"Lupakan dan batalkan semua agenda tentang proyek ini, tarik kembali semua dana yang belum dialokasikan. Juga umumkan bahwa proyek ini akan kita hentikan." Titah Logan penuh keyakinan.
"Anda yakin?" Tanya Marry."Ini perusahaanku, aku tidak mungkin menghancurkannya hanya demi permintaan konyol mendiang kakekku." Jawab Logan tegas."Kakek anda telah mewariskan perusahaan ini ke tangan yang tepat." Puji Marry kemudian segera berlalu mengerjakan semua perintah Logan.Logan kembali berkutat dengan tumpukan berkas lain hingga terlewat jam makan siang. Terdengar suara perut keroncongan membuatnya tersadar untuk menyudahi dahulu segala kesibukan dihadapannya tersebut. Ia melihat handphone pemberian Layla istrinya. Ada beberapa pesan dari Layla yang mengatakan ia akan pulang terlambat sehingga sepulang kerja Logan tak perlu menyiapkan makan malam sebanyak biasanya. Ia cukup menyiapkan makan untuk dirinya dan kedua mertuanya saja.Logan tak membalas pesan istrinya itu, meski tentu saja ia akan tetap menyiapkan makanan untuk pasangan mertuanya yang menyebalkan itu. Logan kemudian meminta Marry menyiapkan makan siang untuknya. Logan lebih suka menghabiskan waktunya sendiri di dalam ruangan kerjanya ketimbang harus berinteraksi dengan manusia lainnya saat ia menjadi Logan Williams sang CEO William Skyworks. Berbeda halnya ketika dirumah, ia terpaksa memainkan peran demi janjinya pada Almira Johnson, nenek Layla dari ayahnya. Logan terpaksa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga karena dirumah mertuanya ia hanyalah seorang menantu pecundang."Terimakasih makan siangnya." Ucap Logan pada Marry."Sama-sama Logan. Jika anda membutuhkan yang lainnya, silahkan panggil saya lagi, Saya pamit." Marry kembali ke meja kerjanya dan meninggalkan Logan sendiri di ruangannya. Loga segera melahap makanan yang telah disediakan oleh Marry sembari terus membaca beberapa berkas dihadapannya.Menjelang sore hari Logan mengajak Marry untuk membicarakan tentang masa depan perusahaannya. Mereka duduk di dalam ruangan Logan dengan tampang sangat serius."Marry, saya sudah baca hampir seluruh berkas proyek yang sedang berjalan dan yang masih direncanakan." Ucap Logan"Iya." Jawab Marry memberi isyarat bahwa iya mendengarkan dengan seksama."Ada beberapa proyek yang perlu dikaji ulang. Juga ada beberapa rencana proyek yang sebaiknya di batalkan." Lanjut Logan."Baik saya akan laksanakan." Ujar Marry."Dan ada satu hal lagi. Aku tidak ingin identitasku terbongkar, bungkam sekuriti tadi dan jangan sampai seorangpun tahu bahwa aku adalah pemimpin Williams Skyworks." Ucap Logan yang mendapat anggukan kepala dari Marry."Dan mulai besok aku tidak akan selalu hadir ke kantor. Aku ingin kamu selalu melaporkan apapun tentang perusahaan kepadaku." Pinta Logan pada Marry."Baik, saya akan Laksanakan sebaik mungkin Logan." Jawab Marry siaga.Setelah menyelesaikan semua pekerjaan yang melelahkan Logan pun bersiap akan kembali pulang ke rumah. Ia mengendarai skuternya lagi dan membelah jalanan untuk kembali ke rumah mertuanya.Ditengah jalan ia teringat tentang pesan Layla, namun ia merasa terlalu lelah jika harus memasak makanan untuk kedua mertuanya. Lagipula ia juga sudah makan di kantornya tadi. Ia pun membelokkan skuternya ke sebuah rumah makan Padang dan membeli beberapa potong rendang kesukaan mertuanya. Selain itu ia juga melipir ke mini market untuk membeli minuman juga makanan ringan untuk istrinya.Sesampainya di rumah, Logan segera memarkirkan