Share

4. Pilih Dia atau Aku?

Author: Moon Cherry
last update Last Updated: 2024-06-07 12:32:29

Bimala menatap Prada dengan pandangan tidak percaya sekaligus kecewa. Bimala tidak pernah menyangka Prada tega menghancurkan kepercayaan yang sudah dia berikan.

Bertahun-tahun mereka hidup bersama, Bimala pikir Prada sosok suami yang setia. Namun, suaminya itu malah menikahi wanita lain tanpa sepengetahuan dirinya. Wanita itu bahkan membawa seorang bayi.

Sudah sejauh apa hubungan mereka? Apa Prada sudah menikahi wanita itu sejak lama?

Memikirkan masalah tersebut membuat dada Bimala seolah-olah dihantam oleh sesuatu dengan sangat kuat hingga membuatnya kesulitan bernapas. Dadanya sesak.

"Sayang, tolong dengarkan dulu penjelasan—" Prada tersentak ketika Bimala menarik tangannya kuat-kuat seolah-olah enggan dia sentuh.

"Penjelasan apa lagi?" tanya Bimala sinis. Entah mengapa dia mendadak jijik dengan Prada. Bimala tidak bisa membayangkan tangan yang biasa menyentuh tubuhnya Prada gunakan untuk menyentuh wanita lain.

Apakah ada hal lain yang lebih menyakitkan dari pada ini?

Bimala merasa sangat marah sekaligus kecewa dengan Prada. Bimala pikir, dia tidak akan mengalami hal seperti apa yang dialami oleh perempuan yang sedang viral di Toktok karena Prada sudah berjanji pada dirinya untuk selalu setia dalam suka maupun duka. Namun, dia sekarang malah mengalami hal yang sama.

Mengapa Prada diam-diam menikah lagi? Apa alasannya karena anak?

Air mata jatuh semakin deras membasahi pipi Bimala. Seharusnya Prada meminta izin jika ingin menikah lagi atau paling tidak memberi tahu dirinya, bukan malah menikah diam-diam seperti ini.

Hatinya benar-benar sakit, bahkah lebih sakit saat dia mengetahui kenyataan kalau dia telah dibuang oleh orang tuanya.

Rasanya sungguh sakit, bahkan lebih sakit ketika dia melihat anak-anak lain mendapatkan orang tua asuh.

Rasanya sungguh sakit, bahkan lebih sakit ketika kucing kesayangannya mati. 

Prada bisa melihat dengan jelas amarah dan kesedihan yang terpancar dari kedua sorot mata Bimala ketika menatapnya. Sebenarnya Prada tidak bermaksud untuk menyembunyikan pernikahannya dan Felia. Namun, dia belum menemukan waktu yang tepat untuk memberi tahu Bimala.

"Mas ingin bilang kalau Mas terpaksa menikah lagi untuk mendapatkan anak, kan? Iya, kan?"

Prada menggeleng kuat. "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Bimala ...."

Bimala malah tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri. Sejak dulu hidupnya sangat susah dan selalu dipaksa untuk mengalah. Di saat anak-anak panti yang lain mendapatkan orang tua asuh, Bimala harus puas duduk menyendiri di pojokan karena tubuhnya dulu kurus kering dan sering sakit-sakitan.

Berkat usaha dan kegigihannya, Bimala akhirnya berhasil keluar dari panti asuhan dan melanjutkan pendidikan ke janjang yang lebih tinggi sebelum akhirnya bertemu dengan Prada. 

Menjalin hubungan asmara selama tiga tahun, membuat Bimala memantapkan hatinya untuk menerima pinangan Prada meskipun kakak iparnya menentang keras hubungan mereka.

Selama menjalani hidup rumah tangga mereka pun jarang bertengkar karena dia dan Prada sama-sama menjaga komunikasi di antara mereka. Apa lagi mereka menjalani hubungan jarak jauh.

Kepercayaan dan komunikasi menjadi kunci utama langgengnya hubungan mereka. Namun, Prada malah menghancurkan semuanya. Rasanya Bimala sulit sekali untuk percaya pada Prada sekarang.

"Aku memang belum bisa memberi Mas Prada anak, tapi Mas seharusnya nggak ngelakuin ini ke aku?" Bimala menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang menghimpit di dalam dadanya.

"Mas Prada sadar nggak sih kalau yang Mas lakuin ini nyakitin aku?"

Prada menunduk dalam, raut bersalah tergambar jelas di wajah tampannya. Prada merasa sangat menyesal dan bersalah sudah menyakiti Bimala.

Rasanya Prada ingin sekali mengucapkan ribuan kata maaf pada Bimala. Namun, kata maaf saja sepertinya tidak cukup untuk menebus semua kesalahan yang sudah dia lakukan pada Bimala.

