Share

Bab 3. Tamu tak diundang

Author: Aarelith
last update Last Updated: 2023-06-26 13:09:25

"Iya, Mas. Mentari."

Lelaki itu menggeleng. "Aku tidak punya teman dengan nama Mentari. Kenapa, Dek?"

Aku memejamkan mata berusaha menahan setiap perih yang menghujam hati. Bagaimana mungkin Mas Abyan tidak mengenali Mentari sementara mereka saling mencintai? Sejumput nyeri menyebar cepat, mengalir di setiap aliran darahku. Waktu seolah berhenti, memaksaku menelan semua kesedihan.

"Demi Allah, aku tidak mengenal Mentari," ulang Mas Abyan penuh penekanan ketika melihatku memalingkan wajah.

Sekarang aku tidak bisa menjelaskan apapun tentang Mentari karena lidah terasa kelu. Dengan tangan gemetar, aku coba merogoh ponsel yang berada di bawah bantal, kemudian menunjukkan pesan itu pada Mas Abyan. Dia sendiri meraih ponselku dengan raut wajah santai, seakan memang tidak melakukan kesalahan.

Begitu selesai membaca pesan itu, aku bisa menangkap keterkejutan di wajah Mas Abyan. Bola matanya membesar, dia menatapku sambil sedikit melongo. Kenapa? Mungkinkah dia tidak bisa mengelak sekarang? Aku pun tersenyum, kembali menyambut ponsel yang disodorkan padaku.

"Kenapa, Mas? Kamu tidak menduga kalau wanita itu sendiri yang mengakuinya, 'kan?"

Lihatlah, sekarang Mas Abyan mengusap wajahnya gusar. "Tidak," jawabnya kemudian.

"Bahkan setelah melihat pesan yang dikirim Mentari, Mas masih mau mengelak? Apa aku harus mengumpulkan banyak bukti sampai kamu mengakuinya, Mas? Bagaimana kalau kita telepon dia sekarang?"

"Telepon saja, aku penasaran siapa Mentari itu."

Tantanganku ternyata diterima baik oleh Mas Abyan. Aku jadi bingung karena sejak tadi akun Whats-App itu tidak aktif sampai sekarang. Lantas bagaimana harus membuktikan kalau dia adalah selingkuhan Mas Abyan? Jangan sampai dia mengira bahwa akun itu adalah teman aku sendiri demi bebas dari pernikahan ini.

Aku kembali memejamkan mata erat. Rasa perih benar-benar meraja dalam hati. Air mata pun kembali jatuh di sepanjang pipi. Oh Tuhan, rasanya begitu berat mendiskusikan hal ini dengan Mas Abyan. Benarkah dia tidak mengenal gadis bernama Mentari itu atau jangan-jangan nama Mentari hanyalah samaran?

Mas Abyan mendengus, kemudian memilih merebahkan diri dalam posisi membelakangiku. Sepertinya malam ini kami akan tidur terpisah, aku memilih ke luar dari kamar karena belum bisa menepis rasa sakit yang kian mendera. Padahal aku sudah mengumpulkan daya untuk menanyai Mas Abyan, tetapi rasa sesak tetap saja membekap.

***

Pukul tujuh pagi, aku dikejutkan oleh Mas Abyan yang sudah siap dengan pakaian kerja. Padahal biasanya dia akan memintaku untuk menyiapkan sarapan serta baju kerjanya. Sekarang tidak lagi, mungkin ini awal mula kehancuran rumah tangga kami. Aku pun memilih meneruskan aktivitas sebelumnya, yakni menonton acara televisi.

Mas Abyan acuh tak acuh, dia melenggang pergi tanpa sepatah kata pun. Baiklah, meskipun terasa sesak, aku harus bisa bersikap dingin juga padanya. Jangan sampai orang-orang menganggapku sebagai istri bodoh seperti dalam sinetron ikan terbang.

Tidak lama setelah kepergian Mas Abyan, pintu rumah terketuk dua kali. Dengan santai aku melangkah ke depan menyangka dia adalah Mas Abyan yang mungkin ketinggalan ponsel atau benda lainnya. Namun, begitu membuka pintu, aku terkejut.

"Hai, Oliv. Kenalin, aku Mentari."

