Setelah gagal menikah dengan Xavier, laki-laki yang ia cintai delapan tahun lamanya. Kini, Aluna harus berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan luka batinnya, luka tak kasat mata yang mampu membuatnya menderita. Menangis setiap malam karena teringat kenangan indah dengan sang mantan kekasih yang begitu ia cinta. Ketika Aluna tengah berjuang dengan luka, ia bertemu dengan Fazam yang merupakan teman satu kampusnya. Hadirnya Fazam bagai penawar luka yang tengah ia rasa. Namun, itu semua hanya di awal saja. Hubungannya dengan Fazam lama kelamaan berubah menjadi sebuah hubungan yang tidak sehat atau biasa disebut Toxic Relationship yang membuat Aluna menjadi jauh dari sahabat-sahabatnya, membuat gadis itu kembali mendapatkan luka karena cinta dari orang yang berbeda dan bahkan sempat terpikir untuk mengakhiri hidupnya saja. Inilah kisah hidup seorang gadis bernama Aluna Ocean Andromeda. Kisah hidup dengan lika-liku persoalan remaja yang tengah beranjak dewasa. Cinta, persahabatan, juga keluarga menjadi bumbu-bumbu kehidupan yang begitu berwarna. Kamu yang pernah singgah, dan sempat membersamai dalam jejak langkah menapaki jalan tak tentu arah menorehkan beragam untaian kisah.
Lihat lebih banyakHari ini, sebuah babak baru dalam kehidupan akan segera di mulai, hari dimana ia resmi menjadi mahasiswi setelah melewati masa orientasi selama tiga hari. Gadis itu tersenyum senang menatap pantulan dirinya di cermin yang berada di dalam kamarnya, ia merapihkan kembali khimarnya agar terlihat sempurna, senyum manis menghiasi wajahnya hingga menampakkan lesung pipit di sebelah kanan pipinya. Setelah memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan penampilannya, gadis itu bergegas mengambil tas ransel berukuran sedang berwarna hitam di atas kasur yang memang sudah ia siapkan sejak tadi, ia menghampiri sang ibu yang berada di bawah untuk berpamitan.
"Luna berangkat kuliah dulu ya bu." Pamitnya sambil mencium punggung tangan ibunya itu dengan sopan.
"Iya, hati-hati ya Lun, di cek lagi barang-barangnya ada yang ketinggalan nggak? Kampus mu jauh loh sekarang, nggak kayak SMA mu yang tinggal nyebrang doang." Pesan sang ibu kepada putri semata wayangnya.
Aluna mengangguk sambil tersenyum, "udah siap semua kok bu, jalan dulu ya, Assalamu'alaikum" pamit gadis itu dan melangkah keluar rumah untuk menghampiri sang ayah yang memang sudah menunggu sejak tadi lengkap dengan kendaraan beroda dua juga helm untuk mengantar putri tunggalnya berangkat kuliah di hari pertamanya menjadi mahasiswi itu.
"Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya sang ayah memastikan sambil memberikan satu buah helm kepada putrinya.
"Engga yah."
Sepanjang perjalanan menuju tempatnya menimba ilmu untuk jenjang yang lebih tinngi, Aluna tidak berhenti tersenyum sambil memperhatikan sekitar, menikmati udara segar ibu kota di pagi hari yang belum terpapar polusi akibat kendaraan bermotor, membiarkan semilir angin menerpa wajahnya sambil tetap tersenyum dan mengucap syukur kepada Ilahi Rabbi karena masih memberinya kesempatan untuk hidup di hari ini.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak ya Allah atas segala kebaikan mu" bisiknya kepada angin pagi dengan senyum tulus.
***
"Baik saya rasa cukup untuk perkuliahan hari ini, sampai bertemu minggu depan dan jangan lupa dikerjakan tugas yang sudah saya berikan." ujar Pak Candra dosen mata kuliah Ekonomi Mikro sebelum berlalu meninggalkan kelas.
AlunaOcean
(Udah dimana bang?)
XavierAG
(Masih di daerah Batam nih, kamu nggak kuliah?)
"Aluna." Panggil seseorang, yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum menatap si pemanggil.
"Iya Nisa, kenapa?"
"Kita pada mau makan, lo nggak makan?" Tanya gadis berkerudung hitam yang bernama Fahrunnisa, salah satu teman sekelas Aluna.
"Kalian pada makan dimana emang?"
