Share

Bab 2 ( Kehidupan Bebas Noah)

Pria yang di seberang telepon yang sedang menghubungi Noah itu tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Noah. Sepertinya dia masih memikirkan apa jawaban yang akan dia berikan pada Noah.

“Kenapa tidak menjawabku?” ulang Noah sekali lagi.

“Kondisinya kurang baik hari ini, tapi aku sudah bisa menanganginya. Datanglah ke sini, mungkin dia merindukan kamu, dan satu lagi ada hal penting yang aku ingin bicarakan sama kamu.”

“Iya, aku tau. Dan aku akan segera mendapatkannya.” Noah mengakhiri panggilannya. Dia beranjak dari tempatnya dan pergi dari sana, Noah memacuh motornya membela jalanan pagi itu yang masih sepi.

***

Brem ...

Brem ...

Brem ....

Suara mesin sepeda motor yang sedang di gas berkali-kali, terdemgar riuh,  dan suasana di sana sangat ramai, banyak sekali orang berkumpul dan juya banyak pengendara kendaraan bermotor sedang berjejer yang siap mengaduk kecepatan mereka.

Ya! Mereka sedang ada di sebuah jalanan sepi, di sebuah kota dengan penduduk yang tidak terlalu padat, kota indah yang terletak di suatu sudut tempat di belahan bumi ini, sebut saja Kota Pure line.

Para pemuda itu sedang bersorak menunggu juara bertahan mereka yang bernama Hugo, sekali lagi memenangkan pertandingan balap motornya.

One ...

Two ...

Three ...

Ucap seorang gadis yang berdiri di tengah jalan, di antara dua sepeda motor yang siap balapan. Gadis itu melempar kain merah ke atas, dan tidak lama, dua sepeda motor melaju dengan kencangnya memecah kesunyian malam kala itu. Kedua motor itu saling memacu kecepatan yang sama. Jalanan yang tadinya sepi berubah menjadi bising karena suara teriakan para penikmat balapan lainnya.

"Noah ... kamu pasti jadi juara!" teriak suara seorang lelaki yang berdiri sambil berjingkrak-jingkrak memutar putar jaket merahnya meneriaki sahabat baiknya yang sedang beradu motor di jalanan.

"Lihat saja, Dan! Temanmu itu akan kalah dengan Hugo. Malam ini gelar juara Hugo akan tetap menjadi milik Hugo," ucap Bruno salah satu sahabat dari Hugo.

Kedua motor itu masih saling memacu di jalanan dengan kecepatan yang sangat cepat. Sesekali mata mereka saling melirik dan tersenyum devil.

"Sebentar lagi mereka akan sampai di sini, aku tidak sabar mengetahui siapa yang akan menjadi juaranya," ucap gadis cantik dengan potongan rambut pendeknya dan pakaian serba hitam yang tampak sexy.

"Memangnya kamu mau memberi hadiah apa pada Noah kalau dia memenangkan pertandingan ini, Cilla?" tanya Daniel atau yang biasa dipanggil Dan ini pada Cilla-- wanita yang sudah lama menaruh hati pada Noah.

"Yang jelas aku akan memberikan malam yang menyenangkan buat Noah malam ini." Cilla tersenyum menggoda .Sudah banyak diketahui hubungan Cilla dan Noah seperti apa. Hubungan seperti sepasang kekasih, tapi mereka tidak punya punya ikatan apa-apa. Status pacar pun bukan apalagi suami istri. Namun, mereka sering tidur bersama.

Kehidupan Noah benar-benar berjalan semaunya. Keluarga? jangan ditanya tentang keluarganya, Noah bahkan tidak merasa memilik keluarga.

Citt ...

Terdengar suara ban motor berdecit dan kemudian suara riuh mulai terdengar keras di sana.

"Yeah ...!" Daniel berlari menuju Noah yang sudah sampai di garis finish dengan seringai devilnya.

"Noah ... Kamu memang yang terbaik. Aku tau! Kamu akan dapat mengambil gelar juara Hugo dengan mudah, dan kita akan bersenang-senang malam ini dengan uang yang kita menangkan." Daniel memeluk sahabatnya itu.

"Tentu saja, Dan." Noah mengacak-acak rambut Daniel.

"Hai, Jagoan." Tiba-tiba Cilla datang dan langsung memeluk Noah dan mendaratkan bibirnya tepat pada bibir Noah dengan sedikit lama. Dan Noah, menikmati hal itu.

