Share

BAB 6

Penulis: kiya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-04 14:13:46

Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.

Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kembali melihat jam tangan berwarna biru laut di pergelangan tangan kirinya, masih ada waktu sekitar 10 menit lagi sebelum berangkat ke tempat yang telah mereka tentukan untuk bertemu. Menjelang waktu yang telah ditetapkan, Aluna membuka smartphone nya untuk menghubungi Andira -salah satu sahabat Aluna semasa SMA- Aluna juga meminta Dira untuk ikut menemani dirinya ketika hendak bertemu Xavier nanti.

AlunaOcean

Dir, sebentar lagi gue otw ke Coffee Shop. Lo juga siap-siap ya, biar nanti kita nyampe nya nggak jauh beda.

Andiradira

Iye gue udah rapih, nanti kalo otw kabarin biar gue otw juga.

AlunaOcean

oke mantap, gue mau pesen ojek o****e dulu, nanti kalo udah dateng ojolnya gue kabarin.

Andiradira

oke

Selesai menghubungi Dira, Aluna langsung membuka aplikasi ojek o****e untuk kemudian memesan driver yang akan mengantarkan dia ke tempat tujuan. Aluna tidak dijemput oleh Xavier, dikarenakan Xavier sudah pergi sejak pagi-pagi buta untuk menyelesaikan urusan pekerjannya sebelum nanti bertemu dengan Aluna. Mereka berdua sepakat untuk bertemu di salah satu Coffee Shop ternama di daerah Matraman. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Aluna untuk mendapatkan driver, karena lokasi rumah Aluna yang strategis yaitu di dekat SMA sehingga membuat beberapa driver ojek o****e sering mangkal dan duduk-duduk di warung kopi dekat sekolah.

“Oke, udah dapet abang driver nya, saatnya kita berangkat.”

Bergegas, gadis itu mengambil sling bag berwarna senada dengan outfit yang ia kenakan. Aluna berjalan menuruni tangga untuk menghampiri ibu nya yang sedang memasak di dapur untuk berpamitan kepada sang ibu, mencium punggung tangannya dan kemudian berjalan menuju titik jemput yang terdaftar pada aplikasi ojek o****e tadi.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi Aluna untuk tiba di lokasi tujuannya, begitu turun dari motor, Aluna merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan karena tertiup angin selama diperjalanan. Setelah merasa lebih rapih, gadis itu berjalan memasuki coffee shop tempat mereka akan bertemu nantinya.

Coffee shop ini memiliki area indoor dan outdoor, dimana pada area outdoor biasa dijadikan smooking area bagi mereka yang ingin menikmati kopi sambil merokok, atau mereka-mereka yang memang lebih menyukai outdoor area dibandingkan indoor. Aluna begitu membenci asap rokok, -karena asap rokok dapat membawa penyakit kepada mereka yang tidak merokok namun menghirup asap rokok tersebut (perokok pasif)- gadis itu akan langsung terbatuk-batuk setiap kali ia mencium asap rokok, maka dari itu Aluna lebih menyukai indoor area untuk menghindari asap rokok.

Aroma kopi dan alunan musik langsung memenuhi indera penciuman dan indera pendengaran Aluna begitu gadis itu membuka pintu masuk coffee shop, aroma yang selalu Aluna sukai setiap kali ia datang ke tempat-tempat seperti ini. Suasana di coffe shop cukup ramai pada hari itu, beberapa meja terlihat diisi oleh orang-orang dengan pakaian rapih yang sibuk menatap layar laptopnya, tatapan mereka begitu fokus hingga tidak sadar bahwa pesanan mereka sudah selesai dibuat dan nama mereka dipanggil oleh barista sejak tadi. Beberapa meja lagi diisi oleh anak muda yang sibuk belajar dengan beberapa buku yang berada di meja mereka, dan beberapa diisi oleh orang-orang yang hanya sekedar ingin bersantai sambil menikmati kopi di coffe shop ternama ini, sesekali berbincang dengan partner mereka atau terlihat memainkan smartphone nya masing-masing.

Indoor area coffee shop ini cukup luas dengan nuansa ramah lingkungan, hal ini terlihat dari banyaknya ornament kayu disekeliling ruangannya. Kursi dan meja-meja yang terbuat dari kayu, rak-rak pajangan yang memuat merchandise-merchandise coffee shop tersebut juga terbuat dari kayu, dan meja barista di sebelah kanan pintu masuk yang juga terbuat dari kayu.

