Share

KITA, RASA, DAN SEPEDA

Tak sadar, tangan kami berdua saling bertaut. Entah sedari kapan, yang jelas hal itu tak perlu kupusingkan sekarang. 

Tha, mau bagaimanapun akhirnya, kamu laki-laki yang berhasil merebut hati dari pemiliknya sendiri.

Aku tak berusaha membual, karena kenyataannya memang hatiku ini tak lagi milik ragaku sendiri. Sepenuhnya terisi olehmu seiring berjalannnya waktu kita berdua di dunia pikiran. 

"Apa masih jauh?" tanya Atahala yang setia berjalan di sampingku. 

Aku menoleh ke samping, tetapi dengan didetik berikutnya mengedarkan pandangan mengamati keadaan sekitaran dinia pikiran bagian timur yang masih familiar dalam indra penglihatan. 

"Sebentar lagi sampai," ujarku meresponnya. 

Athala mengangguk-angguk, tak sadar pegangannya pada genggaman tanganku kian mengencang seiring langkah kakinya menapak maju di atas bebatuan kerikil yang dulunya sangat tidak kusukai saat lewat bersamanya menggunakan sepeda.

"Sudah sampai," ujarku padany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status