Semua Bab White Rose Petal: Bab 11 - Bab 20
86 Bab
Chapter 11 - Kado Pernikahan
“Aku rindu Charisa, Yuta ...,” kata Anna Smith pada Yuta.“Bukankah kau baru bertemu ia kemarin?” Yuta berkata dingin pada gadis itu.“Aku jadi bridesmaid-nya Yut ... Aku bukan datang sebagai tamu di ulang tahunnya. Mana bisa aku ngobrol lama dengannya.”Gadis berambut hitam itu memanyunkan bibirnya. Ia bahkan tidak malu telah bersikap tak dewasa seperti itu di muka umum. Laki – laki muda di depannya hanya memutar bola matanya. Biasanya yang selalu kekanakan adalah sahabatnya yang lain, Charisa Davis.Tetapi sepertinya, sejak Charisa Menikah, sindrom kekanakan gadis itu diberikan kepada Anna juga. Lihat gadis Smith itu, Ia bahkan bertingkah jika ia seperti sedang dilanda rindu teramat rindu.“Sama saja, ketemu juga kan akhirnya?”“Lelaki memang tak pernah mampu untuk mengerti.” sindir Anna.“Mengerti apa? Mengapa jadi ambigu seperti ini kamu?” prote
Baca selengkapnya
Chapter 12 - Thank You, Uncle!
Charisa hanya menggerakkan pelupuk matanya, gadis itu bahkan tak mampu untuk bergerak sedikitpun. Apakah mereka akan berciuman lagi? Tanya Charisa dalam hati, suara jantungnya sudah memompa dengan kecepatan yang sangat menyakitkan.“Charisa, apa aku boleh melakukannya sekarang?” Paman Skandar itu meminta izin entah untuk apa kepadanya.“Pa-man ...,” ucap Charisa dengan terbata.Skandar, laki – laki dewasa itu sudah mempersempit jaraknya sekarang. Pria itu mendekatkan ujung hidungnya pada ujung hidung Charisa hingga hidung mereka bersentuhan. Charisa dapat merasakan deru nafas Paman Skandar yang menerpa kulit wajahnya. Laki – laki itu kemudian beralih pada daun bibirnya yang kecil dan juga tebal. Paman Skandarnya berhenti tepat pada bibirnya yang merah. Detak nadi Charisa terasa cepat merasakannya.Tidak seperti pertama kali laki – laki itu menciumnya, yang penuh dengan gerakan pagutan kecil yang lembut dari laki &
Baca selengkapnya
Chapter 13 - Kurang Pagi, Risa!
“Charisa!! Kau bisa terlambat sekarang!” teriak seorang laki – laki dewasa. Skandar Hemingway sudah hampir memelototi jarum jam di ruang tamu apartemennya. Sekarang sudah pukul 06.35 pagi, dan istrinya yang sangat muda itu masih belum juga keluar dari pintu kamarnya. Skandar masuk ke dalam ruang tengah dan melihat gadis itu keluar kamar dengan pintu kamar yang sudah menjeplak terbuka. “Ayo paman, aku siap!” Kata gadis itu saat melihat Skandar yang menatapnya tajam, Charisa hanya tertawa seperti anak TK. Skandar hampir meremas rambut cepaknya. “Cek lagi, ada yang masih kurang atau tidak?” tanya Skandar pada gadis itu saat mereka sudah sampai di ruang tamu. “Tidak ada, paman,” jawab Charisa. “Tidak ada yang kurang? Kau bahkan tidak sarapan, Charisa Hemingway!” seru Skandar kesal. Gadis itu hanya tertawa kembali, padahal dia seharusnya sudah berangkat ke sekolahnya setengah jam yang lalu. Sekolahnya lumayan jauh dengan apartemen Skandar y
Baca selengkapnya
Chapter 14 - Tugasku Jadi Istri
Charisa, gadis itu sudah tiba di depan kelasnya. Pintu kelasnya terbuka, membuat gadis berambut cokelat bergelombang itu membuka mulutnya lebar – lebar. Jadi sejak tadi ia sudah berlari – lari, terburu – buru berangkat ke sekolahnya ternyata jam mata pelajaran pertamanya malah kosong? Charisa Hemingway merutuki betapa sial nasibnya itu.Gadis pemilik mata bulat itu masuk ke dalam kelasnya dengan langkah malas. Ia langsung duduk di bangkunya yang nomor tiga di sebelah bangku milik Anna. Banyak teman – temannya yang sudah keluar kelas, ada yang ke kantin sekolah, bermain sepak bola di lapangan atau malah dengan rajinnya pergi ke perpustakaan. Charisa mendengus, teman – temannya yang sangat pecinta buku itu pasti berniat menjadi perdana menteri Australia jika membaca adalah hobinya.Charisa sudah meletakkan tasnya di kelasnya. Gadis itu membalas beberapa sapaan dari temannya yang menyapanya ketika dia masuk kelas. Beruntungnya teman – t
Baca selengkapnya
Chapter 15 - Worry
“Hiks ... Pa- paman ...,” “Charisa, Apa yang terjadi?” Skandar sudah hilang tenangnya saat mendengar istrinya yang masih muda itu menangis disana. “Pa- paman ... Hiks ....” Gadis itu masih menangis. “Jawab aku! Mengapa kau menangis?“ tanya Skandar kembali. Skandar menajamkan pendengarannya saat orang di seberang sana masih sesenggukan dan tidak mengacuhkannya. Skandar bertanya – tanya hal macam apa yang membuat istrinya itu menangis seperti ini. Menangis sampai kepayahan seperti itu. “Sa-kit... Hiks...” Gadis diseberang sana masih merengek. Kontan saja Skandar panik sekarang. Sakit apa? Apa yang sakit? “Risa! Katakan yang jelas! Kau ad-“ ucapan Skandar berhenti seketika, dia sudah akan menceramahi istrinya itu tatkala ada suara seorang wanita muncul dari sambungan telefon istrinya. “Tolong anda segera datang ke sekolah Charisa sekarang!” ujar wanita tersebut singkat lalu menutup telefon istrinya. Skandar terceng