Para barista terlihat sibuk bekerja, ada yang bertugas melayani pelanggan, ada yang sedang menyiapkan pesanan pelanggan, dan ada pula yang tengah sibuk memanggil-manggil nama pelanggan karena pesanan mereka sudah siap. Aluna melihat sekeliling untuk mencari kursi kosong, ia melihat ada satu kursi kosong yang muat untuk tiga orang di sudut ruangan. Gadis itu berjalan melewati meja barista menuju kursi tersebut, ia mengambil posisi duduk menghadap ke pintu masuk agar memudahkannya untuk melihat siapa saja yang datang, barangkali Xavier atau Dira sebentar lagi sampai.

Sambil menunggu kedua orang itu tiba, Aluna mengeluarkan smartphone hitam miliknya  dari saku gamis, membuka aplikasi Line untuk menghubungi Dira.

AlunaOcean

Diirrr, gue udah sampe. Nanti lo langsung masuk aja ya, gue duduk di bangku pojok, lumayan rame soalnya di sini.

Andiradira

Oke, gue sebentar lagi sampe.

Aluna memainkan smartphone nya untuk mengusir rasa bosan, membuka aplikasi I*******m dan melihat-melihat postingan teman-temannya di dunia maya. Berselang 5 menit kemudian Andira terlihat memasuki coffee shop, gadis itu mengenakan gamis hitam dan khimar navy bermotif bunga-bunga. Aluna tersenyum dan melambaikan tangan, Dira yang melihat itu pun langsung menghampiri Aluna.

“Assalamu’alaikum” Sapa Dira.

“Wa’alaikumussalam, akhirnya sampe juga ya lo. Duduk Dir.”

Andira duduk di kursi sebelah kanan Aluna, menyisakan satu kursi kosong tepat di depan sahabatnya yang terlihat begitu bahagia karena akhirnya ia bisa bertemu dengan pangeran impiannya setelah terpisah lautan hampir 3 tahun lamanya.

“Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin sekalian”

“Nanti aja gue pesennya. Lo mau pesen sekarang emang, Lun?”

“Tadinya, tapi karna lo pesennya nanti, yaudah gue juga nanti aja deh pesennya.”

“Yeh anak labil dasar.”

“Hahahaha biarin, yang penting Bahagia”

“Bahagia banget ya mbak nya yang mau ketemu calon suami.” Dira meledek Aluna, alhasil wajah sahabatnya langsung memerah seperti kepiting rebus. Aluna selalu berhasil salah tingkah setiap kali mendengar kata-kata “Calon Suami”

Ya, Aluna dan Xavier memang sudah bertunangan sejak tiga tahun lalu, tepat satu hari sebelum keberangkatan Xavier untuk berlayar mengarungi samudera.

“Cie.. cie.. ada yang blushing hahahaha”

“Ssstttt berisik ih” Aluna terlihat salah tingkah, gadis itu menutupi wajahnya yang kemerahan akibat diledek oleh sahabatnya.

Disela-sela gelak tawa Dira, laki-laki yang menjadi topik perbincangan mereka pun terlihat memasuki pintu coffee shop. Laki-laki dengan tubuh tinggi dan berbadan atletis itu berjalan menghampiri Aluna, Xavier terlihat mengenakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu tua dengan celana jeans panjang, sepertinya laki-laki itu sempat berganti pakaian dari seragam menjadi pakaian santai.

“Assalamu’alaikum, Ocean.” Sapa laki-laki itu dengan senyum manis terpahat di wajah tampannya.

“Wa’alaikumussalam, Abang.” Jawab Aluna yang terpaku menatap wajah laki-laki yang begitu ia rindukan selama tiga tahun ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • YOU   BAB 11

    Adzan Subuh baru saja selesai berkumandang, Aluna sudah siap melaksanakan Sholat Subuh Ketika smartphone nya berdering tanda ada panggilan masuk. Gadis itu pun berjalan menuju tempat tidur dimana smartphone nya berada, layarnya menyala terang dan terdapat nama Fahrunissa di layar sebagai si pemanggil.Aluna mengangkat panggilan tersebut. “Assalamu’alaikum, kenapa Nis?”“Wa’alaikumussalam. Udah jalan belom lo, Ndut?”“Belum. Mau Sholat dulu abis itu jalan. Lo udah jalan emang?”“Udah. Lagi di Mushola terminal mau Sholat trus naik bus hijau yang jurusan kampus.”“Oalah oke, nanti kalo gue udah di Transjakarta, gue kabarin lo ya.”“Oke.”“Hati-hati di jalan, Nis.”“Iyaa. Lo juga yaa Ndut. Assalamu’alaikum.”“Wa’alaikumussalam.”Aluna meletakkan kembali smartphone hitamnya, Ia be

