Home / Fantasi / You're My Mirror / Chapter 3 - Girl in the Mirror

Share

Chapter 3 - Girl in the Mirror

Author: sirahshe_
last update Last Updated: 2021-09-15 22:09:32

Bara bangun kembali. "Sakit parah ini, mah!" keluhnya kesal bersama ringisan, tangannya mengusap-usap kepala yang sepertinya akan timbul benjolan.

Tak lama ia membalikkan badan sedikit menghentakkan, menyingkirkan semua bantal dengan brutal, dan menemukan benda yang menjadi penyebab kepalanya sakit.

Rupanya sebuah cermin. "Cih! Cermin aja banyak tingkah, segala bikin gue hampir benjol, eh bakal benjol." Ia memungut cermin berbentuk oval dengan hiasan berwarna emas di pinggirnya.

"Bentukannya jadul gini pasti cermin kakek, nih," gumamnya. "Yang bener aja, masa kakek ngaca dulu sebelum tidur." Ia tertawa terkikik, membayangkan apa yang diucapkannya benar terjadi, pasti akan sangat menggemaskan. 

Puas tertawa, ia berdehem. "Maaf, ya, Kek." Ia mendongak takut kakeknya memperhatikan tingkah konyolnya. 

"Coba gue liat." Ia kembali fokus pada cermin itu, membolak-balikannya secara perlahan, mengamati secara terperinci bentuk cermin itu.

"Menarik juga," ungkapnya. "Kek cermin emak tirinya si Snow White. Eh, emang gini, ya, bentuknya?" Sekali lagi ia membolak-balikkan cermin itu.

"Cih! Si Cantik yang tak berakhlak!" sarkasnya mengingat bagaimana buruknya perilaku ibu tiri dari Snow White, kemudian dengan santai ia melayangkan cermin di genggamannya ke sembarang arah dan kembali berbaring, menganggap tidak penting cermin cantik tersebut. 

Untung saja cermin itu tidak menyentuh lantai, terjatuh tepat di bibir kasur membuatnya sedikit aman dari benturan dan pecah.

Mata Bara mulai tertutup, rasa kantuknya tiba-tiba terasa setelah berkhayal Lily jalan bersamanya dan menerima cintanya. Tapi, dalam sekejap kantuk itu buyar tergantikan rasa merinding yang mendadak tanpa disadari sudah menyentuh sekujur badannya.

Suara gemericik seperti pecahan kristal atau beling yang menyentuh benda sama bentuknya terdengar, membuat sensasi horor kembali terasa. Matanya waspada mengabsen sisi ruangan perlahan, berjaga-jaga jika ada makhluk menakutkan di dekatnya.

Dari ujung kanan sampai ujung kiri, dari atas hingga bawah, tidak ada tanda-tanda keluarnya makhluk. Tapi suara itu masih terdengar, dan sepertinya berasal tepat dari belakangnya.

Perlahan, dengan keberanian yang masih tersisa ia menoleh dengan gaya slow mantion dibarengi cucuran keringat yang memenuhi wajah tampannya sampai ke leher membuat kerah bajunya basah. Matanya sampai terpejam karena tak berani untuk melihat apa yang ada di hadapannya.

Karena rasa penasaran yang besar, ia membuka matanya pelan-pelan, satu demi satu. Dan, terkejut! Itulah yang pertama kali ia rasakan. Menyaksikan asap hitam berkilauan seperti taburan glitter, keluar dari cermin yang tadi ia temui.

Mulutnya menganga dan keterkejutannya semakin bertambah, rasanya jantungnya akan lompat dari tempatnya saat ini juga. Bagaimana tidak, bukan hanya asap hitam yang hendak keluar, tapi juga siluet seorang wanita! 

Refleks Bara melompat dan terguling ke lantai, setelah siluet itu menjadi jelas dan benar-benar membentuk wanita sungguhan. Bara menahan tubuhnya dengan siku. 

Mulutnya hanya bisa menganga tanpa bersuara, sementara itu hatinya ingin sekali berteriak meminta tolong, tapi sia-sia karena seperti ada yang menahan, sampai akhirnya suara itu hanya berhenti di tenggorokan.

"Pangeran?"

***

Dengan sekuat tenaga Bara menelan salivanya yang terasa begitu sulit. Bukan terkejut lagi, sepertinya ia ingin mati sekarang juga. 

Bagaimana tidak? Asap hitam berbunyi layaknya pecahan kristal yang saling berbenturan, bersamaan dengan kerlip nampak seperti glitter diiringi kemunculan seorang gadis, ditambah pula gadis itu mengetahui nama tengahnya. 

