Share

BAB 2 Pembatalan proyek

"Lupakan dan batalkan semua agenda tentang proyek ini, tarik kembali semua dana yang belum dialokasikan. Juga umumkan bahwa proyek ini akan kita hentikan." Titah Logan penuh keyakinan.

"Anda yakin?" Tanya Marry.

"Ini perusahaanku, aku tidak mungkin menghancurkannya hanya demi permintaan konyol mendiang kakekku." Jawab Logan tegas.

"Kakek anda telah mewariskan perusahaan ini ke tangan yang tepat." Puji Marry kemudian segera berlalu mengerjakan semua perintah Logan.

Logan kembali berkutat dengan tumpukan berkas lain hingga terlewat jam makan siang. Terdengar suara perut keroncongan membuatnya tersadar untuk menyudahi dahulu segala kesibukan dihadapannya tersebut. Ia melihat handphone pemberian Layla istrinya. Ada beberapa pesan dari Layla yang mengatakan ia akan pulang terlambat sehingga sepulang kerja Logan tak perlu menyiapkan makan malam sebanyak biasanya. Ia cukup menyiapkan makan untuk dirinya dan kedua mertuanya saja.

Logan tak membalas pesan istrinya itu, meski tentu saja ia akan tetap menyiapkan makanan untuk pasangan mertuanya yang menyebalkan itu. Logan kemudian meminta Marry menyiapkan makan siang untuknya. Logan lebih suka menghabiskan waktunya sendiri di dalam ruangan kerjanya ketimbang harus berinteraksi dengan manusia lainnya saat ia menjadi Logan Williams sang CEO William Skyworks. Berbeda halnya ketika dirumah, ia terpaksa memainkan peran demi janjinya pada Almira Johnson, nenek Layla dari ayahnya. Logan terpaksa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga karena dirumah mertuanya ia hanyalah seorang menantu pecundang.

"Terimakasih makan siangnya." Ucap Logan pada Marry.

"Sama-sama Logan. Jika anda membutuhkan yang lainnya, silahkan panggil saya lagi, Saya pamit." Marry kembali ke meja kerjanya dan meninggalkan Logan sendiri di ruangannya. Loga segera melahap makanan yang telah disediakan oleh Marry sembari terus membaca beberapa berkas dihadapannya.

Menjelang sore hari Logan mengajak Marry untuk membicarakan tentang masa depan perusahaannya. Mereka duduk di dalam ruangan Logan dengan tampang sangat serius.

"Marry, saya sudah baca hampir seluruh berkas proyek yang sedang berjalan dan yang masih direncanakan." Ucap Logan

"Iya." Jawab Marry memberi isyarat bahwa iya mendengarkan dengan seksama.

"Ada beberapa proyek yang perlu dikaji ulang. Juga ada beberapa rencana proyek yang sebaiknya di batalkan." Lanjut Logan.

"Baik saya akan laksanakan." Ujar Marry.

"Dan ada satu hal lagi. Aku tidak ingin identitasku terbongkar, bungkam sekuriti tadi dan jangan sampai seorangpun tahu bahwa aku adalah pemimpin Williams Skyworks." Ucap Logan yang mendapat anggukan kepala dari Marry.

"Dan mulai besok aku tidak akan selalu hadir ke kantor. Aku ingin kamu selalu melaporkan apapun tentang perusahaan kepadaku." Pinta Logan pada Marry.

"Baik, saya akan Laksanakan sebaik mungkin Logan." Jawab Marry siaga.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan yang melelahkan Logan pun bersiap akan kembali pulang ke rumah. Ia mengendarai skuternya lagi dan membelah jalanan untuk kembali ke rumah mertuanya.

Ditengah jalan ia teringat tentang pesan Layla, namun ia merasa terlalu lelah jika harus memasak makanan untuk kedua mertuanya. Lagipula ia juga sudah makan di kantornya tadi. Ia pun membelokkan skuternya ke sebuah rumah makan Padang dan membeli beberapa potong rendang kesukaan mertuanya. Selain itu ia juga melipir ke mini market untuk membeli minuman juga makanan ringan untuk istrinya.

Sesampainya di rumah, Logan segera memarkirkan skuternya dan melangkah masuk ke dalam rumah mertuanya itu.

"Logan, memasaklah! Kami sudah sangat lapar. Kamu pergi kerja tanpa menyiapkan makan siang untuk kami. Jadi kami sangat kelaparan." Gerutu Suzy.

"Aku lelah Bu, ini aku bawakan rendang untuk Ibu dan Ayah." Ucap Logan sambil memberikan bungkusan berisi rendang itu.

"Kamu membeli rendang? Boros sekali! Jangan kau hambur-hamburkan uang anakku..." Belum selesai Suzy menyuarakan sumpah serapahnya.

"Aku membelinya dengan gajiku, bahkan uang saku dari Layla masih utuh di sakuku." Sela Logan karena sedang tak ingin berdebat dengan Ibu mertuanya itu.

"Ya sudah, Pergilah! Aku dan Bob akan makan. Ucap Suzy menuju ruang makan untuk menghidangkan lauk yang dibawa oleh menantunya itu dengan senyum merekah.

Logan segera membasuh tubuhnya di kamar mandi dan merebahkan tubuhnya di kasur Layla. Sebenarnya selama ini Logan tak pernah tidur di kasur Layla, namun karena terlalu lelah hari ini ia tertidur di kasur milik istrinya itu.

"Logan, bangunlah! Aku mau tidur, aku sangat lelah hari ini." Layla mengguncang pundak Logan.

"Kau sudah pulang? Jam berapa ini?" Tanya Logan sembari mengerjap. Matanya masih terasa lengket ingin terpejam.

