Share

Bab 2

Author: Nelda Friska
last update Last Updated: 2023-09-16 07:15:51

Wanita yang Mencuri Hati Suamiku

Part 2

Sarapan pagi ini mereka lalui dengan keheningan. Nada sesekali melirik Attar yang sejak semalam tidak berbicara padanya. Nada paham, Attar pasti kesal karena lagi-lagi ia menunda untuk mempunyai anak. Usia pernikahan mereka sudah jalan tiga tahun. Namun, Nada punya alasan mengapa ia menundanya. Dirinya masih terikat kontrak kerja dan ia tidak ingin terjadi masalah jika ia sampai hamil.

"Aku berangkat dulu."

Perkataan Attar, membuyarkan lamunan Nada. Ia perhatikan suaminya yang tengah mengelap bibirnya dengan tissu.

"Pulangnya gak malam, kan?"

"Belum tahu," jawab Attar sekenanya. "Baik-baik di rumah," imbuhnya setelah mengecup kening sang istri.

"Mas." Nada mencekal pergelangan tangan Attar. "Maaf soal semalam. Aku ... aku mengecewakan kamu lagi," imbuhnya dengan nada yang sarat akan penyesalan.

"Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Bukankah sudah biasa seperti itu?" sarkas Attar.

"Mas, aku kan sudah sering mengatakan alasannya. Aku minta kamu ngerti demi karir aku. Cuma satu tahun lagi, setelah itu, aku siap untuk hamil."

"Ya, ya, memang harus selalu aku yang mengerti kamu. Lalu bagaimana dengan orang tuaku yang sudah ingin memiliki cucu? Apa kamu tidak kasihan pada mereka? Kenapa harus selalu aku yang mengerti. Kamu itu istriku, Nada. Harusnya kamu menurut apa pun perkataan suamimu. Tanpa kamu bekerja pun, aku masih sanggup menghidupimu," tegas Attar berusaha menahan emosi yang sudah hampir naik. Sungguh, ia kecewa pada istrinya yang lebih mementingkan karir ketimbang dirinya.

"Mas--"

"Sudahlah, aku pergi."

Nada menatap kepergian suaminya dengan perasaan bersalah. Dirinya tidak nyaman jika Attar sudah seperti itu. Meskipun ia tahu ia salah, tapi seharusnya Attar mengerti akan posisinya sebagai seorang model yang masih terikat kontrak kerja. Sejenak Nada berpikir. Ia mencari cara untuk meredakan kekecewaan Attar. Tiba-tiba, satu ide terlintas. Nada akan memberikan kejutan dengan datang ke kantor Attar untuk membawakannya makan siang.

🥀🥀🥀

Nada menatap gedung yang menjulang tinggi di depannya. Ia tersenyum membayangkan suaminya yang pasti terkejut dengan kedatangannya. Dengan membawa paper bag berisikan makan siang, Nada berjalan anggun memasuki kantor Attar dan menuju ruangan suaminya.

Sampai di depan pintu ruangan Attar, Nada sedikit heran karena Siska, sekretaris suaminya tidak ada di tempatnya.

"Mungkin sedang ke toilet," gumamnya.

Tangan Nada hampir saja mengetuk pintu ruangan itu. Namun, hal itu ia urungkan mengingat dirinya yang akan memberikan kejutan pada Attar.

Setelah memastikan penampilannya sempurna, perlahan ia buka pintu itu. Sejenak, Nada terpaku. Pandangannya bersirobok dengan dua orang yang berada di dalam sana.

Attar dan Naura menghentikan tawa ketika melihat siapa yang datang. Attar terkejut melihat kedatangan Nada, sedangkan Naura terlihat gugup karena kepergok sedang berdua oleh istri atasannya.

"Selamat siang, Bu Nada," sapa Naura. Ia berdiri untuk menyambut istri atasannya itu.

"Siang." Nada menjawab singkat. Matanya tertuju ke arah meja yang dipenuhi makanan. Ternyata Attar tengah menikmati makan siang dengan wanita yang Nada tidak tahu siapa dia.

Sedangkan Naura begitu gugup. Ia takut Nada akan salah paham terhadapnya. Apalagi Nada belum tahu kalau dia adalah sekretaris baru Attar, menggantikan Siska.

"Naura, kamu boleh keluar." Attar yang mengerti situasi, segera mengambil tindakan.

"Baik, Pak." Naura mengangguk sopan pada Nada sebelum keluar. "Permisi, Bu."

Nada hanya mengangguk. Ia tatap kepergian Naura dengan perasaan yang ... entah. Ia tidak tahu siapa wanita itu. Mendapati dia yang tengah menikmati makan siang bersama suaminya, tentu saja Nada sedikit curiga.