Sejenak, aku membeku mendengar nama itu. Keringat dingin tiba-tiba membasahi pelipis. Benarkan wanita di hadapanku adalah Mentari yang mengirim pesan Whats-App kemarin? Jika iya, maka mungkin aku kalah saing. Dia terlihat sangat berkelas dengan pakaian kerjanya, sementara aku hanya mengenakan daster.

"Boleh masuk?" tanyanya lagi dengan senyum menawan menampilkan gigi yang berderet rapi.

Aku mengangguk, lalu berusaha menguatkan mental agar jangan sampai terlihat lemah di hadapan wanita yang mencintai suamiku. Jika terlihat lemah, pasti dia percaya diri dan merasa mudah mengalahkan aku. Tidak, ini soal harga diri. Dia melakukan kesalahan, kemudian berani datang ke sini memperkenalkan diri?

Kami saling beradu pandang ketika berhasil menjatuhkan bokong di kursi. Tatapan mata Mentari terasa memabukkan yang membuat siapapun terbuai. Aku yakin wanita ini adalah candu yang bisa membuat para lelaki melayang ke cakrawala. Aku pun tersenyum kecut, Mas Abyan pasti tergoda setelah beradu pandang.

"Sebenarnya aku Kamila. Mentari adalah nama samaran untuk membuatmu terkecoh sesaat. Aku sudah tidak bisa menahan diri, Oliv. Kami saling mencintai dan kukatakan padamu bahwa ini bagian dari takdir."

Pernyataan Mentari yang ternyata Kamila cukup membuatku terkejut, tetapi aku harus tetap bisa menjaga ekspresi. "Takdir? Kamu menyebut ini sebagai takdir?"

"Iya." Jawaban yang sikat, tetapi membuat hati hancur berkeping-keping.

"Benar sekali ucapan orang-orang. Setiap ibu harus mengajarkan anaknya untuk tidak pernah merebut mainan orang lain atau saat dia dewasa, dia akan merebut kebahagiaan wanita lain."

Wanita di hadapanku tersenyum lebar. "Jangan mengajarkan itu padaku, Oliv. Cukup kukatakan kalau aku adalah Kamila. Gadis muda yang berusia 25 tahun, bekerja di pabrik yang sama dengan Mas Abyan dan sekarang tinggal di kontrakan Bu Sintia. Aku pamit dan jangan lupa kalau aku mencintai suamimu."

Aku ingin melayangkan tamparan di wajah Kamila, tetapi dia menangkisnya dengan gerakan yang jauh lebih cepat. Ternyata dia masih muda, tetapi kenapa harus mencintai lelaki yang telah berumah tangga? Apa tidak ada satu pun dari mereka yang menginginkan Kamila?

Entahlah. Gadis itu tersenyum mengejek sebelum benar-benar menghilang dari pandanganku. Rasanya berat, tetapi aku harus tetap waras untuk meluruskan perkara ini. Mas Abyan harus menjelaskan semuanya dan aku tidak boleh percaya begitu saja.

***

Cukup lama aku menunggu sampai lelaki itu tiba. Dia mengucapkan salam dengan rona wajah bahagia. Namun, bukan saatnya untuk mengulur waktu. Tanpa menjawab salam Mas Abyan, aku langsung menarik tangannya menuju ruang keluarga yang ada di depan kamar.

"Mas mengenal Mentari. Dia adalah Kamila. Gadis muda yang berusia 25 tahun, bekerja di pabrik yang sama dengan Mas Abyan dan sekarang tinggal di kontrakan Bu Sintia. Oh iya, dia juga mencintaimu, tepatnya kalian saling mencintai, betul?"

Yang ditanya hanya membisu, beberapa kali kulihat dia membuang napas pelan. Ia melesu, seperti raja yang baru saja turun dari singgasananya. Hampir lima menit aku menunggu, tetapi tidak ada jawaban sampai aku harus membuka ponsel dan menunjukkan foto mereka yang dikirim Wina kemarin.

"Ini foto kalian, 'kan, Mas?" Tidak ada jawaban, aku pun melanjutkan, "sudah berapa lama, Mas?"

"Enam bulan."

