Share

BAB 4 PULANG

Malam itu mereka bertiga tidur cepat setelah makan malam, dan bangun agak kesiangan, kecuali Lucy tentunya. Lucy sudah tidak ada di ranjangnya ketika Lily dan Cecil bangun, Gadis itu sepertinya terlalu bersemangat untuk undangan sang Countess, seolah belum puas dengan diskusi mereka kemarin.

Lizzy membawa Lucy mengunjungi perpustakaannya dan gadis itu terkagum-kagum dengan koleksi buku sang Countess. Lady Elizabeth mempersilahkan Lucy untuk memilih buku yang dia sukai, gadis itu mengambil beberapa yang sepertinya tidak akan selesai untuk dia baca dalam satu malam.

"Kau bisa membawanya pulang."

"Oh, tidak, Maam, ini buku yang sangat berharga," Lily tau hanya keluarga kerajaan yang biasanya memiliki buku dengan sampul macam itu.

"Anggap itu hadiah dariku, karena Anda sudah menemaniku sepanjang hari ini, Lady."

"Sungguh kehormatan yang luar biasa, Maam."

"Aku senang kau memilikinya," tambah sang Countess, "dulu putriku juga sering membacanya."

"Lady Annelies ?" tambah Lucy.

Lizzy kembali tersenyum saat menatap Lucy, "kau mirip dengannya."

Lucy tau mungkin bukan kemiripan secara fisik yang di maksut sang Countes. Lucy masih ingat jelas dengan mantan tunangan kakak laki-lakinya itu.

"Kadang kami juga masih merindukan Will," ungkap Lucy saat memperhatikan sampul buku di tangannya, "dia juga sering menghadiahiku buku."

"Dia pemuda yang luar biasa," sambung Lady Elizabeth ikut merasa terharu tiap kali teringat pemuda rupawan yang sangat dicintai putrinya itu.

"Terimakasih, Maam."

"Aku sangat bahagia David akan memiliki gadis sepertimu."

Entah bagaiman tiba-tiba Lucy merasa sangat buruk, mungkin karena hubungannya dan David tidak pernah seindah apa yang di bayangan sang Countess. Mungkin dirinya memang hanya akan mengecewakan semua orang, dan Lucy mulai tidak tahan saat harus memikirkannya.

Lucy berjalan cepat dengan membopong tumpukan buku yang di hadiahkan Lady Elizabeth, gadis itu hanya ingin segera kembali kekamarnya saat melihat David bersama Cecil di dekat kolam teratai.

Seketika Lucy langsung teringat apa yang penah dilakukan pria berengsek itu padanya di tempat tersebut, dan tiba-tiba Lucy hanya ingin melempar tumpukan bukunya ke kepala David. Kembali lagi Lucy mengingat perkataan Lady Elizabeth dan entah bagaimana dia tidak ingin mengecewakan harapan sang Countes hanya dalam waktu sesingkat itu. Mungkin lain kali dia tetap akan membuat perhitungan dengan David Stanley.

Lord Stanley kembali mengadakan perjamuan makan malam di hari terakhir kunjungan George Harrington dan ketiga putrinya. Nicholas meminta maaf atas ke alphaan putra pertamanya yang harus segera kembali ke Glasgow tapi sepertinya semua itu tetap tak mengurangin kebahagiaan mereka malam itu.

Setelah makan malam mereka sempat saling berbincang untuk kembali saling mengakrabkan diri. Kali ini Lady Elizabeth terlihat duduk dengan putri Harrington yang termuda, Lily sedang menceritakan pengalamannya bersama dengan putra nya,Henry, dan sang Countes terlihat beberapa kali ikut tertawa lepas saat mendengarkan cerita has Lily yang luar biasa penuh energi.

Saat melihat para laki-laki yang sedang bertukar pendapat mengenai kualitas anggur yang ada di gelas mereka, tiba-tiba Lucy ingat harus menyelesaikan urusannya dengan David Stanley. Pemuda itu sedang terlibat obrolan dengan Ayahnya George saat Lucy menghampirinya.

"Bisakah saya meminta waktu Anda sebentar, Tuan? " Lucy sengaja menunjukkan sikap hormat di depan Lord Stanley dan ayahnya.

"Tentu Lady, Anda berhak membawa putraku pergi kemanapun," goda Nicholas pada putranya yang sebenarnya masih terkejut dengan kedatangan Lucy bersama senyum manisnya. David mengakui sebenarnya tunangannya itu memiliki bibir penuh yang Indah andai saja tidak hanya dia gunakan untuk memaki keberengsekannya. David ingat bagaimana dia pernah tidak tahan untuk mencegah dirinya hingga dia di hadiahi tamparan oleh gadis itu.

"Mari Lady," David mengulurkan tangannya untuk menyambut sang Lady dan membawanya berjalan pergi.

"Kita mau kemana? " tanya David ragu, karena tidak masuk akal jika gadis sekeras Lucy tiba-tiba bersikap terlalu manis seperti itu.