"Di depan sambil lesehan, lo bawa bekel nggak? Kita pada bawa bekel soalnya."
"Bawa kok, bentar ya gue ambil kotak bekel gue dulu, lo duluan aja ke depan nanti gue nyusul." Mendengar itu, Nisa pun meninggalkan Aluna yang masih sibuk mencari kotak bekalnya.
Aluna memeriksa isi tas nya untuk mencari kotak bekal yang memang sudah ia siapkan sejak tadi, begitu gadis itu menemukan apa yang ia cari, Aluna bergegas ke depan menyusul teman-temannya yang sudah menunggu sejak tadi.
Baru beberapa langkah Aluna berjalan meninggalkan kursi tempat ia duduk, gadis itu harus kembali lagi ke kursinya karena ia lupa membawa smartphone hitam yang memang sejak tadi sedang ia gunakan karena sedang berkabar dengan seseorang yang jauh di sana.
"Lama amat yang ngambil kotak bekel doangan." Ujar Keyara begitu melihat Aluna berjalan menghampiri mereka, mendengar itu Aluna hanya tersenyum sambil mengangkat smartphone nya , "Tadi pas udah mau ke luar balik lagi gara-gara lupa bawa ini." balas Aluna.
Gadis itu berjalan menghampiri ketiga teman barunya, mereka berkenalan tadi pagi saat sebelum mata kuliah pertama dimulai, itu pun karena mereka duduknya berdekatan sehingga mudah akrab satu sama lain. Aluna sendiri masih belum terlalu hafal dengan teman-teman sekelasnya karena ini baru hari pertama mereka berkuliah di semester 1 dan menjalani hidup sebagai seorang Maba alias Mahasiswa Baru.
"Sorry ya lama hehe" Aluna duduk di sebelah Nisa sambil meletakkan kotak bekal berwarna biru muda kesayangannya juga tumblr berwarna senada dengan kotak bekal yang gadis itu bawa.
"Biru semua perasaan barang-barang lo." Nasyika mengomentari kotak bekal juga tumblr yang dibawa teman barunya, Aluna tersenyum mendengar perkataan temannya.
"Iya, gue suka banget warna biru soalnya. Ini tuh namanya Biru Luna dan memang kebanyakan barang gue itu yaa warnanya biru Luna."
"Mana ada warna biru Luna, ngarang aja lo ah. Itu mah warna biru laut kali bukan biru Luna, ganti-ganti nama warna aja lo Lun." Keyara menyahut sebelum menyuapkan sesendok nasi beserta ayam goreng ke dalam mulutnya.
"Ih ini tuh namanya warna biru Luna, karena gue suka banget sama warna ini makanya namanya berubah jadi warna biru Luna, pokoknya setiap hal yang gue sukai di dunia ini harus ada embel-embel 'Luna' dibelakangnya." Aluna berujar mantap, matanya berbinar penuh bahagia setiap kali membahas hal-hal yang disukainya.
"Iya udah serah lo aja dah Lun." Nasyika menengahi sebelum kembali menyuapkan bekal yang ia bawa.
Mereka berempat tengah makan bersama di selasar gedung prodinya yaitu selasar Pendidikan Ekonomi, tepatnya di depan kelas PE 3 atau Pendidikan Ekonomi 3. Siang itu selasar Pendidikan Ekonomi cukup ramai sehingga hanya ada satu meja kosong tepat di depan kelas PE 3, meja itu lah yang dijadikan Aluna, Fahrunnisa, Keyara juga Nasyika untuk menikmati bekal yang mereka bawa.
Selasar Pendidikan Ekonomi menjadi tempat favorit banyak orang, karena lokasinya yang berada di lantai 1, di depan kelas-kelas mahasiswa semester 1 dan terdapat meja-meja untuk lesehan bagi mereka yang lebih suka duduk lesehan dan sementara bagi mereka yang suka duduk di kursi, selasar Pendidikan Ekonomi juga menyediakan kursi dengan meja-meja tinggi. Di selasar Pendidikan Ekonomi juga di sediakan fasilitas Wi-Fi dan dilengkapi stop kontak, hal ini lah yang membuat selasar Pendidikan Ekonomi menjadi tempat favorit mahasiswa untuk sekedar bersantai atau mengerjakan tugas di sana.
AlunaOcean
(kuliah kok, ini lagi makan bekel bareng temen-temen di selasar)
Aluna membalas pesan Xavier yang tadi sempat tertunda karena harus mencari kotak bekal dan menyusul teman-temannya yang berada di selasar.