Aku memeluk tubuh yang tiba-tiba menggigil. Bukan sebab hujan deras, tetapi rasa marah dan kecewa yang telah sampai ke ubun-ubun. Enam bulan bukan waktu yang sebentar, tidak mungkin Mas Abyan khilaf untuk berselingkuh karena Kamila tadi mendatangiku dengan penuh percaya diri.

"Kalau begitu, pilih aku atau Kamila, Mas."

"Aku tidak bisa memilih, Liv. Kamila sudah hadir dalam hatiku."

"Baiklah, kalau begitu ... ceraikan aku, Mas!"

Detik berikutnya tanpa aku duga, Mas Abyan meletakkan tangannya di kepalaku. Dia menunduk, lalu menghela napas dan mengembuskannya perlahan. Sungguh, hati ini bergetar, aku memejamkan mata bersiap mendengar apa pun yang Mas Abyan katakan.

"Kalau itu maumu, baiklah. Olivia, aku menjatuhkan talak satu untukmu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampuslah kau olive. syykurin. kerja g ada tapi melepas dan menyambut suami sambil dasteran. apa yg kau harapkan? sementara kau bukan wanita sempurna
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 91. Extra Part

    Pada bagian belakang rumah besar bernuansa putih dipadu dengan gold serta memiliki empat pilar itu terdapat sebuah teman yang dipenuhi dengan bunga-bunga mekar berwarna-warni. Ada mawar, melati serta tulip kuning dan dua macam lainnya. Di bawah pohon rindang terdapat sebuah ayunan. Dua anak lelaki tampak begitu ceria. Yang sedang duduk dalam ayunan itu berumur sembilan tahun, sementara satunya menginjak usia remaja yakni lima belas tahun. Terdapat dua perbedaan besar di antara mereka. Anak remaja itu bertubuh tinggi tegap dengan hidung menjulang. Kulitnya putih bersih serta senyum begitu menawan. Rambutnya ikal, sedikit kecokelatan. Sementara sang adik berbeda. Kulit kuning langsat, rambutnya lurus berwarna hitam legam. Dia tampan, seperti kakaknya. "Alif, Muammar! Sudahi mainnya, Nak. Sini makan pizza sama mama!" teriak seorang perempuan dewasa memakai kerudung sambil membawa kotak besar berwarna cokelat. Dua anak lelaki itu seketika mendekat duduk di kursi panjang berwarna putih.

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 90. Bawa Kenzo Bersamamu!

    Tepat tanggal 21 September, Muammar di-aqiqah. Acara demi acara berlangsung dengan lancar. Meskipun tidak banyak mengundang, ternyata tamu membludak. Olivia tidak tahu jika Papa Zafir juga mengundang mantan karyawannya dahulu.Banyak doa terhatur pada Muammar, termasuk keluasan rezeki, tumbuh menjadi anak salih serta hidup dalam keberkahan di bawah naungan Allah. Kyai dan ustadz yang kemarin meruqyah mereka juga datang.Sebelum sesi foto keluarga, Olivia berdiri di di depan para tamu undangan, memintanya untuk diam dulu agar fokus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Olivia.Semua mata memandang kepadanya. Dari yang raut wajahnya terlihat santai sampai judes stadium empat. Namun, Olivia tidak peduli karena tentu saja mereka adalah komplotan tetangga iri dan dengki."Terima kasih atas perhatiannya. Di sini saya sebagai istri Abyan dan juga mama dari Muammar memberitahu kalian semua kalau kami ...." Olivia melirik ke arah kanan, kemudian meminta Kenzo naik ke panggung. "Dia adalah Alexa

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 89. Apa Tante Oliv Membenciku?

    Bab 89. Apa Tante Oliv Membenciku?Setelah satu minggu berlalu, Kenzo masih juga tinggal di rumah Abyan. Dia tetap dipanggil Timothee karena Olivia kesal mendengar nama aslinya. Meskipun perempuan itu telah tertimbun dengan tanah sesaat setelah hasil autopsi keluar, maka pihak rumah sakit langsung memandikannya.Mereka mengatakan bahwa Nadin meninggal bunuh diri karena tidak ada luka lebam di tubuhnya. Luka sayatan bisa saja dia buat sendiri karena menurut informasi dari beberapa tetangga bahwa Nadin memang sering dimarahi para rentenir karena menunggak. Rumah pun disita oleh bank.Namun, ketika dilelang, siapa yang akan mau membeli jika tahu kalau dulu pernah ada orang yang mati secara tragis di sana? Sungguh, sebuah rumah yang dulunya adem ayem kini terlihat angker. Para tetangga yang kebetulan lewat saja enggan menengok ke dalam karena beberapa malam terakhir terdengar suara tangisan dan lolongan meminta tolong.Kenzo sendiri berusaha mengubur masa lalu dengan hidup sebagai Timothe

