All Chapters of MY STEPBROTHER : Crazy, Sexy, Cool: Chapter 31 - Chapter 40
190 Chapters
31. Rasa Yang Tak Bertuan
Xena menatap remaja jangkung yang ada di depannya. Tak acuh pada Nea, si teman sebangku yang masih sibuk memainkan pena hitam di dalam genggamannya. Gadis itu bimbang. Apa yang dikatakan Nea sebelum mereka datang dan masuk kembali ke dalam kelas untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Apa yang dikatakan oleh Nea sukses menjadi beban pikiran untuk Xena. Mengetahui fakta bahwa sang saudara tiri begitu memperdulikannya tentu menjadi tamparan tersendiri untuk seorang gadis cantik bermata mirip indahnya kacang almond itu. Dalam peringai yang ditunjukkan oleh Malik untuknya, remaja itu tergolong remaja yang tak acuh. Tak banyak memperhatikan Xena kalau sudah masuk ke dalam lingkungan sekolah. Bukan sebab Malik yang menginginkannya, akan tetapi ia hanya mengikuti perjanjian yang disepakati remaja itu bersama sang saudara tiri, Xena Ayudi Bridella."Menurut lo Daffa beneran bohong sama gue?" Nea menyela. Memecah fokus gadis yang ada di sisinya untuk menoleh dan menanggapi kalim
Read more
32. Persona Rasa
Langkahnya gontai menyapu jalan setapak yang menjadi alas pijakannya saat ini. Kelas telah usai, perjalan pulang pun sudah ditempuh gadis itu tanpa ada keraguan sedikitpun, kini saatnya ia menyambangi rumah tercinta. Dalam harap yang akan menyambutnya kali ini adalah sang mama atau kalau tak beruntung, boleh lah sang papa yang tersenyum membukakan pintunya. Mengingat ini adalah hari terakhir sebelum akhir pekan datang menyapa. Memungkaskan segala aktivitas dan lelah yang menjadi rutinitas warga Kota Jakarta dalam menjemput kehidupan dan mengikuti alur garis kehidupan.Xena melepas sepatunya. Melemparnya asal tak tentu arah dan tempatnya, yang terpenting untuk Xena sepatu lusuh itu pergi dari hadapannya sekarang. Masa bodoh dengan kemana perginya sepatu itu selepas ia melemparnya."Lo baru balik?" Seseorang menyela. Selepas pintu gerbang ditutup rapat kembali, perawakan tubuh jangkung berseragam cokelat muda identik dengan yang digunakan oleh Xena tertangkap jelas oleh se
Read more
33. Dersik Berbisik
Suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu di atas permukaan piring kini mulai samar terdengar. Suasana sepi mulai surut, selepas Arjuna --sapaan nama untuk papa tiri dari Xena-- memecah keheningan. Selepas menyeka bibirnya dengan tisu, ia memanggil lirih nama kedua anaknya. Menarik fokus Xena yang baru saja ingin mengambil buah untuk mencuci mulutnya juga membuat Malik, remaja yang duduk di depan Xena ikut menoleh.Keduanya saling tatapan dalam sepersekian detik. Entah mengapa suasana terasa sedikit tegang selepas suara berat sang papa menginterupsi. Wajah sang mama tak lain tak bukan terlihat begitu berat. Tatapannya menghindari dari sang putri juga sang putra yang duduk di sisinya. Ada hal yang penting, itulah yang terbesit di dalam benak Xena juga Malik malam ini."Ada apa, Pa?" Malik mencoba untuk menyela. Tak sabar sebab papanya terlalu banyak mengulur waktu "Jadi begini," tutur Arjun menjeda dengan helaan napas besar. Menggulung tisu yang ada
Read more
34. Pagi Yang Membingungkan
