Share

Wanita Masa Depan CEO Muda
Wanita Masa Depan CEO Muda
Penulis: Telang Ungu

HANCUR

Penulis: Telang Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 11:41:56

Pintu apartemen Kak Leon—tunanganku—terbuka setelah aku menekan password-nya. Aku memperhatikan seisi ruangan yang sepi.

Tunggu! Aku mendengar sayup-sayup suara dari arah kamar. Aku lalu berjalan pelan menghampiri pintu kamar itu. Sebelum pintu kubuka, aku mendengar suara yang membuat jantungku berdebar kencang.

"Anin ... Anin ...." Kak Leon mendesahkan namaku.

Ada apa dengannya?

"Leon ... Sayang ...."

Deg!

Itu ... itu suara seorang wanita dari dalam kamar. Jantungku berdegup kencang. Kak Leon bersama siapa?

Suara-suara itu kini membuat tubuhku gemetar, jantung ini bertalu kian kencang, lututku lemas. Ya, Tuhan, apa Kak Leon telah ...?

Namun, sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak panik dan bergerak perlahan-lahan. Anin kamu bisa, batinku menenangkan. Kutarik napas panjang sebelum membuka pintu kamar itu dengan kasar.

Braakk!

Pintu beradu dengan dinding kamar.

Mata ini melebar ketika di hadapan terlihat seorang wanita berambut pirang, berpakaian setengah telanjang berada berada di atas tubuh Kak Leon. Dia kontan menolah dan malah tersenyum mengejek ke arahku.

"Anin ... Anin ...." Kak Leon masih mendesahkan namaku dengan putus asa. Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku. Mengapa dia terlihat aneh begitu? Alisku bertaut kencang.

"Siapa kamu, hah?!" tanyaku sambil menatap wanita itu dengan sengit.

Dengan tidak tahu malunya, wanita itu berdiri dengan keadaan setengah telanjang. Lalu merapikan baju yang dikenakannya sambil tersenyum sinis ke arahku. "Aku adalah wanitanya Leon," ucapnya dengan percaya diri.

"Bohong!" teriakku. Emosiku saat ini terasa sampai ke ubun-ubun. Hatiku sangat panas!

"Hahaha ...! Terserah kamu mau percaya atau tidak," ejeknya.

Tiba-tiba Kak Leon menatap ke arahku sambil mengerjapkan kedua matanya. Dia lalu memijit pelipisnya sendiri. Setelahnya, ia menatapku dengan mimik terkejut. "Anin!" serunya.

Aku menatap nanar ke arah pria yang ternyata telah berkhianat dan berbuat tidak pantas itu.

"Anin! Sayang!" ulangnya memanggil namaku.

Aku segera memalingkan wajah. Aku benci dengan kamu, Kak! Mengapa kamu tega melakukan ini kepadaku?Lalu perlahan aku menatapnya dengan mata yang sudah dipenuhi oleh kaca-kaca.

"Ternyata begini kelakuanmu di belakangku, Kak?" tanyaku lirih, tanpa bisa kucegah air mata pun mulai menetes di pipi. Lalu aku berbalik dan langsung melangkah keluar dari kamar itu.

"Oh ... Shit!"

Terdengar olehku Kak Leon mengumpat. Sepertinya ia langsung mengejarku walau dalam keadaan bertelanjang dada, bersyukur dia masih mengenakan celana panjangnya.

"Anin!" Kak Leon menarik tanganku. "Sayang! Ini gak seperti yang kamu lihat!" ucapnya berusaha meyakinkanku.

PLAK!

"Dasar Brengsek!" Aku menampar wajah Kak Leon.

Sejenak Kak Leon menatapku terkejut. Sepertinya ia baru saja tersadar akan sesuatu.

"Kamu jahat, Kak, Jahat!" Aku menatapnya penuh dengan rasa kecewa.

Wajahnya terlihat memerah, entah karena malu, marah, atau karena masih bergairah.

"Tadinya kupikir aku ingin memberimu kejutan, tapi ternyata ... justru kamu yang membuatku terkejut," lirihku.

