All Chapters of THE CURSED MIKO (INDONESIA): Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
30. Mulainya Kisah Di Antara Mereka
    Kyeo mendengkus kasar dan memilih mengikuti kata-kata sang anak manusia. Iblis berparas rupawan dengan netra kuning keemasannya itu langsung merampas pakaian yang Rin sodorkan kepadanya. Menatapnya sekilas, lalu memakainya dengan cepat. Tidak peduli jika yukata sepanjang mata kaki itu memiliki bagian yang terbuka di depan dan memperlihatkan dadanya yang mulus tanpa cela.    Setelah sang iblis kelelawar selesai berpakaian, Rin pun memberanikan dirinya untuk kembali memandang Kyeo dari atas ke bawah dengan tatapan menilai. Ini justru lebih baik daripada keadaannya beberapa saat yang lalu, di mana Kyeo sama sekali tidak memakai sehelai pakaian apa pun yang menempel di tubuhnya.    Setidaknya, yukata hitam ciptaannya itu dapat menutupi apa yang Kyeo miliki di bawah sana, lagi-lagi Rin merona saat mengingatnya. Mengapa iblis itu terlihat begitu seksi?     As
Read more
31. Bertemu dengan Yue, Salah Satu Nenek Moyang Akibara!
    Rin kembali memulai perjalanan spiritualnya demi meningkatkan kekuatannya bersama Kyeo. Dia adalah iblis kelelawar yang mengikat perjanjian dengannya tempo hari yang lalu.    Berdasarkan perjanjian, iblis itu harus selalu bersama sang gadis Akibara, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua harus selalu bersama.    Meski merasa risih karena harus bersama seorang gadis yang baru dikenalnya selama dua hari, tetapi Kyeo terpaksa menerima kehadiran gadis itu. Lagipula, ia bisa saja membangkang dari perkataan sang gadis, tetapi tentu saja tidak akan mudah.    Gadis itu adalah keturunan musuhnya, dan Kyeo masih memasang sikap waspada terhadap sang gadis.    Lain Kyeo, lain pula yang dirasakan oleh Rin. Gadis Akibara itu justru merasa sangat antusias, sebab ada seseorang yang akan menemaninya sepanjang perjalanan.
Read more
32. Sebuah Tugas
    Mendengar penuturan sang roh pendahulu Akibara, sontak membuat Rin dan Kyeo memerah. Gadis muda itu memerah karena merasa malu mendengar pertanyaan konyol sang iblis yang dikomentari oleh Yue, sedangkan sang iblis malu karena dirinya terkesan seperti manusia bodoh.    Ini semua gara-gara Rin, penyebab dirinya bertanya sesuatu yang konyol seperti itu pasti karena gadis itu. Rin sering membawa pengaruh padanya. Pasti pertanyaan itu terlontar gara-gara Rin. Sang iblis mendecih pelan.    Rin menyenggol Kyeo dengan siku tangannya beberapa kali, lalu menolehkan kepalanya dan memandangi sang iblis dengan tatapan jengkel. "Pertanyaanmu itu sangat tidak masuk akal, Kyeo," bisiknya menyalahi sang iblis, kata-katanya penuh dengan tekanan. "Kan aku sudah bilang Himiko-sama sudah lama tiada."    Sementara Kyeo yang dikomentari oleh Rin yang jengkel, seperti biasa hanya m
Read more
33. Ilusi Yang Menyakitkan
    Rin dan Kyeo telah tiba di tempat yang dilaporkan oleh salah seorang penduduk yang meminta bantuan kepada mereka, untuk memberantas iblis yang meresahkan masyarakat.    Rin langsung menarik Kyeo masuk ke dalam semak-semak, dengan tujuan bersembunyi dari mata musuh yakni iblis ilusi yang sedang mereka incar. Gadis itu merapatkan tubuhnya dengan sang iblis kelelawar, begitu dekat, bahkan deru napas keduanya saling berirama satu sama lain. Akan tetapi, sepertinya Kyeo salah paham terhadap setiap tindakan yang gadis Akibara lakukan padanya.    "Kau bermaksud menggodaku, Manusia?" Kyeo bertanya dengan suara pelan, senyum miringnya naik sedikit. Rin yang meremas bagian depan yukata sang iblis refleks melepas pegangannya, tetapi Kyeo dengan sigap menahan pergerakan sang gadis.    Rin mendongakkan kepalanya sedikit, wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan sang ibl
Read more
34. Darah, Keringat dan Air Mata
    Buru-buru sang gadis Akibara meraih belati kesayangannya dari balik kimono seputih salju, lalu mengalirkan energi spiritual ke ujung belatinya yang lancip, dengan tujuan agar apa pun yang mencoba menjebaknya saat itu tidak bisa menyakitinya. Gadis itu langsung menghujamkan belati tersebut ke dada sosok yang menyerupai sang kakak.    "WUAAA!!" Sosok itu seketika menjerit kesakitan. Ia mundur selangkah demi selangkah dengan cepat, tubuhnya terhuyung selama beberapa saat hingga akhirnya ambruk ke tanah. Belati emas yang begitu berharga pemberian dari Zura tersebut masih tertancap di dada sosok yang secara perlahan mulai menampakkan wujud aslinya.    Tubuhnya terbakar api biru yang identik dengan kekuatan murni yang berasal dari belati yang sebelumnya sudah gadis Akibara alirkan dengan kekuatan spiritualnya. Sang iblis menjerit-jerit ketika tubuhnya terlalap api suci yang terasa sangat menyakitka