  • YOU   BAB 10

    Aluna baru saja turun dari angkutan perkotaan tepat di depan gerbang masuk kampusnya, disana ia sudah disambut oleh ketiga teman dekatnya yaitu Keyara, Nasyika dan Fahrunnisa. Hari ini para panitia E-Fest tengah disibukkan dengan kegiatan Technical Meeting perlombaan yang mana akan diadakan minggu depan di kampus Aluna. Sudah sejak satu minggu yang lalu mereka berempat menjadi lebih sibuk dari biasanya, Aluna, Nasyika dan Nissa yang bertugas pada divisi LO (Liaison Officer) pun sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah yang menjadi peserta pada perlombaan yang diselenggarakan di E-Fest nanti, sedangkan Keyara yang bertugas di divisi soal pun sudah menyusun dan menyiapkan soal-soal yang akan diperlombakan dengan teman-teman satu divisinya.“Tumben lo baru dateng.” Keyara berujar.“Ketinggalan Transjakarta pertama tadi, jadi naik bus yang ke dua deh.”“Almet lo pake, Lun.” Nasyik

  • YOU   BAB 9

    Harapan dan angan mengecap kebahagiaan kini telah sirna,Digantikan dengan kecewa.Tak sadarkah kamu, bahwa aku terluka?Bukankah kamu rasakan hal yang sama?Lantas, mengapa kamu meminta menyudahi kisah kita? -Aluna Ocean AndromedaSesuai permintaan Aluna, malam ini Xavier bertandang ke rumah Aluna untuk menghadap kedua orang tuanya. Seperti biasa, kedatangan Xavier selalu disambut ramah oleh ayah dan ibu Aluna. Jika biasanya, Xavier datang untuk bersilaturahmi, sekadar main atau melepas rindu dengan Aluna dan ayah ibu nya setelah berlayar, kali ini kedatangannya malah membawa kabar yang kurang baik. Setelah dipersilakan masuk, mereka duduk bersama di ruang keluarga, lalu laki-laki itu meminta izin untuk mengutarakan maksud dan tujuannya datang kali ini. Xavier berusaha dengan tenang dan hati-hati menjelaskan inti percakapannya dengan Aluna yang terjadi di coffee shop siang tadi kepada ibu dan ayah. Aluna pun ikut memberikan

  • YOU   BAB 8

    Suasana di coffee shop semakin ramai, kursi-kursi yang sebelumnya kosong pun kini sudah mulai terisi oleh pengunjung yang mulai berdatangan. Sedangkan mereka yang sejak tadi masih sibuk dengan layar laptop dan sedang belajar pun masih tetap stay di kursi mereka masing-masing, membuat seluruh kursi-kursi di indoor area coffee shop penuh, hanya tersisa beberapa kursi kosong saja di outdoor area.Aluna, Xavier dan Dira sudah sejak tadi sibuk berbincang-bincang, Xavier pun menceritakan apa saja aktifitas kesehariannya di kapal selama dirinya pergi berlayar, dan Aluna pun menceritakan kesehariannya di rumah dan di kampus kepada Xavier. Hari itu mereka berbagi keluh kesah kesehariannya masing-masing dan bertukar rindu satu sama lain setelah sekian lama berpisah, sesekali bernostalgia ketika mereka berdua masih bersekolah di sekolah yang sama semasa Sekolah Menengah Pertama ditemani dengan cake dan minuman pesanan masing-masing. Dua Scarl

  • YOU   BAB 7

    Aluna sangat senang, karena akhirnya rindu yang selama ini ia simpan rapih di hatinya dapat terbayarkan dengan melihat sosok laki-laki pujaannya di depan mata. Jantungnya pun berdegub kencang, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Aluna, wajahnya semakin memerah tatkala manik mata coklat tua milik Xavier menatapnya, sungguh euphoria yang tidak biasa ia rasakan dan kebahagiaan yang tidak dapat ia gambarkan.Melihat Aluna dan Xavier yang masih saling tatap, Dira pun mulai merasa bahwa keberadaannya dilupakan. “ekhem, mon maap nih yee mas, mbak ada orang lain loh di sini.” Dira yang merasa diacuhkan pun bersuara.“Oiya lupa ada orang ketiga hehehe, dan biasanya sih kalo ada cewe sama cowo lagi berduaan, yang ke tiga itu setan, Dir.”“Jadi maksud lo, gue setan gitu, Lun? Ngajak berantem nih anak ya lama-lama.”“Hahahahaha” Aluna tertawa mendengar perkataan sahabatnya, sedangkan Xavier

  • YOU   BAB 6

    Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status