Aluna kembali melanjutkan memakan bekalnya sambil sesekali bertukar cerita kepada teman barunya, suasana selasar yang cukup ramai oleh suara-suara mahasiswa lain yang tengah duduk di sana dan lalu lalang orang-orang yang lewat di belakang mereka pun membuat mereka berempat harus sedikit mengencangkan suaranya ketika sedang berbicara, agar terdengar jelas dan meminimalisir salah dengar.
Ketika Aluna hendak menyuapkan lagi nasi ke mulutnya, smartphone gadis itu bergetar dan menyala, memunculkan sebuah notifikasi masuk dari orang yang sejak tadi menghubunginya.
XavierAG
(Kamu bawa bekel?? Tumben banget bawa bekel, biasanya juga pesen makan lewat ojek o****e)
AlunaOcean
(Nggak ah, lagi pengen bawa bekel aja ke kampus. Lagian aku juga belum tau mall dekat sini itu dimana, jadi nggak pesan makan lewat ojek o****e deh. Kamu lagi nggak sibuk emang? Tumben banget bisa chat lama sama aku)
"Maen hp mulu lo, lagi chat sama siapa siii ceilaahh... Cerita dong sama kita." Ledek Nisa kepada Aluna karena gadis itu terlihat beberapa kali memainkan smartphone nya, padahal mereka sedang makan bersama.
Aluna tertawa kecil mendengar ledekan Nisa, "Kepo yaaaa, nanti aja gue ceritain tentang dia ke kalian."
Smartphone Aluna kembali bergetar, sebuah balasan kembali masuk dari Xavier.
XavierAG
(Iya lagi cukup senggang dan mumpung lagi ada sinyal di kapal, makanya bisa chat lama sama kamu.)
Aluna mengangguk-anggukan kepala nya pelan ketika membaca balasan pesan dari Xavier, laki-laki yang sudah menemani hari-harinya selama hampir 7 tahun itu.
"Pantes, lagi ada sinyal toh." Gumam Aluna pelan sebelum kembali memberikan balasan.
AlunaOcean
(Pantes, ternyata lagi ada sinyal toh.. Biasanya kan kamu sibuk dan jarang bales chat aku karna sinyal langka😋)
XavierAG
(Nah maka dari itu sekarang mumpung lagi ada waktu dan sinyal aku mau chat terus sama kamu, oiya Insyaa Allah akhir tahun nanti aku pulang, semoga bisa sampe di Jakarta sebelum kamu ulang tahun yaa, biar kita bisa ngerayain ulang tahun barengan.)
"aaaaaa abang pulang." pekik Aluna kegirangan yang berhasil membuat beberapa orang menoleh ke arahnya dan membuat ketiga temannya menatap Aluna bingung, yang ditatap malah bodo amat dan kembali memberikan balasan dengan senyum yang terus terkembang dan perasaan hangat di hati, rindu yang selama ini ia simpan rapih kini akan tersalurkan kepada pemiliknya, karena tak lama, hanya sekitar empat bulan lagi mereka akan bertemu kembali
AlunaOcean
(Oceeeee, See u abang. Can't wait to meet you again, semangat kerjanya😊😉)
XavierAG
(See u soon, Ocean)
Adzan Subuh baru saja selesai berkumandang, Aluna sudah siap melaksanakan Sholat Subuh Ketika smartphone nya berdering tanda ada panggilan masuk. Gadis itu pun berjalan menuju tempat tidur dimana smartphone nya berada, layarnya menyala terang dan terdapat nama Fahrunissa di layar sebagai si pemanggil.Aluna mengangkat panggilan tersebut. “Assalamu’alaikum, kenapa Nis?”“Wa’alaikumussalam. Udah jalan belom lo, Ndut?”“Belum. Mau Sholat dulu abis itu jalan. Lo udah jalan emang?”“Udah. Lagi di Mushola terminal mau Sholat trus naik bus hijau yang jurusan kampus.”“Oalah oke, nanti kalo gue udah di Transjakarta, gue kabarin lo ya.”“Oke.”“Hati-hati di jalan, Nis.”“Iyaa. Lo juga yaa Ndut. Assalamu’alaikum.”“Wa’alaikumussalam.”Aluna meletakkan kembali smartphone hitamnya, Ia be
