Share

92

Auteur: KARTIKA DEKA
last update Dernière mise à jour: 2025-07-13 17:01:30

Axel dan Arjuna sangat terkejut ketika melihat video yang dikirimkan oleh Alya ke ponsel Arjuna. Mata keduanya sampai tak berkedip melihat video itu.

“Apa kubilang, rencana ini justru bisa menyerang kita balik!” kata Arjuna terdengar gusar. Dia sampai mengguyar rambutnya hingga acak-acakan.

“Jadi mau gimana lagi, sudah terlanjur? Paling tidak rencana ini masih jauh lebih aman dari rencana Om Darmawan,” kata Axel.

“Aman apanya, kita terancam dipolisikan!” Kata-kata Axel tak bisa juga membuat Arjuna tenang. Lelaki itu mengusap wajahnya dengan kasar hingga memerah.

“Paling mereka akan buat kesepakatan. Buktinya mereka suruh kita datang kan?”

“Ah, pusing aku. Kenapa justru menjadi kacau begini? Akhirnya, kita tak mendapat apapun!” keluh Arjuna.

Axel menghembuskan napas panjang, menatap layar ponselnya yang masih menampilkan video Tommy ditangkap Gatot dan Reza.

“Sudahlah, Jun … Kita sudah terlanjur basah,” katanya dengan suara pelan tapi tegang. Axel juga terlihat pasrah.

Arjuna be
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Wanita Lain di Hati Papa   96

    Pagi buta hape Alya berdering hingga memekakkan telinga. Disusun suara ketukan panik di depan pintu kamarnya. Alya segera membuka matanya, dia langsung melihat hape yang sudah tak berdering lagi. Mungkin karena dia terlalu lama menjawab. Alya melihat jam di dinding, masih pukul tiga pagi. “Alya!” panggil Bastian sambil mengetuk pintu kamar Alya. “Iya,” sahut Alya masih setengah mengantuk. Namun begitu, dia tetap bangkit dan melangkah agak sempoyongan ke arah pintu kamarnya sambil memegangi perutnya.Begitu membuka pintu, wajah tegang Bastian yang terlihat. “Kamu sudah angkat telepon dari Pak Jhon?” tanya Bastian. Jhon adalah kepala keamanan gudang pusat perusahaan yang ada di area kawasan industri. “Oh, tadi Pak Jhon. Belum sempat, Pa. Ada apa?” tanya Alya yang sudah mulai menghilang rasa kantuknya. Pasti ada hal penting kalau jam segini kepala keamanan sampai menghubungi.“Gudang pusat kebakaran,” kata Bastian membuat Alya tercekat. Mereka semua segera bersiap. Tak ada yang ber

  • Wanita Lain di Hati Papa   95

    Sudah tiga hari berlalu sejak pertemuannya dengan Nadine, tapi kata-kata perempuan itu masih bergema di kepala Alya.Hari itu, Alya datang lebih pagi ke kantor pusat Angkasa Group. Ia mengenakan setelan abu muda dengan blouse navy di dalamnya. Meski kehamilannya sudah masuk bulan keenam, tak satupun dari staf berani menyepelekan ketegasannya.“Bu Alya,” sapa tim logistik saat ia memasuki ruang rapat internal, “kami sudah menerima laporan dari tiga distributor besar. Mereka menolak memperpanjang kontrak. Dua di antaranya bahkan sudah menandatangani kontrak baru dengan pihak lain.”Alya menatap layar proyektor. Grafik distribusi menunjukkan penurunan tajam dalam dua minggu terakhir.“Ini tidak wajar,” gumamnya. “Distribusi kita sebelumnya stabil. Tidak ada kendala pengiriman, pembayaran lancar, hubungan baik. Tiba-tiba semua berubah drastis?”“Menurut kabar yang kami dapat, perusahaan Vantara Group yang sekarang mengurus distribusi mereka,” jelas salah satu staf.Alya mengangguk pelan.

