LOGINAnya tak mengerti kenapa kehormatan bisa di nilai dengan uang, dan bahkan bisa diperjual belikan secara bebas layaknya sebuah barang. Anya tak pernah menyangka jika kini ia berada dalam situasi yang sulit, yang berkaitan dengan hal yang cukup ia benci sejak dulu, hingga ia merutuk nasib sial yang menimpanya tanpa ia bisa tebak sebelumnya.
Anya tumbuh di lingkungan yang mayoritas penghuni rumah rusunnya adalah seorang psk termasuk ibunya, dan ia sejak dulu sangat membenci pekerjaan ibu serta pekerjaan itu. Namun ia pun tak bisa berbuat apa apa, karena itu adalah pilihan ibunya dan hanya dengan itu sang ibu bisa menghidupi dirinya serta melunasi hutang yang ayahnya tinggalkan. "Kenapa aku harus di hadapkan dengan situasi yang sulit seperti ini?" Anya terlahir dari seorang pria, yang merupakan suami sah ibunya. Akan tetapi pernikahan mereka kandas begitu saja, saat Anya berumur delapan tahun, karena sang ayah berselingkuh dengan wanita lain dan pergi begitu saja meninggalkan mereka, dengan hutang bernominal ratusan juta, yang harus di bayar oleh ibu Anya. Ibu Anya yang memang kebingungan mencari pekerjaan halal untuk melunasi hutang yang suaminya tinggalkan, mendapatkan tawaran menjadi pekerja seks komersial, dari salah satu rentenir yang setiap hari menagih ke rumahnya. Dan itu adalah pilihan yang cukup sulit pada awalnya untuk ibu Anya. Namun karena ia pun kasihan melihat sang putri yang setiap hari ketakutan serta hidup dalam kesulitan, membuatnya berani mengambil pekerjaan tersebut, yang pada akhirnya menjadi pekerjaan utamanya sampai Anya mengerti dan membenci pekerjaannya. "Sejak dulu aku sangat ingin ibu berhenti menjadi wanita penghibur untuk pria hidung belang di luaran sana. Aku bahkan rela banting tulang demi menghidupi ibu dan hidupku sendiri, serta membayar kuliahku yang sebentar lagi akan berakhir hanya karena aku ingin makan uang halal saja dan aku ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik setelah aku menjadi sarjana. Tapi sekarang..." Anya menghela nafas panjang, seraya menghapus air mata yang sejak tadi mengalir begitu saja tanpa bisa di tahan. Sebelum kembali bergumam dengan tangis yang mulai meluncur deras membasahi pipi mulusnya. "Tapi sekarang aku harus menjadi seorang simpanan pria beristri. Dan nasibku bahkan tak jauh beda dengan ibu." Anya meluapkan kekesalan di hatinya, seraya berjalan sendirian di depan area pertokoan. Membuat siapapun yang berlalu lalang disana, tampak heran dan juga kebingungan dengan dirinya yang menangis sesenggukan. Anya yang masih kalut, sedikit terkejut dengan dering ponsel di dalam saku celananya. Yang ia lihat panggilan masuk dari ibunya, hingga mau tak mau ia harus mengangkatnya. "Hallo Nya, dimana? Apa kau bisa pulang? Ibu ingin bicara sesuatu padamu tentang uang kompensasi untuk pak Rangga sekarang." Ibu Anya terdengar begitu panik dan juga ketakutan, membuat Anya yang mendengarnya ikut panik serta penasaran. "Ada apa Bu? kenapa ibu seperti ketakutan? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Ibu Anya mulai menjelaskan bahwa beberapa orang pria bertubuh kekar suruhan Rangga telah datang ke rumahnya, meminta agar besok pagi Anya mentransfer uang sesuai dengan permintaan bosnya, dan jika tidak maka Anya akan di masukkan ke dalam sel tahanan. Anya sudah berjanji pada Rangga bahwa esok hari ia akan memberikan uangnya, meskipun Anya tak tahu harus bagaimana ia mencari uang sebesar itu dengan waktu hanya satu hari saja untuknya. Dan ini adalah bentuk tanggungjawab darinya. "Mereka menghancurkan perabotan rumah kita, mereka membentak ibu dan mengancam ibu dengan kata kata kasarnya. Ibu minta kau terima saja tawaran dari Pak Haris untuk menjadi simpanan nya Anya, karena itu hanya satu satunya cara agar kita bisa lepas dari tuntutannya" Anya diam membeku. Lidahnya terasa kelu untuk mengatakan pada sang ibu, jika ia tak ingin menjadi simpanan pria itu. Tapi setelah apa yang terjadi