"Mas Prada benar-benar jahat! Kejam! Aku benar-benar kecewa sama Mas." 

"Maaf ...."

Bimala tersenyum kecut. "Apa kata maaf Mas bisa mengubah keadaan seperti semula?"

Prada terdiam.

"Enggak, kan?" Bimala berujar lirih, dia seolah-olah tidak memiliki tenaga lagi untuk sekadar memarahi Prada. 

Hatinya terasa begitu sakit ketika melihat wanita yang dibawa pulang oleh Prada. Wanita itu sepertinya lebih muda darinya dan memiliki paras yang sangat cantik. Pantas saja Prada terpesona dan menjadikan wanita itu sebagai ibu dari anaknya.

"Aku ingin cerai."

"A-apa?! Cerai?!" Prada tersentak mendengar ucapan Bimala barusan.

Bimala mengangguk mantap. Percuma saja dia mempertahankan rumah tangganya karena Prada sudah menemukan kebahagiaan bersama wanita itu.

"Tolong beri mas kesempatan untuk mejelaskan semuanya, Bimala. Mas sangat mencintai kamu dan tidak ingin berpisah sama kamu ...," desah Prada terdengar putus asa. 

"Cinta?" Bimala kembali tertawa. "Lucu sekali Mas bilang cinta sama aku tapi diam-diam menikah dengan wanita lain. Mas senang sekali mempermainkan perasaanku, ya?"

"Maksud mas bukan seperti itu, Bimala. Mas memang sungguh-sungguh cinta sama kamu."

"Lalu dia?" Bimala menunjuk wanita itu. "Apa Mas tidak mencintai dia?"

Prada dengan tegas menggelengkan kepala membuat wajah Felia seketika berubah sendu.

"Jahat kamu, Mas!" Bimala menatap Prada dengan tajam setelah itu pergi ke kamar. Prada pun cepat-cepat menyusulnya. Entah mengapa firasatnya berkata buruk.

Bimala mengambil bajunya dengan asal dari lemari setelah itu memasukkannya ke dalam koper.

"Sayang, jangan pergi. Tolong dengarkan dulu penjelasan mas. Sekali saja ...." Prada mencegat Bimala agar tidak pergi meninggalkan rumah.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi." Bimala berujar dingin. Tidak ada emosi yang menghiasi wajahnya membuat perasaan Prada semakin tidak karuan.

"Sayang ...." Prada berusaha menahan Bimala, tapi wanita itu lagi-lagi menepis tangannya.

"Sekarang Mas pilih. Aku atau dia yang pergi dari rumah ini?!"

"A-apa?!" Prada terkejut mendengar pertanyaan Bimala. Rasanya dia ingin sekali menahan Bimala agar tetap di sisinya. Akan tetapi di lain sisi dia tidak mungkin menyuruh Felia pergi dari rumahnya karena wanita itu juga istrinya. Apa lagi Felia baru saja melahirkan dan bayinya masih sangat kecil. 

"See?" Bimala tanpa sadar mencengkeram koper di tangannya dengan erat untuk menghalau sesak yang menghimpit dadanya. Diamnya Prada membuat Bimala tahu kalau Prada tidak bisa menyuruh Felia pergi.

"Biarkan aku pergi dan jangan pernah mencari aku lagi." Bimala menyeret kopernya dengan penuh kecewa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   36. Penyesalan Prada

    Prada mengurangi kecepatan mobilnya ketika memasuki kawasan perumahan tempatnya tinggal. Malam ini jalanan terlihat lebih sepi dari pada biasanya, udara pun terasa lebih dingin. Prada sebenarnya ingin segera pulang lalu meminta maaf pada Bimala setelah mendengar penjelasan dari Sean. Namun, pekerjaannya hari ini sangat banyak dan dia baru bisa meninggalkan kantor ketika jam menunjukkan pukul delapan malam.Prada menghentikan mobilnya tepat di depan rumah. Sebelum turun dia mengambil sebuah paper bag berisi macaron dan seikat bunga mawar hijau yang tergeletak di bangku samping kemudi."Kak Prada sudah pulang?""Ah, iya, Fel." Prada merasa sedikit kecewa ketika melihat Felia yang membukakan pintu untuknya. Padahal biasanya Bimala yang menyambut kedatangannya."Padahal Kak Prada baru sehari jadi CEO. Tapi Kakak udah disuruh lembur. Kak Prada pasti capek banget, ya?" Felia merasa bersalah pada Prada. Lelaki itu harus bekerja ekstra keras demi menghidupi dirinya dan Arkana. Padahal dia ha