"Oh God! Jangan lakukan itu di sini, kalian membuatku muntah," ucap Dan kesal.

Cilla melepaskan kecupannya. "Memangnya kenapa, Dan? Apa kamu tidak normal karena melihat hal itu?" tanya Cilla dengan senyum menggoda.

"Bukan tidak normal! Aku justru malah iri karena hal itu. Lihat saja kalau aku sudah dapat kekasih aku bisa lebih hot dari kalian."

"Sudahlah! Sebaiknya kita menemui Hugo dan menerima uang kemenangan kita." Noah turun dari motornya dan memeluk Daniel mengajaknya berjalan menemui Hugo yang sedang kesal karena kalah dalam balapan motor dengan Noah.

keempat pemuda itu sedang berdiri saling berhadapan. Mata Noah memicing melihat ke arah Hugo dan Bruno yang tepat berdiri di depannya.

"Hem ...!" Noah berdehem pelan, tertarik senyum di sudut bibir Noah.

"Berengsek! Aku benar-benar tidak menyangka akan kalah dengan kamu!" umpatnya kesal sambil menatap tajam pada Noah yang malah tersenyum menghina.

"Jangan banyak bicara, mana uangku? Dan aku akan segera pergi dari sini. Kita akan bersenang senang, Daniel." Noah sekali lagi memeluk sahabatnya itu dan menguyel-uyel kepala sahabatnya itu.

Hugo mengeluarkan segepok uang dan memberikan secara kasar pada Noah. Noah tidak memperdulikan hal itu, dia mengambil uang itu, kemudian sekali lagi dia memberikan senyum menghinanya.

"Oh ya! Ini uang tips buat kalian." Noah melempar beberapa lembar ke arah Bruno dan Hugo. "Aku bukan orang yang tidak berperikemanusiaan jadi aku memberi uang tips buat kalian." Noah tertawa dengan kerasnya berjalan pergi sambil memeluk Daniel.

"Kamu memang sang jagoan terhebat temanku, Noah!" seru Dan.

"Berengsek! Lain kali akan aku beri pelajaran si brengsek itu." Hugo berkacak pinggang sambil mendengus marah.

Noah dan Daniel berlari sambil berkejar-kejaran persis seperti anak kecil sedang bermain kejar-kejaran.

"Noah, kamu mau lakukan apa dengan uang kemenangan kamu itu?" tanya Daniel yang duduk di tengah jalan yang agak sepi.

Noah berjalan menghampiri sahabatnya itu dan dia duduk di samping sahabatnya itu. "Aku mau bersenang-senang di club. Apa kamu mau ikut? Aku akan mentraktir kamu minum sepuasanya." Noah merangkul temannya itu. "Besoknya aku akan pergi ke suatu tempat," ucap Noah terdengar lirih dan melihat ke temannya dengan serius.

"Kamu mau ke mana?" tanya Dan curiga.

"Kamu tidak perlu tau, karena bukan hal yang menyenangkan. Sudah! Ayo kita ke club, aku mau bersenang-senang." Noah menjitak kepala Daniel dan berlari dari sana.

"Auw ...!" Dan memegangi kepalanya yang terkena jitakan l, dan dia bangkit dari duduknya berlari mengejar Noah.

Dum ... dum ... dum

Terdengar suara musik yang sangat keras dan banyak sekali orang di sana, walaupun ini sudah tengah malam, tapi tempat itu tidak pernah sepi malah semakin malam semakin banyak orang berdatangan. Tubuh mereka saling bergerak mengikuti irama musik di sana.

"Seperti biasanya," ucap Noah kepada si pembuat minuman atau barista di sana.

"Noah!" Teriak Daniel karena suasana di sana sangat ramai jadi suara Daniel terdengar kecil.

"Ada apa?" jawab Noah dengan berteriak juga.

"Cilla tadi mencarimu dan katanya kalau kamu memengangkan balapan motor itu, dia akan menunggu kamu di tempat biasa," ucap Daniel sambil berteriak.

"Iya, aku tau. Nanti aku akan menemuinya." Noah meneguk minumannya, segelas vodka memasuki kerongkongan Noah dan dia meneguk lagi segelas.

"Kamu minumlah sepuasnya, aku akan menemui Cilla." Noah mematikan puntung rokoknya yang baru dia hisap beberapa kali dan berjalan pergi dari sana.

Daniel sudah biasa dengan sikap Noah seperti itu, dia memilih turun ke lantai dansa dan mencoba peruntungannya mendapatkan kenalan seorang gadis di sana.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status