"Ini sudah hampir tengah malam, aku sangat lelah jadi kumohon menyingkirlah. Aku ingin tidur." Ucap Layla tak ingin berdebat lagi. Setelah cukup mengumpulkan kesadarannya, Logan akhirnya pindah ke sofa tempatnya tidur selama ini.

Melihat Layla yang memakai gaun tidur tentu saja ia bereaksi, namun ia tak ingin melakukan kesalahan dengan memaksa seorang wanita memuaskan hasratnya. Meskipun wanita itu ialah istrinya sendiri, Logan tak pernah memaksa dan tetap menunggu Layla yang menyerahkan dirinya sendiri. Ia memilih memejamkan mata dan menghalau keinginannya yang bergejolak, toh ia sudah biasa melakukannya. Selama dua tahun ini, ia sudah tidur sekamar dengan wanita cantik dan seksi yang berstatus istrinya. Namun tetap saja sang wanita yaang menyadang status istrinya itu masih perawan.

Keesokan paginya, sepulang dari berlari pagi Logan membawa sekantung ikan segar yang ia beli dari seorang pemancing di danau yang menjadi rute lari paginya.

"Apa yang kamu bawa itu Log?" Tanya Suzy setibanya Logan di dapur.

"Aku membeli ikan dari danau, ada pemancing yang menjualnya padaku." Ucap Logan sambil mulai mencuci dan mengolah ikan tersebut.

"Ya sudah aku kedepan dulu, nanti panggil kami kalau masakanmu sudah matang." Titah Suzy.

Logan mengolah ikan tersebut menjadi hidangan sup ikan yang gurih dan menghangatkan. Tak lupa ia menyiapkan roti untuk dimakan bersama sup ikan tersebut. Setelah memasak Logan kembali kekamar untuk mandi dan berganti pakaian.

"Logan, aku akan pulang malam lagi hari ini. Perusahaan kita sedang dalam kondisi tidak baik karena Williams Skyworks menghentikan kerjasamanya. Padahal proyek dari perusahaan itu adalah salah satu yang paling menopang perusahaan kita." Keluh Layla yang tengah memoles gincu dibibir sensualnya.

Jujur Logan terkejut mendengar pengakuan istrinya.

"Apa mungkin aku melewatkan sesuatu?" Gumam Logan dalam hati.

"Log! Kamu melamun?" Layla menyadarkan Logan dari lamunannya.

"Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu." Jawab Logan.

"Lupakanlah." Ucap Layla kesal.

"Apa kamu tidak pergi bekerja?" Tanya Layla pada Suaminya.

"Aku libur hari ini." Jawab Logan asal.

"Huh! Apa sebenarnya yang kamu kerjakan? Baru kemarin memulai kerja, dan hari ini sudah libur?" Cibir Layla mempertanyakan pekerjaan Logan.

"Ya begitulah." Logan masih saja menjawabnya dengan santai.

"Terserah saja, aku benar-benar tidak ada waktu berdebat denganmu." Layla yang kesal segera menyambar tas dan pergi keluar untuk sarapan.

Setelah Layla benar-benar keluar dari kamar, Logan segera menelepon Marry.

"Hallo, Marry apa benar Johnson Architect adalah salah mitra yang kita putus kontraknya?" Tanya Marry.

"Iya Logan, mereka perusahaan yang bekerjasama dengan kita membangun smart building untuk apartemen di area Metro Local A. Namun pengerjaan proyek tersebut terlambat dua tahun dari perencanaan. Padahal sudah dua kali pengucuran dana tambahan diberikan." Jelas Marry dari ujung sambungan telepon.

"Baik terimakasih. Akan ku hubungi lagi, nanti." Ucap Logan kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.

Keinginan untuk mandinya jadi hilang begitu saja, kini ia ingin mengorek informasi lebih banyak pada Layla. Siapa tahu ia dapat menemukan penyebab proyek itu terbengkalai.

Ia pun melangkah keluar kamar dan duduk di meja makan.

"Kakek sangat marah, dia mengira salah satu dari kami telah berbuat salah pada orang penting di Williams Skyworks sehingga proyek ini dihentikan." Keluh Layla mengaduk-aduk sup didepannya.

"Huh! Orang tua itu sangat keterlaluan pada cucu-cucunya." Bob ikut kesal pada Ayahnya itu.

"Lakukan sesuatu Bob." Pinta Suzy pada suaminya.

"Apa yang bisa kulakukan, kau tau aku sudah tidak memiliki apapun di keluarga itu semenjak ibu menikahkan Layla dengan pecundang itu." Ucap Bob geram.

Memang sebuah kenyataan, bahwa Bob kehilangan peran dalam keluarga maupun perusahaannya karena menuruti permintaan konyol Almira, mendiang ibunya itu yang ingin menikahkan Layla dengan Logan. Karena Bob sangat menyayangi Almira, Bob tak sampai hati menolak permintaan terakhir dari Almira. Namun ternyata keputusannya untuk menuruti ibunya kala itu adalah sebuah penyesalan tak berujung karena harus tersisih dari seluruh keluarga besar Johnson.

"Layla, kau mau aku mengantarmu ke kantor." Sapa Logan sembari menarik kursi disamping Layla. Ia merasa sedikit bersalah karena telah membuat istrinya dalam masalah.

"Tidak, aku naik bis saja." Layla benar-benar tak bersemangat menjawab pertanyaan Logan. Baginya Layla Logan sangat menyebalkan, walaupun ia tidak bisa membenci logan seperti keluarganya yang lain.

"Baik aku akan antar naik bis." Logan tak ingin berdebat.

Layla hanya menghela nafas karena kesal dengan kelakuan Logan yang semakin aneh beberapa hari ini. Seakan Logan sedikit menunjukkan dirinya ke permukaan, tak seperti biasanya yang selalu pendiam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status