Lucy membawanya berjalan keluar melewati anak tangga menuju halanam rumput di dekat kolam air mancur. Gadis itu segera melepaskan tangannya dari lipatan lengan David yang sedari tadi menyangganya ringan. Lucy merasa sudah cukup aman untuk mulai bicara.

"Jangan pikir aku tidak tau Anda sengaja mendekati saudariku."

"Apa Anda cemburu Lady? " tanya David saat merendahkan kepalanya untuk mengimbangi tinggi badan Lucy.

"Ingat dia tunangan saudaramu."

"Omong kosong, akui saja kecemburuan Anda, Lady," ejek David dengan seringai sinisnya.

"Jangan bermimpi !" tepis tegas Lucy menantang pemuda itu dengan berani saat menatap kedua maniknmatanya tanpa berkedip, "aku hanya peduli dengan saudariku, dan tolong jaga sikap Anda!"

"Siapapun akan mengakui jika Lady Cecil jauh lebih menarik dari pada Anda," David masih coba menghinanya dengan begitu terus terang.

"Jangan pikir aku tidak sering mendengarnya, saudariku memang beruntung dan sangat tidak pantas untuk berengsek seperti Anda, Tuan!"

"Kau tidak bisa mencegahnya," tantang David.

"Aku bisa, dan lihat saja! " tegas Lucy sebelum pergi meninggalkan David Stanley yang seperti masih tertancap di halaman rumput.

*****

Akhirnya George dan ketiga putrinya harus pulang setelah empat hari kunjungan mereka di Newcastle. George dan Nicholas sepertinya sangat bahagia dengan pertemuan putra-putri mereka yang berjalan lancar, meski sebenarnya mereka tidak pernah tau drama apa yang sedang di mainkan anak-anak mereka.

Rombongan kereta mereka sudah keluar dari halaman keluarga Stanley, dalam hati Lucy berharap jika kunjungan mereka ke Newcastle itu hanyalah mimpi buruk belaka dan akan segera berlalu, bisa Pulang kembali ke Canterbury adalah berkah yang luar biasa baginya. Sungguh perjalanan dua minggu tersebut sepertinya memang akan menjadi pengalaman paling mengerikan di sepanjang hidupnya.

Lucy sama sekali tak mengajak Cecil bicara karena masih jengkel dengan kebodohannya. Sementara Cecil yang merasa diabaikan hanya bisa kembali mengungkit kesedihanya sendiri tentang Brandon Lington yang seperti mengabaikannya begitu saja. Tapi, meski demikian Cecil tetap berusaha berpikir positif seperti apa yang berulang kali dikatakan Lily untuk menghiburnya.

Lily coba mengabaikan perang dingin di antara kedua saudarinya, karena dia sendiri sepertinya juga masih belum bisa melupakan penghinaan Duke of Greenock kepadanya tempo hari, dan sepertinya hal itu memang masih sangat mempengaruhinya. Sementara Lucy dan Cecil yang masih tidak banyak bicara kembali membuat Lily ragu untuk bercerita. Entah ketegangan apa yang sedang coba mereka sembunyikan darinya, kedua saudarinya itu memang ahli dalam menyembunyikan pikiran masing-masing saat tidak ingin diketahui olehnya. Lily coba mengabaikannya karena dia sudah biasa melihat saudarinya bertengkar, gadis itu sudah tidak khawatir karena tahu mereka akan segera kembali berbaikan. Walau kali ini dirinya sedang butuh teman untuk bicara. Akhirnya Lily terpaksa memilih ikut diam dari pada harus memaksakan obrolan yang tidak menyenangkan pada ahirnya.

Ketiga Putri Harrington memang sudah terbiasa hidup nyaman di bawah pengasuhan sang nenek, tak mengherankan jika Lady Marry seringkali memanjakan ketiga cucu perempuannya, bahkan keonaran mereka pun sering kali dianggap lucu oleh sang Countes.

Selang beberapa hari setelah kembalinya mereka kekediaman Harrington, ternyata Lily tetap tidak berani bercerita perihal pembicaraannya dengan Duke of Greenock. Karena, jujur Lily hanya tidak tega merusak kegembiraan kakaknya Cecil, yang sepertinya masih sangat bahagia dengan pikiran bahwa pria yang akan menikahinya ternyata sama sekali tidak buruk bahkan terlalu tampan. Gadis itu memang sudah tidak sabar menanti kunjungan para putra Lord Stanley musim panas nanti yang tinggal dua bulan lagi.

Berbanding terbalik dengan kakak keduanya Lucy, gadis itu sudah begitu muak jika masih harus dipaksa bertemu lagi dengan calon suaminya. David Stanley benar-benar pria berengsek, Lucy masih ingat jelas bagaimana kali terakhir mereka bertengkar.

Sedangkan Lily hanya bisa berdoa semoga Brandon Lington benar-benar tidak akan datang, karena bagi Lily penghinaannya waktu itu masih sangat memalukan untuk diingat.

*****

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lina Herdianti
baru aja ketemu udh ada scandal
goodnovel comment avatar
intan
jngan gitu david nnti juga kamu bucin🤭🤭🤭
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status