Share

EPS 4

Dengan seragam atasan lengan panjang dan celana putih khas anak keperawatan gadis sudah bersiap sejak tadi untuk hari pertama praktiknya.

Sedangkan Febi masih asyik ngorok di kasur, hari ini hari libur bagi Febi.

“Feb gue berangkat duluan ya.” Pamit gadis

“Henggg....” jawab Febi setengah sadar kemudian kembali tidur.

Gadis dengan cepat menjemput temannya dan segera berkumpul di depan ruang kepala keperawatan bedah Orthopedi. Kali ini Gadis dan timnya mendapatkan praktik di bagian bedah tulang.

Pak Hasan, begitu beliau di kenal. sejak tadi, beliau menyambut kami dan menunjukan beberapa ruangan di sini, semacam orientasi.

Sedikit informasi, ortopedi/ orthopaedi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang cedera akut, kronis dan trauma serta gangguan lain pada sistem muskuloskeletal.

Sistem muskuloskeletal tubuh sendiri mencakup tulang, sendi, tendon, otot, dan saraf.

Cedera pada sistem muskuloskeletal ini bisa terjadi ketika berolahraga atau mengalami kecelakaan, atau karena penyakit tertentu.

Biasanya, sebagian orang akan berkonsultasi ke dokter Orthopedi jika mengalami patah tulang.

Padahal, seorang dokter Orthopedi tidak hanya menangani masalah itu saja loh. Ada banyak masalah medis yang bisa ditangani oleh dokter spesialis ini, meliputi gangguan tulang, sendi, dan struktur yang terkait dengan gerakan termasuk otot, urat, dan saraf.

Sebelumnya mari kenalan dengan teman setim gadis terdapat lima orang, si kembar Andra dan andri, Vela dan yang terakhir Farhan.

Dan ini Miss Mella seorang perawat senior di ruang perawatan bedah Orthopedi.

“Nah kalau kalian ada pertanyaan jangan sungkan-sungkan untuk bertanya pada saya.” Tutup miss mella.

Ceklek....

Suara pintu ruangan yang terbuka membuat semua orang tertuju ke arah sana.

“Oh maaf saya hanya hendak meletakan dokumen ini,” Ucap seorang pria dengan jas dokter sambil tersenyum ramah.

“Oh astaga! aku lupa memperkenalkan pada kalian, ini David dia juga sedang praktik di rumah sakit ini, dia seorang dokter spesialis orthopedi, kalian juga akan menjadi rekan timnya pada praktik kali ini,” ucap miss Mella.

“Apa kau sibuk Dokter David?” tanya miss Mella.

“Ah tidak seseibuk itu ada apa miss?dan jangan panggil aku dokter miss, panggil saja david saya lebih nyaman dengan panggilan itu” Ucap David.

“I’m sorry David,” ucap miss mella dengan menekan kata David.

“Tapi... kau harus mulai terbiasa dengan panggilan dokter, sebenarnya saya ingin anda berkenalan dengan mereka, mahasiswa dari jurusan keperawatan yang sedang praktik di sini,” Ucap miss Mella.

“Omg... omg... please...!!! semalam gue mimpi apa coba!!! Tu dokter ganteng banget asli!!!!” bisik Vela histeris di telinga ku.

Sejauh ini, yang gadis tau dokter itu bernama David, dari sikapnya dia terlihat ramah dan juga tampan.

Badannya tinggi tegap dengan dada bidang dan kulit putihnya, rahangnya tegas membuat siapa pun pasti menjerit melihatnya. Alisnya yang tebal dengan manik hazel menambah ketampanannya.

Pria yang nyaris sempurna dengan sikap, fisik dan juga karirnya.

“Oh halo salam kenal nama saya David Nugraha, panggil saja David, senang berkenalan dengan kalian.” Ucap David ramah.

Kemudian mendatangi kami satu-persatu untuk berjabat tangan.

“sa.. saya Ve... Vela Razita panggil saja Vela,” ucap Vela nervous kemudian dokter muda itu tersenyum .

Dan kurasa Vela nyaris menjerit kalau saat ini dia tidak ingat dimana dia sedang berada.

“Hey tadi gue udah bersikap Natural kan? Gue nervous banget sumpah!!” tanya Vela pelan pada ku begitu dokter itu pergi untuk bersalaman dengan rekan tim yang lain.

