All Chapters of World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist: Chapter 71 - Chapter 80
90 Chapters
Bab 71 :
Seluruh anggota tim terlihat panik. Ini adalah apa yang Odelia takutkan sebelumnya, saat mereka harus melawan seluruh penduduk kota monster Naga. Bagaimana mungkin mereka bisa selamat dari kota ini. “Erlang kamu … dasar bodoh!” teriak Odelia kesal karena dia sudah bertindak sangat ceroboh berani mengambil artifak itu tanpa ijin darinya. “Maaf kapten, tapi saya tidak ingin membagi Artifak ini bersama kalian semua hahaha.” Erlang segera melarikan diri menuju gerbang pintu selatan sendirian. “Erlang tunggu saya,” pinta Dion yang merupakan sahabat karibnya sejak kecil. Tapi Erlang tidak peduli dengan nasib teman-temannya, bahkan kepada Dion sekali pun, dia hanya ingin pergi secepat mungkin dari sana sambil membawa artifak yang akan membuat namanya bersinar. Dalam kondisi panik, beberapa anggota tim m
Read more
Bab 72 :
“Odelia ayo cepat, kalian harus terus bergerak maju ke arah pintu gerbang barat,” teriak Dhika meminta mereka untuk tidak membuang waktu lagi di tempat itu. Dhika tahu saat ini di area altar tengah, mereka pasti akan terdesak oleh rombongan monster Naga yang bergerak ke arah selatan, tapi kalau mereka mampu mencapai area gerbang barat mereka semua pasti bisa selamat. Seluruh anggota tim mengikuti Odelia bergerak maju ke arah gerbang barat dibantu 6 pasukan rumput milik Dhika yang berukuran lebih besar, sementara Dhika bersama pasukan rumputnya yang berukuran lebih kecil menahan laju monster Naga dari barisan belakang. “Angela berikan sinar pelindung kepada anak itu, dia lebih membutuhkannya dari pada saya.” Mengikuti petunjuknya Angela memberikan sinar pelindung kepada Dhika sebelum dia pergi bersama Odelia. “Ifan pergilah, tinggalkan saya, kamu haru
Read more
Bab 73 :
“Erlang tunggu, ayo kita keluar dari dimensi terkutuk ini bersama-sama,” teriak Dion meminta Erlang untuk tidak meninggalkan dia sendirian. Di belakang mereka terlihat Mei Li sedang ikut berlari sekuat tenaga berupaya melepaskan diri dari kejaran para monster Naga yang berjumlah ratusan. Erlang melihat ke arah belakang, dia tahu nasibnya akan sangat buruk apabila dia tidak melarikan diri dari tempat itu sekarang juga. Erlang sudah tidak peduli lagi dengan keselamatan teman-temannya atau pun kehadiran cacing raksasa yang pernah mereka jumpai sebelumnya. Erlang memberanikan diri untuk berlari memasuki area dataran pasir. Saat dia sudah berlari di sekitar area itu, tidak terlihat tanda-tanda getaran yang memperlihatkan eksistensi dari cacing raksasa. Erlang tertawa girang, dia senang karena setelah ditinggal satu malam tidak mendapatkan makanan, caci
Read more
Bab 74 :
Mei Li terus berlari dan berlari. Walaupun tubuh dan napasnya sudah sangat sesak dia tidak mau menghentikan langkahnya. Berhenti sebentar saja bisa berarti kematian baginya, Mei Li tidak ingin itu terjadi, dia lebih memilih mati berjuang untuk hidup dibandingkan dia harus menghentikan langkah kaki menunggu hingga ajal menjemput dia. Tepat seperti apa yang Mei Li pikirkan sebelumnya, saat dia sudah memisahkan diri dengan Erlang sebagian besar rombongan monster Naga tidak mengejarnya lagi, mereka terfokus mengejar Erlang yang membawa artifak mereka. Saat ini tersisa 4 monster Naga beserta 1 kapten yang sedang berlari mengejar dirinya. Monster-monster Naga rupanya bisa bergerak lebih cepat pada saat mereka berjalan di permukaan padang pasir, karena itu Mei Li kembali mengubah keputusannya, dia memilih kembali masuk ke permukaan bebatuan area barat. Mei Li berharap bisa mengecoh mere
Read more
Bab 75 :
“Mei Li, Mei Li.” Suara teriakan Angela terdengar menggema memanggil nama sahabatnya. Angela dan Mei Li adalah teman satu angkatan pada saat mereka pertama kali bergabung dengan guild Demeter. Sudah 3 tahun lamanya mereka berlatih, bermain, dan bertualang bersama. Tentu saja ada perasaan khawatir yang mendalam pada saat Angela mendengar Mei Li terpisah dari rombongan tim. Mei Li sudah beberapa kali membantu Angela saat tahun pertama mereka memasuki pintu portal dimensi. Saat dia merasa takut, Mei Li selalu ada bersamanya untuk memberi dia kekuatan dan semangat. Tanpa Mei Li, Angela tidak mungkin bisa menjadi seorang pemburu monster yang berani seperti hari ini. “Angela, saya ada di sini,” balas Mei Li senang. “Kalian ada di mana?” Mereka terus berlari sambil saling mencari sumber suara yang bersahutan.