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 88. Karma Sang Pelakor

    Bab 88. Karma Sang PelakorOlivia terdiam cukup lama. Untuk saat ini hatinya benar-benar terluka. Dia geram pada Nadin dan bersyukur karena dia telah tiada. Melirik sekali pada Kenzo, anak itu menatap penuh harap.Haruskah dia mematahkan harapannya? Dia lahir sebagai seorang muslim bahkan sudah belajar salat dan mengaji, meski hanya dilangsungkan ketika di sekolah atau saat Andre berada di rumah.Lantas, jika ikut pada Stephan, apakah Kenzo akan tetap menjadi muslim? Anting salib pada telinga kiri lelaki berambut landak itu memperkuat dugaan Olivia kalau mereka berbeda agama.Abyan pun sama takutnya. Dia tahu bahwa Stephan adalah anak seorang mafia dari Italia, tepatnya di Kota Turin. Jika Kenzo ikut dengannya lantas belajar menjadi seorang pembunuh, maka dia bisa saja tumbuh sebagai ketua mafia kelas kakap.Terutama karena ada dendam membara di dalam hatinya. Abyan semakin risau. Dia juga ingat kalau Kamila pernah bilang, kedatangan Stephan ke Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 87. Penjelasan dan Bukti Terkuat

    Bab 87. Penjelasan dan Bukti TerkuatKenzo terus menangis dalam pelukan Ibu Namira. Anak lelaki berambut ikal itu sangat terluka atas berita yang dia dengar dari layar kaca. Sekarang, dia merasa tidak punya siapa-siapa lagi.Dalam pikirannya, para rentenir lah yang bersalah karena mereka menagih hutang dengan cara sangat kasar bahkan sengaja menampar wajah Nadin dua kali. Hal itu memang tidak disaksikan langsung oleh Kenzo, tetapi dia bisa mendengarnya.Ibu Namira sendiri berusaha menenangkan anak itu karena dia tahu bahwa Kenzo tak bersalah. Apa pun tindakan orang tuanya, dia tetap masih anak kecil. Ibu Namira kasihan karena kini menjadi yatim piatu, padahal Alex masih hidup.Hampir dua jam Ibu Namira menenangkan Kenzo, gantian dengan Bi Surti dan juga Papa Zafir. Anak tersebut terus dibujuk oleh semua orang di dalam rumah selain Olivia.Perempuan itu menangis dalam kamarnya sambil memeluk Muammar. Dia sengaja menyalakan murottal agar pikiran tenang dan tidak melakukan tindakan cerob

  • Wanita yang Mencintai Suamiku   Bab 86. Kebenaran yang Terungkap

    Bab 86. Kebenaran yang TerungkapAbyan menuju rumah Nadin memakai taksi online dengan sedikit tergesa karena Kamila memberi kabar kalau dia sudah berada di lokasi kejadian bersama Stephan. Perasaannya campur aduk sambil terus berharap kalau nanti Kenzo tidak terlalu sakit hati mendengarnya.Hanya butuh waktu satu jam lebih untuk tiba di sana. Mereka bertemu di bawah pohon yang cukup untuk berteduh. Stephan memintanya bergabung dalam satu mobil karena harus membahas sesuatu."Polisi belum datang, kabarnya sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Aku meminta Kamila pulang dengan memakai taksi karena dia sangat ketakutan. Kau tidak boleh grogi, orang-orang bisa mencurigai kita. Nanti dalam bahaya, sementara pembunuhnya tersenyum menang. Kau mengerti?"Abyan yang baru saja menutup pintu mobil Pajero itu langsung mengangguk. Napasnya sedikit tersengal. Abyan meminum air mineral yang disodorkan oleh Stephan."Siapa pembunuhnya?""Kalau aku memberitahumu, kau janji tidak akan membuka mulut?"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status