All Chapters of THE CURSED MIKO (INDONESIA): Chapter 41 - Chapter 50
75 Chapters
40. Waktu Milik Bersama
    "Hei, Kyeo!" Sapa gadis itu lagi ketika tak mendapat respons dari sang iblis kelelawar. "Turunlah ke bawah sini! Ada yang ingin kutunjukkan padamu!"    Kyeo mendengkus. Gadis itu kerap sekali memerintahkan sesuatu yang tidak berguna kepadanya, membuat sang iblis kelelawar mendadak kesal terhadapnya.    Bahkan sekarang saja, di saat ia sedang bersantai dengan tenang, gadis itu tiba-tiba saja muncul dan berteriak kencang memanggil namanya.    Rin benar-benar ... manusia yang unik.    "KYEO!" Rin kembali berteriak lantang.    "Kau mendengarkanku, kan?" Tanya sang gadis, suaranya terdengar kesal. Sudah beberapa kali ia memanggil nama Kyeo, tetapi sang iblis sama sekali tidak memedulikannya. Lehernya sudah sakit, karena dipaksa mendongak ke atas secara terus-menerus.    Gadis itu terus saja meneriakkan nama sang iblis kelelawar. "Kyeo!!" Teriaknya, berharap kali ini K
Read more
41. Bertemunya Zura dan Yuuto
    Yuuto memandang langit siang yang terik dan cerah, secerah suasana hatinya sejak bangun dari tidur dengan semangat menggebu di dalam dada. Pemuda itu baru saja menyelesaikan salah satu latihan beratnya di sebuah kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi bersama sang guru—Hiroshi.    Awalnya, Yuuto sempat merasa khawatir karena ia dan sang guru akan menghabiskan waktu selama beberapa jam untuk berlatih tanding di sana.    Pemuda itu takut jika gunung merapi itu ternyata masih aktif dan tiba-tiba saja meletus lalu menyemburkan lahar yang begitu panas. Bukan tak mungkin, cairan itu akan melelehkan tubuh mereka seperti larutan yang lengket.    Akan tetapi, setelah beberapa kali Hiroshi menerangkan kepada Yuuto bahwa tak akan terjadi apa-apa kepada mereka ketika berlatih di sana, akhirnya ia berhasil menyakinkan anak muridnya itu. Sehingga pemuda yang memiliki senyum manis dan bertubuh jangkung yang awalnya t
Read more
42. Siapa Sebenarnya Zura?
    "Kenapa kau bisa berada di tengah hutan seorang diri, Yuuto?" Zura bertanya kepada pemuda yang beberapa saat yang lalu sudah ditolong olehnya.    Yuuto tertawa pelan, lalu menggaruk kepala bagian belakangnya dengan canggung. "Hahaha, aku ya? Sebenarnya aku tadi sedang latihan saja," jawabnya yang kemudian diakhiri kekehan pelan.    Zura mengangguk-anggukan kepalanya perlahan, seperti sudah memahami apa yang diterangkan oleh Yuuto.    Pemuda iblis dengan kimono putihnya yang tipis itu lalu mengangkat tangan kanannya, kemudian memutarnya pelan di udara seraya berbisik pelan. Secara tiba-tiba, keluarlah cobek beserta ulekan dan beberapa lembar tanaman obat dari ujung jarinya, yang kemudian jatuh ke tangan sang pemuda iblis.    Zura lalu menaruhnya ke tanah, dan menyusunnya sebentar. Ketika ia menengadahkan wajah menghadap manusia yang ia tolong, seulas senyum tipis terulas begitu saja ketika ia meliha
Read more
43. Rin dan Kyeo : Kita Adalah Satu
