Papa   64

    Ratna duduk di depan meja riasnya. Dia menatap wajahnya yang sembab. Meski kemarin dia sempat merelakan Bastian, kini hatinya terasa berat. Rasa sakit di hatinya semakin menjadi, kala mengetahui suaminya masih saja memendam rasa pada Laras. Padahal sudah sekian lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi lebih dari dua puluh tahun. Meskipun Bastian hanya memendam rasa, tetap saja dirinya merasa dikhianati.Ratna memandangi pantulan wajahnya di cermin. Jari-jarinya mengelus pelan pipinya yang basah karena tangis semalam. Pipi yang mulai menua karena usia. Di balik sorot matanya yang lelah, ada bara dendam yang mulai menyala.“Kalau aku terus diam, mereka akan menginjak-injak harga diriku,” gumamnya pelan. Tangannya meraih kotak perhiasan kecil yang ada di laci meja rias. Namun bukan kalung atau cincin yang dia cari. Di bawah tumpukan perhiasan itu, terselip sebuah kartu nama tua, nama seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang dulu pernah berdiam di hatinya. Seseorang yang kini mun

  • Wanita Lain di Hati Papa   63

    “Tetap dipaksa nikah sama Axel,” jawab Alya sambil menghempaskan dengan lembut bobot tubuhnya di atas ranjang. Kedua kakinya dinaikkan dan duduk bersila di atas ranjangnya. “Hmm, ya sudahlah. Berarti memang jodohnya,” kata Reza. Dahi Alya mengernyit mendengarnya. “Abang nggak mau perjuangin?”“Perjuangin apa?” “Ya Audi.”“Untuk apa?” Alya menghela nafas. Tak tahu, apa Reza benar-benar tak mengerti maksudnya, atau hanya sekedar pura-pura saja. “Memang Abang nggak ada gitu, getar-getar perasaan sama Audi?” Reza yang menelepon Alya di teras rumahnya, berdiri lalu duduk di tembok pembatas teras yang hanya setinggi pinggangnya saja. Dia duduk sambil menatap bintang di langit yang kelam. “Ya biasa aja,” katanya.“Padahal aku pikir Abang mulai naksir sama dia.” “Belum bisa secepat itu.” Sesaat keadaan menjadi hening. Dia tau, apa yang Reza maksudkan. Sama seperti dirinya, yang belum bisa benar-benar melupakan Reza sebagai kekasih. Namun, perasaannya dipaksa harus menerima kenyataan

  • Wanita Lain di Hati Papa   62

    Audi melihat papanya dengan mata berkaca-kaca. Dia tak mungkin melawan, tetapi hatinya menolak untuk menerima. Akhirnya, Audi memutuskan keluar dari kamar rawat Axel. Sampai di luar, langkahnya tergesa keluar dari rumah sakit. Air matanya sudah mulai menggenang. Dia tak peduli, saat banyak mata yang memperhatikan dirinya. Sampai di luar, Audi langsung memesan taksi online. Beruntung, taksi yang dipesan cepat datang. Begitu masuk ke dalam taksi dan driver memastikan lokasi tujuan, tangis Audi pecah. Si driver hanya bisa melihat dari kaca spion. Dia mengira Audi baru ditimpa kemalangan karena baru keluar dari rumah sakit. Sepanjang jalan Audi tak bicara. Hanya suara isak tangisnya yang sesekali masih terdengar. Tujuannya kali ini, ke rumah Alya. Begitu sampai, Audi mencoba untuk bersikap biasa saja. Dia tak mau terlihat habis menangis di depan keluarga Alya. Setelah memencet bel, Ratna yang buka. “Assalamualaikum, Tante,” sapa Audi mencoba sambil memamerkan senyumnya. “Waalaikumsa

  • Wanita Lain di Hati Papa   61

    Sepanjang jalan Axel terus menggerutu. Dia kesal, malu juga tak tau harus menjawab apa kalau nanti orang tuanya bertanya. Pastinya Audi akan mengatakan pada orang tuanya kalau dia tak mau menikah dengan Axel. “Kurang ajar kamu Reza!” teriaknya sambil memukul setir mobilnya sendiri. Mobil melaju kencang menerobos jalanan malam yang lengang. Lampu-lampu jalanan berkelebatan seperti bayangan malam yang menakutkan. Kedua tangannya mencengkeram setir kuat-kuat, napasnya memburu."Kamu sudah hancurin semuanya, Reza," gumamnya, suaranya berat, penuh dendam. "Kali ini, giliran aku yang akan ngambil semuanya darimu."Axel melihat hapenya, perhatiannya terbelah, antara hape dan jalan. Dia mencari kontak Naura. Beberapa kali melakukan panggilan, tetapi panggilannya justru ditolak. Hal itu membuat Axel geram.Lelaki itu membanting ponselnya ke kursi penumpang sambil mendengus kasar.“Si al, si al, si al!” makinya terus menerus Ia semakin menginjak pedal gas, kecepatannya naik drastis, menyusu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status