Young Wife For My Father

Young Wife For My Father

Oleh:  Iing_03  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
18Bab
399Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Astra dan Sastra tidak punya ibu dan tidak pernah merasakan kasih sayangnya. Yang mereka tahu dia hanya punya ayah yang selalu sibuk dengan bisnis dan mendidik mereka dengan cara yang baik. Saat melihat wali kelasnya yang baru, Sastra tertarik untuk menjadikannya sebagai ibu mereka dan istri untuk ayahnya. Awalnya Astra tidak setuju, tapi setelah mempertimbangkannya dia mau. Tapi, mereka tidak tahu siapa itu wali kelas mereka yang baru. Kehidupan suram dan mental berantakan, itu dua hal yang disembunyikan dari semua orang. Namanya Karina, gadis muda yang mengaku mempunyai keluarga lengkap yang ternyata seorang yatim piatu. Dan ini banyaknya dari cerita Astra dan Sastra yang menarik Karina pada kehidupan mereka, namun Karina yang menarik dirinya jauh-jauh.

Lihat lebih banyak
Young Wife For My Father Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
18 Bab
1. Who will be angry? There isn't any
“Mau nginep lagi nggak malam ini?” Semua kepala langsung menoleh pada gadis berkuncir kuda itu. Yang di tatap pun hanya bisa menaikkan alisnya, “Apa? Ada yang salah dari apa yang aku katakan?” Pertayaan itu membuat laki-laki berambut panjang dengan potongan ala idol dari negeri gingseng itu menghela napas, menyadari kebodohan temannya yang satu ini. “Hey, Karina. Besok itu udah masuk UTS dan kamu minta kita untuk nginep lagi? Agak gila nih anak satu.” Karina mendengus, “Memangnya kenapa sih? Kan kita cuma mau nginep doang di rumah aku. Kita juga pasti belajar bersama, kan di sana?” tanyanya dengan memberikan penawaran untuk ke empat temannya itu. “Karina,” panggil gadis dengan rambut pink terangnya yang di kuncir kuda. “Meskipun aku hanya focus pada fashion dan make up-ku saja, tapi aku tidak ingin mengulang ujian untuk yang kedua kali. Aku tidak mau juga tidak mau bergabung dengan adik kelas, kalau sampai aku gagal pada ujian kali ini.” “Aku juga sama, aku menyetujui apa yang di
Baca selengkapnya
2. Where is the father?
Dunia memang kejam. Gadis 21 tahun itu sangat mengerti apa makna dari kalimat itu. Sangat menyebalkan jika dia harus bertemu dengan seseorang yang selalu membanggakan kehidupannya yang sangat menyenangkan, kemudian membawa nama orang tua yang terdengar sangat memuakkan. Karina bertanya-tanya, apakah semua kebahagiaan itu bersumber dari orang tua? Lalu apa kabar dengan anak-anak yang nakal dan tidak bisa diatur yang masih mempunyai orang tua lengkap. Karina merasa ada yang salah dengan dunia ini. Dia paham kenapa saat dia sekolah dulu banyak yang meremehkan dan mengucilkannya. Alsan yang terdengar tidak masuk akal dan tidak dapat di terima. Katanya, dia adalah anak pembawa sial yang membuat kedua orang tuanya mati bersamaan. Heol, Karina merotasikan bolanya malas saat mendengar perkataan seperti itu. Dulu sewaktu dia mendengar ada yang mengatainya sebagai anak pembawa sial, dia tidak segan-segan akan memukul dan memberikan minimal satu bekas luka pada orang tersebut. Tidak peduli apa