    "Wah, akhirnya kita sampai juga, Kyeo!" Rin berseru dengan gembira, dengan polosnya ia meloncat bak anak kecil yang kegirangan mendapatkan mainan baru, sedangkan Kyeo yang melihat tingkah sang gadis Akibara hanya merotasikan matanya dengan ekspresi bosan.    Mereka berdua baru saja tiba di sebuah gua yang menjadi tempat tinggal biksu pertapa yang dipanggil Isamu oleh Rin. Namun, mereka tidak mendapati keberadaan pertapa tua itu di sana. Gua itu kosong dan tak terlihat ada seorang pun di dalamnya.    Rin tampak kebingungan, beberapa kali ia celingak-celinguk di depan gua. "Ah, Guru Isamu pergi kemana ya?" gumam sang gadis Akibara. Ia masuk ke dalam gua dan memeriksa semua sudutnya, tetapi nihil. Mustahil sang guru bersembunyi di dalam celah-celah bebatuan gua, bukan?    Rin sangat tahu bahwa sang guru akhir-akhir itu memang suka sekali berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya, sekadar untuk menemukan tempa
Read more
44. Bertemu Kembali : Rin dan Yuuto
    Rin duduk di depan rumahnya sembari bersenandung riang. Suasana desa Anohagaku ketika siang hari memang begitu tenang, membuat hatinya menjadi lebih damai. Hari itu cuacanya memang begitu panas, teriknya matahari terasa membakar kulit siapa saja yang kebetulan tak sedang bernaung di bawah atap.    Gadis itu mendadak memikirkan keadaan Kyeo yang sebelumnya berpamitan pergi keluar rumah. Pergi kemanakah dia? Rin sungguh ingin tahu kemana perginya iblis itu. Kyeo memang mengatakan ia akan pergi sebentar, tetapi hingga menjelang sore ia belum juga kembali ke rumah.    Padahal hari itu Rin berencana mencari keberadaan Isamu bersama Kyeo, gadis itu merasa tidak enak meninggalkan pria tua itu sendirian. Setelah mendapat cara untuk menjadi kuat dari Tatarimokke—yaitu membebaskan iblis kelelawar dengan cara belajar kepada Enzu, lalu berpetualang berhari-hari bersama Kyeo, Rin belum pernah bertemu lagi dengan Isamu sejak hari di mana ia
Read more
45. Sang Pangeran Kōmori dan Iblis Onigama
    Kyeo menyandarkan punggungnya di batang pohon. Jaraknya yang terlalu jauh dari gadis Akibara membuat Kyeo merasa aman dan yakin tidak akan ketahuan oleh gadis yang sudah berhasil membebaskannya dari segel.    Akan repot jadinya jika gadis itu sampai mengetahui bahwa Kyeo—iblis yang terpandang dan hebat luar biasa—ketahuan sedang mengawasi setiap pergerakannya.    Bisa-bisa gadis itu akan terus menggodanya, dan Kyeo sangat tidak mengharapkan hal itu terjadi.    Penglihatan yang tajam dan pohon yang tinggi benar-benar menguntungkan Kyeo dalam mengawasi setiap gerak-gerik sang gadis Akibara. Entah karena alasan apa ia memperhatikan gadis manusia itu, Kyeo sendiri pun tak tahu alasannya.    "Tunggu, apa yang sedang ia lakukan?" Dalam ketenangannya mengawasi sang gadis dari atas pohon, Kyeo melihat gadis itu menarik seorang pria muda beserta seorang kakek-kakek tua menuju ke arah kediaman me
Read more
46. Tingkah Aneh Kyeo
    Subuh hari itu, matahari belum menampakkan dirinya sebagai sang raja siang yang begitu penuh dengan sinarnya yang dikatakan bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Masih terlalu dini, dan matahari masih enggan keluar dari singgasananya.    Bahkan sang fajar yang memiliki cahaya kemerah-merahan menjelang matahari terbit pun belum tampak, kala itu.    Langit masih gelap gulita, bulan masih bersinar dengan sinarnya yang redup. Jalanan begitu lengang, terdengar bunyi-bunyi burung malam yang saling bersahut-sahutan di kedalaman hutan. Lolongan makhluk malam; anjing hutan pun terdengar sesekali.    Membangkitkan bulu roma tanpa alasan yang pasti. Menakutkan ketika hal itu terjadi secara tiba-tiba.    Walau tak terlihat ada seorang pun penduduk desa yang keluar dari dalam rumah subuh hari itu, nyatanya ada satu sosok yang berjalan di tengah kegelapan. Sendirian, tak kenal rasa takut. Ia berja