Xena membuka matanya perlahan. Fajar kembali menyapa sesaat setelah senja lelah dengan tugasnya. Malam gelap pergi, rembulan tidur, dan mentari tersenyum untuk menggantikannya. Gadis bertubuh standar itu menggeliat ringan. Mendesah kasar kala tubuhnya bebas berguling di atas ranjang pribadinya. Ia melirik jam kecil di atas meja kayu di sisi ranjang empuk milik tempatnya meleburkan segala lelah kalau larut malam datang. Sudah siang. Tentu, kalau libur di hari Sabtu dan Minggu gadis bernama lengkap Xena Ayudi Bridella itu selalu sengaja untuk bangun lebih siang. Mengapa? Akan dijelaskan oleh Xena setelah ini. Perlahan tubuh lemah itu bangkit dari tidurnya. Jari jemarinya dengan kuku runcing bercat merah gelap itu mengucek-ngucek kasar kedua matanya yang m
Read more
35. Hari Yang Berat
"Malik, Xena." Suara berat menyela di tengah keheningan yang membentang. Dua remaja yang awalnya saling tatap itu kini menoleh bergantian. Tatapan mereka mengarah tepat pada paras tua seorang laki-laki yang duduk di ujung meja makan. Seakan rapat penting akan segera dilaksanakan sekarang ini."Ada acara hari ini?" lanjut Arjun kala dua anaknya sudah memberi fokus untuknya. Xena terdiam sejenak, ditatapnya remaja jangkung yang duduk tepat di sisi Xena. Untuk Xena tentunya ia tak ada janji temu juga acara yang mengharuskan dirinya keluar dari rumah, namun entah untuk saudara tirinya yang kembali menyendok nasi goreng dan terkesan tak acuh dengan kalimat tanya yang dilontarkan ol
Read more
36. Tentang Rahasia
Mobil silver itu kembali melaju di jalanan. Kali ini dengan kecepatan yang sedikit bertambah setiap menitnya. Xena melirik sekilas saudara tirinya yang berkelakuan aneh secara tiba-tiba. Seakan-akan mendapat firasat buruk terhadap keberadaan temannya itu. Xena bahkan tak tahu mengapa dirinya harus berada di tempat ini sekarang. Malik menyeretnya masuk untuk ikut serta ke dalam dunia anehnya tanpa memberi penjelasan dan pengarahan pada Xena. Jikalau benar tak bisa, setidaknya Malik cukup memberi interuksi pada Xena perihal apa-apa yang harus dilakukan oleh Xena sekarang ini.Jujur saja, Xena panik! Sangat panik!  Hatinya panas sekarang ini. Melihat Malik melajukan mobil dengan kecepatan yang tak bisa dibilang pelan dan santai dengan ekspresi wajah mengerikan seperti itu. Selama hidup menjadi saudara tiri Malik, Xena tak pernah sekalipun melihat Malik semarah ini."Ga usah ngebut." Xena menyela di tengah keheningan sejenak menoleh pada Malik yang masih kokoh dalam dia
Read more
37. Senandika
Xena membuka matanya perlahan. Ia menatap jauh punggung Malik yang berjalan tanpa ragu untuk menghampiri temannya. Gadis itu kini menggeleng cepat. Tidak! Dirinya tak bisa menjadi penoton dalam adegan ini. Ia tak mungkin membiarkan Malik meregang nyawa sia-sia untuk orang asing yang tak pernah Xena tahu ada di dalam kehidupan seorang Abian Malik Guinandra. Remaja itu banyak menyimpan rahasia dari Xena. Terdengar curang memang. Sebab apapun yang dialami, dirasakan, bahkan yang dilakukan Xena selalu diketahui oleh Malik. Katakan saja seperti secuil fakta tak berguna dari seorang Xena Ayudi Bridella saja Malik mengetahui itu. Namun, apa ini? Merasa dikhianati oleh saudara tirinya sendiri memang ada dan terbesit di dalam benak Xena. Akan tetapi bukan sekarang saatnya untuk menghakimi saudaranya itu. Malik sedang berjuang untuk menyelamatkan dirinya dan teman baiknya.Xena melepas sabuk pengamannya. Dengan ragu tangannya membuka pintu mobil.Haruskah ia melakukan
