Semua Bab MY STEPBROTHER : Crazy, Sexy, Cool: Bab 51 - Bab 60
190 Bab
51. Misteri Xena.
Langkahnya gontai bak seekor macan gurun yang sedang kelaparan. Tatapannya sayu sedikit nanar. Menatap pintu kayu yang masih tertutup rapat. Selepas Xena berpisah dengan Bara gadis itu enggan banyak memberi komentar. Baginya apapun yang dikatakan oleh Bara masih terasa begitu abstrak untuknya saat ini. Bara adalah orang asing untuk Xena, begitu pula sebaliknya, mungkin. Remaja itu baru mengenal Xena beberapa hari berjalan, akan tetapi membeberkan rahasia seperti itu tentu membuat Xena merasa terkejut dan canggung. Gadis itu menghindar. Entah dari tatapan maupun perilaku. Bukan takut, namun lebih pada ketidakpercayaan sebab baginya Bara bukan remaja nakal yang akan melakukan hal sekeji itu.Menghamili seorang gadis yang menjadi teman sebayanya? Gila! Bahkan mencoba untuk mengingatnya saja sudah membuat Xena gila. Dari tatapan Bara dan senyuman remaja itu tak melukiskan sedikitpun tentang kehidupan seorang pelaku kejahatan. Dirinya nampak tenang dan menguasai semuanya. Bisakah,
Baca selengkapnya
52. Teka-Teki Terbaik
Hela menarik kursi kayu yang ada di sisinya. Duduk menatap lantai atas tempat Xena menghilang selepas suara pintu kamarnya rapat ditutup. Gadis itu berpamit selepas mempersilakan Hela masuk ke dalam rumahnya. Menjadikan dirinya sebagai tamu baik yang disambut penuh keramahan oleh si tuan rumah. Xena beralasan ingin mengganti baju dan sebab mulai tak nyaman dengan seragamnya. Toh juga, besok baju itu dipakai lagi 'kan? Xena tak ingin jikalau seragam miliknya kotor dan berdebu. Hela kini mengeluarkan apapun yang ada di dalam totebag bawaannya. Sebuah paket lengkap buah di dalam keranjang kecil untuk Xena senja ini. Bukan tanpa alasan Hela datang kemari, sebab rasa bersalah ada di dalam hati selepas masalah terjadi pada gadis baik itu. Xena bukan tipe gadis yang suka mencari gara-gara, jadi setidaknya ia harus bersikap baik sebab ingin menebus kesalahan yang sudah diperbuat olehnya. Tatapan mata gadis yang begitu anggun dengan kemeja seperempat lengan dan rok pe
Baca selengkapnya
53. Detik Terindah
Jantungnya berhenti berdetak. Tatapan mata indahnya tepat mengarah pada remaja jangkung yang masih melingkarkan rapi tangan berotot pepak miliknya tepat di atas pinggang gadis yang menatapnya lamat-lamat. Abian Malik Guinandra, remaja siyalan yang sukses membuat Xena bak mayat hidup yang tak mampu bergerak sedikitpun sekarang ini. Dari sekian banyak tempat untuk berpelukan dalam posisi intim, mengapa harus di dalam kamar mandi pribadinya? Bahkan jikalau Xena melepas segala pendiriannya dan memutuskan untuk hanyut dan larut masuk ke dalam suasana sekarang ini, tak akan ada yang mengetahuinya. Papa dan mama sedang tak ada di dalam rumah sekarang, juga si tamu baik yang menunggu di luar tentu tak akan pernah menyangka bahwa Malik berada di dalam kamar mandi bersama dirinya. Akan tetapi, cinta Xena kepada Malik tak pernah bisa menggantikan besarnya cinta Xena pada kedua orang tuanya sekarang ini. Xena paham bahwa apa yang dimiliki olehnya amat sangat berharga selepas kepergi
Baca selengkapnya
54. Simbiosis mutualisme