skuternya dan melangkah masuk ke dalam rumah mertuanya itu."Logan, memasaklah! Kami sudah sangat lapar. Kamu pergi kerja tanpa menyiapkan makan siang untuk kami. Jadi kami sangat kelaparan." Gerutu Suzy."Aku lelah Bu, ini aku bawakan rendang untuk Ibu dan Ayah." Ucap Logan sambil memberikan bungkusan berisi rendang itu."Kamu membeli rendang? Boros sekali! Jangan kau hambur-hamburkan uang anakku..." Belum selesai Suzy menyuarakan sumpah serapahnya."Aku membelinya dengan gajiku, bahkan uang saku dari Layla masih utuh di sakuku." Sela Logan karena sedang tak ingin berdebat dengan Ibu mertuanya itu."Ya sudah, Pergilah! Aku dan Bob akan makan. Ucap Suzy menuju ruang makan untuk menghidangkan lauk yang dibawa oleh menantunya itu dengan senyum merekah.Logan segera membasuh tubuhnya di kamar mandi dan merebahkan tubuhnya di kasur Layla. Sebenarnya selama ini Logan tak pernah tidur di kasur Layla, namun karena terlalu lelah hari ini ia tertidur di kasur milik istrinya itu."Logan, bangunlah! Aku mau tidur, aku sangat lelah hari ini." Layla mengguncang pundak Logan."Kau sudah pulang? Jam berapa ini?" Tanya Logan sembari mengerjap. Matanya masih terasa lengket ingin terpejam."Ini sudah hampir tengah malam, aku sangat lelah jadi kumohon menyingkirlah. Aku ingin tidur." Ucap Layla tak ingin berdebat lagi. Setelah cukup mengumpulkan kesadarannya, Logan akhirnya pindah ke sofa tempatnya tidur selama ini.Melihat Layla yang memakai gaun tidur tentu saja ia bereaksi, namun ia tak ingin melakukan kesalahan dengan memaksa seorang wanita memuaskan hasratnya. Meskipun wanita itu ialah istrinya sendiri, Logan tak pernah memaksa dan tetap menunggu Layla yang menyerahkan dirinya sendiri. Ia memilih memejamkan mata dan menghalau keinginannya yang bergejolak, toh ia sudah biasa melakukannya. Selama dua tahun ini, ia sudah tidur sekamar dengan wanita cantik dan seksi yang berstatus istrinya. Namun tetap saja sang wanita yaang menyadang status istrinya itu masih perawan.Keesokan paginya, sepulang dari berlari pagi Logan membawa sekantung ikan segar yang ia beli dari seorang pemancing di danau yang menjadi rute lari paginya."Apa yang kamu bawa itu Log?" Tanya Suzy setibanya Logan di dapur."Aku membeli ikan dari danau, ada pemancing yang menjualnya padaku." Ucap Logan sambil mulai mencuci dan mengolah ikan tersebut."Ya sudah aku kedepan dulu, nanti panggil kami kalau masakanmu sudah matang." Titah Suzy.Logan mengolah ikan tersebut menjadi hidangan sup ikan yang gurih dan menghangatkan. Tak lupa ia menyiapkan roti untuk dimakan bersama sup ikan tersebut. Setelah memasak Logan kembali kekamar untuk mandi dan berganti pakaian."Logan, aku akan pulang malam lagi hari ini. Perusahaan kita sedang dalam kondisi tidak baik karena Williams Skyworks menghentikan kerjasamanya. Padahal proyek dari perusahaan itu adalah salah satu yang paling menopang perusahaan kita." Keluh Layla yang tengah memoles gincu dibibir sensualnya.Jujur Logan terkejut mendengar pengakuan istrinya."Apa mungkin aku melewatkan sesuatu?" Gumam Logan dalam hati."Log! Kamu melamun?" Layla menyadarkan Logan dari lamunannya."Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu." Jawab Logan."Lupakanlah." Ucap Layla kesal."Apa kamu tidak pergi bekerja?" Tanya Layla pada Suaminya."Aku libur hari ini." Jawab Logan asal."Huh! Apa sebenarnya yang kamu kerjakan? Baru kemarin memulai kerja, dan hari ini sudah libur?" Cibir Layla mempertanyakan pekerjaan Logan."Ya begitulah." Logan masih saja menjawabnya dengan santai."Terserah saja, aku benar-benar tidak ada waktu berdebat denganmu." Layla yang kesal segera menyambar tas dan pergi keluar untuk sarapan.Setelah Layla benar-benar keluar dari kamar, Logan segera menelepon Marry."Hallo, Marry apa benar Johnson Architect adalah salah mitra yang kita putus kontraknya?" Tanya Marry."Iya Logan, mereka perusahaan yang bekerjasama dengan kita membangun smart building untuk apartemen di area Metro Local A. Namun pengerjaan proyek tersebut terlambat dua tahun dari perencanaan. Padahal sudah dua kali pengucuran dana tambahan diberikan." Jelas Marry dari ujung sambungan telepon."Baik terimakasih. Akan ku hubungi lagi, nanti." Ucap Logan kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.Keinginan untuk mandinya jadi hilang begitu saja, kini ia ingin mengorek informasi lebih banyak pada Layla. Siapa tahu ia dapat menemukan penyebab proyek itu terbengkalai.Ia pun melangkah keluar kamar dan duduk di meja makan."Kakek sangat marah, dia mengira salah satu dari kami telah berbuat salah pada orang penting di Williams Skyworks sehingga proyek ini dihentikan." Keluh Layla mengaduk-aduk sup didepannya."Huh! Orang tua itu sangat keterlaluan pada cucu-cucunya." Bob ikut kesal pada Ayahnya itu."Lakukan sesuatu Bob." Pinta Suzy pada suaminya."Apa yang bisa kulakukan, kau tau aku sudah tidak memiliki apapun di keluarga itu semenjak ibu menikahkan Layla dengan pecundang itu." Ucap Bob geram.Memang sebuah kenyataan, bahwa Bob kehilangan peran dalam keluarga maupun perusahaannya karena menuruti permintaan konyol Almira, mendiang ibunya itu yang ingin menikahkan Layla dengan Logan. Karena Bob sangat menyayangi Almira, Bob tak sampai hati menolak permintaan terakhir dari Almira. Namun ternyata keputusannya untuk menuruti ibunya kala itu adalah sebuah penyesalan tak berujung karena harus tersisih dari seluruh keluarga besar Johnson."Layla, kau mau aku mengantarmu ke kantor." Sapa Logan sembari menarik kursi disamping Layla. Ia merasa sedikit bersalah karena telah membuat istrinya dalam masalah."Tidak, aku naik bis saja." Layla benar-benar tak bersemangat menjawab pertanyaan Logan. Baginya Layla Logan sangat menyebalkan, walaupun ia tidak bisa membenci logan seperti keluarganya yang lain."Baik aku akan antar naik bis." Logan tak ingin berdebat.Layla hanya menghela nafas karena kesal dengan kelakuan Logan yang semakin aneh beberapa hari ini. Seakan Logan sedikit menunjukkan dirinya ke permukaan, tak seperti biasanya yang selalu pendiam."Enak?" Tanya Logan.Logan mengajak Layla duduk di kedai es krim dan memesankan es krim coklat yang menggiurkan. Aroma coklat menguar di udara membuat pertahanan Layla roboh dan akhirnya memakan es krim itu hingga matanya terpejam."Ini alasan aku tetap mempertahankan pernikahan kita. Kamu selalu berhasil membuat gundah hatiku hilang begitu saja." Puji Layla tulus."Jangan berlebihan, aku hanya malas melihat wajah kusutmu." Goda Logan yang sebenarnya senang melihat usahanya berhasil."Menyebalkan!" Umpat Layla."Jangan lupa bayar itu, karena aku tak membawa uang." Ucap Logan santai kemudian melenggang santai keluar dari kedai."Apa?" Pekik Layla kesal."Dasar tak modal! Lain kali aku tidak akan tertipu lagi!" Geram Layla yang terdengar lucu di telinga Logan."Berapa pesananku tadi?" Tanya Layla pada pramusaji."Maaf Nyona, pesanan anda telah dibayar oleh tuan tadi." Ucap pramusaji itu menunjuk ke arah Logan yang tengah berdiri diluar kedai."Sial! Dia mengerjaiku lagi. Menyebalkan!" U
