Share

Bab 8. Human Absurd

Padahal tidak pernah ada pelajaran kode kemauan manusia, jadi kenapa mereka suka sekali dengan kode? Dan bagaimana cara memahami kode itu?

~

"MAS ADAM JANGAN NUTUPIN JALANKUUU"

"EH, EH MBAK JIYA, MINGGIR MBAK MINGGIR"

"GANENDRA, MINGGIR LO KAMPRET"

Tit

Yeah, setelah melewati banyaknya rintangan bak ninja warior, akhirnya Naira bisa menempelkan jari jempolnya di finger print yang terletak di dalam ruang fotokopi. Kalau bukan karena hpnya yang lowbatt ia tidak akan telat ke kantor.

Biasanya Naira memesan ojek saat berangkat kerja, tapi karena hpnya yang lupa di charge semalam, ia jadi kelimpungan dan heboh menyetop taksi dan berakhir tidak dapat. Untung saja ada Hilmi yang kebetulan lewat depan kosnya.

Jangan senang dulu. Meskipun sudah absen, tapi ia sudah telat karena jam yang sudah menunjukkan pukul 8.30. Gila, baru kali ini ia terlambat sampai 30 menit.

"Gila lo Nai, sekalian aja berangkat pas isoma. Ck ck ck" ucap Ganendra sambil membawa berkas untuk difotokopi.

"Diem lo wasek. Gue ngga mau hirup udara bekas lo. Bye" Naira pun melenggang pergi kemudian menuju ke mejanya. Nafasnya masih tersenggal-senggal karena berlari dan dilanda panik.

"Nai, berkas dari asisten GM hotel kemaren uda dikasih ke pak Bian? "

"Uda Ti, kenapa? Ada problem?" Tanya Naira sambil menyalakan komputernya. Ia harus mengecek email masuk dari para klien hari ini.

"Kayaknya iya. Gue denger sih ada salary problem di hotel. Nanti kalo pak Bian ada ngomong masalah itu langsung hubungin gue ya. Bosen banget nih ditanyain mulu sama bu Bos"

Setelah melayangkan ibu jempol tanda setuju, Tiur pun pamit kembali ke divisinya. Naira sendiri langsung berkutat dengan buku note kecilnya untuk mengecek jadwal kegiatan bos hari ini.

"Selamat pagi semua"

"Selamat pagi juga Pak" ucap para karyawan bersamaan. Tentunya Naira tidak ikut menyumbang suara. Ia sekarang sedang syok karena tidak menyangka bahwa ternyata Bosnya itu juga telat.

Ya memang sih dia Bos, berangkat kapanpun itu terserah dia. Tapi Demi sebelumnya tidak pernah tuh berangkat telat seperti ini. Ah, ia lupa. Bian kan memang dari dulu suka seenaknya dan tak tau aturan. Ck ck ck.

Setelah memastikan semua jadwal bosnya tertata, Naira pun segera masuk ke ruangan beliau. Ya beginilah rutinitasnya sehari-hari. Membacakan jadwal kegiatan bosnya dan hampir selalu ikut jika beliau ada acara di luar kantor. Sudah seperti pacar kan?

"Pak hari ini Anda ada jadwal meeting di lantai 6 pukul sep..."

"Mana! Saya bisa baca sendiri"

Naira pun menyodorkan buku notenya ke arah Bian dengan bibir yang sedikit maju. Ia juga tau dia bisa baca. Tapi kan, tugas Naira memang seperti ini.

"Lain kali ngga usah dibacain kayak gini, ngga ada manfaatnya. Lebih baik kamu kasih langsung jadwalnya dan semisal saya lupa, kamu tinggal ingetin lagi. Paham?"

"Paham Pak" Alhamdulillah, lumayan pekerjaan Naira berkurang satu.

"Enak ya ada yang nganterin kerja? Dapet uang saku juga?"

"Hah? Gimana Pak?" Ini orang kenapa tiba-tiba ngelantur sih. Jangan-jangan Bian kesurupan. Duh, kok ia jadi merinding begini.

"Lain kali jangan ngumbar kemesraan, apalagi di depan kantor"

"Ngumbar kemesraan? Bapak ini ngomong apa sih? Saya ngga paham, serius"

"Kamu lupa kancingin baju apa gimana sampe kebuka kayak gitu. Sengaja nyenengin pacar atau mau goda saya?"

Mata Naira langsung tertuju pada bajunya. Oh god, gara-gara panik ia sampai tidak sadar bahwa bajunya sangat berantakan. Bahkan 2 kancingnya sampai terbuka. Karena tak mau kena sembur lagi, ia pun langsung mengancingkan kembali kemejanya.

"Maaf Pak, lain kali saya akan lebih hati-hati"

"Lebih hati-hati agar tidak ketahuan saya?"

"Ngga gitu, maksudnya lebih hati-hati biar baju saya tidak terbuka" ucap Naira sambil tetap tersenyum.

"Ooh, lebih hati-hati juga saat pacaran. Zaman sekarang banyak cowok yang cuma mikirin nafsu. Cowok kamu ngga gitu kan?"

"Hah? Gimana-gimana?"

"Keluar. Saya sibuk"

Naira hanya melongo melihat tingkah bosnya yang menurutnya absurd ini. Ada masalah apa sih dia. Kenapa bicara ngelantur dan tidak jelas begini. Mabuk kali ya? Entahlah, lebih baik Naira bekerja saja daripada mengurus human absurd satu ini.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status