"Maaf gue jadi ganggu lo malam-malam gini." Suara itu memecah keheningan. Matanya kembali fokus pada gadis yang berjalan mendekat padanya sembari membawakan satu nampan berukuran sedang dengan dua gelas sirup manis dan tatanan es balok yang menambah tinggi volume isi gelas itu. Embun mulai membekas di permukaan gelas kala Xena berjalan semakin dekat. Gadis itu hanya tersenyum ringan. Membungkuk sembari meletakkan satu persatu gelas yang ada di atas nampan untuk segera berpindah tangan pada tamu baiknya malam ini Lirikan gadis itu mengarah tepat pada satu keranjang buah segara yang dibawa olehnya. Sejenak diam untuk berpikir apa kiranya yang pantas dilakukan untuk menyambut kedatangan Hela kali ini. Ia tak bisa memasak dan mengolah bumbu juga bahan mentah di dalam kulkas, hanya bisa memasak ramen atau mie pedas dengan potongan cabai rawit dan telur mata sapi di atasnya. Xena hanya belajar bagaimana menyajikan telur setengah matang tanpa ada tingkat ke-gosong-an yang merus
Baca selengkapnya
55. Kalimat Terindah
Xena menatap gagang pintu kayu di depannya. Ia sudah memanggil nama saudara tirinya dari luar, sesekali menjeda dengan diam membisu untuk memberi celah bagi Malik menjawabnya. Akan tetapi, nihil hasil yang ia dapatkan. Malik tak menjawab panggilannya sepatah katapun. Bahkan tak terdengar suara yang menyela dari dalam kamar Xena. Malik sudah pergi? Entahlah. Jikalau diputar kembali sebelum Xena kembali ke kamarnya dan sebelum Hela pergi dari rumahnya sebagai tamu baik yang berkunjung membawa buah tangan, gadis itu belum melihat Malik pergi dari ruang kamarnya. Pintu masih rapat tertutup. Suasana hening tak ada suara bak kota mati tak berpenghuni. Satu pertanyaan muncul di dalam kepala gadis itu sekarang, Malik pergi atau Malik tertidur? Di kamarnya?!Ia memutuskan untuk membuka pintu kamarnya secara perlahan. Celah yang diciptakan cukup untuk memberi ruang kedua bola matanya untuk masuk mengintip suasana kamarnya. Ya, kalau Malik hanya tertidur dengan posisi normal dan nyaman.
Baca selengkapnya
56. Malam, Kekasih Hati.
Di dunia ini ada dua kasih sayang yang paling diharapkan oleh seorang perempuan dari seorang laki-laki. Kasih sayang tulus sebagai seorang kekasih hati dan kasih sayang tulus yang diberikan oleh seorang sahabat yang tak pernah lekang oleh waktu. Nea menginginkan jenis kasih sayang yang pertama dari seorang Daffa Kailin Lim. Remaja yang sudah menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun itu tak pernah berubah sekalipun. Ia selalu ada kala Nea membutuhkannya. Penuh dengan kasih sayang dan kehangatan yang selalu saja diberikan dirinya untuk Nea. Malam ini, Nea berpindah tempat kursus belajar. Tak lagi ada di tempat lamanya sebab ibunya ingin menempatkan sang putri semata wayang di tempat yang lebih layak dan lebih berkualitas dari sebelumnya. Selepas menyelesaikan belajarnya, sang kekasih sudah berada di depan gerbang tempat dirinya berada. Menunggu Nea dengan penuh kesabaran di tengah dinginnya hawa malam yang berembus. Gadis itu terdiam sejenak kala netranya menatap perawakan
Baca selengkapnya
57. Takdir Baik Untuk Orang Baik
Pagi yang cerah datang bersama agungnya sinar mentari yang turun menghangatkan bumi. Langkah gadis berambut panjang yang tergerai tepat di atas punggungnya itu tegas membelah trotoar jalanan untuk sampai di tempat tujuannya, halte bus sisi jalanan. Bukan hal yang aneh lagi untuk Xena mengingat dirinya adalah gadis yang akan selalu menyambangi halte bus kala berangkat juga pulang dari sekolah. Jika Nea adalah gadis beruntung sebab mempunyai seorang kekasih baik seperti Daffa Kailin Lim yang akan selalu menemaninya kalau berangkat dan pulang sekolah, Xena Ayudi Bridella adalah kebalikan dari itu semua.Sendiri tak pernah ada yang menemani kalau berangkat sekolah. Duduk berjajar dengan orang asing memang terkadang membuat Xena tak nyaman, sebab was-was akan datang kalau ia duduk berdampingan dengan seorang pria aneh yang terlihat kasar, kotor, dan menyeramkan. Namun, jikalau seorang wanita, gadis baik, atau nenek paruh baya yang menemaninya Xena terkadang berbagi cerita pasal ber
