Wanita Pilihan Ibu

Wanita Pilihan Ibu

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Oleh:  Qoi_hamiOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
599Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Alex pulang ke kampung halamannya setelah mendapatkan telepon kalau ibunya sakit parah. kondisinya Ibunya memang sudah sakit-sakitan. Permintaan terakhir ibunya, Alex disuruh menikahi Laila, gadis berkerudung yang setia merawat ibunya. Alex terpaksa menyetujui permintaan itu, tapi dia sudah terlanjur melamar Nina sang kekasih yang tidak pernah direstui ibunya. Pada akhirnya sang ibu tidak bisa tertolong. Alex berada dalam dilema, antara menjalankan wasiat ibunya, atau menepati janjinya pada Nina.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Permintaan Ibu

Alex tergesa menyambar tas ranselnya. Semalam sang ibu menelepon, suaranya bergetar menahan sakit. Penyakit asam lambungnya kambuh lagi, dan kali ini lebih parah. Tidak ada yang bisa diandalkan, hanya Alex—anak semata wayangnya yang kini tinggal di Jakarta. Alex merasa bersalah. Sudah hampir setahun ia tak pulang. Waktu yang ia habiskan bekerja keras untuk masa depannya dan Nina, tunangannya, membuatnya lupa bahwa ada seorang ibu yang menua sendirian di kampung.

Setelah menelepon Pak Bowo, atasannya, untuk meminta izin cuti, Alex juga menghubungi Nina agar membantunya menuju terminal pagi-pagi. Ia sudah memutuskan naik bus pertama yang berangkat pukul enam pagi. "Mungkin sekitar pukul sepuluh aku sampai," pikir Alex. Tapi kali ini perasaan tak tenang menghantui sepanjang malam. Pria itu sama sekali tidak tidur setelah dihubungi oleh ibunya. Ia tahu, ibunya harus meminjam ponsel tetangga demi bisa menghubunginya, ia juga sadar sudah sangat lama ia tidak menanyakan kabar ibunya. Ia sibuk dengan pekerjaan dan hubungannya dengan Nina. Hubungan yang sampai detik ini tidak mendapat restu dari ibunya hanya karena Nina anak kota. Menurut ibunya, Nina tidak akan menjadi istri yang baik. Nina akan lebih banyak menuntut dan rumah tangga mereka kelak akan terasa panas.

Jelas saja Alex tidak percaya dengan ucapan ibunya. Bagi Alex, Nina adalah satu-satunya gadis yang mau menerima dia apa adanya. Dia bukan orang kaya, pun bukan orang yang kekurangan. Orang tua Nina sudah dikenalnya dengan baik dan mereka juga merestui hubungannya dengan Nina. Alex sudah melamar Nina secara pribadi di depan teman-temannya saat pesta ulang tahunnya kemarin. Hanya saja ... ia masih berharap sang ibu memberikan restu dan mau ikut melamar Nina ke orang tuanya secara resmi.

"Mas, kok dadakan begini sih?" keluh Nina saat Alex keluar dari kamar kosnya. Gadis itu bersandar di motor matic-nya dengan tangan terlipat. "Bukannya kamu bilang mau ngajak aku pulang pertengahan bulan?"

Alex menghela napas berat. Wajahnya kusut, tanda malamnya dilalui tanpa tidur. "Ibu sakit, Nin. Aku gak bisa nunda. Aku juga gak punya siapa-siapa lagi selain Ibu."

Nada suaranya membuat Nina terdiam sesaat, tapi ia masih terlihat kesal. "Tapi gimana rencana kita? Kamu sendiri yang bilang mau nabung dulu buat acara lamaran." Nina mengingatkan, meski dalam hatinya ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk mengeluh.

"Aku cuma sebentar, kok. Paling cuma seminggu, setelah itu aku balik lagi ke sini." Alex mencoba menenangkan. Namun, wajah Nina tetap tegang.

"Seminggu? Kamu yakin gak bakal lama? Mas, kamu tahu gak orang tuaku udah nanya kapan kamu bakal resmi melamarku? Mereka butuh kepastian."

Alex mendekat dan meletakkan tangan di bahu Nina. "Aku tahu, Nin. Aku janji bakal ngomong sama Ibu soal kita. Doain aja Ibu cepat sembuh, ya, dan mau ikut melamar kamu ke rumah."

Nina mendengus pelan, tapi akhirnya mengangguk. Ia menyerahkan helm pada Alex, dan mereka berangkat ke terminal. Perjalanan hanya lima belas menit, namun Nina merasa itu seperti sejam—diisi dengan kebisuan yang berat.

