Share

BAB 5

Siang ini, selasar Pendidikan Ekonomi cukup ramai oleh para panitia acara EFest atau (Economic Festival) yang merupakan salah satu program kerja dari HIMPE. EFest sendiri merupakan sebuah acara yang melibatkan mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi serta siswa-siswi SMA/K/MA, dimana acara ini terdiri dari beberapa perlombaan seperti lomba Akuntansi(MYOB), lomba Pemasaran dan lomba Administrasi Perkantoran yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMK serta lomba Debat untuk siswa-siswi SMA/MA dan dipenghujung acara ini diisi oleh kegiatan Seminar Nasional serta Expo untuk para Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di kampus Aluna. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut, dimana pada hari pertama dan kedua di khususkan untuk perlombaan-perlombaan, sedangkan di hari ketiga diisi dengan seminar dan expo. EFest sendiri diadakan setiap tahun sekali di awal tahun dengan mengusung tema dan konsep yang berbeda-beda setiap tahunnya, dan hari ini, sebagian dari panitia EFest tengah sibuk melakukan persiapan terkait acara yang akan diadakan bulan depan, tepat pada bulan Januari, awal tahun.

“Eh berarti hari ini yang anter undangan  kita doang?” Ahmad (teman sekelas Aluna) bertanya, ia ikut sebagai salah satu panitia EFest tahun ini.

“Iya, sama tadi kayaknya gua liat si Rafli dah, kemana yaa itu dia?” Fazam menimpali sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Rafli yang entah ada dimana sekarang.

“Oh si Rafli ikut juga dia? Ikut anter undangan kayak kita atau gimana?” lagi, Ahmad kembali bertanya kepada Fazam.

“Ikut anter undangan kayak kita, kan panitia cowo yang pada punya motor dimintain bantuan buat sebar undangan lombanya ke sekolah-sekolah, hari ini gua mau nganter ke daerah Lenteng Agung sama Srengseng Sawah, lu anter undangan ke daerah mana coy?”

“Gue nganter ke daerah Jakarta Pusat.”

“Oh..” Fazam ber-oh ria mendengar jawaban Ahmad, ia kembali memeriksa surat undangan yang hendak diantarnya nanti ke sekolah-sekolah bagiannya dia.

“Lagi pada ngapain sih lu, repot banget kayaknya.” Gabriel ikut masuk ke dalam percakapan dua laki-laki tadi. Aluna dan Tia yang baru saja tiba pun ikut duduk di dekat mereka, sepertinya obrolan yang menarik.

“Ini, bahas surat undangan bu.” Canda Fazam kepada Gabriel.

“Undangan apaan? Undangan nikah? Lu mau nikah heh!?” heboh Gabriel menanggapi ucapan Fazam sambil tertawa, Aluna dan Tia yang mendengar itu pun ikut tertawa.

“Bukan wey, undangan lomba buat ke sekolah-sekolah, kan sebentar lagi EFest bakalan diadain, nah gua, Ahmad sama si Rafli hari ini mau sebar undangan lomba buat ke sekolah-sekolah.”

“Oh.. kalian panitia EFest juga?” Aluna menimpali.

“Iya, lu ikut panitia EFest juga?” Kembali Fazam bertanya kepada gadis berkhimar hitam dengan bulan sabit kecil di pipi kanannya.

“Iya, gue ikut jadi LO” Jawab Aluna.

Liaison Officer atau yang biasa disingkat sebagai LO adalah seseorang yang bertugas menghubungkan dua lembaga atau dua pihak untuk berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai kegiatan kelembagaan. Di sini Aluna bertugas sebagai LO sekolah yang kelak akan menjadi peserta diacara EFest, Aluna dan teman-teman LO lainnya bertanggung jawab untuk memberikan informasi terkait penyelenggaraan lomba kepada pihak sekolah yang telah resmi mendaftar untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan, LO juga bertugas untuk mendampingi para peserta EFest selama acara perlombaan berlangsung nanti.

“oohh lo jadi LO, mantap, harus baik-baik ya sama peserta nya nanti haha” Timpal Fazam.

“Iya dong, kalo misalkan LO nya jutek, nanti peserta nya malah ngundurin diri gimana, salah di gue dong huhu.”

“Iya juga sih hahaha. Oiya, kita belum kenalan, gue Fazam.” Fazam mengulurkan tangan kanannya kepada Aluna, Aluna yang merasa kaget hanya mampu menatap uluran tangan tersebut, bingung, tidak tahu harus merespon seperti apa.

