Share

EPS 6

Akhir Minggu cukup cerah, Gadis sudah siap dengan setelan kaos panjang berwarna putih dan tank top biru denim sebagai pemanis.

Tak lupa dengan kerudung plikset dan jeansnya. Gadis menatap dirinya di cermin,

“Wohhh... mau kemana nih cantik gini,” ucap Febi menepuk bahu Gadis.

“Ah Feb jangan muncul tiba-tiba kek hantu, jantung gue ampir aja pindah dimensi sangking kagetnya!” protes Gadis.

“Abis Lo pagi-pagi udah cantik gini,” ucap Febi kemudian mendekat ke arah Gadis.

“Nah wangi banget lagi... kesambet apa Lo Dis? biasanya juga masih bau iler ama muka bantal,” celetuk Febi.

“Gue mau pergi nih...” ucap Gadis

“Pergi ke mana nih? Sampek dandan segala.”

“Duh kepo banget punya temen,” ucap Gadis tanpa menoleh sedikit pun ke arah Febi, Gadis masih fokus dengan ponselnya menunggu pesan masuk dari nomer milik David

‘saya udah di depan sama mang Hartono, kamu dimana?’ sebuah pesan dengan nama kontak David muncul di layar handphone Gadis.

“Lu jan-jangan beneran kesambet ya... dari kemarin senyum-senyum sendiri.” Tanya Febi panik, Febi mah emang gitu panikan.

“Enggak Feb enggak gue mau keluar dulu sama temen gue, gue kenal dia di tempat gue magang”

“Cowok?”

“Iya”

“Cowok? temen magang? Jan-jangan dokter yang kemarin!” simpul Febi

“eh... bu-bukan kok,” gadis gelagapan.

“Fiks bener, aduh temen gue... Lo tu gak pandai bohong ayo cepetan turun bentar lagi dia pasti jemput Lo!” Ucap Febi exaited kemudian menarik tangan Gadis keluar kamar dan menuju lantai dasar.

“Hey gadis!” dengan tampilan casual yang sederhana membuat David tampak jauh lebih tampan, hanya kaos oblong hitam biasa dengan jam tangan dan jeansnya sama sekali tak membuat aura dan krismatik David redup.

“I-ini dokter itu,” Febi hanya diam sangking takjubnya melihat ciptaan Tuhan satu ini.

David berdiri dari tempat duduknya saat ngobrol tadi bersama mang Hartono dan berjalan mendekati Gadis, sedangkan Gadis juga hanya bisa diam tersihir oleh pesona David

“Berangkat sekarang?” tanya David membuat Gadis Kembali sadar ke dunia nyata.

“Iya,” ucap Gadis sambil tersenyum membuat lesung pipinya terlihat.

“Gadis kalau senyum manis ya,” ucap David.

Hal itu sukses membuat jantung Gadis makin berdebar kencang.

“Oh iya ini?” tanya David bingung sambil memandang Febi.

“Dia? dia Febi temen sekamar sekaligus sahabat ku sejak SMA” ucap Gadis.

“Oh halo Febi,” sapa David ramah.

“i... iya halo,” reaksi Febi tak jauh berbeda dari Vela saat pertama kali bertemu David.

“Psst... psst... Gadis Lo kok gak bilang kalau dokter ganteng yang mau jemput Lo! gue suka grogi kalau di deket orang ganteng mana gue belum mandi lagi! Lu tega ya...,” bisik Febi kemudian mayun.

“Ye kan gue pernah cerita kalau dia emang ganteng Feb!!” protes Gadis.

“Ya kan gue lupa!” balas Febi membela diri.

Ehem, David berdeham pelan membuat Febi dan Gadis yang sedang bisik-bisik terhenti dan kini menjadikan David sebagai pusat perhatian.

“Oh iya kita berangkat sekarang,” ucap Gadis seraya tersenyum.

“Eh tunggu tunggu kalian mau berangkat kan? Bentar ya bentar,” ucap Febi kemudian ngibrit ke dalam dapur kost entah apa yang Febi ingin lakukan.

Sedangkan David dan Gadis hanya mampu menatap Febi binggung.

“Nah ini dia.” Tak menunggu lama Febi segera datang kembali.

“Nih buat kalian berdua, ini Dis sup yang kemarin masih sisa buanyakkk... jadi bakal lebih bagus kalau buat kalian bekal di perjalanan, sama ini Tupperwarenya jangan Sampek ilang ya...,” ucap Febi dengan tatapan berbinar.

Gadis dan David hanya mampu melonggo menatap kelakuan Febi.

“Iya gak usah gue emang baik orang nya nih, ambil aja gak usah sungkan” balas Febi bangga, padahal kan bukan itu maksud dari tatapan Gadis dan David!

“Ahahahah oke deh makasih,” ucap David menerima tupperware besar berisi sup karya Febi kemarin sore.

“Loh... jangan di terima,” larangan Gadis khawatir

“Kenapa?”

“Aduh jangan sup ini tuh ra-“ belum selesai Gadis berbicara David malah mengandeng tangannya dan segera mengajaknya pergi secepatnya.

“Hati-hati dijalan!!” ucap Febi penuh Haru karena akhirnya teman karibnya yang jomblo sedari zigot menemukan pasangannya.

“Yasshhh kalau begitu Febi kau harus mengikuti jejak Gadis,” semangat Febi pada dirinya sendiri.