"Dia Naura, sekretaris baru yang menggantikan Siska," jelas Attar yang mengerti kebingungan Nada tentang Naura.

"Oh. Memangnya Siska ke mana?"

"Dia resign karena hamil. Suaminya meminta dia untuk berhenti bekerja dan dia menurut. Istri yang baik, bukan?" jawabnya.

Nada paham Attar sedang menyindirnya. Tidak ingin terjadi pertengkaran, Nada memilih mengalihkan pembicaraan.

"Aku bawain Mas makan siang. Tapi sepertinya, Mas sudah makan," ujarnya kecewa.

"Maaf. Kalau aku tahu kamu mau ke sini, pasti aku gak makan duluan," ucap Attar merasa bersalah pada istrinya.

"Ya sudah, kalau begitu makanan ini aku kasihkan ke OB saja. Sayang kalau dibuang."

"Jangan." Attar menarik pergelangan tangan Nada untuk dituntunnya menuju sofa. "Aku baru makan sedikit, jadinya belum kenyang. Duduklah, kita makan bareng," imbuhnya yang tidak ingin mengecewakan istrinya.

Nada pun menurut. Ia mulai menyiapkan makanan yang ia masak dan menatanya di atas meja. "Aku masak udang goreng kesukaan kamu," ucapnya.

"Mau aku suapin?" tawarnya kemudian.

"Gak usah. Kamu juga harus makan, kan?"

Attar mulai melahap makanan yang dibawakan Nada. Masih seperti tadi pagi. Mereka makan dalam suasan hening, tidak ada canda tawa seperti yang Attar lakukan dengan sekretarisnya tadi.

Diam-diam, Nada merasa aneh dengan sikap suaminya. Tatapan Attar terlihat berbeda ketika sedang berbicara pada Naura. Apakah ini hanya prasangka Nada saja? Akan tetapi, kenapa ia merasa jika suaminya menyukai wanita itu?

Tanpa Attar dan Nada sadari, seseorang dari balik pintu memperhatikan keduanya dengan pandangan sendu.

*

*

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 35

    "Siang Mas. Bagaimana kabarnya hari ini? Aku lagi ada sedikit masalah di tempat kerja. Mas mau denger cerita aku gak?"Nada membenahi selimut yang menutup tubuh Attar, kemudian duduk di samping ranjang tempat pria itu berbaring. Setelah dinyatakan koma oleh Dokter, sudah empat bulan Attar masih belum sadarkan diri. Nada sempat syok mendengar kabar ini dari Salma. Pasalnya kondisi Attar sempat drop dan Dokter menyatakan harapan hidupnya sangatlah tipis. Namun, Nada terus meyakinkan Salma agar jangan menyerah. Nada meminta Salma supaya tidak meminta Dokter untuk mencabut alat-alat yang menempel di tubuh Attar yang saat ini dijadikan penopang hidup pria itu. Nada yakin Attar masih mempunyai harapan dan selama apa pun itu, Nada akan dengan setia menungguinya. Nada terus bercerita. Mengajak Attar berbicara seperti yang disarankan oleh Dokter. Meski mata pria itu tertutup, tetapi Nada yakin dalam alam bawah sadarnya, Attar masih bisa mendengar suaranya. "Bangunlah, Mas. Apa kamu tidak ing

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 34

    "Masyaa Allah, Mbak cantik sekali."Nada menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ya, Meisya benar. Ia memang cantik dalam balutan pakaian pengantin. Nada menghirup napas sebanyak-banyaknya untuk mengurangi kegugupan. Hari ini hari pernikahannya dengan Gibran. Sebentar lagi statusnya akan kembali menjadi seorang istri, tetapi dari pria yang berbeda. Semalam, Nada sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ini. Ia tidak ingin keluarganya dan keluarga besar Gibran menanggung malu. Untuk Attar ... Nada harus berusaha untuk bisa melupakan pria itu. Nada hanya bisa berdoa agar mantan suaminya segera siuman dan keadaannya makin membaik. "Mbak, kok Mbak malah murung? Senyum dong. Hari ini hari bahagia buat Mbak. Sebentar lagi Mbak akan menjadi istri dari Dokter Gibran. Apa ada yang mengganjal dalam pikiran, Mbak? Cerita sama aku biar perasaan Mbak sedikit lega," tutur Meisya seraya menggenggam tangan sang Kakak. Nada segera menghapus titik bening yang hampir keluar dari sudut netranya

