Share

Rara Seperti Hantu

Pergumulan terjadi, keduanya hanyut dalam surga dunia yang memabukkan, tak hanya tubuhnya yang berkhianat, hati dan pikirannya juga sudah mulai tak sinkron, yang awalnya tidak menyukai pemaksaan Raymond kali ini seakan mengijinkan sang Tuan menjamah tubuhnya, bahkan tangannya mengalung sempurna di jenjang leher pemiliknya.

Sama-sama mendapatkan kenikmatan yang tiada tara, keduanya terkulai lemah dengan nafas yang memburu Raymond yang lelah memejamkan matanya sedangkan Rara masih terjaga sembari memikirkan kembali apa yang telah terjadi.

Samar-samar terdengar suara ketukan dari luar, Rara segera beranjak untuk membukakan pintu, di depan pintu sudah ada pelayan hotel yang membawa makanan untuk mereka.

"Biar saya saja yang membawanya masuk." Tangan Rara menahan meja troli yang akan dibawa pelayan masuk. "Baik Nona," sahut pelayan.

Segera Rara membawa meja troli masuk, dia meletakkan semua makanan di meja kemudian mengembalikan lagi meja troli pada pelayan. "Terima kasih."

Masuk kembali ke kamar dan melihat aneka makanan di meja membuat Rara menelan saliva sambil memegangi perutnya dia menoleh ke arah Raymond yang tidur nyrnyak. Meski sudah sangat lapar tapi Rara tidak berani makan, dia takut kalau Raymond marah jika dia makan terlebih dahulu.

Tak ada yang dilakukan akhirnya Rara kembali ke ranjang, dia ingin menyusul Raymond ke alam mimpi tapi cacing-cacing di perutnya tidak bisa diajak kompromi, mereka di dalam seakan protes pada Rara. "Apa aku makan dulu saja ya." Kepalanya menggeleng, menahan lapar jauh lebih baik daripda membuat sang Tuan marah. "Menunggunya bangun saja."

Tiba-tiba terjadi pergerakan, Raymond yang awalnya terlentang kini miring menghadapnya bahkan tangannya jatuh tepat di atas perutnya. Jarak yang sangat dekat membuat Rara tampak canggung hingga perlahan Rara berusaha menyingkirkan tangan Raymond.

Entah mengapa tangan itu seakan tidak mau dipindahkan hingga Rara pasrah saja dipeluk oleh sang Tuan.

Krucuk.....Krucuk

Lagi-lagi cacing dalam perut melakukan protes besar-besaran membuat Rara bingung harus bagaimana. "Lapar sekali." Ucapan serta pergerakan Rara membuat tidur Raymond terganggu hingga akhirnya dia membuka mata.

"Apa yang kamu lakukan?"

Seketika Rara ketakutan, dia takut jika Raymond marah padanya. "Maafkan saya Tuan."

Pria itu baru menyadari jika tangannya melingkar sempurna di perut sang gadis bahkan tubuhnya juga sangat dekat. "Bagaimana bisa aku tidur seperti ini." Kilatan rasa heran bermunculan di wajah Rara, dia juga tidak tahu kenapa sang Tuan tidur sambil memeluk dirinya.

"Saya tidak tahu Tuan."

"Pasti dirimu yang menarik tanganku." Tuduhan keji keluar dari mulut Raymond membuat Rara melongo menatap sang Tuan, untuk apa dia melakukan itu semua? "Saya tidak melakukannya Tuan, tadi tangan anda sendiri yang melingkar di perut saya."

"Mana mungkin." Raymond terus mengelak.

Sebenarnya Raymond juga sudah paham jika dia sering memeluk Rara saat tidur tapi karena gengsi dan malu dia sengaja mengambinghitamkan wanitanya agar harga dirinya tidak jatuh.

***

Sepulang dari luar negeri, perasaan aneh terhadap sang gadis semakin menjadi. Rara seperti hantu yang terus menghantui pikiran Raymond, setiap ingin melakukan apapun bayangan Rara selalu hadir yang membuat pria dingin ini tak menentu.

"Tuan, rapat akan segera di mulai." Laporan David mengagetkannya membuat pria ini menggerutu. "Lain kali ketuk pintu dulu." Kerutan demi kerutan muncul di dahi sang asisten, sedari tadi David sudah mengetuk pintu tapi lama tidak ada sahutan dari dalam.

Saat meeting berlangsung, pikiran Raymond kembali dikuasai gadis kecilnya bahkan partner kerja yang saat ini presentasi di depan seperti Rara gadisnya. 'Rara!' Raymond sedikit menajamkan penglihatannya dan ternyata bukanlah Rara.

Semua peserta meeting melihat pergerakan Raymond yang tidak biasa, raut wajah presdir mereka nampak gelisah tak menentu, bahkan berkali-kali sang Presdir mengusap mukanya.

"Tuan anda baik-baik saja?" Akhirnya David melontarkan pertanyaan yang sedari tadi dia tahan.

Raymond berdiri lalu meminta agar meeting mereka ditunda besok karena dia sedang tidak enak badan. "David atur ulang jadwal meeting untuk besok." Tidak berkata apa-apa lagi Raymond keluar ruangan meeting.

Diikuti bayang-bayang Rara benar-benar membuat Raymond tidak fokus, sampai-sampai dia salah menorehkan tanda tangan di tempat yang tak seharusnya hingga David harus membuat berkas lagi.

"Tuan ini berkas yang kedua, tolong jangan keliru tanda tangan lagi." Tak paham maksud asistenya Raymond mengerutkan alis, "Apa maksud kamu?"

"Anda salah tanda tangan Tuan."

Sebisa mungkin Raymond menepis bayangan Rara tapi semakin dia mencoba menepisnya yang ada bayangan tersebut semakin memaksa masuk dan membuat Raymond semakin frustasi.

Kedua bola mata indahnya terus saja menatap mesin waktu yang melingkar di tangannya tapi waktu seakan berhenti.

"Jam tangan ini normal apa tidak! kenapa daritadi tidak berubah!" Tak hanya sang asisten yang kena amarahnya, benda mati juga ikut kena sasaran.

Tak bisa menahan keinginannya untuk bertemu dengan sang gadis, Raymond memerintahkan David makan siang di rumah.

"Tumben sekali Tuan, anda makan siang di rumah." Bukan jawaban melainkan lirikan mematikan dari sang Tuan yang dia dapat.

David segera mengangguk dan meminta maaf karena mungkin pertanyaannya menyinggung tuannya.

"Maafkan saya Tuan."

"Aku lagi ingin makan di rumah, makanan di rumah lebih sehat daripada makanan diluar." David benar-benar dibuat melongo dengan jawaban Raymond, sejak kapan Raymond membandingkan makanan di rumah dan diluar rumah? kalaupun Raymond makan diluar David selalu memastikan semua baik dan sehat dikonsumsi.

"Mulai sekarang kita makan di rumah." David hanya bisa mengangguk tanpa berkomentar, okelah jika hanya makan pagi tapi untuk makan siang dan malam, terkadang mereka masih berada diluar yang jelas tidak mungkin harus pulang ke rumah.

"Suruh Rara menyiapkan makan siangku!"

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ziezie Ziadatul Khikmah
sudah semakin baik..
goodnovel comment avatar
Libra Girl
dasar tuan presdir
goodnovel comment avatar
Mega
sudah jatuh cinta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status