****

"Turun di sini, Mas. Ini sudah pemberhentian terakhir," ujar kondektur, membangunkan Alex dari tidur singkatnya di bus. Ia membuka mata dengan gelagapan, masih setengah sadar. Pria itu mengucapkan terima kasih pada sang kondektur setelah dirinya benar-benar menyadari keberadaannya. Dengan cepat ia berdiri dan turun dari dalam bis.

Saat menjejakkan kaki di terminal Sukabumi, Alex segera mencari ojek untuk melanjutkan perjalanan ke kampungnya. Perjalanan tiga puluh menit itu terasa lebih lama dari biasanya. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan buruk. "Apa Ibu baik-baik saja?" gumamnya, meremas tali ranselnya dengan gelisah.

Ketika motor berhenti di depan rumah, Alex terkejut melihat banyak orang berkumpul. Suasana itu membuat dadanya sesak. "Ada apa ini?" tanyanya dalam hati.

Alex mengingat wajah-wajah itu, itu adalah para tetangga dekatnya. "Ada apa mereka berkumpul di rumah ibu?" gumamnya lirih. Ia segera melangkah lebar bahkan setengah berlari menuju ke rumah masa kecilnya. Jantungnya berdebar tidak menentu. 

"Alex sudah sampai!" teriak seorang ibu-ibu begitu melihatnya. Orang-orang yang berkumpul di depan rumah Alex menatap pemuda itu dengan sorot mata penuh makna. Ada yang kasihan, ada yang sedikit sinis, ada yang menatapnya tajam tidak suka. Mereka menyingkir memberinya jalan untuk masuk. Dengan langkah tergesa, Alex melewati para tetangga, menyapa mereka dengan anggukan kepala dan langsung masuk ke dalam rumah. Tujuannya cuma satu, kamar ibunya.

Di atas ranjang sederhana, tubuh ibunya terlihat lemah dan kecil. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal. Alex langsung berlutut di samping ranjang, menggenggam tangan ibunya yang dingin. "Bu, Alex pulang," bisiknya. Suaranya bergetar. Perlahan perasaan bersalah itu merayapi hatinya. Dalam hatinya, Alex mulai menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu abai pada sang ibu.

Mata sang ibu terbuka perlahan, dan senyumnya muncul meski lemah. "Alex... kamu datang, Nak. Ibu tahu kamu pasti datang."

Air mata Alex jatuh. Ia menggenggam tangan itu lebih erat. "Bu, jangan bicara seperti itu. Aku akan bawa Ibu ke rumah sakit. Ibu pasti sembuh."

Namun, ibunya menggeleng pelan. "Tidak perlu, Nak. Ibu hanya ingin kamu di sini."

"Ibu, jangan bilang begitu. Aku janji, aku akan lakukan apapun untuk Ibu. Tapi Ibu harus sehat dulu."

Sang ibu tersenyum lemah. Kepalanya menggeleng pelan, berusaha mengumpulkan segenap kekuatan yang tersisa untuk berbicara dengan anak semata wayang yang begitu dicintainya. "Alex, dengarkan Ibu baik-baik. Waktu ibu mungkin tidak akan lama lagi. Ibu punya satu permintaan terakhir... Jangan tolak, ya."

Alex menatap ibunya dengan raut bingung. "Ibu, apapun yang Ibu minta, aku pasti kabulkan."

Ibunya mengangguk, wajahnya tampak lega. Ia melirik ke sudut kamar. "Laila, mendekatlah, Nak."

Alex menoleh, dirinya baru sadar ada seorang gadis berdiri di sana, diam mematung dengan kepala tertunduk. Meskipun heran, ia membiarkan gadis itu melangkah perlahan, ragu-ragu, hingga akhirnya berdiri di samping ranjang. 

"Laila ini putri sahabat Ibu. Sebelum meninggal, ibunya menitipkan Laila pada Ibu. Alex, Ibu ingin kamu menikah dengannya. Tolong, Nak. Tolong nikahi dia demi ibu." Mata tua itu menatap Alex penuh harap. 

Kata-kata itu menghantam Alex seperti petir di siang bolong. "Menikah?" Ia membelalak, merasa dunia berputar di sekitarnya. "Tapi, Bu, aku... aku sudah punya Nina."

Sang ibu menggenggam tangannya lebih erat. "Ibu tahu, Nak. Tapi Laila tidak punya siapa-siapa. Anggap saja ini sebagai permintaan terakhir Ibu."

Alex terdiam, hatinya bergemuruh. Sedikit kecurigaan muncul pada gadis berkerudung di dekatnya. Apakah wanita itu yang telah memprovokasi ibunya? Jika iya, Alex tidak akan pernah melepasnya begitu saja.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
13 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status