Melihat keterdiaman Aluna, Gabriel yang berada di sebelahnya pun menyenggol lengan Aluna pelan hingga gadis itu tersadar dari keterdiamannya.

“Eh.. iya, gue Aluna.” Aluna menjawab kikuk sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, Fazam yang ikut merasa tidak enak jadi ikut salah tingkah dibuatnya, laki-laki itu menarik kembali uluran tangannya dan kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum canggung juga.

“Lagi elu, cewe bener-bener malah lu ajak salaman, dia mah kagak maen ama salaman-salaman, kecuali kalo lu udah jadi laki nya tuh baru dah dia mau salaman sama lu.” Canda Gabriel agar suasana canggung segera berakhir.

Sorry ya, gue nggak tau.” Fazam salah tingkah.

“Iya nggak apa, pimpinan sidang, santai aja haha” Aluna menjawab santai sambil tertawa ringan.

“Aduh… berat berat… kalo udah bahas pimpinan sidang mah hahaha. Lu ikut Pelatihan Tingkat Dasar juga toh, gua kira lu nggak ikut.”

“Ikut dong, kalo misalkan gue nggak ikut, nggak mungkin kan gue bisa tau lo siapa.”

“Iya juga ya hahaha”

Semakin lama, obrolan antara Fazam, Aluna, Gabriel, Ahmad dan Tia pun semakin seru, ditambah hadirnya Rafli yang baru saja selesai makan bersama Arvin (teman sekelas Aluna) pun membuat suasana siang itu semakin asik. Mereka sibuk membahas kejadian-kejadian lucu pada saat acara Pelatihan Tingkat Dasar berlangsung, tertawa bersama mengingat kelucuan tersebut, mengingat bagaimana keren nya Fazam Ketika menjadi seorang pimpinan sidang yang mampu menjalankan tugasnya dengan sangat baik kala itu, mengingat kelucuan Tia yang dihukum oleh kakak komdis karena membawa peralatan yang tidak seharusnya dibawa (Tia dihukum berbicara sama daun) Gabriel, yang memang kebetulan tidak mengikuti acara tersebut hanya mampu menyimak sambil tertawa sesekali mendengar cerita-cerita lucu dari teman-temannya.

“Eh, tolong fotoin gue sama Fazam dong, gue mau foto sama pimpinan sidang terbaik nih haha.” Tia meminta tolong kepada Aluna mengambilkan gambar antara dirinya dengan Fazam sembari menyerahkan smartphone nya kepada Aluna.

Aluna yang memang kebetulan sedang tidak sibuk pun menuruti permintaan Tia, gadis itu mengambil smartphone milik Tia untuk kemudian mengambil gambar beberapa kali antara Tia dan Fazam. Setelah selesai, Aluna mengembalikan smartphone tersebut kepada sang empu.

“Eh kita foto juga yu.” Fazam mengajak Aluna berfoto bersamanya.

Aluna pun meng-iya kan ajakan Fazam, gadis itu berdiri disamping Fazam, tersenyum riang menatap kamera smartphone Fazam yang dipegang oleh Tia. Mereka berdua tersenyum bersama menatap kamera, dan sesekali memasang muka jutek sebagai gaya lain dalam berfoto.

“Nanti kirim ke gue ya fotonya.” Pesan Aluna kepada Fazam.

“Oke.”

Sesi foto-foto selesai, mereka kembali duduk untuk melanjutkan perbincangan santai lagi.

Dddrrttt ddddrrrrttttt

Aluna merasakan getaran pada saku gamis nya, ia segera mengeluarkan smartphone miliknya dan mendapati pesan masuk dari laki-laki yang memang sedang ia tunggu kabarnya.

XavierAG

(Aku fix pulang awal tahun nanti, kita harus ketemu yaa)_13.31

AlunaOcean

(Serius pulang? Engga bohong lagi kan kali ini pulangnya )

XavierAG

(Iya Ocean, aku beneran pulang kali ini. Kosongin jadwal kamu tanggal 08 Januari nanti ya, biar kita bisa ngerayain ulang tahun bareng, sekaligus ada hal penting yang mau aku bahas sama kamu)

AlunaOcean

(Yeeaayyy beneran pulang. Oke, aku kosongin jadwal tanggal 08 Januari nanti. Hal penting apa emang yang mau kamu bahas sama aku? )

XavierAG

(Nanti aja kita bahas langsung oke, aku balik kerja lagi ya. Jaga diri kamu baik-baik oke dan sampai bertemu di tanggal 08, Ocean)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status