Share

menjadi yang kedua
menjadi yang kedua
Penulis: Lembayung senja

bab 1 sakit

Kenapa kau bisa tidur Di kasur ini!" seru Gus naufal pertama Kali membuka mata melihat gadis bertubuh Kurus Dan berwajah teduh tidur Di samping nya.

mendengar seruan Gus naufal gadis itupun membuka kelopak Mata Dan perlahan Beringsut bangun lalu menundukan kepala tepat Di depan Gus naufal. dia merasa serba Salah dengan apa Yang barusan ia lakukan, hanya dengan menundukan kepala, gadis itu bisa sedikit menyembunyikan wajah ketakutan nya.

"maaf Kan saya Gus. semalam njenengan demam tinggi, saya hanya berusaha mengobati hingga saya tak sengaja tidur Di sini." parau gadis itu dengan tetap menundukan kepala. dia merasa bersalah karena telah melanggar perintah agar tak tidur seranjang dengan suami nya.

ekor Mata Gus naufal menangkap Kain Di Sisi Kanan nya. masih sedikit basah Kala dirinya menyentuhkan tangan nya ke Sisi Kain. berarti gadis ini memang sedang tak berbohong.

gadis itu segera berdiri, usai melihat tatapan Gus naufal yang seolah sedang mengusir nya Dari kasur tempat biasa dia terpekur sendiri meratapi nasib nya. buliran Kristal take sengaja jatuh hingga dia segera mengusap dengan ujung jilbab nya.

"sudah enakan, Gus?" hanya untuk berucap beberapa saja, dia harus menggenggam baju tengah nya karena merasa takut.

"sudah" ucap naufal dengan berlalu begitu saja Di depan gadis itu. gadis Yang bernama , Zulaikha nuralifiyah sabbath, cepat cepat membalikan tubuhnya mengarah di mana naufal Akan melangkah.

"apa saya perlu Keramas, Gus?" kejar nur, Yang baru saja naufal nikahi sebulan Yang lalu.

naufal membalikan badan, lalu balik bertanya "apa umik sudah datang?"

nur menggeleng "Belum, gus!"

naufal kembali melangkah, bukan tak ingin menerus Kan ucapan nya, melain Kan dia sudah yakin bila istri nya itu sudah mengerti jawaban apa Yang naufal kehendaki.

"seperti nya Aku sudah tau jawaban nya." lirih nur sambil meremas kedua Sisi baju nya, dengan harapan bila Cara itu Akan sedikit mengurangi Rasa sakit Yang ia tanggung.

"Terserah. Ya, terserah. itu pasti jawaban Gus naufal seperti Hari Hari biasa."

nur sendiri adalah seorang santriwati Yang taat Dan patuh terhadap keluarga kyainya, termasuk saat sang putra kyai alias suami nur sendiri, meminta dirinya untuk sering sering Keramas sebelum subuh tiba. memang, naufal tak mengatakan apa alasan nya.

namun, hati kecil nur sekuat tenaga selalu berhusnudzon bila itu adalah Salah satu bentuk perhatian naufal terhadap kebersihan tubuh nur, meski dasar Sisi hati lain nur mengatakan jika suaminya berusaha mengelabui umik Nya sendiri. Keramas berarti sudah pernah terjadi sesuatu Di Dalam kamar itu , hal Yang sangat Di harap Kan oleh umik Nya Gus naufal sendiri demi terperoleh keturunan. meski sesuatu itu tak pernah terjadi Dan pada kenyataan nya tak pernah ada gelombang hasrat Yang mampu mengantar Kan tubuh kedua nya ke puncak birahi Dalam satu Bulan ini.

nur melangkah perlahan menuju sajadah suaminya berada. dengan Mata berkaca kaca, nur dengan lihai menyulap atas dasar lantai menjadi musholla sederhana. hanya perlu karpet suci serta sajadah Di atas nya.

nur tak bisa menahan nya lagi Kala membuka sajadah Dan tampak lah foto seseorang perempuan Di balik sajadah itu. terpampang secara jelas Di depan Mata nur Yang mulai menitik Kan air mata. dialah zahra, istri pertama Gus Naufal.

wajah Yang cantik dengan bibir Indah bagaikan delima Yang terbelah, senyum mempesona dengan lesung pipi, membuat siapa saja Yang melihat nya Akan langsung jatuh cinta kepada Zahra. nur menata foto Zahra dengan Apik, lalu meletak Kan tasbih suami nya Di atas foto itu.

"Ternyata Dalam sujud mu, Gus. kau hanya mengingat neng Zahra saja Dan tak pernah sekali pun menganggap wanita seperti Ku ini ada Dalam hidup mu. meski berulang Kali saya berusaha menampakkan diri, tapi sepertinya kesia siaan belaka Yang Ku dapat. ada atau tidak ada nya diri Ku, hanya neng Zahra saja Yang kau anggap ada. sekerdil itu kah Aku? hingga engkau tak sudi menyematkan foto Ku Di hadapan tuhan mu juga? atau sebesar apa cinta mu kepada neng Zahra, hingga menengok pada ku saja engkau tak sudi. Gus."