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   35. Salah Paham

    "Pak, ini berkas kerja sama dengan perusahaan CT Corp yang harus Anda tanda tangani."Prada menerima map berwarna biru tua yang diberikan sekretarisnya setelah itu mengucapkan terima kasih."Saya juga ingin memberi tahu kalau hasil rapat pagi tadi sudah selesai saya ketik.""Langsung saja kirim ke email saya, Karina.""Baik, Pak." Karina mengangguk patuh. Wanita berusia dua puluh lima tahun itu bekerja dengan baik sebagai sekretaris Prada."Apa ada lagi?""Bapak ada pertemuan dengan perusahaan INB¹⁰⁰ untuk membahas produk baru yang akan dikeluarkan oleh perusahaan kita setelah makan siang nanti.""Baiklah, terima kasih banyak, Karina.""Sama-sama, Pak." Karina pun pamit undur diri dari ruangan PradaPrada mengembuskan napas panjang selepas kepergian Karina. Padahal dia baru sehari menjadi CEO, tapi ada banyak sekali tugas yang harus dia kerjakan. Memimpin rapat, memeriksa laporan, dan bertemu dengan klien penting.Prada kembali memeriksa berkas yang ada di hadapannya. Baru beberapa me

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   34. Berubah

    Felia mengerjabkan kedua matanya perlahan ketika ranjang yang berada di sebelahnya bergerak. Tubuh wanita itu sontak menegang ketika sebuah tangan tiba-tiba memeluk pinggangnya dengan erat.Felia pun berbalik. Mulut ibu satu anak itu sontak menganga lebar karena wajahnya berhadapan langsung dengan dada bidang Prada."Kak Prada!" Felia refleks membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan. Dia nyaris saja berteriak karena Prada tiba-tiba ada di kamarnya. Untung saja dia punya pengendalian diri yang baik."Kak Prada kenapa tidur di sini?" Felia menatap Prada dengan jantung yang berdebar hebat. Dia selalu merasa deg-degan jika berada di dekat Prada."Ingin saja," jawab Prada sekenanya.Felia diam-diam mengulum senyum. Tanpa perlu bertanya pun Felia sebenarnya tahu alasan yang membuat Prada tidur di kamarnya malam ini. Prada pasti kecewa dengan Bimala yang pergi ke mall bersama Sean tanpa meminta izin darinya.Seharusnya Felia tidak boleh bahagia di atas penderiataan Bimala. Akan tetapi

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   33. Kecewa

    Bimala kembali mencoba untuk menelepon Prada. Namun, Prada lagi-lagi mengabaikan panggilannya. Sepertinya Prada kali ini benar-benar marah pada dirinya.Wajar saja kalau Prada marah karena dia sudah mengingkari janji yang dia buat pada lelaki itu.Bimala pun mencoba menelepon Felia. Namun, Felia juga mengabaikan teleponnya sama seperti Prada.Entah apa yang sedang Prada dan Felia lakukan sekarang. Mereka pasti sedang bersenang-senang untuk merayakan keberhasilan Prada hingga tidak memedulikan telepon darinya.Detik demi detik berlalu, tidak terasa sekarang sudah hampir jam sembilan malam, tapi Prada dan Felia belum juga pulang. Telepon dan pesan yang dia kirim untuk mereka pun tidak ada yang dibalas. Padahal dia ingin tahu bagaimana kabar mereka.Bimala memandang lesu spageti buatannya yang tersaji di atas meja makan. Bimala ingin sekali makan karena perutnya sudah sangat lapar. Namun, dia memilih menunggu Prada dan Felia pulang agar mereka bisa makan malam bersama.Bimala tiba-tiba b

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   32. Marah

    Prada mencengkeram setir mobilnya dengan erat. Wajah lelaki berusia tiga puluh tahun itu terlihat mengeras, rahangnya pun mengatup rapat. Prada merasa sangat marah sekaligus kecewa dengan Bimala.Prada mungkin bisa memaklumi alasan Bimala yang tidak bisa mendampinginya hari ini karena ingin membantu Ibu Panti. Tapi apa yang dia lihat barusan. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Bimala pergi ke mall bersama Sean. Bimala bahkan tidak meminta izin pada dirinya sebelum pergi.Kenapa Bimala tega membohonginya? Apa Bimala tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya?"Sial!" desis Prada terdengar penuh amarah. Tanpa sadar dia menambah kecepatan mobilnya membuat seorang wanita bergaun merah muda yang duduk di sebelahnya ketakutan."Kak Prada ...," gumam Felia dengan suara gemetar. Jantung Felia berdetak cepat, wajahnya pun terlihat sedikit pucat, tanpa sadar kedua tangannya mencengkeram sabuk pengaman dengan erat karena Prada mengendarai mobilnya dengan sangat kencang.Felia sepenuhny