"Kau membeli mobil?" Tanya Layla ketika hendak pergi ke kantor."Iya, mulai hari ini aku akan mengantarmu dengan mobil ini. Meski tampilannya mobil tua, tapi tenang saja mobil ini tidak akan menyusahkanmu." Ucap Logan sembari mengelus bodi mobil tua yang baru saja ia beli. Ia sengaja membeli mobil yang tidak mencolok sama sekali namun telah direstorasi sehingga terasa mengendarai mobil baru."Berapa kamu membeli mobil ini?" Tanya Layla curiga, sebab mobil ini sangatlah rapi bahkan juga memiliki fasilitas yang umum pada mobil keluaran baru."Hanya beberapa puluh juta." Jawab Logan berbohong. Namun untungnya Layla tak begitu paham tentang otomotif sehingga ia banyak berkomentar lagi."Besok malam Nathan akan bertunangan dengan Aine. Jadi kita harus datang, aku juga ingin membeli sebuah hadiah." Layla memulai pembicaraan dengan pandangan keluar jendela."Ohh benarkah? Aine? Dia sekertaris Nathan bukan?" Logan memastikan."Ya, mungkin mereka terlalu sering bersama sehingga memilih untuk m
"Ada apa sayang?" Tanya Logan pada Layla."Tidak, aku hanya kasihan pada kakek. Di hari tuanya ia bahkan masih harus bekerja keras untuk keluarga ini. Sedangkan kami para anak cucu hanya bisa menghambur-hamburkan uangnya saja." Ratap Layla."Kamu, sangat mirip dengan si tua itu." Ucap Logan sambil tersenyum menatap wajah Layla sekilas."Apa kamu bilang?" Tanya Layla bingung dengan sedikit tersinggung."Hahahaha... Benar, kalian benar-benar mirip. Kamu dan kakekmu sama-sama seorang pekerja keras, tulus, namun bodoh." Logan masih tertawa-tawa melihat ekspresi Layla yang semakin kesal."Apa maksudmu?" Geram Layla."Lupakan, ayo sudah sampai. Kita turun!" Titah Logan tanpa menghiraukan lagi Layla yang terus mengomel. Ia melangkah masuk kedalam sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari rumah mertuanya."Aku sudah bilang Logan, aku tidak bisa menghambur-hamburkan uang. Perusahaan sedang kekurangan dana." Layla mencoba berjalan cepat mensejajari langkah suaminya."Perusahaan kalian yang k
Bagi Logan Kesetiaan adalah sebuah keharusan. Bukan hanya sekedar dalam hubungan antara dua insan dalam ikatan pernikahan, namun dalam dunia bisnis sekalipun Logan sangat menjunjung tinggi nilai kesetiaan. Baginya, partner yang setia adalah aset yang berharga dan ia rela membayar mahal untuk itu.Logan merasakan pusing yang menekan kepalanya, sepertinya pesona Layla cukup memabukkan dari pada meminum obat perangsang sekalipun. Ia merasa harus menuntaskan hasratnya kali ini, meski harus bersolo karir.Tak Lama kemudian, Layla keluar dari kamar mandi. Kini ia telah menggunakan gaun rumahannya. Meski tak seseksi pakaian yang sebelumnya, punggung Layla yang indah cukup membuat Logan semakin menggila. Melihat Layla menggulung rambutnya ke atas benar-benar pemandangan yang tidak tepat dalam kondisinya yang hampir menuju puncak saat ini."Sayang, kamu sangat cantik. Pantas saja jika orang-orang menyebutmu sebagai harta Karun keluarga Johnson." Logan mendekati Layla dengan pandangan sayu dan s
