Share

BAB 4

Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, hari dimana dilaksanakannya acara Pelatihan Tingkat Dasar yang diikuti oleh Aluna dan ketiga sahabatnya. Pagi ini Aluna berangkat ke kampus diantar oleh sang ayah, karena ia harus sudah tiba di kampus pukul lima pagi sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kak Dipta, kakak fasilitator yang bertanggung jawab atas kelompoknya Aluna.

Sepanjang perjalanan, Aluna menguap sesekali. Gadis itu masih sedikit mengantuk karena ia tidur larut tadi malam dan harus sudah bangun pada pukul 03.30 pagi, untuk kemudian bersiap-siap berangkat ke kampus pada pukul 04.00 pagi. Aluna tidur larut malam karena ia terus memikirkan akan seperti apa acara Pelatihan Tingkat Dasar ini, apakah akan sama seperti ketika ia mengikuti acara pelantikan ekskul paskibra dulu ketika ia masih SMP dan SMA. Aluna terus memikirkan hal itu sembari mengingat-ingat kembali pengalamannya di masa sekolah menengah dulu. Dalam benaknya, Aluna sudah menyiapkan dirinya untuk kemungkinan terburuk yang akan ia hadapi, dirinya masih mengingat betul bagaimana ketika ia dan teman-temannya dulu mengikuti pelantikan ekskul paskibra, bagaimana lelahnya mengikuti rangkaian acara mulai dari materi ruangan, berlanjut dengan materi lapangan dimana ia dan teman-temannya di tes terkait kekompakkan gerakan mereka sebagai satu pasukan, hingga akhirnya waktu makan malam tiba. Sebenarnya bisa dikatakan itu merupakan makan malam yang tidak akan pernah bisa dilupakan Aluna seumur hidupnya, makan malam di lorong sekolah yang gelap, dimana hanya dengan cahaya senter yang diarahkan oleh senior-seniornya lah yang menjadi penerangan mereka selama makan malam, suasana sekolah yang sunyi berubah menjadi ramai akan teriakan-teriakan senior mereka sebagai backsound makan malam nan indah itu, mereka diharuskan untuk menghabiskan makanan dalam kurun waktu 5 menit dan harus bersih tanpa boleh menyisakan satu butir nasi, hingga tidak ada yang tersisa pada kertas nasi tempat mereka makan maupun yang berserakan di lantai. Mengingat kejadian itu, membuat Aluna bergidik ngeri dan hal inilah yang membuat ia sulit terlelap malam tadi.

Jalanan masih begitu lengang, mengingat memang masih sangat pagi bagi orang-orang untuk memulai aktivitas mereka. Sepanjang perjalanan, Aluna sesekali menaikkan bahunya untuk meredakan rasa pegal yang ia rasa akibat membawa beban berat pada punggungnya – yaitu tas yang berisi segala perlengkapan untuk acara Pelatihan Tingkat Dasar selama 3 hari 2 malam nanti.

Sejuknya udara di pagi hari dan semilir angin yang menerpa wajahnya membuat hawa kantuk melekat pada gadis itu, apalagi semalam ia tidak tidur dengan nyenyak akibat terlalu gelisah memikirkan hari ini.

“Jangan tidur ya, nanti jatuh.” Ayahnya mengingatkan, khawatir jika putri tunggalnya tiba-tiba tertidur ketika masih dalam perjalanan.

“Iya yah, Luna nggak tidur kok.” kilahnya, walau sebenarnya gadis itu sudah tak kuasa menahan kantuknya sejak tadi, alhasil sesekali Aluna memejamkan matanya walau sebentar, dan sepersekian detik kemudian Aluna tersadar jika ia masih berada diatas motor dan tidak ingin jika nantinya akan terjatuh atau terjungkal dari motor— akan jadi hal yang memalukan sekali bukan?

***

Sungguh tiga hari dua malam kebelakang adalah hari-hari yang melelahkan bagi Aluna, dan hari ini adalah hari terakhir rangkaian acara Pelatihan Tingkat Dasar. Sore ini, seluruh peserta sudah kembali ke kampus—karena kegiatan ini di laksanakan di salah satu villa di kawasan Puncak, Bogor. Saat ini, Aluna juga teman-temannya yang lain sedang berkumpul berbaris sesuai intruksi dari kakak-kakak panitia kegiatan, mereka duduk rapih sesuai dengan kelompoknya masing-masing lengkap dengan memakai atribut Pelatihan Tingkat Dasar seperti name tag juga pita penanda – bagi peserta yang sakit selama kegiatan berlangsung.