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   31. Stupid

    Suasana panti hari ini lebih ramai dari pada biasanya. Ada sebuah panggung kecil yang dihiasi balon warna-warni di tengah halaman. Beberapa buah meja dan kursi pun tertata rapi di depan panggung tersebut.Semua penghuni panti tampak sibuk menyambut tamu yang akan datang, begitu pula dengan Sean. Dia sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini untuk membantu ibu panti."Kevin, tolong taruh kursi ini di sana." Sean menyuruh seorang anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun untuk meletakkan kursi di tempat yang dia tunjuk.Sean mengembuskan napas panjang setelah itu menegakkan tubuhnya. Sepasang iris hitam miliknya memperhatikan sekitar dengan lekat untuk memastikan kalau semuanya sudah siap. Hari ini panti asuhan kedatangan beberapa pelajar dari luar negri. Mereka datang untuk memberi edukasi serta bantuan untuk anak-anak."Semua sudah siap, Se?" tanya Ibu Panti."Sudah, Bu." Sean melihat jam tangannya. Ternyata sekarang sudah jam sebelas kurang sepulih menit.Sean pun meminta anak-anak

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   30. Bohong

    Prada melihat jam tangan merek Rolex seharga ratusan juta yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Lelaki berusia tiga puluh tahun itu terlihat sangat tampan dalam balutan kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada.Prada tampak siap menghadiri acara serah terima jabatannya sebagai CEO baru di perusahaan yang akan dia pimpin pukul sepuluh pagi nanti. Dia sekarang sedang menunggu Bimala bersiap-siap sambil menikmati secangkir teh hangat di ruang tamu.Sebenarnya Bimala tidak perlu ikut sebab acara tersebut hanya dihadiri oleh petinggi perusahaan, pemilik saham, dan beberapa awak media. Namun, Prada sengaja meminta satu buah kursi khusus untuk Bimala. Dia ingin Bimala hadir di acara paling berkesan dalam hidupnya. Dia ingin menunjukkan pada dunia betapa beruntungnya dia memiliki istri yang cantik dan selalu mendukungnya seperti Bimala.Waktu terus berputar. Prada kembali melihat jam tangannya, sudah lima belas menit dia menunggu, tapi Bimala belum juga turun.Apa wanita selalu mem

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   29. Memadamkan Api Cemburu

    Prada langsung masuk ke dalam rumah selepas kepergian Sean. Prada sadar seharusnya dia tidak perlu cemburu karena dia percaya kalau Bimala tidak mungkin mengkhianatinya. Namun, dia tetap saja merasa kesal. Bimala berniat menyusul Prada. Dia ingin menenangkan suaminya itu agar tidak cemburu dengan Sean. Namun, Felia tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya."Ada apa, Fel?""Acara serah terima jabatan Kak Prada besok kan, Mbak?""Kamu tahu?!"Felia mengangguk. "Iya, Kak Prada sendiri yang ngasih tahu aku, makanya dia ajak aku tinggal di sini.""Oh ...," sahut Bimala singkat.Prada pasti akan menyembunyikan pernikahannya dan Felia jika tidak diangkat menjadi CEO. Pantas saja Prada mengajak Felia tinggal bersama mereka sekarang, ternyata itu alasannya."Aku ingin mendampingi Kak Prada di acara tersebut, tapi Kak Prada tidak mungkin mengajak kita berdua. Apa boleh aku yang pergi?" Felia menatap Bimala dengan penuh harap. Dia akan memanfaatkan kempatan itu untuk mendekati Prada jika Bimala

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   28. Cemburu

    "Kenapa belok ke arah sini, Kak? Katanya tadi mau jemput Mbak Mala sekalian?" Felia merasa heran ketika mobil yang dikendarai Prada mengarah ke rumah."Bimala tadi ngasih tahu kakak kalau dia pulang sama Sean.""Sean?!" Kening Felia berkerut dalam karena nama itu terdengar asing di telinganya. "Siapa Sean?""Sahabat baik Bimala.""Apa? Sahabat?" "Iya."Felia merasa heran melihat Prada yang mengizinkan Bimala pulang bersama lelaki lain meskipun itu sahabatnya sendiri. Lagi pula tidak ada persahabatan murni di antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada salah satu dari mereka yang memiliki rasa."Kak Prada percaya kalau mereka cuma sahabatan?""Maksud kamu?" Prada melirik Felias sekilas lalu kembali memperhatikan jalanan yang ada di hadapan."Tidak ada persahabatan murni di antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada salah satu dari mereka yang memiliki rasa. Bagaimana kalau Sean ternyata memiliki perasaan lebih pada Mbak Mala? Apa Kakak tidak cemburu?"Prada malah tersenyum. "Juju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status