"Sayang! Dengerin aku, ini salah paham!" Kak Leon masih berusaha meyakinkanku lagi, dia ingin menggenggam tanganku. Tapi segera aku tepis.

"Jangan sentuh aku, Brengsek!" umpatku sengit.

"Anin, aku dijebak!" teriaknya.

"Aku hanya mencintai kamu, Sayang!" ucapnya putus asa.

"Apa begini caramu mencintaiku? Dengan mencumbu wanita lain di belakangku!" Aku menatapnya nyalang.

Ia menatapku dengan sorot yang ... entah.

"Bodohnya aku, mempercayaimu sebagai laki-laki baik yang mencintaiku." Aku menangis dipenuhi rasa kecewa yang begitu dalam.

"Demi Tuhan Anin, aku sangat mencintaimu!" Leon meraih dan menggenggam erat tanganku.

"Aku mohon percayalah padaku," lirihnya, matanya terlihat ikut berkaca-kaca.

"Kamu Bohong!" Aku mulai berteriak.

"Mereka menjebakku, Anin!" Kak Leon berteriak.

"Cukup, Kak! Kamu menjijikan!" Aku menutup telingaku.

"Baiklah, sepertinya sudah saatnya kita harus mengakhiri ini semua," ucapku lagi berusaha tenang. Kuatur napas ini sebisa mungkin untuk meredakan gelegak di dalam dada. Aku tak ingin terlihat lemah dihadapannya, walaupun hatiku benar-benar hancur.

Aku melepas cincin bermata berlian yang melingkar di jari manisku. Dengan perasaan yang berantakan, kuletakkan cincin itu di atas meja di dekat sana. Lalu aku berbalik menatap wajah Kak Leon. Aku ingat 2 tahun yang lalu, aku yang memilih cincin itu bersamanya sebagai cincin pertunangan kami.

"No, Anin! Jangan lakukan itu! Aku gak mau putus!" teriaknya.

"Terserah, Aku gak peduli!" ucapku, lalu aku melangkah cepat, pergi meninggalkan ruangan apartemen tersebut.

"Shit!" teriak Kak Leon. Namun, aku tak mau lagi peduli.

Dengan derai air mata aku melangkah cepat menuju lift. Saat hendak masuk ke dalam ruang kecil itu, aku berpapasan dengan seorang pria berwajah Timur Tengah.

Pria itu menatapku dengan sorot heran, lalu dia melangkahkan kakinya keluar lift. Dan aku pun menuruni lift tersebut dengan tangisan pilu.

***

"Kasian, kau menyakiti wanita malang itu, Leon Sayang," ucap wanita yang baru saja keluar dari kamar Leon Dia tersenyum penuh cemooh ke arah Leon.

"Apa yang kamu lakukan disini, Angel?" Leon menatap sengit.

"Apa mau aku ingatkan lagi, Sayang?" Angel mendekati Leon dan mengusap dada bidangnya.

"Pergilah!" usir Leon sambil menatap tajam wanita itu lalu memegang kedua tangan Angel dengan kasar.

"Tenang saja, aku akan pergi. Ternyata kau sangat lihai, Sayang!" Angel tersenyum genit menatap Leon.

"Pergi sekarang! Atau kubunuh kau!" Leon mendorong tubuh wanita itu kedinding dan mencekik leher wanita itu.

"Jangan mencoba untuk datang ke tempatku lagi! Atau kau akan kubuat menyesal telah mengenalku!" Leon mengancam dengan penuh intimidasi.

"Le–lepaskan ... a–aku, Leon." ucap Angel tertahan karena Leon mencekiknya dengan sangat kuat.

"Siapa pun orang yang berani menjebakku, aku tidak akan mengampuninya! Ingat itu!" Leon menatap tajam dan melepas cekikannya dengan kasar.

Akhirnya Angel keluar menuju lift dengan tegesa-gesa. Dia menghubungi seseorang, untuk menjemputnya.