“ Ketara banget please... wajah lo sekarang aja udah semerah tomat gue yakin bentar lagi tu muka bakal meledak sangking merahnya,” Ucap Gadis santai.

“Ih....” balas Vela sambil menyengol pelan bahu gadis

“Ehemmm... David,” ucap dokter itu sambil mengulurkan tangannya.

“Oh maaf, saya Gadis, Gadis Brylyant Chelsea,” balas ku ramah sambil menyambut uluran tangannya.

Hangat

Rasanya sangat hangat dan nyaman saat aku menyentuh tangannya. mungkin saja karena tangan David yang lebih besar dari tangan ku sehingga sekilas memberi rasa aman.

Dan ya... lagipula udara berAC di sini tentunya cukup dingin.

aku menatap matanya begitu pun dengan dia yang menatap mata ku, dalam beberapa detik pandangan kami saling bertemu sehingga aku dapat melihat manik matanya dengan jelas.

“Oke semuanya sekarang mari kita lanjut untuk praktik nya...-

Miss Melly mulai menjelaskan tugas yang harus kami tangani tapi entah sejak kapan aku merasa bahwa David sedang memperhatikan ku.

“Ah, lagi-lagi hujan,” guman gadis pelan.

Hari yang cukup melelahkan, tapi karena Febi aku jadi terjebak disini Vela yang tadi nebeng bersama ku sudah pulang sejak tadi, karena kebetulan bengkel motornya yang di servis berada di depan rumah sakit. Aishhh... beruntung sekali dia pulang lebih awal menghindari hujan.

Andai saja tadi Febi tidak meminta nya membeli bakso pasti aku sudah pulang lebih awal dan tidak terjebak hujan.

Ngomong-ngomong gimana ya keadaan ibuk bapak sekarang? Udah lama juga nggak nanya kabar.

“Kejebak hujan ya?”

Suara bariton itu membuyarkan lamunan ku

“Loh dokter davi-“ belum selesai gadis berbicara dokter David meletakkan jari telunjuk di bibirnya.

“Husttt... berhenti memanggilku dengan sebutan dokter,” ucap David.

Tentu saja semua aksi yang barusan David tunjukan membuat jantung gadis berdetak dua kali lebih cepat, kaget? Tentunya!

Bahkan mungkin sekarang gadis sudah mati kutu sangking shocknya.

“OMG gadis calm... calmm... tenang ayo tarik nafas ,” batin Gadis mencoba menarik dirinya kembali ke dunia nyata.

“Ah maaf tapi anda kan seorang dokter, sudah sepantasnya anda mendapat sebutan itu.” Ucap gadis setenang mungkin, padahal jauh di dalam dirinya jantungnya masih tak karuan berdegub.

“Iya benar sih... tapi aku lebih suka saat rekan kerjaku memanggil ku dengan sebutan David saja itu terasa lebih akrab, dan ya aku cukup senang kalau kau mau melakukannya juga,” Ucap David sambil tersenyum.

OMG?! Apa pria di depannya ini ingin membunuhnya dengan senyuman? Jantungnya saja belum sepenuhnya berdetak normal tapi David sudah memacunya kembali dengan lebih cepat. Oh tuhan berapa lama aku harus terjebak disini, entah berapa lama juga aku berhasil berakting seolah semua tampak biasa.

“Ah gimana kalau kita pake gue-loh aja itu lebih nyaman ku rasa dan ya... lagipula ini di luar jam kerja,” ucap david.

Eeh?” Gadis masih loading.

“Iya jadi kalau boleh tau lo kok bisa terjebak hujan? Bukanya kalian pulang lebih awal ya?” tanya David bingung.

“Ah... itu... ah iya temen sekost gue ada yang nitip bakso, baksonya rame terus antrinya panjang, alhasil gue pulang telat dan kejebak hujan de,.” Ucap Gadis.

Astaga canggung banget ngomong pake gue-loh dengan David tapi akan lebih Canggung lagi kalau Gadis meminta berbicara formal seperti biasa saja, astaga dilema.

“Oh ya kalau lo mau boleh kita tukeran nomer?” tanya David .

Tunggu apa... EH?!!!!

“Enggg... eh hujannya udah reda deh gue cabut duluan ya, bye...,” ucap Gadis langsung naik ke motornya dan melaju begitu saja tanpa menoleh sedikit pun ke arah David.