Read more
Bab 76 :
“Ayo cepat kita harus bergerak, sepertinya Mei Li benar-benar membutuhkan bantuan kita,” perintah Odelia meminta kepada rekan timnya untuk segera bertindak. James, Lina, Ifan dan 8 anggota tim pendukung mengambil lorong jalan yang kanan sedangkan Odelia mengambil jalan yang kiri. “Mei Li bertahanlah kami akan segera datang sebentar lagi.” Angela tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, tapi dari getaran tadi sepertinya ada ledakan hebat yang baru saja terjadi di dekat mereka. Setelah Odelia dan Angela bergerak cepat hingga melewati lorong gua yang cukup panjang, terdengar di telinga mereka sebuah suara pertarungan. Itu dia, akhirnya mereka berhasil menemukan Mei Li. Saat ini Mei Li sedang bertarung sengit dengan dua ekor monster Naga yang tersisa. Odelia memperhatikan situasi, di sekitar mereka 3 monster Naga
Read more
Bab 77 :
Erlang berlari dengan cepat, tapi para monster Naga di belakangnya pun mengejar lebih cepat. Berbeda dengan Erlang, tubuh bagian bawah monster Naga memang terbentuk secara alami untuk bisa bergerak cepat di medan padang pasir. Tubuh bagian bawah dari monster Naga meliuk-liuk seperti ular derik yang lincah. Sedikit lagi pikir Erlang, sedikit lagi dia harus berlari sekuat tenaga agar dia bisa mencapai pintu portal. Erlang tidak akan pernah menyerahkan artifak kuno itu kembali ke tangan para monster Naga. Artifak milik mereka akan membuat dirinya bergelimpangan dengan harta dan penghargaan. Para monster Naga mulai melemparkan senjata setelah jarak di antara mereka sudah semakin dekat. Berbeda dengan Dion, Erlang adalah seorang warrior yang kuat dan gesit, dia mampu menghindari seluruh senjata lempar milik musuh sambil sesekali memutarkan tombak andalannya untuk
Read more
Bab 78 :
Awalnya hanya ada 5 anggota dari tim pendukung yang melanjutkan pelarian, tapi 3 anggota yang lain pun akhirnya mengikuti, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Odelia. Sudah terlalu banyak anggota tim Odelia yang mati hari ini, mereka tidak ingin menjadi anggota tambahan yang mati akibat kepemimpinan buruk dari Odelia. Odelia pasrah dengan apa yang terjadi, dia tahu kesalahan fatal saat tim mereka bertarung melawan serangan mendadak dari kalajengking raksasa sudah membuat kepercayaan tim kepada dirinya menghilang. Jadi dia tidak ingin mencegah mereka lagi dari usaha untuk menyelamatkan diri. Berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, James, Lina, Angela dan Ifan tetap mengikuti petunjuk Odelia untuk tidak melanjutkan pelarian. Mereka segera menghentikan langkah kaki sambil menatap gelisah ke arah gumpalan tanah besar yang terus bergerak semakin cepat mendekat ke arah
Read more
Bab 79 :
Odelia, Angela, James, Lina, Ifan dan Mei Li tidak sanggup melihat apa yang baru saja terjadi. Setelah melihat kemampuan Dhika, mereka pikir dia sanggup mengalihkan perhatian monster penguasa padang pasir ini. Tapi rupanya apa yang mereka pikirkan salah. Tidak puas dengan apa yang sudah dimakannya, monster itu kembali meneruskan pergerakan ke arah 6 anggota tim pendukung yang tersisa. James bersikeras ingin menolong mereka, tapi Lina segera menahannya. Lina sudah melihat sendiri bagaimana monster ini tidak bisa di sentuh sama sekali oleh kekuatan yang mereka miliki saat ini. Dalam waktu singkat, satu persatu anggota tim pendukung dimakan oleh mulut cacing raksasa itu. Teriakan demi teriakan terdengar histeris ke arah rombongan Odelia yang sampai saat ini masih tidak berani datang untuk memberikan pertolongan. Teror mo
Read more
Bab 80 :
Suasananya sangat mencekam, petir yang menyambar benar-benar tidak terkendali. Petir-petir ini memiliki kekuatan penghancur yang besar. Seandainya saja Erlang berada di sana dia pasti akan hangus terbakar. Erlang menutup kedua telinganya berupaya untuk bertahan dari suara lengkingan nyaring monster itu. “Arggghh, monster sialan, hentikan suara itu.” Erlang menunduk ke tanah, kedua gendang telinganya sekarang bahkan sudah meneteskan darah. “Hentikan suara itu sialannnn!!!” Tepat pada saat Erlang memaki untuk yang terakhir kali, suara lengkingan monster itu terhenti. Monster itu ambruk, menghentikan semua geliat juga percikan kilat yang ada di sekitar tubuhnya. Sambil menahan rasa nyeri, Erlang melihat ke arah monster cacing raksasa. Erlang tidak tahu apa yang membuat monster
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status