Baca selengkapnya
3. Ah, a lie.
Kebohongan yang telah ada dalam hidupnya dalam beberapa tahun ini, rasanya tidak lucu jika tiba-tiba semuanya terbongkar dan berakhir begitu saja. Apalagi hanya karena seseorang yang telah lama mengenal dirinya, yang seenaknya membuka mulut dengan lancang. Dia tidak suka hal itu. Tapi, memangnya apa yang bisa dia perbuat selain menatap was-was pada gadis di depannya ini? “Hey, kok malah bengong sih,” tegur Aron dengan mendudukkan dirinya di samping Floe yang masih menatap ia dengan tatapan terpesona. Senyum licik langsung terpatri di wajah Aron, dia sedikit melirik pada tunangannya yang ada di samping Karina. Dia yakin pesonanya sebagai pemimpin geng motor yang paling di segani oleh anak-anak kampus, tidak akan pernah luntur dan hal itu membuat dia yakin kalau Chelsy pasti akan merasa cemburu. Tapi dia salah, gadis seumuran dengan dia itu malah sibuk dengan es teh milik Karina dan ponsel mahal milik Karina juga. Saat itu juga senyum miliknya langsung turun, kemudian dia memandang ke
Baca selengkapnya
4. Almost unknown
Karina membanting ranselnya di atas sofa yang ada di ruang keluarga. Rasanya ingin sekali marah dan mengumpat tidak jelas, tapi sayangnya dia tidak sendirian di rumah kali ini. Dia tidak menyangka kata ‘special’ dari yang dibicarakan oleh Ucup kemarin adalah buruk. Dia lelah, remuk karena memforsir otak dan fisiknya menjadi satu, karena ujian kali ini ternyata 70% mempertimbangkan beasiswa yang dia punya.“Santai, aku udah milih sekolah yang bagus untuk kamu. Aku jamin, kamu nggak akan kesulitan selama di sana. Percaya deh sama aku, jangan cemberut gitu dong,” ujar Ucup dengan memajukan bibirnya. Di yang baru masuk dengan kekasihnya yang juga tengah merajuk kepadanya. Kepalanya mau pecah menghadapi dua orang wanita yang merajuk kepadanya.Laki-laki itu baru saja akan duduk di sebelah Karina yang kini duduk pasrah di atas sofa, namun kekasihnya sudah terlebih dahulu mengisi tempat itu dan membuang muka kepadanya. “Vivian, jangan bersikap seperti itu, kamu buat aku sambah sakit kepal
Baca selengkapnya
5. Damn Welcome!
“Kalau begitu, kamu bisa jelaskan mengenai keterkaitan antara bergantinya figura di lorong dapur dengan luka kamu? Dan juga apa yang aku temukan ini, Karina? Apa gelas memiliki ketebalan setebal ini dan juga terdapat di samping lemari pendingin?”Karina tesenyum cantik pada Aron yang semakin mendekat kea rahnya. “Kakak inget nggak gelas yang di beri Mama Hanim buat aku, sebulan yang lalu?”“Mama aku?” tanya Aron pada Karina. Ah, iya ingat. Mamanya itu memang memberikan gelas cantik pada Karina, sebagai oleh-oleh dari Malang. “Tapi, emang gelasnya setebal ini, ya? Perasaan biasa saja.”Lagi-lagi Karina harus mengeluarkan trik ini untuk membuat semua orang yang mencurigainya, menjadi percaya. Dia melihat pada Chelsy, “Kak Chelsy pasti tahu kan bagaiman bentuk dari gelas yang di berikan Mama Hanim buat aku, kan kakak sendiri juga lihat dan pegang gelas itu kan? Kakak percaya kan sama aku?”Gadis itu mendadak membolakan matanya. Apa ini, “Iya, aku memang melihat dan menyentuhya. Tapi aku
Baca selengkapnya
6. Dead of boredom
Hari ini membosankan. Sangat membosankan. Gadis itu mengusak rambut panjangnya tidak karuan, ingin sekali dia marah-maah saat ini. Dia tidak bisa melakukan apapun selain mendengus dengan suara kecil, bantal keras yang ada ia pakai terasa mengejek dirinya yang manja. Lagi-lagi dia ingin mengambil ponselnya dan menelpon Ucup atau Nanta. Kemudian mengadu tentang segalanya.Kembali dia lentangkan tubuhnya, lama-lama perutnya ikut keram dan terasa perih kalau terus dalam posisi tersebut. Dia mendesis kesal, “Awas saja kalian anak-anak kanal. Aku tidak akan melepaskan kalian begitu saja, berani-beraninya mereka memberikan sambutan tidak terhormat seperti itu,” gerutunya, alisnya menyatu dengan dahi mengerut lucu.Masih terekam walaupun tidak jelas saat bola itu menerjang dirinya, menyasak perutnya hingga dia terbaring menyedihkan seperti ini. Dia tatap malas atap putih pucat di atasnya, kemudian matanya bergulir ke samping. Pintu kamarnya dengan Floe tertutup rapat, dengan gantungan baju ya