“Oke, sekarang kita akan umumin kelompok terbaik Pelatihan Tingkat Dasar tahun ini yeeeyyy” seru salah satu kakak tingkat dengan semangat sambil mengangkat tinggi-tinggi kotak hadiah bagi pemenang kelompok terbaik.

“Kira-kira kelompok siapa hayoo yang terpilih sebagai kelompok terbaik tahun ini??” kakak tadi kembali memancing semangat peserta Pelatihan Tingkat Dasar yang sebetulnya sudah sangat lelah namun masih harus menunggu di kampus sampai barang-barang lainnya – termasuk barang sitaan dan juga smartphone – mereka di kembalikan. – karena selama perjalanan, kendaraan untuk mengangkut barang dan peserta dipisah.

“Siapa yaa kak pemenang kelompok terbaik??” ujar salah satu kaka tingkat lain menimpali.

“Oke langsung aja kita umumin ya pemenangnya. Kelompok terbaik pada kegiatan  Pelatihan Tingkat Dasar tahun ini jatuh kepada kelompok….. SATU, yeeaayyy, selamat kepada kelompok satu, dimohon untuk ketua kelompoknya bisa maju ke depan buat ambil hadiahnya.”

Ketua kelompok 1 pun berdiri dan berjalan ke depan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kakak berkerudung navy tadi, penyerahan hadiah pun dilakukan dan tak lupa untuk di dokumentasikan.

“Selamat kepada kelompok satu, hadiahnya jangan lupa dibagi-bagi ke temen kelompoknya yaa. Selanjutnya, saya akan umumin peserta terbaik Pelatihan Tingkat Dasar tahun ini. Hayoo siapa coba kira-kira?” lagi-lagi kaka tadi kembali memancing semangat para peserta Pelatihan Tingkat Dasar.

“Pada penasaran nggak kira-kira siapa dia?”

“Penasaran kaakk” jawab para peserta kompak.

“Langsung aja ya kakak umumin pemenangnya, dan selamat kepada ananda Fazam Atalarik Kautsar yang terpilih sebagai peserta terbaik Pelatihan Tingkat Dasar tahun ini yeeyyy.” Seru kakak tadi dengan riang sambil bertepuk tangan, laki-laki yang bernama Fazam tadi pun berdiri dan menghampiri kakak tersebut untuk pemberian hadiah.

“Oh dia, ini kan si pimpinan sidang pas kegiatan simulasi sidang semalem itu..” Seru Aluna dalam hati sambil memperhatikan laki-laki bernama Fazam tadi dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

“hmm.. wajar aja sih kalo dia yang kepilih, emang pantes sebagai peserta terbaik, keliatan dari cara dia memimpin jalannya simulasi sidang.” Lanjut Aluna dalam hatinya sambil tersenyum.

Usai pemberian hadiah kepada kelompok juga peserta terbaik, kini saatnya penyampaian kesan dan pesan peserta selama mengikuti kegiatan Pelatihan Tingkat Dasar.

Aluna mengucap syukur sebanyak-banyaknya karena ternyata acara tersebut berjalan tidak semenakutkan yang ia bayangkan juga tidak semenyeramkan acara Pelantikan Ekstrakurikuler Paskibra nya dulu di SMA. Memang benar mereka tetap mendapat omelan-omelan dari kakak Komdis — komisi Disiplin – yang bertugas untuk mendisiplinkan para peserta selama kegiatan berlangsung, menggeledah isi tas untuk mencari dan menyita barang bawaan yang tidak seharusnya dibawa atau tidak sesuai dalam peraturan – termasuk smartphone – agar para peserta bisa fokus mengikuti jalannya acara.

Setelah beberapa perwakilan peserta menyampaikan kesan dan pesannya, barulah para panitia mengembalikan smartphone juga barang sitaan peserta melalui kakak fasilitator dari masing-masing kelompok agar tetap kondusif, mengingat hari yang semakin malam dan peserta sudah ingin cepat-cepat pulang, setelah memastikan tidak ada smartphone atau pun barang berharga peserta yang tertinggal, para peserta Pelatihan Tingkat Dasar diizinkan pulang dan beristirahat di rumah, untuk kembali mengikuti perkuliahan seperti biasa pada esok pagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status