“Kalau gitu sama saya aja gimana neng Febi?” tanya mang Hartono yang tiba-tiba muncul.

“Pak Hartono nyambung aja kayak rucika,” ucap Febi kembali mayun kemudian bergegas kembali ke kamar, mang Hartono malah cekikan kayak Kunti karena berhasil mengerjain Febi.

Sementara itu Gadis hanya terdiam kaget karena tiba-tiba tangannya di tarik begitu saja.

“Nggak apa sih lagian ini sup pasti kemakan,” ucap David

“Eh-“ David melihat tangannya yang menggenggam tangan Gadis saat ini.

“A... aduh maaf,” ucap David merasa tak enak, tadi David refleks begitu saja menarik tangan Gadis lagian wajah Gadis sangat imut saat sedang khawatir tadi.

“Eh iya kok nggak apa” ucap Gadis tersenyum canggung.

Kemudian mereka berdua segera menaiki sebuah mobil dan bergegas pergi ke suatu tempat.

“Kita mau kemana?” tanya Gadis penasaran.

“Ada deh...,” balas David penuh rahasia.

15 menit telah berlalu, mobil David segera berhenti di sebuah restoran Perancis la prancis tulisan blod dengan gaya tulisan _____ terpampang besar didepan pintu masuk restoran, restoran dengan nuansa hitam dan emas menambah nuansa elit dan mewah. “i-ini...” gadis sudah tak bisa berkata-kata lagi. Restoran yang satu ini

“Kau akan makan atau diam saja ayo masuk,” tarik David masuk.

“Bienvenue monsieur et madame,” sambut seorang pelayan dengan pakian jas hitam yang melekat di badannya sebagai seragam.

David dan Gadis di arahkan duduk di sebuah meja dengan hiasan lilin di sana.

“Silahkan,” David menarikan kursi pada Gadis agar Gadis duduk terlebih dahulu.

Gadis segera duduk kemudian tersenyum di ikuti David yang juga duduk di depannya.

“Kau mau pesan apa?” tanya David setelah membuka menu, menunya terletak di atas meja di dalam sebuah buku hitam bercover tebal bertulis ‘menu’

“Emmm... David seingatku restoran ini tutup di hari Minggu lagi pula... bukannya kita harus memesan kursi seminggu sebelum kedatangan kita bila kemari,” ucap Gadis berbisik.

“Yaps kau benar... tapi santai saja aku sudah memesan seluruh restoran ini,” ucap David enteng.

Uhukk... Gadis hampir saja tersedak. Restoran bintang lima ala Prancis satu ini sudah ia pesan semua?! pantas saja di sini tampak sepi. Harga satu makanan di tempat ini saja bisa membuat Gadis berpuasa makanan setidaknya 3 bulan. Apalagi menyewanya....

“Oh ya kau pesan saja apa yang kau mau,” ucap David.

Gadis menatap menunya, astagaa... harganya mahal sekali. Meski sebenarnya Gadis sangat menyukai makanan Prancis tapi ia merasa sangat tak enak bila begini, mengingat harga selangit yang ditampilkan.

“Aku... aku... emm- aku terserah kau saja,” ucap Gadis tidak enak.

“ Jangan begitu aku khusus melakukan ini untuk mu nikmati saja atau ini akan sia-sia,” Ucap dokter David

“Eh serius i-ini semua di persiapkan untuk ku?!” tanya Gadis kaget”

“Iyapss... so enjoy this moment Gadis,” bisik dokter David.

Gadis benar-benar sangat senang asal kalian tau la Perancis ini merupakan salah satu list tempat impian yang ingin Gadis kunjungi, tapi tak sampai hati untuk orang sederhana sepertinya memimpikan hal mewah seperti ini namun siapa sangka keajaiban datang melalui David.

“Hiks” Gadis menangis sambil mengusap air matanya.

“Eh a-ada apa? apa kau tak menyukainya??” tanya David binggung.

“Kalau tak suka ayo kita pergi dari sini, maaf telah membuat semuanya semakin buruk,” ucap David sedih.

“Bu-bukan begitu aku hanya terharu saja... aku tak mungkin bisa membalas semua ini,” ucap Gadis.

Kau jangan mengatakan hal itu sudah seharusnya aku melakukan ini lagi pula ini adalah salahku sudah menyita waktu liburmu,” ucap David.

Gadis tersenyum mengganguk dan segera memesan menunya, seorang pelayan segera datang menghampiri meja meraka untuk mencatat menu.

Gadis memilih Foie Gras sebagai hidangan utama dan Escargot, yang terakhir Creme Brulee, dessert manis sebagai penutup.

“ Hanya itu Gadis?” Gadis mengganguk.

“Ya sudah kalau begitu tolong ya pesanan ku samakan saja dengan nya,” ucap David.

“Berhentilah mengeluarkan air mata,” ucap David sambil memberikan selembar tisu.

“Maaf, aku hanya tidak menyangka saja sedari dulu aku ingin mencicip makanan disini,” ucap Gadis.

David yang melihat itu hanya tersenyum senang melihatnya dengan begitu itu artinya ia berhasil mengukir senyuman di hati gadis yang ia sukai.

Loh tunggu sukai (?)

nadtsa_

Menurut kalian kira-kira mereka akan pergi kemana ya? >///<

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status