pada sang ibu dan apa yang akan terjadi setelah itu, akhirnya Anya pun yakin jika menjadi simpanan Haris adalah satu satunya cara untuk dia bisa terbebas dari Rangga, meskipun ia akan menyakiti hati sahabatnya. Anya menghela nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Ia meminta sang ibu untuk tetap tenang, sedangkan ia akan berpikir sekarang. Anya tak mungkin mendapatkan uang dengan nominal sebanyak itu dengan waktu satu hari saja, meskipun ia bekerja ataupun menjual dirinya, pada pria asing seperti apa yang ibunya lakukan. Sehingga Anya pun tak punya pilihan selain menerima tawaran Haris saja. "Serahkan semuanya pada Anya bu, Anya akan melakukan segala cara agar bisa terbebas dari pria bejat itu. Anya akan membayar uang kompensasi sesuai dengan nominal yang dia minta besok hari, dan ibu tak perlu takut mereka kembali. Anya akan terima tawaran Pak Haris dan Anya akan menghubunginya sekarang." Ibu Anya tentu saja senang dengan ucapan putrinya sekarang. Sedangkan Anya yang tentu saja merasa bersalah, karena akan ada konsekuensi yang ia dapatkan setelah menjadi simpanan. dan ia harus siap dengan apapun cacian jika ketahuan. Anya memejamkan mata seraya menghela nafas panjang, mematikan sambungan telpon yang terhubung dengan wanita paruh baya di serang telpon sana, dan menggantinya dengan sambungan telpon pada pria yang sebelumnya memberikan kartu nama untuknya. Tut Tut Sambungan telpon itu terhubung dengan cepat, sampai Anya terlonjak. Dan Anya mengatakan bahwa ia menerima tawaran yang di berikan Haris padanya, meskipun masih ada keraguan di hatinya. "Ak....Aku.....Aku menerima tawaran itu pak. Aku merima tawaran menjadi wanita simpanan bapak." Haris membulatkan matanya, merasa terkejut dengan keputusan Anya yang terasa cepat. "Baiklah, temui aku malam ini Anya," ujarnya seraya mematikan sambungan telponnya.Haris menundukkan kepala, merasa sedikit malu dengan apa yang dikatakan oleh pria di hadapnnya. Ia mulai mengatakan semuanya pada pria di hadapannya. Sebelum ia membuka isi hasil tes DNA yang telah siap untuk ia baca.. " Aku memang mencintai dia pada awalnya, dan tak akan pernah percaya dengan apa yang dikatakan oleh siapapun termasuk kamu yang notabene adalah dokter keluargaku yang cukup lama. Aku tak tahu jika kemiripan diantara aku dan bayi itu sangat minim dirasa. Sampai akhirnya aku pun mempunyai bukti atas perselingkuhan Stevi dan itu sungguh konkret ku dapat dari orang suruhanku." Haris memainkan jarinya seraya terkekeh pelan, menetralisir rasa sakit dihatinya sejak tadi kala teringat apa yang mungkin Stevi lakukan di belakangnya selama ini. Dan bahkan wanita itu tak tanggung tanggung membawa selingkuhannya ke rumah suaminya agar bisa lebih dekat dan leluasa bermain gila. "Memangnya siapa selingkuhan istrimu itu Ris? Apa pria itu jauh lebih kaya darimu? Secara selama ini i
Anya yang mendengarkan rencana mereka, tentu saja tak akan tinggal diam dengan rencana yang akan di lakukan oleh keduanya. Sehingga Anya tanpa basa basi menelpon Haris ketika Stevi dan juga Aldi pergi dari rumah tersebut, tanpa lupa mengintip keduanya dari balik pintu yang kembali ia buka dengan celah yang cukup sedikit. Haris yang saat ini tengah duduk menunggu hasil tes DNA yang telah ia lakukan sebelumnya. Sedikit terkejut dengan panggilan telpon yang Anya lakukan padanya. Ia awalnya mengira jika Anya mungkin telah diganggu oleh Stevi dan Aldi di rumahnya. Namun setelah ia mengangkat telpon dari wanita tersebut, ia sedikit terkejut. Karena ia tak pernah berpikir jika Stevi akan melakukan hal itu padanya, hanya karena ingin menguasai harta miliknya. "Hallo pak maaf menganggu mu seperti ini. Saya..." "Apa Stevi mengagumi lagi? Tolong loud speakernya dan berikan padanya biar aku mengatakan sesuatu untuknya. Sekali saja dia berani menyentuhmu atau menyakitimu maka aku tak akan s