Read more
38. Zain, Remaja Baik Yang Misterius
Mobil yang dikendarai oleh Malik menepi. Menunggu seorang gadis untuk datang selepas pergi berpamit membelikan obat untuk luka Zain. Malik sudah melarangnya. Dengan tegas memberi perintah pada Xena untuk tetap diam dan mengikuti interuksi dari Malik selanjutnya. Namun, Xena terlanjur merajuk. Bukan hanya pasal remaja sialan itu sudah membuatnya berdusta pada kedua orang tua Xena, namun juga pasal Zain dan segala kegilaan yang terjadi beberapa waktu lalu. Xena membenci Malik, saudara tirinya. Mendengarkan dan menuruti perintah Abian Malik Guinandra adalah hal mustahil untuknya selepas amarah membakar seluruh jiwa baik yang ada di dalam dirinya.Pintu mobil diketuk. Sepersekian detik kemudian seseorang menariknya dari luar. Bukan masuk menjadi pendamping Malik yang duduk di kursi depan, namun masuk memilih duduk di kursi belakang tetap sejajar dengan Zain yang masih menyandarkan kepalanya lemas.Xena melirik saudara tirinya. Jelas terekam di dalam lensa pekat milik Malik,
Read more
39. Gundah dan Gulana
Zain memberi interuksi. Menunjuk ke depan dan memberi perintah pada Malik untuk segera menepikan mobilnya. Tak ada obrolan yang berarti di antara ketiganya. Hanya saling diam sembari mendengarkan alunan musik pop yang memecah keheningan. Sekarang saatnya, Zain turun dari dalam mobil. Remaja itu melirik Xena yang masih mencoba untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Jujur saja, Xena tak tahu kalau ada daerah seperti ini di ibu kota.  Yang ditahu olehnya, ibu kota itu sangat sibuk dan padat. Bangunan pasti akan berjajar memenuhi lahan. Hiruk-pikuk suasana penghuni lingkungan juga akan terasa begitu mengganggu kalau siang menghadang menjelang sore datang begini. Akan tetapi, selepas Zain 'membawa' tubuhnya kemari, ia tahu bahwa banyak rahasia yang disimpan ibu kota darinya. Seperti tempat nyaman dan sepi seperti sekarang ini."Thanks karena udah nganter gue." Zain kembali menyela. Menatap Malik yang hanya mengangguk sembari menatap dari pantulan cermin keci
Read more
40. Bayangan Harapan
Xena mematung. Sembari mengaduk-aduk mie kuah yang dibelikan oleh saudara tirinya, gadis itu mendesah kasar. Ada rasa aneh yang kini menyelimuti di dalam dirinya. Seakan sesuatu baru saja terjadi dan mengubah sistem dinamika kehidupan Xena. Jika ditelisik dengan benar, tak akan ada yang berubah. Xena tetaplah Xena. Juga untuk Malik tetaplah Abian Malik Guinandra, saudara tirinya yang amat sangat menyebalkan. Gadis itu tak tahu, jikalau sang saudara tiri menyimpan banyak rahasia dengan duka yang menjadi temanya. Selepas kepergian Zain dalam keadaan seperti itu ada rasa bersalah yang bersarang di dalam hati Xena. Bukan sebab memaki dan mengumpat, toh juga Zain memang perlu dibegitukan agar ia tau apa itu kata terimakasih. Rasa bersalah itu sebab dirinya tak mencegah Zain pergi sebelum benar mengobati luka yang ada di atas tubuh remaja itu."Lo masih marah sama gue?" Malik menyela. Sukses membuat Xena mendongak dan memberi tatapan padanya. Gadis itu kasar melepaskan sendok dan g
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status