Sudah cukup untuk membuat seluruh persendiannya kaku hingga mati rasa.

"Si-siapa lo?" Sekuat tenaga Bara mencoba melafalkan dua kata itu.

Seorang Bara yang petakilan, kini menjadi lelaki paling calm karena mati gaya.

Sosok gadis itu masih belum terlihat nyata, karena tertutup gelapnya ruangan di samping kanan kasur, sebab cahaya matahari tidak sampai ke situ. 

"Aku Roseline, Pangeran." Suara gadis itu kembali terdengar begitu lembut. 

Dahi Bara mengernyit dan ditemani peluh yang membasahinya. "Roseline?" gumamnya. 

"Panggil saja Rose," lanjut gadis itu sambil berjalan perlahan mengitari ranjang. 

Bara menelan saliva untuk merespon perkenalan gadis itu. Sampai langkah Rose tepat di ujung kaki ranjang yang terkena sinar matahari, barulah sosok itu terlihat nyata.

Bara merasa tidak kuat melihat dengan jelas sosok asing tersebut, ia lebih memilih menunduk menatap ujung sepatu gadis itu. Namun, Bara tidak kuat menahan rasa keingintahuan yang dilapisi rasa takut, karena itu meski ragu perlahan kepalanya mulai terangkat.

Terpaku.

Satu kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Bara saat ini. Dirinya terpikat dengan gadis yang diketahui bernama Rose itu, ia tak menyangka sosok yang dipikirnya menyeramkan ternyata adalah seorang gadis berparas cantik.

Ia memiliki wajah bak boneka, dengan bibir tipis dan mata besar, rambutnya berwarna dark grey digulung serta kepang yang menjadi bandana di atas poni. Ia memakai vintage dress berwarna navy berenda putih di bagian atasnya, tak lupa satu tangkai bunga mawar hitam yang digenggamnya erat, memancarkan kesan dark yang memukai.

Meski begitu, tetap saja, Bara merasa takut dengan kenyataan bahwa gadis itu keluar dari cermin. Bagaimana jika dia adalah sejenis hantu? Monster? Jin? Siluman? Atau ... apa mungkin bidadari? Tapi, bidadari itu turun dari langit, bukan malah muncul dari dalam cermin dan menyakitinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • You're My Mirror   Chapter 29 - Jendela

    Suara mesin mobil dihidupkan menghentikan Bara dari aktivitasnya menarik rambut. Rambut yang memang sudah acak-acakan, bertambah mengenaskan sekarang. Terlihat wajahnya memerah, lelaki itu benar-benar menangis, kesal dengan kusutnya jalan hidup seperti benang tak terurus.Tidak mungkin 'kan ia berdiam diri saja kala telah mengetahui dirinya terancam dirukiah?Menyebalkan! Sudah pasti ia harus bangkit untuk menghentikannya.Bara meninggalkan lantai dan beranjak menuju jendela yang tirainya baru sebelah di buka. Dengan sekali tarik ia menyibak tirai sebelahnya lalu membuka jendela cepat-cepat.Terlihat si Merah melaju meninggalkan bagasi dan keluar dari halaman rumahnya.Mulut Bara terbuka. "Ma!" panggilnya berharap terdengar."Mama!""Mama!""Ma!"Tidak ada tanda-tanda Bella menyadari panggilannya, mobil BMW itu terus melaju hingga wujudnya terputus dari jangkauan pandang.

  • You're My Mirror   Chapter 28 - Dirukiah?

    Bella keluar kamar tergesa-gesa, gamis cokelat susu melekat pas di tubuhnya, lengkap bersama kerudung yang berwarna serasi. Wajah ibu kandung Bara itu terlihat gelisah, nafasnya memburu seraya mengunci pintu kamarnya dengan tangan yang gemetar."Ma." Bara datang menghampiri Bella untuk melihat kondisi sang mama yang sebelumnya ia duga tidak sedang baik-baik saja, dan dugaannya itu dibenarkan saat tangan dingin Bella menarik Bara untuk mendekat padanya."Ganteng!" sambut Bella sedikit berteriak namun tertahan, kini tangan memucatnya itu menggenggam erat telapak tangan milik Bara."Ada apa, Ma? Mama tadi kenapa teriak? Terus ini Mama kenapa jadi dingin dan pucat? Mama sakit?" tanya Bara beruntut, berlagak tidak tahu dan tidak mengerti padahal hatinya tengah berdetak kencang mencemaskan posisi Rose yang terancam.Bella menggeleng. "Mama baru aja dapet musibah.""M