“Eh... hey....-“ suara David tampak menghilang tak terdengar bersamaan dengan motor Gadis yang menjauh dari sana.

“Aaaaaaaahhhh” Gadis berteriak sambil memukul Febi dengan bantal.

“Huhuhuh Febi... kenapa tadi gue ninggalin dia gitu aja sih, gawat nih pasti besok bakal canggung banget. Gimana besok cara jelasinnya....” sesal Gadis.

“Ya elu sih lagian ngapain juga lu tinggalin.” ucap febi santai sambil menyeruput kuah baksonya.

Sesampainya di dalam kost, asal kalian tau Gadis tampak benar-benar sangat shock, Febi pikir awalnya Gadis kesambet setan rumah sakit, dan berminat pergi menemui ustadz untuk melakukan ruqyah.

Bukannya apa-apa, tapi Febi gak mau kalau setan yang di bawa Gadis jadi menghantui kamar kostnya, tapi beruntung Gadis bergerak cepat menghentikan Febi dan menceritakan semua yang baru saja dia alami.

“Ya Feb, inikan gara-gara elu juga yang ngebet minta beliin bakso! Jadi gue kejebak hujan deh sama tuh dokte,” Ucap gadis mencari pembelaan.

“Ya udah jujur aja kenapa,” ucap Febi santai.

“Ye... Febi yang bener aja masak gue bilang kalau kemarin gue salting sih ya kan gak anggun Feb,” Ucap Gadia kesal.

“Eh lagian ya gue bingung banget ama tuh dokter dari cerita luh sih tu dokter uda tampan terus karirnya cerah lagi, kesambet apa sampai mau minta tukeran nomer ama lu?” tanya Febi heran.

“Ya mana gue tau lah Feb,” ucap Gadis bete.

“Ih... jan-jangan lu pake susuk ya!” tuduh Febi.

“Eh Feb jan ngadi- ngadi ya entar gak gue kasih Indomie lagi, lo tau rasa deh,” ancam Gadis

“Eh iya deh ampun,” balas Febi.

Memang mengancam perut mereka akan selalu berhasil digunakan untuk anak kost yang gak modal dan fakir stok makanan. Antara fakir sama gak mau rugi sih kalau Febi.

“Lagian nih Feb, gue tuh uda mempesona kek Araian Garande. Jadi ya buat apa pake susuk segala.” Ucap gadis bangga.

“Ya udah deh iyain aja ketimbang jatah indomie gue berkurang,” Ucap Febi pasrah

Ternyata curhat ke Febi bukanya dapet solusi malah makan hati, benar-benar sih Febi.

Gadis menggambil notes nya dan mulai menulis kan sebuah sajak

Aneh,

Ada sebuah rasa yang tak kan pernah di jelaskan

Mengalir dan tersedia begitu saja tanpa mengenal tempat waktu dan juga suasana

Sesuatu yang aneh yang tak bisa diungkapan namun terasa 1000 perasaan

Senyum hangat di balut kelabunya awan

Sungguh indah

Tanpa aku sadari,

Sebuah perasaan asing bersemi

Membuat semua yang normal menjadi tidak normal

Aku harap suatu saat aku dapat menemukan jawaban

Atas apa perasaan itu

Gadis,

“Lagi bikin sajak lagi ya si pujangga ulung?” tanya febi

“Yee.. febi jangan ngerusak suasana dong.” Ucap gadis kesal padahal tadi dia sudah hanyut dalam sajak nya

“Ahhh.. seindah apasih sajak lo? Gue pen lihat” ucap febi sambil berusaha melihat diary yang sedang gadis pegang

“eh, apaan sih Febi jangan suka ngintip diary orang entar bintitan loh.” Ucap gadis

“Dih pelit udah ah gue mau tidur.” Ucap febi kemudian siap menggambil posisi nyaman untuk tidur di kasur

“Feb lu uda mau tidur aja feb? Tumben” tanya gadis

“iya mumpumg libur udah jangan ajak gue ngomong gue mau tidur” protes febi

“Ya udah deh gue juga,” ucap gadis

Hujan di luar memang dingin tapi itu semua tak menghentikan hangat nya perasaan gadis yang sedang ia rasa, mungkin, mungkin saja hari ini akan menjadi awal kisah cintanya (?).

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status