Baca selengkapnya
58. Kejutan Dari Semesta
Dersik membisik. Indah nan damai membelai permukaan kulit dua gadis berbeda usia yang kini duduk di bangku panjang sisi taman kota dekat halte bus. Xena terus melirik gadis muda berseragam putih dan biru tua yang kini menyeruput susu kotak yang diberikan Xena untuk dirinya. Selepas membersihkan darah dan memberikan 'bantuan pertama' untuk gadis itu, Xena membawanya kemari. Lelah dirasa tentunya. Gadis itu adalah korban buli yang baru saja dibantu olehnya. Ia tak tahu kalau kehidupan anak sekolah menengah pertama begitu mengerutkan dan mengerikan untuk di pandang. Bagaimana bisa seorang anak dibawah umum melakukan pembulian terhadap teman sebayanya seperti ini?"Mereka teman kamu?" Xena bertanya dengan nada lirih. Kini menatap dengan benar gadis berambut pekat yang diikat menjadi satu di belakang kepalanya. Ia menoleh pada Xena. Tersenyum ringan kemudian menggeleng singkat. Melepaskan sedotan yang masuk ke dalam celah bibirnya lalu ber-ah ringan guna mengekspresikan
Baca selengkapnya
59. Rasa Yang Sederhana
Langkah kaki berlari dengan kecepatan ringan menyusuri setiap sudut demi sudut lapangan rumput yang ada di tengah bangunan sekolah. Jarum jam kian tegas menua. Detik dan menitnya terus saja bertambah bersama sengatan sinar mentari yang kian kuat menyorot turun mengenai permukaan bumi. Xena mengeluh. Sesekali menghela napasnya kasar sembari mengusap keringat yang turun dari celah pelipis kepalanya. Jikalau saja ia tak berhenti dan menolong Bela, dirinya akan duduk nyaman di dalam kelas sembari mendengarkan dongeng di pagi hari perihal perjuangan penjajah untuk meruntuhkan negaranya. Xena menyesal, sedikit mungkin. Sebab baiknya dibayar begini oleh semesta. Dirinya dihukum sebab terlambat satu jam penuh putaran jarum menyusuri angkanya. Siang semakin lekat dengan hawa panas dan suasana yang menyepi sebelum sampai waktu istirahat dimulai kembali.Gadis itu sigap menarik karet rambut yang ada di dalam saku seragam yang Xena kenakan sekarang ini. Sigap mengikat rambut panjang denga
Baca selengkapnya
60. Kalimat Baik Dari Orang Baik
Dersik membisik. Suasana pagi yang cerah begini tak semua orang menyukainya. Xena membenci panas yang menyengat. Baik di jam-jam masih bisa dibilang pagi begini atau kalau tengah hari datang menyapa nanti. Xena membenci gerah, ia tak suka kalau tubuhnya berkeringat banyak seperti ini. Itulah alasannya ia terus saja menghela napas kasar sembari mengibaskan kerah seragam putih abu-abu yang dikenakan oleh Xena hari ini. Gadis itu melirik Bara yang terkesan diam dan tenang. Tetes butiran keringat mulai membasahi kedua sisi pelipis remaja jangkung itu. Tak ada percakapan di antara keduanya dalam sesaat. Hanya menyisakan hening dengan menikmati semilirnya bayu yang berembus. Bel nyaring mulai terdengar memekakkan telinga. Menyita perhatian Xena yang kini menoleh tepat mengarah ke semua bagian pintu kelas yang meramai.Gadis itu kembali menghela napasnya. Ramai tak disukai oleh Xena. Apalagi kalau keadaannya sedang kacau begini. Rambutnya berantakan sebab ia mengikatnya alakadar tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status