Baca selengkapnya
7. Who is Jehan?
Karina menurunkan wajah kesalnya, “Ditampar?” tanyanya mengulang peryataan Floe.Yang ditanyai mengangguk dengan cepat. Nasi bungkusnya telah ia buka di atas piring yang dia ambil tadi, juga botol mineral yang telah terbuka dan meminumnya setengah sebelum menjawab pertanyaan dari Karina. “Aku mendengarnya dari Anhe tadi, karena kemarin saat Sarah menggendongmu ke UKS, hanya aku dengan dia. Sedangkan Anhe dan Kate dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk penyambutan. Dan kamu tahu, ternyata guru yang mengetahui kejadian dan siswa yang melukaimu langsung memanggil ayah dua anak itu dan menggabungkan kedua acara berbeda itu sekaligus!”Tangannya terulur mengambil piring lain yang disorkan oleh Floe, “Kok kamu nggak bilang sama aku soal ini dari semalem?”Floe mengerutkan bibir, “Kan aku tahunya dari Anhe saat kita sama-sama di ruang olahraga pagi tadi. Asalnya Kate bilang nggak usah bicaraain ini sama kamu, takutnya nanti kamu tambah pikiran. Sarah juga setuju yang keberulan dengar hal in
Baca selengkapnya
8. Bad Boy, Turns Out
Kerutan di sepanjang dahi Karina membuat Chelsy yang ada di hadapannya hanya bisa tersenyum tipis. Dia menoleh ke samping pada pintu yang tertutup, meninggalkan dia dan Karina yang terus melihatnya penuh pertayaan. Ucup telah pergi dengan seseorang yang memanggilnya tadi, Chelsy kembali menatap Karina. “Kamu jadi mau makan apa? Sebelum ke mari tadi, aku sempat melihat restoran Prancis yang ada di pertigaan depan sebelum pom bensin. Mau makan itu? Aku belikan sekarang-“ “Jangan mengalihkan pembicaraan Kak, itu kenapa Sarah panggil Kak Ucup dengan nama Jehan? Ada yang tidak aku ketahui?” tanya Karina sekali lagi, punggungnya dia sandarka penuh pada dinding dengan tangan yang mengelus perutnya dengan tepukan lembut. Saat Sarah tiba-tiba menyembul dari balik pintu, dan memanggil Ucup dengan nama Jehan. Karina merasa tidak tahu apapun, bahkan tadi Chelsy tersenyum ramah pada gadis kehutanan itu. Tentu saja dia penasaran, karena selama hampir 3 tahun bersama tidak pernah ada yang memangg
Baca selengkapnya
9. Side Tasks
Dua anak manusia dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh itu saling melirik satu sama lain, sudah hampir lima menit mereka seperti ini. Terlihat seperti sama-sama menyukai ketenangan, sebagai refleksi diri mereka. Walau kenyataannya cukup meragukan, yang sama sekali tidak terbukti.Saat menemukan siapa sumber suara ngoip itu, Karina langsung berdiri dari duduknya dan berganti tempat. Dia susah payah menundudukkan dirinya di atas tanah, kemudian menatap anak laki-laki itu secara saksama dalam diam. Gadis itu mengusap wajahnya, “Hey, kenapa kamu diam saja. Ayo, minta maaf sekali lagi, aku tadi tidak begitu memperhatikannya. Sekarang coba ulangi, dan aku akan memperhatikannya sekali lagi.”Karina akhirnya membuka suara, setelah anak laki-laki yang tidak ia ketahui namanya itu belum berani membuka mulut. Jadi, dia berinisiatif untuk memulainya. Anggap saja sebagai permulaan dia menjadi seorang guru besok, yang sekaligus pemegang kelas anak ini. Sebenarnya dari segi manapun, Karina ingin
Baca selengkapnya
10. Pertengkaran Konyol
Karina melemaskan punggungnya pada pohon besar di belakangnya, dia tatap dua anak manusia yang saling nyuap-menyuapi itu. Dirinya dilupakan begitu saja, bahkan tidak ditawari sedikitpun. Kan, dia juga ingin mencobanya, entah apa itu namanya.Hembusan napas kasar di keluarkan, matanya terpejam erat. Mengusap perutnya yang terasa nyeri kembali, ini sudah terlalu sore. Namun, dia masih tetap di sini. Tidak jelas, dan tidak jelas pokonya. Biasanya sore-sore seperti ini, perutnya akan di kompres dengan kain hangat yang di celupkan dari air hangat. Saat dia kembali mungkin Floe akan marah-marah tidak jelas.Tidak ada yang bisa Karina lakukan selain menikmati angin hangat sore hari ini, tiba-tiba pundak sempitnya terasa ada yang menjawil kecil. Matanya terbuka, menoleh ke kanan pada wajah tampan remaja laki-laki itu. “Apa?” Sastra, dia memajukan duduknya menjadi di samping Karina. Berdempet dengan gadis itu dengan sebungkus batagor yang tinggal setengah, yang diacungkan di depan wajah canti
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status