Share

BAB 6

Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.

Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kembali melihat jam tangan berwarna biru laut di pergelangan tangan kirinya, masih ada waktu sekitar 10 menit lagi sebelum berangkat ke tempat yang telah mereka tentukan untuk bertemu. Menjelang waktu yang telah ditetapkan, Aluna membuka smartphone nya untuk menghubungi Andira -salah satu sahabat Aluna semasa SMA- Aluna juga meminta Dira untuk ikut menemani dirinya ketika hendak bertemu Xavier nanti.

AlunaOcean

Dir, sebentar lagi gue otw ke Coffee Shop. Lo juga siap-siap ya, biar nanti kita nyampe nya nggak jauh beda.

Andiradira

Iye gue udah rapih, nanti kalo otw kabarin biar gue otw juga.

AlunaOcean

oke mantap, gue mau pesen ojek o****e dulu, nanti kalo udah dateng ojolnya gue kabarin.

Andiradira

oke

Selesai menghubungi Dira, Aluna langsung membuka aplikasi ojek o****e untuk kemudian memesan driver yang akan mengantarkan dia ke tempat tujuan. Aluna tidak dijemput oleh Xavier, dikarenakan Xavier sudah pergi sejak pagi-pagi buta untuk menyelesaikan urusan pekerjannya sebelum nanti bertemu dengan Aluna. Mereka berdua sepakat untuk bertemu di salah satu Coffee Shop ternama di daerah Matraman. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Aluna untuk mendapatkan driver, karena lokasi rumah Aluna yang strategis yaitu di dekat SMA sehingga membuat beberapa driver ojek o****e sering mangkal dan duduk-duduk di warung kopi dekat sekolah.

“Oke, udah dapet abang driver nya, saatnya kita berangkat.”

Bergegas, gadis itu mengambil sling bag berwarna senada dengan outfit yang ia kenakan. Aluna berjalan menuruni tangga untuk menghampiri ibu nya yang sedang memasak di dapur untuk berpamitan kepada sang ibu, mencium punggung tangannya dan kemudian berjalan menuju titik jemput yang terdaftar pada aplikasi ojek o****e tadi.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi Aluna untuk tiba di lokasi tujuannya, begitu turun dari motor, Aluna merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan karena tertiup angin selama diperjalanan. Setelah merasa lebih rapih, gadis itu berjalan memasuki coffee shop tempat mereka akan bertemu nantinya.

Coffee shop ini memiliki area indoor dan outdoor, dimana pada area outdoor biasa dijadikan smooking area bagi mereka yang ingin menikmati kopi sambil merokok, atau mereka-mereka yang memang lebih menyukai outdoor area dibandingkan indoor. Aluna begitu membenci asap rokok, -karena asap rokok dapat membawa penyakit kepada mereka yang tidak merokok namun menghirup asap rokok tersebut (perokok pasif)- gadis itu akan langsung terbatuk-batuk setiap kali ia mencium asap rokok, maka dari itu Aluna lebih menyukai indoor area untuk menghindari asap rokok.

Aroma kopi dan alunan musik langsung memenuhi indera penciuman dan indera pendengaran Aluna begitu gadis itu membuka pintu masuk coffee shop, aroma yang selalu Aluna sukai setiap kali ia datang ke tempat-tempat seperti ini. Suasana di coffe shop cukup ramai pada hari itu, beberapa meja terlihat diisi oleh orang-orang dengan pakaian rapih yang sibuk menatap layar laptopnya, tatapan mereka begitu fokus hingga tidak sadar bahwa pesanan mereka sudah selesai dibuat dan nama mereka dipanggil oleh barista sejak tadi. Beberapa meja lagi diisi oleh anak muda yang sibuk belajar dengan beberapa buku yang berada di meja mereka, dan beberapa diisi oleh orang-orang yang hanya sekedar ingin bersantai sambil menikmati kopi di coffe shop ternama ini, sesekali berbincang dengan partner mereka atau terlihat memainkan smartphone nya masing-masing.