"meski tak ada cinta Di antara kita, pantas kah ketidak adilan tersemat padaku? meski Dalam selembar foto mu saja."

nur tergugu Di atas sajadah, sambil mulut nya tak berhenti mengucap istighfar. entah perasaan apa Yang sedang ia rasakan sekarang, cemburu, marah, atau justru meratapi nasib?.

seharus nya, bila dia tak ingat Akan Indah nya barokah nya ilmu, andai dia juga tak ingat bila jasa jasa bu nyai Dan Pak kyailah Yang mampu mengantar Kan seorang nur menjadi lulusan santri dgn hafalan Al Qur'an terbaik diantara teman teman nya, Dan andai juga nur tak ingat, karena kebaikan hati bu nyai Yang sekarang menjadi mertua nya, pasti lah dia hanya seperti keledai Yang tak tahu arah jalan, hanya bisa mengikuti arus kehidupan Tanpa tahu mana Yang halal Dan mana Yang haram. bila tak ingat itu semua, nur ingin sekali menolak pada Malam itu. Di mana permulaan kisah poligami itu terjadi.

"nur, kau santri Yang sudah mengabdi cukup lama Dan paling dekat dengan saya." ucapan halus ibu nyai halimah terjeda. sesaat beliau mengambil nafas untuk mengambil ritme ucapan setelah nya.

nur, tetap menunduk, tak berani mendongak apalagi memotong ucapan. dia terduduk Di atas lantai Yang dingin seirama dengan udara dingin Di luar Sana.

"Tentu kau tahu betul apa kegelisahan Ku selama setahun ini?"

sejujurnya nur tahu, karena beberapa Kali dia tak sengaja mendengar saat dia bersih bersih Di rumah kyai Dan bu nyai nya. tapi, nur lebih memilih menggeleng saja. adakala nya terkadang diam itu bijak Dari pada berbicara namun tak berbobot isinya.

bu nyai halimah tersenyum, dengan lembut ia mengusap puncak kepala santri nya Yang tertutup jilbab putih, warna kesukaan nur.

"saya hanya manusia biasa seperti lainnya Yang tetap mengharap Kan seorang cucu, sedangkan Zahra sampai sekarang masih terbaring koma Di rumah sakit Dan tak tahu kapan Akan bangun. kau tentu sudah tahu, Kan, nur?"

nur seketika mendongak, merasai ada suatu hal Yang Akan terjadi Malam itu. dia tersenyum Kala mengingat sepucuk Surat Yang telah ia terima untuk kesekian kalinya, sepucuk Surat Yang Akan selalu terselip diantara lembaran karya buku Muslim terkenal Dan Akan selalu nur ciumi dengan dada Yang berdebar debar.

nur sudah tersenyum membayangkan nya bila isi Surat itu benar benar Di ungkap Kan oleh Gus adnan, putra bu nyai kepada umik Nya, Dan karena itulah nur sekarang Di panggil. Di Dalam hati nur, seakan ribuan bunga bermekaran. harum menyeruak ke seluruh penjuru, setelah sekian lama bunga bunga itu hanya mampu berkuncup saja.

"saya meminta mu untuk anakku, Naufal. setialah padanya Dalam ikatan suci Yang Di rahmati oleh Allah. menikah lah dengan nya, nduk!"

serasa kilatan petir berkelebatan Di depan nur, hingga dia tak mampu untuk sekedar membela dirinya sendiri. apa mungkin impian Dan cinta nya Akan menguap begitu saja demi Rasa bakti diri nya terhadap bu nyai nya.

Tanpa berkedip sedetik pun, nur menatap bu nyai dengan intens seolah mencari kejujuran Di Dalam Mata itu.

"barang kali, bu nyai sedang ingin bercanda dengan Ku," batin nur tetap ingin berprasangka baik.

namun, Yang nur tangkap adalah keseriusan bukan candaan belaka.

"nur, bagaimana jawaban mu?"

pertanyaan halimah seketika membuat bayang bayang Gus Adnan menari nari Dalam ingatan nur.mulai Dari awal mereka bertemu, mencuri curi pandang saat Di ndalem, berkirim pesan saat liburan pesantren tiba atau sepucuk Surat Yang selalu terselip diantara karya karya hebat sastrawan Muslim. semua berkelebatan Di ingatan Tanpa nur sadari kehadiran nya.

"Tapi..." nur tak mampu menerus Kan kata kata nya. semua Rasa Yang ingin ia hatur Kan tercekat begitu saja Di kerongkongan.

"Berpikirlah, Minta pendapat Dan istikhoroh Dulu nur. agar kau yakin dengan jawaban Kamu. jangan terburu buru mengambil tindakan. sebagai mana diriku melamar Kan naufal untuk diri mu. itupun saya lakukan dengan berbagai tahapan. in syaa Allah kau tak Akan pernah di kecewa Kan oleh Allah."

Brakk!

suara dobrakan pintu seketika membuyar Kan lamunan nur. segera ia mengusap air Mata nya dengan ujung jilbab Yang selalu ia kenakan. meski Di Dalam kamar sekalipun, berdua dengan Gus Naufal.

suara dobrakan terdengar lebih jelas, dengan Di ikuti suara seseorang mengerang dengan Kesal.

"Tunggu sebentar!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status