Share

CHAPTER 2. SEKOLAH BARU

Zanna, gadis berbola mata coklat itu baru saja turun dari mobil supirnya. Hari ini, Zanna akan memasuki sekolah normal. Selama hampir 10 tahun Zanna homescholling karena sesuatu yang mengharuskan dirinya homescholling. 

Kakinya yang panjang segera memasuki gerbang sekolah baru nya itu. Matanya mengelilingi sekitar bangunan sekolahnya, baru pertama kalinya Zanna merasa sebahagia ini, tidak ada pengekangan dari keluarganya. Zanna merasa bebas. 

Bibirnya membentuk senyuman yang manis saat dia sudah sampai diruang tata usaha. Zanna memasuki ruangan tersebut, menanyakan berada dikelas mana dia. Jujur, Zanna sedikit gugup. Karena gadis itu jarang sekali berinteraksi dengan orang lain, membuat dirinya keringat dingin saat ini.

"Pagi bu.." sapa Zanna pelan, dia menganggukan kepalanya. 

Wanita paruh baya itu yang ternyata kepala sekolah dari SMA GARUDA membalas sapaan Zana, lalu mempersilakan gadis itu untuk duduk. 

"Zanna kirania ya?" tanyanya. 

Zanna mengangguk sebagai jawaban. 

Wanita yang di ketahui bernama Bu Rosa itu membuka beberapa dokumen pendaftaraan Zanna. 

"Baik.. kamu masuk kelas 11 IPA 2." papar Bu Rosa. Tangannya menaikan kacamatanya. 

"Bu Tika, tolong antarkan Zanna dia murid baru disini, ke kelas 11 IPA 2." titah Bu Rosa. Lalu wanita itu kembali sibuk dengan beberapa dokumen yang ada dimeja kerjanya. 

Bu Tika menuntun Zanna unruk keluar dari ruang TU, sepanjang jalan Zanna hanya memikirkan bagaimana dia cara memperkenalkan diri didepan banyak orang. Ini pertama kalinya Zanna berinteraksi dengan orang lain. 10 tahun lamanya Zanna hanya berdiam diri dirumah. Tanpa tahu dunia luar seperti apa. 

Pintu kelas 11 IPA 2 telah dibuka, Zanna memasuki kelas dengan perasaan takut. Gadis itu terus menunduk tanpa melihat teman kelasnya. 

"Hai, nama aku Zanna Kirania. Semoga kalian bisa berteman dengan aku." ucap Zanna gugup. Jari jemarinya memainkan ujung tas nya. 

"Hai Zanna!" sahut semua siswa yang ada dikelas. 

Bu Tika mempersilakan Zanna duduk dengan gadis berambut pendek. Itu Fanna Abela, gadis bawel dan pintar kelas. 

"Kamu duduk dengan Fanna ya Zanna." suruh Bu Tika. 

Zanna melangkahkan kakinya, seorang gadis berambut hitam pekat melambaikan ke arahnya yang dia yakini itu adalah Fanna, teman sebangkunya. Zanna mencoba tersenyum ramah walau sebenernya dia sedikit canggung dengan suasana ini.

"Hai, Zanna, aku Fanna." Fanna menyodorkan tangannya berniat untuk berkenalan dengan Zanna. 

Zanna mengangguk kecil, tersenyum tipis. Ia harus mencoba terbiasa dengan ini.

"Hai, Zanna kirania." jawab Zanna. 

Fanna terkekeh.

"Nama kamu hampir sama kaya aku, beda huruf doang." ucap Fanna. 

Zanna lagi lagi mengangguk, bingng harus menanggapi nya seperti apa. Sebelumnya dia belum pernah seperti ini. 

"Iya hehe, senang berkenalan dengan kamu." Zanna menyunggingkan senyumnya. 

Bu Tika selesai mengajarnya, belum jam istirahat masih ada satu lagi mata pelajaran, Zanna dan Fanna tengah berbincang ria sembari menunggu guru mata pelajaran mereka datang. 

"Kamu pindahan?" tanya Fanna basa basi.

Zanna sedikit tersentak, karena gadis itu tengan memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak ia pikirkan. 

"Hah?" Zanna linglung. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 

Fanna terkekeh, dia tersenyum tipis. "Kamu pindahan darimana?" ucap Fanna mengulang pertanyaannya. 

"Aku awalnya homescholiing kebetulan." jawab Zanna. 

Fanna mengangguk mengerti.

"Berapa tahun homescholling?" 

" Maybe, sepuluh tahunan." Zanna mencoba menjelaskan, jujur gadis itu sedikit gugup.

Fanna membelalakan matanya. 

"Wow.. salut aku sama kamu!" puji Fanna. 

Zanna hanya menanggapinya dengan senyum tipis. 

Fanna melirik ke arah jendela, terlihat seorang laki laki tengah di marahi oleh pak Edi, guru BK SMA garuda. 

"Zann..kamu lihat cowok itu kan?" Fanna berucap, jari telunjuknya menunjuk satu cowok yang tengah dimarahi oleh pak Edi.

Zanna mengganguk, dia melirik Fanna heran, kenapa dengan cowok itu? 

"Itu namanya Kafka Kafindra." ungkap Fanna.

Zanna seperti tidak asing dengan nama itu, seperti pernah mendengarnya namun dimana. Lalu wajahnya pun Zanna sangat tidak asing dengan laki laki bernama Kafka itu.

"Dia kenapa? Dia siapa?" tanya Zanna heran.

Fanna terkekeh. Dia mencoba menjelaskan siapa Kafka itu. 

"Kafka itu.. laki laki yang di gandrungi sama banyak anak cewek, termasuk aku." kekehnya. 

Fanna akui, karisma Kafka benar benar memikat perhatian para kaum hawa, apalagi saat laki laki itu membawakan lagu. Ketampanannya sangat terlihat. Namun Fanna hanya sekedar menggemari, bukan berarti suka. Masih tahu diri siapa Kafka, dan Fanna hanya cewek biasa disekolahnya.

"Dia itu penyanyi, suaranya bagus banget. Bukan cuman penyanyi, si Kafka itu selebriti i*******m. Pokoknya dia itu multitalenta banget, apa aja bisa." papar Fanna, matanya menatap Kafka yang tengah dihukum oleh pak Edi.

Zanna hanya menganggukan kepala saja, pantas dia tidak asing dengan wajahnya. Ternyata, Kafka adalah selebriti i*******m yang dia follow waktu lalu.

"Dia punya pacar?" tanya Zanna tiba tiba.

Fanna tertawa. "Kenapa, kamu suka?" 

Zanna menggelengkan kepalanya cepat, ia tau dan tau diri siapa dirinya. Tidak mungkin juga Zanna jatuh cinta, selama ini Zanna tidak pernah merasakan apa itu jatuh cinta.

"Bukan gitu Fann. Just ask." jawab Zanna. Ia sedikit malu.

Fanna menepuk bahu Zanna, lucu sekali teman barunya ini. 

"Belum sepertinya." 

"Tapi kalo dia sama kamu, kayanya cocok Zann." lanjut Fanna, dia tertawa renyah melihat Zanna yang menunduk menahan malu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status