Indoor area coffee shop ini cukup luas dengan nuansa ramah lingkungan, hal ini terlihat dari banyaknya ornament kayu disekeliling ruangannya. Kursi dan meja-meja yang terbuat dari kayu, rak-rak pajangan yang memuat merchandise-merchandise coffee shop tersebut juga terbuat dari kayu, dan meja barista di sebelah kanan pintu masuk yang juga terbuat dari kayu.

Para barista terlihat sibuk bekerja, ada yang bertugas melayani pelanggan, ada yang sedang menyiapkan pesanan pelanggan, dan ada pula yang tengah sibuk memanggil-manggil nama pelanggan karena pesanan mereka sudah siap. Aluna melihat sekeliling untuk mencari kursi kosong, ia melihat ada satu kursi kosong yang muat untuk tiga orang di sudut ruangan. Gadis itu berjalan melewati meja barista menuju kursi tersebut, ia mengambil posisi duduk menghadap ke pintu masuk agar memudahkannya untuk melihat siapa saja yang datang, barangkali Xavier atau Dira sebentar lagi sampai.

Sambil menunggu kedua orang itu tiba, Aluna mengeluarkan smartphone hitam miliknya  dari saku gamis, membuka aplikasi Line untuk menghubungi Dira.

AlunaOcean

Diirrr, gue udah sampe. Nanti lo langsung masuk aja ya, gue duduk di bangku pojok, lumayan rame soalnya di sini.

Andiradira

Oke, gue sebentar lagi sampe.

Aluna memainkan smartphone nya untuk mengusir rasa bosan, membuka aplikasi I*******m dan melihat-melihat postingan teman-temannya di dunia maya. Berselang 5 menit kemudian Andira terlihat memasuki coffee shop, gadis itu mengenakan gamis hitam dan khimar navy bermotif bunga-bunga. Aluna tersenyum dan melambaikan tangan, Dira yang melihat itu pun langsung menghampiri Aluna.

“Assalamu’alaikum” Sapa Dira.

“Wa’alaikumussalam, akhirnya sampe juga ya lo. Duduk Dir.”

Andira duduk di kursi sebelah kanan Aluna, menyisakan satu kursi kosong tepat di depan sahabatnya yang terlihat begitu bahagia karena akhirnya ia bisa bertemu dengan pangeran impiannya setelah terpisah lautan hampir 3 tahun lamanya.

“Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin sekalian”

“Nanti aja gue pesennya. Lo mau pesen sekarang emang, Lun?”

“Tadinya, tapi karna lo pesennya nanti, yaudah gue juga nanti aja deh pesennya.”

“Yeh anak labil dasar.”

“Hahahaha biarin, yang penting Bahagia”

“Bahagia banget ya mbak nya yang mau ketemu calon suami.” Dira meledek Aluna, alhasil wajah sahabatnya langsung memerah seperti kepiting rebus. Aluna selalu berhasil salah tingkah setiap kali mendengar kata-kata “Calon Suami”

Ya, Aluna dan Xavier memang sudah bertunangan sejak tiga tahun lalu, tepat satu hari sebelum keberangkatan Xavier untuk berlayar mengarungi samudera.

“Cie.. cie.. ada yang blushing hahahaha”

“Ssstttt berisik ih” Aluna terlihat salah tingkah, gadis itu menutupi wajahnya yang kemerahan akibat diledek oleh sahabatnya.

Disela-sela gelak tawa Dira, laki-laki yang menjadi topik perbincangan mereka pun terlihat memasuki pintu coffee shop. Laki-laki dengan tubuh tinggi dan berbadan atletis itu berjalan menghampiri Aluna, Xavier terlihat mengenakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu tua dengan celana jeans panjang, sepertinya laki-laki itu sempat berganti pakaian dari seragam menjadi pakaian santai.

“Assalamu’alaikum, Ocean.” Sapa laki-laki itu dengan senyum manis terpahat di wajah tampannya.

“Wa’alaikumussalam, Abang.” Jawab Aluna yang terpaku menatap wajah laki-laki yang begitu ia rindukan selama tiga tahun ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status