Sementara itu Leon duduk termenung di atas sofa, dia masih terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Kepalanya masih sangat pening akibat alkohol yang dia minum di dalam klub tadi.Tanpa dia sadari, ada yang memasukkan obat perangsang di dalam minumannya. Semalam dia pergi bersama teman-temannya ke klub, untuk melepas penat.

"Brengsek, siapa yang menjebakku?" Leon berpikir keras.

Leon melihat cincin pertunangan milik Anin yang tergeletak di atas meja, dan di sampingnya terdapat sebuah kotak berwarna hitam. Lalu ia membuka kotak itu, terlihat sepasang jam tangan yang begitu serasi. Seketika hati Leon menghangat, dia membaca tulisan di kartu ucapannya.

"Selamat menua sayang, menualah bersamaku."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Akhir yang manis

    "Setelah Papahnya Kak Leon meninggal dunia, ia dan Mamah Rena mengalami cobaan yang berat, aku rasa mungkin kamu juga sudah pernah mendengar ceritanya bukan dari ibumu atau mamah Rena." ucap Anin."Dan ternyata setelah semua cobaan yang dialami Kak Leon, Allah mempertemukan kembali denganku, saat itu aku sudah tinggal di Madinah bersama bibiku dan kuliah disana. Sedangkan saat itu Leon dan mamahnya baru habis menjalankan ibadah umroh, keduanya mampir kerumah bibiku, karena ternyata Leon adalah sahabat baik Kak Hasan, kakak sepupuku, anak dari bibiku itu. Begitulah cara Allah mempertemukan kami kembali. Tidak ada yang menyangkanya bukan." Anin terkekeh kembali mengingat semua kejadian demu kejadian dihari itu."Dan aku tidak bisa membohongi diriku bahwa aku masih mencintainya, walaupun kami sudah terpisah selama hampir tiga tahun, dan begitu juga dengan Kak Leon masih mencintai didalam hatinya.""Wah, sangat indah ya Kak cara Allah mempertemukan kembali kak Anin dan Kak Leon, andai ak

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 3

    "Jadi, maukah kamu memaafkan kebodohanku ini?" tanya Leon serius menatap Anin. "Maukah kamu tetap menjadi tunanganku?" Ia menatap Anin penuh harap.Lama Anin terdiam dan berpikir. Sampai akhirnya ia berbicara."Aku ... Aku sebelumnya ingin meminta maaf karena telah menuduhmu saat itu," ucap Anin pelan syarat dengan penyesalan."Aku sudah memaafkanmu, tapi ..." Anin menjeda ucapannya. "Maaf, Aku ... tidak bisa menjadi tunangan mu lagi, Kak," ucap Anin menatap Leon dalam-dalam. "Maaf," lirihnya lagi.Leon terlihat kecewa, dia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya."Saat ini, aku sedang mencoba memperbaiki diriku menjadi wanita yang lebih baik." Anin mulai berbicara lagi.Leon masih setia mendengarkan wanita yang sangat dia cintai itu berbicara."Menikah adalah ibadah terpanjang. Dan aku ingin melakukannya bersama dengan lelaki yang memiliki tujuan yang sama denganku," ucap Anin kembali. "Aku ingin bersamanya tidak hanya di dunia, tapi juga sampai ke surga." Anin mengucapkanny

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 2

    FlashBack Anin Saat itu aku dan Leon sempat bertemu dan membicarakan kejadian di apartemen Leon." Anin mulai bercerita lagi pada Dewi tentang masa lalunya.Selesai dari butik pakaian muslimah, Anin dan Ibunya menuju kediaman Rena mamahnya Leon.Setelah sampai, keduanya mengucapkan salam, dan disambut dengan hangat oleh sang Tuan Rumah." Anin! Kamu cantik banget ... Tante sampe pangling lho," Rena terkejut menatap Anin yang mengenakan pakaian syar'i.Anin dan Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan wanita itu."Ceritanya, tadi Anin kan ku ajak ke butik cari abaya buat aku umroh. Eh, dia langsung suka sama abaya hitam itu, pas dicoba ternyata cocok." Mira ibunya Anin menjelaskan dengan semringah."Cantik banget lho, Nin," ucap mamahnya Leon."Makasih, Tante," ucap Anin malu-malu."Mari masuk!" sambung Rena mempersilakan keduanya. "Kita keruang makan aja, sekalian cicipin kue buatan Tante ya, Nin!" seru Rena bersemangat.Anin hanya menanggapi dengan senyum manisnya."Leon pasti kage