Read more
47. Lepas Kendali
    Rin tidak mengerti mengapa Kyeo menjauhinya tanpa sebab akhir-akhir ini. Iblis itu selalu saja menghindar ketika ditanya mengenai perubahan sikapnya yang selalu menjaga jarak dari sang gadis.    Bahkan, ketika mereka duduk bersantai atau sekadar jalan pagi keliling desa, Kyeo selalu berada di jarak yang cukup jauh darinya. Sebelumnya Kyeo tidak pernah seperti itu, sebab ia selalu mengikuti ke mana saja gadis Akibara pergi. Iblis itu benar-benar membuat Rin heran dengan tingkahnya yang tak seperti biasanya.    Pernah, Rin mendengar kisah dari seorang penduduk yang menyaksikan Kyeo bertarung dengan siluman banteng yang mengamuk. Iblis itu hanya menggunakan kekuatan fisiknya saja ketika melawan banteng malang tersebut, dan sama sekali tidak mengeluarkan kekuatan iblisnya.    Seolah-olah sedang menumpahkan kekesalannya, melalui pukulan demi pukulan yang ia layangkan kepada siluman banteng itu.    Kyeo
Read more
48. Niat Yuuto Untuk Memisahkan
    Rin tersentak, terkejut mendapati sang kakak yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapan mereka. Gadis itu langsung panik, apakah Yuuto melihat semuanya?    Apa sang kakak melihat Kyeo yang menciumnya?    Apa kakaknya tahu bahwa ... ia juga membalas ciuman Kyeo?    Semua pertanyaan berputar-putar di benak sang gadis Akibara, menyebabkan kepanikan kecil di hatinya. Takut jika Yuuto berpikiran yang tidak-tidak, meski kenyataannya hal yang Rin dan Kyeo lakukan bukan seperti yang pria itu bayangkan.    Yuuto mendekat dan meraih tangan adiknya. Ia menatap Kyeo dengan tatapan tidak suka. "Ayo, pulang!" perintahnya kepada sang adik.    Rin ditarik paksa oleh Yuuto, menuju arah rumah mereka. Rin menoleh ke belakang, memandangi Kyeo yang terlihat murka. Kedua tangannya terkepal erat, wajahnya memerah karena memendam amarah di dasar hatinya.    Rin menatap sang iblis sayu.
Read more
49. Pertarungan Sang Miko
    Rin merapikan diri, bersiap untuk pergi berlatih bersama Kyeo, saat tiba-tiba saja sang kakak mencegat langkahnya di depan pintu keluar—tepat di depan kamarnya. Ia menatap kedua mata Yuuto lekat-lekat.  "Ada apa, Kak?" tanyanya cepat.    Yuuto langsung menangkup pipi Rin seraya memperhatikan luka lecet dan memar keunguan di leher adiknya dengan cepat. Matanya memicing tajam, "Lehermu kenapa?" tanyanya penuh selidik. Ia baru menyadari memar itu setelah kembali lagi ke rumah adiknya.    Rin berusaha menutupi bekas cekikan Kyeo dengan rambut panjangnya, menimbulkan ketidaksukaan dari sang kakak yang sedari tadi memperhatikan.    "Rin, jawab Kakak," pinta Yuuto dengan nada tegas.    Gadis itu hendak menceritakan semua yang terjadi kepada sang kakak, menjelaskan sampai tidak ada lagi kesalahpahaman. Namun, ia urungkan niatnya ketika melihat Kyeo sudah berdiri di ambang pintu masuk dengan tang
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status