  • Wanita Lain di Hati Papa   94

    Mendengar pertanyaan itu, Bastian langsung bungkam. Seakan-akan berusaha menemukan satu kata bijak untuk disampaikan pada Alya.“Papa sudah semakin tua. Papa sudah berjanji akan menua bersama Mama. Ibu kamu juga sudah ada yang menjaga. Mungkin, dia tetap ada di hati Papa, jadi Adik Papa,” kata Bastian. Alya tersenyum mendengar jawaban papanya. Dirinya berharap, papanya tak lagi meletakkan ibunya di dalam hati menggantikan posisi sang Mama. Hatinya bahagia akhirnya, mamanya bisa berdamai dengan ibunya. Kebahagiaannya semakin sempurna, karena ibunya juga sudah menemukan pendamping. “Ayok pulang. Malah senyum-senyum,” tegur Bastian sambil membukakan pintu mobil untuk anaknya. “Makasih papaku yang ganteng,” ucapnya lalu masuk. Bastian tertawa dan ikut masuk ke dalam mobil. ~~~~~~Hari itu langit Jakarta mendung, seolah ikut meramalkan suasana yang akan berubah dalam hidup Alya.Alya melangkah memasuki lobi gedung perkantoran megah berlantai tiga puluh dua di kawasan bisnis. Sepatunya

  • Wanita Lain di Hati Papa   93

    Setelah urusan dengan Arjuna dan keluarganya selesai tanpa banyak drama dan perjanjian hitam di atas putih kalau mereka tak akan lagi mengganggu keluarga Bastian apapun alasannya, keluarga Bastian memutuskan datang ke rumah Handoko. Suasana di ruang tamu rumah Handoko terasa mencekam bagi Ratna. Dirinya merasa dihakimi, padahal dirinya dan Bastian belum menceritakan maksud kedatangan mereka ke rumah Handoko.Handoko duduk di kursi panjang dengan punggung tegak, kedua tangan disatukan di atas pangkuan. Wajahnya tampak sangar, matanya menatap Ratna dan Bastian tanpa sedikit pun senyum.Ratna mencoba mengatur napas. Tangannya yang dingin digenggam erat oleh Bastian, memberi isyarat agar ia tak perlu takut bicara.“Jadi,” kata Handoko membuka suara, “kalian datang mau apa?”Sebelum mulai bicara, Ratna menarik nafas dalam. “Ada hal yang ingin Ratna sampaikan sama Om.”“Apa?” tanya Handoko membuat Ratna semakin menggengam tangannya yang dingin. “Tentang Alya,” kata Ratna pelan. Tak ada p

  • Wanita Lain di Hati Papa   92

    Axel dan Arjuna sangat terkejut ketika melihat video yang dikirimkan oleh Alya ke ponsel Arjuna. Mata keduanya sampai tak berkedip melihat video itu.“Apa kubilang, rencana ini justru bisa menyerang kita balik!” kata Arjuna terdengar gusar. Dia sampai mengguyar rambutnya hingga acak-acakan. “Jadi mau gimana lagi, sudah terlanjur? Paling tidak rencana ini masih jauh lebih aman dari rencana Om Darmawan,” kata Axel. “Aman apanya, kita terancam dipolisikan!” Kata-kata Axel tak bisa juga membuat Arjuna tenang. Lelaki itu mengusap wajahnya dengan kasar hingga memerah. “Paling mereka akan buat kesepakatan. Buktinya mereka suruh kita datang kan?” “Ah, pusing aku. Kenapa justru menjadi kacau begini? Akhirnya, kita tak mendapat apapun!” keluh Arjuna. Axel menghembuskan napas panjang, menatap layar ponselnya yang masih menampilkan video Tommy ditangkap Gatot dan Reza. “Sudahlah, Jun … Kita sudah terlanjur basah,” katanya dengan suara pelan tapi tegang. Axel juga terlihat pasrah. Arjuna be

  • Wanita Lain di Hati Papa   91

    Keesokan malamnya, rumah keluarga Bastian tampak lebih sepi dari biasanya. Namun di balik kesunyian itu, mereka tengah sibuk menyiapkan rencana penjebakan. Nanik duduk di ruang tamu, mengenakan blus hijau tua yang sengaja dipilih agar tak tampak mencolok. Gatot sedang membantu memasang alat perekam kecil di balik kerah bajunya. “Kamu jangan sentuh bagian sini,” kata Gatot perlahan, tangannya menepuk pundak Nanik dengan hati-hati. “Ini mic kecil. Suaranya jelas. Kalau dia datang, biarkan bicara banyak. Kalau bisa, pancing dia cerita siapa yang nyuruh.” Nanik mengangguk gemetar. “Saya takut … Pak.” “Tenang, saya akan mengawasi kamu. Kalau dia macam-macam, saya masuk. Ibu Ratna, Pak Bastian, dan Alya juga memantau dari CCTV.” Sementara itu, Alya berdiri di samping Bastian di ruang monitor. Tak jauh dari mereka ada Laras dan Ratna, juga Reza. Di layar, gambar Nanik tampak jelas. “Papa yakin Tommy bakal datang malam ini?” tanya Alya, suaranya cemas. “Kita lihat saja nanti. N

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status