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 1

    Flashback AninPintu apartemen Kak Leon—tunanganku—terbuka setelah aku menekan password-nya. Aku memperhatikan seisi ruangan yang sepi. Tunggu! Aku mendengar sayup-sayup suara dari arah kamar. Aku lalu berjalan pelan menghampiri pintu kamar itu. Sebelum pintu kubuka, aku mendengar suara yang membuat jantungku berdebar kencang. "Anin ... Anin ...." Kak Leon mendesahkan namaku. Ada apa dengannya?"Leon ... Sayang ...." Deg!Itu ... itu suara seorang wanita dari dalam kamar. Jantungku berdegup kencang. Kak Leon bersama siapa?Suara-suara itu kini membuat tubuhku gemetar, jantung ini bertalu kian kencang, lututku lemas. Ya, Tuhan, apa Kak Leon telah ...?Namun, sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak panik dan bergerak perlahan-lahan. Anin kamu bisa, batinku menenangkan. Kutarik napas panjang sebelum membuka pintu kamar itu dengan kasar.Braakk!Pintu beradu dengan dinding kamar.Mata ini melebar ketika di hadapan terlihat seorang wanita berambut pirang, berpakaian setengah telanjang b

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Dewi dan Vladimir

    Leon memandang Vladimir dengan serius, lalu menyeringai."Dia sepupuku baru saja datang dari Indonesia, menggantikan Devano untuk sementara, karena istrinya akan melahirkan." terang Leon pada kedua tamunya."Ups, Sorry ... aku tidak tahu. Tapi dia sungguh cantik." Vladimir berkat jujur, saat pertama kali melihatnya tadi ia sudah merasa tertarik. Wajahnya yang putih, make up yang tipis membuatnya terlihat sederhana dan cantik.""Namanya Dewi, baru aja lulus kuliah di Kota Bandung, Indonesia." jelas Leon lagi seraya tersenyum."Aku gak keberatan kalau kamu niatnya serius sama dia, tapi kalau untuk main-main. Silahkan cari yang lain, Orang tuanya menitipkannya padaku untuk menjaganya, Vla." sambung Leon lagi. "Aku serius!" ucap Vladimir dengan wajah tenang."Seperti yang kalian bilang kan, aku harus segera menikah lalu punya keluarga sendiri. Aku memang berniat mencari istri juga ikut Yuri ke sini." Vladimir mengatakannya sambil terkekeh."Tapi Yuri malah berburuk sangka padaku, bagaima

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Tamu dari Moskow

    Anin sedang memasak, ketika mendengar keramaian didepan rumahnya. Kali ini ia tengah membuat bakso sapi, karena request dari Leon dan Noah, tentu saja Anin pun dengan senang hati membuatkannya karena sudah cukup lama mereka tidak memakannya. Apalgi disantap saat musim dingin, bisa untuk menghangatkan badan sekaligus mengenyangkan perut."Bundaaaa ... Bibi Helen dataaaang!" Noah menghampiri sang bunda ke dapur dengan berteriak begitu lantang seraya berlari."Astagfirulloh Noah, bunda sudah bilang berapa kali jangan suka berteriak dsn berlarian seperti itu," oceh Anin pada putranya."Siapa tadi yang datang?" tanya Anin lagi."Bibi Helen dengan suaminya juga yang lainnya Bun!" terang bocah laki-laki itu menerengkan, matanya berbinar.Anin pun segera memakai cadarnya dan berjalan menghampiri tamu yang Noah katakan tadi. "Maa syaa Allah, Helen! kenapa gak bilang mau main kesini, Mari masuk semuanya!" Anin pun menggandeng tangan adik iparnya itu lalu memeluknya. Yuri dan Vladimir yang mem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status