  • You're My Mirror   Chapter 27 - Sihir Menyebalkan

    Bara bersingut mundur dengan cepat, matanya membola saat Rose tiba-tiba melempar sihirnya dan sengaja dipantulkan ke lantai tak jauh dari posisinya. Mata gadis itu menajam, berubah gelap dan menampilkan wajah yang tidak menyenangkan melainkan menyeramkan. Matanya berkaca-kaca, memancarkan ketidaksukaan atas apa yang baru saja terjadi. Bara menelan salivanya kuat-kuat, untuk kedua kalinya ia merasakan seluruh persendiannya mati rasa setelah bertemu Rose. Begitupun ketakutannya akan kematian selayaknya tempo hari. "Ro-Rose ... ma-maafin gue," pintanya memohon masih dengan posisi terlentang ditahan siku sama seperti saat pertama kali dirinya melihat keajaiban dunia di mana Rose keluar dari cermin. "Ja-jangan Rose." Tangan kanan Rose kembali bergerak memutar, dari gerakan tersebut dengan mudahnya asap hitam yang bercahaya penuh glitter muncul di atas

  • You're My Mirror   Chapter 26 - Mandi!

    "Ngung! Ngung!" Bibir kecil dan tipis Rose maju mengikuti ucapannya. Tampak lucu seperti anak kecil yang senang melihat sesuatu yang baru dan langsung ia sukai, sehingga menarik imajinasinya ke tingkat yang lebih tinggi. Menggemaskan. Tapi tidak untuk Bara, ia memutar bola matanya kesal, menarik bahunya untuk bangkit dan terduduk. Ia mengharapkan ketenangan seperti sebelum gadis itu datang, serta harapannya yang utuh terhadap Lily untuk menjadi kekasihnya. Tatapan sendunya penuh menatap Rose, bibirnya tertekuk ke bawah, sedih. "Bisakah?" tanyanya mengalihkan pandangan pada langit-langit kelambu, mungkin saja Tuhan mau mengasihaninya. "Hiks!" Bara membanting tubuhnya ke belakang kembali berbaring, menutup telinganya dengan bantal tak memberi kesempatan suara untuk masuk sedikitpun. Paman Tikus di sampingnya, sudah lebih dulu tenggelam di alam bawah sadarnya. Sedangkan Rose, gadis itu masih asik menikmati imajinas

  • You're My Mirror   Chapter 25 - Terusik

    Wah apa lagi ini? Karakter tersembunyi yang baru saja Rose tunjukkan membuat Bara takjub dalam hitungan detik. Gadis unik itu bukan hanya berotak cerdas dan peka, tapi juga suka melucu rupanya.Bara menahan senyumnya agar tidak mengembang, meski terbilang gurauan Rose garing, melihat tingkah lucunya cukup menjadi pengganti dorongan untuk membuat orang yang menyaksikannya tersenyum.Terlepas dari itu, terserah sajalah Bara tidak ingin terbawa perasaan. Jika ia tersenyum, takutnya sama saja membuka peluang tabir harapan Rose.Esok harinya Minggu datang, hari di mana Bara bebas dari mata kuliah dan dapat bersantai dengan ketenangan pikiran.Ah, berbicara tentang ketenangan pikiran sepertinya Bara sudah kehilangan hal tersebut semenjak Rose hadir dalam hidupnya dan Lily yang tidak pernah mau menjadi kekasihnya hingga meninggalkan ia memilih lelaki lain.Bara keluar dari kamar mandi dalam keadaan menggosok rambutnya yang basah me

  • You're My Mirror   Chapter 24 - Gadis Polos Palsu?

    "Sini biar gue aja." Tanpa permisi lelaki yang tengah mengalami patah hati itu merebut tissue dari tangan Paman Tikus membuat sang empu menyipit tak terima. "Lambat!" ejek Bara kepada Paman tikus, dan tanpa meminta izin kepada Rose, Bara langsung mengelap pipi Rose dengan tissue tersebut menggantikan Paman Tikus. Rose mengerjapkan mata bulatnya, memperhatikan wajah Bara dari dekat ada sensasi tersendiri. Sedangkan Bara tak mempedulikan itu, ia lebih memilih fokus mengelap wajah Rose yang masih tersisa bercak cokelat separuh. "Ngapain liat-liat?" tegur Bara tiba-tiba. Rose yang tertangkap basah anehnya tidak gugup sama sekali, ia menggeleng calm dengan tatapan polos yang tidak hilang. "Nggak usah heran, gue emang udah ganteng dari lahir, makanya dapet julukan si Ganteng," cetus Bara percaya diri menarik sudut bibir membentuk senyum miring. Mendengar kalimat itu Rose tak bereaksi, masih betah menyapu tatapannya di s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status