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 33

    "Nad, ini kamu minum dulu.""Makasih, Cin."Nada menerima sebotol air mineral yang diberikan Cindy. Kini mereka berada di rumah sakit, menunggu Attar yang sedang ditangani oleh Dokter. Tembakan yang dilakukan orang itu tepat mengenai punggung Attar. Nada sempat histeris melihat Attar yang terkulai tak berdaya dengan darah yang keluar dari punggungnya. Beruntung polisi segera datang menyelamatkan mereka dan menangkap dua orang penjahat yang mencoba menghabisi Nada. "Aku takut banget, Cin. Takut terjadi sesuatu yang buruk pada Mas Attar. Dia seperti ini karena menyelamatkan aku," ucap Nada di sela isakan. Semenjak Attar dibawa ke rumah sakit, Nada tidak berhenti menangisi mantan suaminya. Ia merasa bersalah karena menjadi penyebab Attar mengalami hal buruk seperti ini."Kamu tenang. Lebih baik kamu banyak-banyak berdoa supaya dia bisa diselamatkan. Apalagi besok kamu itu mau nikah, Nad. Kamu jangan terlalu capek dan banyak pikiran. Nanti setelah tahu keadaan Attar, lebih baik kamu pula

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 32

    "Tidak!"Wandi setengah berteriak di depan dua orang yang mendatangi rumahnya. Orang tua pelaku pemerkosa putrinya itu mencoba bernegosiasi dengan menawarkan tanggungjawab dengan pernikahan, asalkan Wandi mencabut tuntutan dan putra mereka bebas dari penjara. Namun, Wandi tidak bodoh. Ia tidak akan pernah sudi menikahkan putrinya dengan orang bejad seperti putra mereka."Pak Wandi, kami datang ke sini untuk mengajak berdamai. Putra kami pun sudah bersedia menikahi putri Anda dan bertanggungjawab pada bayi itu. Apa Bapak tidak kasihan pada calon cucu Bapak jika ia terlahir tanpa seorang Ayah?" "Lebih baik cucu saya lahir tanpa seorang ayah daripada harus mendapatkan ayah seperti putra Anda. Saya masih bisa mengurusi cucu dan putri saya meski tanpa bantuan kalian. Sekarang, silahkan keluar dari rumah saya karena saya tidak akan berubah pikiran. Putra kalian tetap harus mendapatkan hukuman yang setimpal," tukas Wandi dengan geram. Ia sudah tidak ingin berbicara dengan orang yang mengang

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 31

    Setelah menemui Attar di kantornya tempo hari, Nada benar-benar membuktikan ucapannya untuk membantu Naura. Dibantu oleh Gibran, Nada mulai mencari orang yang menemukan Naura tergeletak di pinggir jalan untuk dimintai keterangan sekaligus dijadikan saksi di hadapan polisi. Atas keterangan dari Pak Wandi yang untungnya mengenal salah satu dari orang tersebut, akhirnya Nada dan Gibran mendapatkan informasi dan tidak ingin membuang waktu untuk melapor ke kantor polisi. "Laporan sudah diproses dan polisi akan memulai penyelidikan. Menurut temanku, mereka akan mengecek cctv yang dipasang di jalan itu untuk melihat plat dan jenis mobil si pelaku," terang Gibran yang membuat Nada sedikit bernapas lega. "Syukurlah kalau begitu. Aku berharap semoga mereka bisa ditangkap secepatnya.""Aku pun berharap begitu." Gibran menimpali. "Aku berharap masalah ini segera selesai sebelum hari H pernikahan kita."Nada terpaku sesaat. Ia hampir melupakan pernikahannya dengan Gibran yang tinggal tiga Minggu

  • Wanita yang Mencuri Hati Suamiku   Bab 30

    Nada menghela napas panjang sebelum masuk ke gedung kantor milik mantan suaminya. Niatnya untuk membantu Naura sudah bulat. Ia berharap Attar mau bekerjasama dengannya untuk membuat Naura sembuh seperti sedia kala. Jika memang seperti apa yang pria itu katakan bahwa ia sudah tidak mempunyai perasaan apa pun lagi kepada mantan sekretarisnya, setidaknya Attar mau berbaik hati sebagai bentuk rasa simpati kepada wanita itu.Setelah memantapkan hati, Nada memasuki kantor diiringi tatapan dari para karyawan yang tentu saja mengenalnya. Bahkan sebagian dari mereka menyapa Nada dan dibalas dengan senyuman ramah."Pak Attar ada di tempat?" tanya Nada pada seorang wanita yang duduk di meja yang dulu ditempati Naura. Nada yakin wanita ini adalah pengganti Naura sebagai sekretaris Attar."Ada, Bu. Maaf, apa ibu sudah membuat janji?""Belum. Tolong sampaikan saja padanya Nada ingin bertemu.""Baik, Bu. Tunggu sebentar."Wanita itu menghubungi Attar dan memberitahu apa bahwa Nada ingin bertemu. Set

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status