Stevi menggelengkan kepala berusaha meyakinkan Haris jika ia tak memiliki hubungan apa apa dengan Aldi yang memang notabene adalah kekasihnya. Ia takut jika ia tak mendapatkan harta Haris nantinya, apalagi jika dia tahu bahwa anak itu bukanlah daah dagingnya. Sehingga tak berselang lama kemudian Haris pergi meninggalkannya, meninggalkan Stevi yang menangis sesegukan serta Aldi yang diam mematung mengetahui bahwa hubungan mereka di ketahui oleh suami dari kekasihnya. "Lihat apa yang akan ku lakukan padamu jika ternyata benar anak itu adalah anak kalian berdua. Aku akan tunjukan pada dunia jika kau telah menipu hanya untuk harta dan aku akan pastikan kau menderita." Haris pergi meninggalkan Anya begitu saja sebab ia pun tahu bahwa Stevi tak akan menyakitinya. Haris pergi menuju ruang sakit tempat ia telah melakukan tes DNA dengan anak yang Stevi katakan adalah putranya. Sebab Haris ingin segera membongkar kebusukan Stevi di hadapan keluarganya, mengingat wanita itu selama ini terlihat
Stevi tak mengerti kenapa Haris bisa mengetahui rahasianya selama ini. Dan ia bahkan tak pernah menduga jika perselingkuhannya dengan Aldi bisa di ketahui oleh suaminya. Padahal selama ini ia bermain rapi dan aman jika ingin menghabiskan waktu dengan Aldi setiap harinya. Meskipun selama ini ia di curigai berselingkuh dengan pria yang lebih kaya."Jika selama ini kau berpikir aku tak tahu perselingkuhan kamu dengan Aldi, maka kau salah. Aku hanya tengah mengumpulkan bukti perselingkuhan kamu dengan dia dan aku memiliki beberapa bukti yang konkret yang bisa ku adukan pada ayahku nantinya." Stevi membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pria di hadapannya. Ia tak paham kenapa bisa Haris mengetahui semua ini, meskipun ia paham sekali banyak mata mata dan orang bayaran yang ia punya hanya untuk memberikan informasi untuknya. "Kau salah paham! Kau tahu kan jika Aldi adalah ajudanku. Dia adalah sahabatku, dia yang menemaniku setiap harinya bahkan ketika aku belum menika
Haris tak mengindahkan ucapan dari istrinya setelah tahu bahwa wanita itu hanya ingin mencari muka di hadapannya saja. Ia tahu jika Stevi hanya ingin membuat Haris percaya bahwa wanita itu ingin menaklukkan hati Haris kembali dan menghancurkannya lagi. Tapi kali ini Haris sudah mati rasa padanya dan memilih untuk bungkam serta bersikap dingin atas apapun yang wanita itu lakukan terhadap dirinya. "Mas, denger aku gak sih?" tanya wanita itu kembali yang jelas saja tak di gubris saat ini."Mas! Setidaknya jawab ucapanku dulu! Kau enggan memakan makanan ini karena kau sudah terbiasa menyantap makanan buatan dari Anya? Iya? Kau sudah terbiasa dengan rasa darinya dibandingkan rasa yang sudah ku racikkan untukmu?" Haris yang sudah selesai menyantap sarapan di mejanya, lantas dengan cepat pergi menuju wastafel untuk mencuci tangan serta berlalu pergi dari hadapan wanita di depannya. Ia masih saja diam dan tak menyahuti apapun yang wanita itu katakan saat ini. Sampai akhirnya Haris masuk ke
Haris tak menjawab pertanyaan istrinya, ia memilih untuk pergi dari hadapan wanita di sisinya daripada harus meladeni semua ucapannya yang terkesan hanya menyudutkannya. "Mas! Mas! Mau kemana kamu hah?! Aku belum selesai bicara! Kau sengaja ya pergi dariku hanya untuk menghindari pertanyaanku?" Stevi terus mengekor di belakang Haris, hingga saat Haris pergi keluar dari kamarnya, ia bertemu dengan Aldi yang tampak sudah sehat seperti semula tanpa adanya darah yang keluar dari sudut bibirnya. Haris terkekeh pelan melihat penampakan pria yang tampak menatap dingin ke arahnya, seakan pria itu tengah memikirkan sesuatu tentang dirinya. Dan hal itu tentu saja membuat Haris menyunggingkan senyum untuknya, merasa lucu dengan hidupnya sekarang jua."Kenapa? Apa kau membenciku? Apa kau masih kesal denganku? Kau sudah terlalu lama mengabadikan hidupmu pada istriku. Kau bisa pergi dari sini untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak ataupun bergaji tinggi daripada ini. Sehingga kau tak terus







