Share

Sebuah Ancaman

Di balik stir kemudi, Lian melajukan mobilnya dengan santai.Terasa ada kelegaan setelah mengatakan isi hatinya kepada Mala. Walaupun tidaktahu secara pasti apakah Mala menerimanya atau tidak. Terpenting baginya,berkata jujuran itu jauh lebih berat dari jawaban yang akan ia terima nanti.

Ia sudah mempersiapkan diri, jika jawaban yang akan iaterima bertolak dari harapannya.

Hari sudah mulai petang. Suara azan berkumandang mengiringi senjayang berganti malam. Lian mengambil jalan pintas agar segera sampai di rumahsebelum waktu Magrib usai.

Tiba-tiba, seorang pengendara motor menyalipdengan brutal, lalu berhenti di jarak yang cukup jauh. Lian terpaksa berhentidengan perlahan, menatap pengendara motor dengan bantuan pencahayaan dari sorotlampu mobilnya.

Pengendara itu menuruni motor besarnya sambil membuka helmyang ia kenakan. Barulah Lian mengenali pemilik motor yang sengajamenghadangnya itu.

“Mirza, mau apa dia?”

Tangannya melepas seatbelt, lalu ke luar setelah mematikanmesin mobilnya. D
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status