Baca selengkapnya
Chapter 16 - Little Accident
Di sebuah ruangan dari kantor yang sangat besar, dengan gedung berlantai – lantai jumlah lantainya. Seorang pria dewasa sedang memandang arsip yang sedari tadi ia baca. Pria berambut sangat hitam itu tidak percaya akan apa yang staff Human Resources Departemennya lakukan. Ia sudah memberi tahu pada departemen tersebut untuk tidak pernah menyentuh orang ini, dan sekarang apa yang dilakukan mereka? Mereka malah mengusiknya, memindahkannya.“Kamu memutasikan Noah Davis ke New Zealand?” Tanya orang itu pada seseorang yang sedang berdiri di depan mejanya. “Bukankah yang kau laporkan untuk dimutasikan dulu adalah Steve Collins? Bukan Noah Davis!”“Benar, presdir,” jawab orang tersebut, “Departemen kami berubah pendapat, Noah Davis yang kami mutasikan.”“Alasan? Aku ingin tahu alasanmu?” tanya pria berambut hitam itu lagi. Tangannya hampir meremas kertas yang ia pegang.“Kita perlu orang yan
Baca selengkapnya
Chapter 17 - I Want You
‘Dan kau menolaknya?’   Iya, apa ini yang akan ia lakukan lagi? Menolak suaminya? Tangan Charisa terasa lemas, dia jadi tidak menutupi tali bathrobenya lagi. Skandar langsung menarik tali bathrobe istrinya hingga kain itu terlepas. Bathrobe warna abu – abu milik gadis itu langsung terbuka. Menampakkan tubuh polos istrinya yang hanya berbalut bra dan celana dalam warna coklat susu.“PAMAN!!” teriak Charisa refleks.Charisa langsung menutupi bra yang menutup buah dadanya. Gadis itu begitu malu. Ini adalah kali pertama seseorang apalagi berbeda gender dengannya melihat dirinya seterbuka itu. Charisa menunduk dan menatap suaminya itu, pria itu menatap tubuhnya untuk beberapa saat. Pipi Charisa sangat merah sekarang.“Aku sudah tahu jika kau masih menggunakan bra, Charisa, mengapa pakai teriak segala?” tanya Skandar dengan cueknya.Pria itu lalu menarik tangan Charisa untu
Baca selengkapnya
Chapter 18 - We've Done That
Di Grand Royal Elyxion Apartment Canberra, Australia     “Ayo kita melakukannya, paman!” Charisa memegang tangan suaminya. “Jangan bercanda, Charisa. Kau tak tahu makna ucapanmu,” tegur Skandar pada istrinya yang masih muda itu. “Aku tahu paman.... Aku tahu, aku sudah siap sekarang.” “Jangan.... Tidak sekarang, Charisa.” “Semakin kita menunda, akan semakin banyak pula keadaan dimana aku yang labil ini akan menolaknya. Aku sedang mengemis pada paman sekarang untuk melakukannya.” “Jangan pernah mengemis pada laki – laki untuk melakukannya. Perempuan terlalu mulia untuk memintanya, biarkan laki – laki yang memintanya Charisa. Biarkan aku yang memintanya.” Skandar memegang kedua siku istrinya. “Tetapi paman menolakku.” Gadis itu menolak untuk menatap Skandar lebih lama. Skandar menatap gadis itu dengan ribuan pikiran yang sedang bercampur aduk dalam kepalanya. Laki
Baca selengkapnya
Chapter 19 - Does She Come?
Di Grand Royal Elyxion ApartmentCanberra, Australia   Skandar dan Charisa, kedua pasang suami istri muda itu masih terlihat bersembunyi di bawah selimut putih tempat tidur mereka. Mereka masih tidak berubah, seperti terakhir kali mereka selesai melakukannya. Keduanya masih tetap tanpa busana, bahkan Skandar yang dikenal sangat perfeksionis itupun begitu malas untuk sekedar memakai celananya, laki – laki itu lebih tertarik untuk memeluk tubuh polos istri mudanya.“Paman Skandar ....” Panggil istri dari Skandar itu. Gadis itu bergerak tidak nyaman.“Hemm ....” Skandar masih bergumam pelan, mata pria itu terpejam rapat, dengan seulir senyuman terpulas di wajahnya.“Sepertinya hari sudah mulai siang. Memangnya kita tadi melakukannya berapa lama paman?” tanya Charisa, gadis itu baru saja
Baca selengkapnya
Chapter 20 - Pernyataan Skandar
Di Grand Royal Elyxion ApartmentCanberra, Australia   Skandar Alexander Hemingway, laki – laki itu sedari tadi memang sibuk ditelfon oleh James Bloom, sahabatnya yang mesum itu, hingga ia melupakan untuk sarapan bersama istrinya. Sahabatnya itu protes kepadanya karena pengajuan proposal bisnis miliknya ditolak mentah – mentah olehnya sejak tiga hari yang lalu. Selama itu pula tiap pagi, laki – laki bertubuh tidak terlalu ramping itu menelfonnya dan menganggunya hingga ia kesulitan menikmati sarapannya dengan tenang.“Aku sudah memeriksa proposal pengajuanmu, James. Aku menolaknya.” Skandar sudah menatap garang pada orang yang menelfonnya pagi – pagi seperti ini.“Aku bukan penganut nepotisme, James. Seberapapun dekatnya kita, aku adalah orang yang profesional!” Skandar Alexander Hemin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status