Read more
35. Rin & Kyeo: Membantu Nenek-nenek Tua!
    Pagi-pagi sekali, Rin sudah dipanggil untuk menghadap kepala desa Orishin di kantornya, bersama Kyeo. Iblis itu terpaksa mengikuti sang gadis Akibara ke sana, meski sebenarnya ia tidak ingin pergi kemana-mana.    Lebih enak ditinggal sendirian di penginapan, tetapi gadis itu malah menyeretnya keluar dari dalam kamar. Bagus! Istirahat sang iblis terganggu.    "Baguslah kalian sudah datang. Tunggulah dulu sebentar!" Sayaka berucap tegas, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya—menekuni dokumen penting milik desa. Mengabaikan sepasang makhluk berbeda jenis yang berdiri di hadapannya.    Rin melirik Kyeo lewat ujung mata, iblis itu terlihat sedang memasang ekspresi kesal, wajahnya berpaling ke sisi lain ruangan, seperti tidak ingin melihat ke arahnya. Rin tahu Kyeo kesal dengannya, sebab ia menarik sang iblis yang sedang berbaring dengan nyaman di atas k
Read more
36. Godaan Berat Dari Iblis Tampan
    Rin dan Kyeo mengepel dalam diam, tak ada yang berbicara di antara keduanya. Mereka berdua sibuk melaksanakan tugas bersih-bersih, agar cepat selesai dan bisa kembali pulang ke penginapan, lalu melanjutkan perjalanan mereka di Dunia Bawah.    Dengan menggunakan sebuah lap putih yang sudah kumal, mereka bolak-balik mengepel lantai itu hingga mengkilap. Tentu saja dengan cara bergantian.    Mulanya, Rin lah yang terlebih dahulu mengepel lantai untuk pertama kali, baru setelahnya sang iblis kelelawar melanjutkan tugas sang gadis. Tampaknya, Kyeo sudah tak sabar lagi ingin segera menyelesaikan tugas dari kepala desa yang membuatnya dengan terpaksa terjebak di rumah tiga orang manusia tua yang menurutnya sedikit menyebalkan.    "Hei, Manusia." Kyeo memecah keheningan yang terjadi di antara mereka dengan menatap tajam sang gadis Akibara. "Bernyanyilah."
Read more
37. Segel Untuk Sang Iblis Kelelawar
    Setelah menghabiskan waktu selama satu minggu di desa Orishin, Rin dan Kyeo melanjutkan perjalanan mereka. Tanpa arah, hanya mengikuti kemana gadis Akibara hendak pergi. Benar-benar pengembaraan tanpa tujuan yang jelas.    Sama sekali tidak membuat sesosok iblis yang bersama Rin sejak beberapa lama mengeluh karenanya, justru Kyeo termasuk paling tenang dalam perjalanan. Kecuali jika Rin mengungkit dan membuat sang iblis kelelawar merasa terusik.    Kyeo mudah sekali marah jika ketenangannya diganggu, tetapi sepertinya Rin tak terlalu mengindahkannya. Ia masih saja menjaili Kyeo, suka dengan tindakan sang iblis ketika marah.    Gadis itu senang bisa menganggu sang iblis kelelawar. Baginya, mengusik Kyeo adalah salah satu pembalasan paling menyenangkan. Sebab iblis itu suka sekali menggodanya di saat-saat dirinya tak ingin diganggu.&nb
Read more
38. Penggoda Iman Sang Gadis Miko!
    Kyeo menyeringai, rencananya dalam mengerjai sang gadis Akibara berjalan dengan sukses. Lihat betapa memerahnya wajah gadis itu, bagaikan buah merah delima yang sudah kelewat matang. Belum lagi peluh yang membasahi wajah gadis yang masih ditindih olehnya kini, benar-benar terlihat lucu.    Kyeo tahu gadis itu sedang gugup karena posisi mereka yang begitu intim. Bahkan dirasakan olehnya, tubuh sang gadis memanas, seperti orang yang sedang terkena demam tinggi. "Hei," panggil Kyeo, memastikan apakah gadis itu masih sadar atau tidak.    Mustahil pingsan dengan mata terbuka, bukan?    Rin merasa napasnya tercekat di tenggorokan, ia tak kuasa mengeluarkan kata-kata sahutan kepada sang iblis kelelawar. Ia hanya sanggup membalas tatapan Kyeo yang begitu memabukkan. Manik kuning itu bergerak, menjelajahkannya pada tubuh gadis miko yang berada di bawahnya.
Read more
39. Kerinduan Zura Kepada Gadis Akibara
    Dunia mimpi adalah lautan impian semu yang didapatkan oleh hampir setiap orang di kala tidur. Apa pun bisa terjadi di dunia mimpi, menjadi pahlawan yang menyelamatkan negeri serta dikagumi oleh seluruh rakyat, bahkan menjadi monster menakutkan yang menghancurkan seluruh jagat raya sekalipun. Semua tak ada yang mustahil di sana.    Sayangnya, mimpi hanyalah angan-angan yang tidak bisa direalisasikan dengan mudah. Perlu banyak perjuangan dan usaha untuk mewujudkannya menjadi sesuatu yang nyata.    Semua orang dapat bermimpi, tetapi tak semua orang bisa memujudkan impiannya.    Agaknya, hal itu pulalah yang menjejali pikiran seorang pemuda berparas tampan yang sedang duduk diam di atas kursi kedai. Tampaknya ia sedang berkutat dengan alam pikirannya, terlalu sibuk memikirkan sesuatu hingga tak memedulikan sekitar.    Impiannya yang ingin memperoleh kekuatan dari pohon Sensa mendadak luntur saat menget
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status