Ketika Layla tengah sibuk mencoba-coba sepatu yang bagus menurutnya. Logan segera mengambil gawainya untuk menghubungi seseorang."Hallo Marry, tolong bantu aku membeli sebuah sepatu di toko Cindy store. Aku ingin sebuah sepatu cantik bertahtakan berlian yang dipajang di sana." Titah Logan pada Marry."Cinderella story?" Marry meralat."Iya benar." Jawab Logan."Untuk istrimu? Berapa ukuran kakinya?" Marry terkekeh di ujung sambungan telepon."Jangan tertawakan aku, iya ini untuk istriku. Sebentar kutanyakan ukuran kakinya." Logan menjeda."Sayang, berapa ukuran kakimu?" Tanya Logan pada Layla."Ukuranku tiga puluh delapan. Kamu mau membantuku mencari sepatu yang cocok?" Tanya Layla senang."Tentu!" Jawab Logan dengan membalas antusiasme Layla."Terimakasih Logan, kamu suami yang sangat romantis dan pengertian." Puji Layla yang dibalas oleh senyuman logan.Logan pun segera menepi untuk mengatakan ukuran kaki Layla pada Marry."Tiga puluh delapan, harus sudah datang di rumah mertuaku t
Layla mengguncang tubuh Logan dan berkata, "Log, bangunlah aku dan orang tuaku sudah siap. Segera bersiaplah kemudian kita berangkat.""Baiklah." Jawab Logan kemudian segera bersiap memakai setelan yang telah disediakan oleh Layla. Senada dengan gaun hitam yang dikenakan oleh Layla. Logan tampak begitu mempesona, bahkan jejak pecundang yang selama ini melekat padanya hilang entah kemana."Ini kamu Log?" Layla cukup terkejut ketika melihat Logan telah siap dan keluar dari kamar."Ya dia itu suamimu, sayangnya dia pencundang. Andai saja ia seorang pemimpin perusahaan terkemuka seperti Williams Skyworks, pasti kau adalah wanita yang sangat beruntung." Cibir Suzy sambil terkekeh."Tentu bu, anakmu memang sangat beruntung." Ucap Logan dalam hati, namun ia hanya tersenyum penuh arti pada Layla.Bob yang sedari tadi diam tak beraksi seperti kedua wanita disebelahnya tiba-tiba bertanya, "Kau sudah siapkan hadiah untuk Nathan?""Tentu aya
Seluruh area Sky Lounge menjadi cukup sibuk dengan banyaknya jumlah tamu undangan. Sembari menikmati hidangan yang disajikan oleh para pelayan para tamu pun saling bercakap, entah itu tentang pribadi mereka, gosip diantara mereka, atau tentang Nathan dan Aine yang nampak serasi. Para tamu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat pada Nathan dan Aine seketika mereka saling menyematkan cincin di jari manis pasangannya.Ketika jam menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, Andrew Johnson menaiki podium untuk pembacaan hadiah."Perhatian semuanya," Andrew Johnson mengetuk mikrofon untuk menarik perhatian para tamu undangan pertunangan kakaknya, Nathan."Selamat malam, terimakasih atas kehadiran anda semua di pesta pertunangan Nathaniel Johnson kakakku dan Aine Rashid putri kebanggaan keluarga Rashid yang terhormat. Saya Andrew Johnson mewakili kakak dan ibu saya tercinta juga keluarga besar Johnson mengucapkan selamat menikmati segala jamuan yang telah kami siapk
"Sayang, Layla tampak pucat. Ada apa dengannya?" Tanya Aine pada Nathan."Entahlah, tapi semoga saja dia tidak merusak acara kita. Lagi pula aku juga kesal, kenapa kakek harus meminta waktu di momen bahagia kita. Kenapa tidak di waktu lain saja." Gerutu Nathan."Aku serius Sayang, sepertinya ia sedang sakit." Aine cukup khawatir dengan kondisi Layla yang menyandar pada tubuh Logan.Yugo mengekor di belakang Layla dan Logan. Mereka bertiga kini sudah berada di depan dimana seluruh mata tertuju pada mereka. Beberapa orang bahkan mulai menyadari bahwa Layla terlihat pucat dan tak ragu menunjukkan kemesraannya dengan Logan. Seakan rumor yang selama ini beredar tak benar. Yugo yang sedari tadi merasa percaya diri karena keluarga besar Johnson telah menerima lamarannya untuk Layla pun kini memandang penuh curiga pada pasangan Layla dan Logan."Lepaskan cucuku Logan!" Lantang kakek Robin Johnson."Kakek?" Tanya Layla heran, ia terkejut dengan te