Aluna baru saja turun dari angkutan perkotaan tepat di depan gerbang masuk kampusnya, disana ia sudah disambut oleh ketiga teman dekatnya yaitu Keyara, Nasyika dan Fahrunnisa. Hari ini para panitia E-Fest tengah disibukkan dengan kegiatan Technical Meeting perlombaan yang mana akan diadakan minggu depan di kampus Aluna. Sudah sejak satu minggu yang lalu mereka berempat menjadi lebih sibuk dari biasanya, Aluna, Nasyika dan Nissa yang bertugas pada divisi LO (Liaison Officer) pun sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah yang menjadi peserta pada perlombaan yang diselenggarakan di E-Fest nanti, sedangkan Keyara yang bertugas di divisi soal pun sudah menyusun dan menyiapkan soal-soal yang akan diperlombakan dengan teman-teman satu divisinya.“Tumben lo baru dateng.” Keyara berujar.“Ketinggalan Transjakarta pertama tadi, jadi naik bus yang ke dua deh.”“Almet lo pake, Lun.” Nasyik
Harapan dan angan mengecap kebahagiaan kini telah sirna,Digantikan dengan kecewa.Tak sadarkah kamu, bahwa aku terluka?Bukankah kamu rasakan hal yang sama?Lantas, mengapa kamu meminta menyudahi kisah kita? -Aluna Ocean AndromedaSesuai permintaan Aluna, malam ini Xavier bertandang ke rumah Aluna untuk menghadap kedua orang tuanya. Seperti biasa, kedatangan Xavier selalu disambut ramah oleh ayah dan ibu Aluna. Jika biasanya, Xavier datang untuk bersilaturahmi, sekadar main atau melepas rindu dengan Aluna dan ayah ibu nya setelah berlayar, kali ini kedatangannya malah membawa kabar yang kurang baik. Setelah dipersilakan masuk, mereka duduk bersama di ruang keluarga, lalu laki-laki itu meminta izin untuk mengutarakan maksud dan tujuannya datang kali ini. Xavier berusaha dengan tenang dan hati-hati menjelaskan inti percakapannya dengan Aluna yang terjadi di coffee shop siang tadi kepada ibu dan ayah. Aluna pun ikut memberikan
Suasana di coffee shop semakin ramai, kursi-kursi yang sebelumnya kosong pun kini sudah mulai terisi oleh pengunjung yang mulai berdatangan. Sedangkan mereka yang sejak tadi masih sibuk dengan layar laptop dan sedang belajar pun masih tetap stay di kursi mereka masing-masing, membuat seluruh kursi-kursi di indoor area coffee shop penuh, hanya tersisa beberapa kursi kosong saja di outdoor area.Aluna, Xavier dan Dira sudah sejak tadi sibuk berbincang-bincang, Xavier pun menceritakan apa saja aktifitas kesehariannya di kapal selama dirinya pergi berlayar, dan Aluna pun menceritakan kesehariannya di rumah dan di kampus kepada Xavier. Hari itu mereka berbagi keluh kesah kesehariannya masing-masing dan bertukar rindu satu sama lain setelah sekian lama berpisah, sesekali bernostalgia ketika mereka berdua masih bersekolah di sekolah yang sama semasa Sekolah Menengah Pertama ditemani dengan cake dan minuman pesanan masing-masing. Dua Scarl
Aluna sangat senang, karena akhirnya rindu yang selama ini ia simpan rapih di hatinya dapat terbayarkan dengan melihat sosok laki-laki pujaannya di depan mata. Jantungnya pun berdegub kencang, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Aluna, wajahnya semakin memerah tatkala manik mata coklat tua milik Xavier menatapnya, sungguh euphoria yang tidak biasa ia rasakan dan kebahagiaan yang tidak dapat ia gambarkan.Melihat Aluna dan Xavier yang masih saling tatap, Dira pun mulai merasa bahwa keberadaannya dilupakan. “ekhem, mon maap nih yee mas, mbak ada orang lain loh di sini.” Dira yang merasa diacuhkan pun bersuara.“Oiya lupa ada orang ketiga hehehe, dan biasanya sih kalo ada cewe sama cowo lagi berduaan, yang ke tiga itu setan, Dir.”“Jadi maksud lo, gue setan gitu, Lun? Ngajak berantem nih anak ya lama-lama.”“Hahahahaha” Aluna tertawa mendengar perkataan sahabatnya, sedangkan Xavier
Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen